Anda di halaman 1dari 4

Nama

: Anik Isnaini

Kelas

: 7A Alih Program

No. Absen

: 08

Akuntansi Instrumen Derivatif


A. Pengertian Derivatif
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan menghadapi berbagai macam
risiko. Risiko ini dapat terjadi karena berbagai hal, misalnya perubahan tingkat bunga,
harga saham, harga minyak, atau kurs mata uang asing. Untuk mengurangi risiko
tersebut, perusahaan menggunakan instrumen keuangan yang disebut derivatif.
Pengertian instrumen derivatif menurut PSAK adalah instrumen keuangan atau
perjanjian lainnya yang memiliki tiga karakteristik sebagai berikut:
a. Memiliki:
1. Satu atau lebih variabel pokok yang mendasari (underlying); dan
2. Satu atau lebih jumlah nosional (notional amount) atau syarat pembayaran atau
keduanya
b. persyaratan perjanjian tidak memerlukan investasi awal bersih (initial net
investment), atau memerlukan investasi awal bersih yang lebih kecil dibandingkan
dengan jumlah yang dibutuhkan oleh jenis perjanjian lainnya yang diperkirakan akan
menghasilkan efek yang sama terhadap perubahan dalam faktor-faktor pasar; dan
c. persyaratan perjanjian mengharuskan atau memungkinkan penyelesaian sekaligus,
atau instrumen derivatif dapat segera diselesaikan dengan saran terpisah di luar
perjanjian tersebut, atau persyaratan perjanjian mengakibatkan penyerahan aktiva
sehingga penyelesaian secara substansial tidak berbeda dengan net settlement
Variabel pokok adalah tingkat bunga, nilai surat berharga, harga komoditi, kurs valuta
asing, indeks harga atau kurs, atau variabel penentu lainnya. Variabel pokok berupa harga
atau tingkat bunga suatu aktiva atau kewajiban tetapi bukan aktiva atau kewajiban itu
sendiri. Sedangkan Jumlah nosional merupakan suatu jumlah dalam unit valuta, saham,
dan atau satuan unit lainnya yang disebutkan dalam perjanjian."

Dalam pembahasan akuntansi instrumen derivatif ini, kita akan membahas tiga jenis
derivatif, antara lain:
1. Forward contract
Forward contract adalah suatu persetujuan antara dua belah pihak untuk menjual atau
membeli suatu aset (atau bentuk apapun juga) di suatu waktu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Oleh karena itu, tanggal penjualan dan tanggal penyerahan barang
dilakukan berbeda.
2. Opsi
Kontrak opsi memberikan hak, bukan kewajiban, kepada pemegangnya untuk
melakukan tindakan tertentu. Terdapat dua jenis opsi, yaitu opsi beli (call option) dan
opsi jual (put option).
3. Swap
Merupakan suatu instrumen derivatif, di mana terdapat dua pihak saling
mempertukarkan suatu aliran arus kas dengan aliran arus kas lainnya. Aliran ini
disebut "kaki" dari swap. Nilai swap ini adalah dihitung berdasarkan suatu nilai
absolut atau notional amount yaitu suatu nilai nominal yang digunakan untuk
menghitung pembayaran terhadap suatu swap dan produk manejemen risiko lainnya
dimana nilai ini bukan suatu nilai yang sesungguhnya (absolut).
B. Pengguna Instrumen Derivatif
Munculnya derivatif merupakan dampak dari kebutuhan para pelaku bisnis, yang disebut
dengan istilah Pengguna Pasar Derivatif, yang terdiri dari:
1. Produsen dan Konsumen
Produsen dan konsumen menggunakan derivatif untuk melindungi harga.
Misalnya PT.A sebagai produsen kentang. Harga kentang saat ini sedang tinggi. PT.A
membutuhkan waktu 2 bulan untuk berproduksi. Untuk menghindari penurunan
harga, PT.A membeli forward contract dimana disepakati untuk menjual dengan harga
pasar saat ini untuk penjualan 2 bulan yang akan datang.
Disisi lain, PT.B adalah konsumen, yang akan membeli

kentang dua bulan

mendatang. Untuk menghindari kenaikan harga kentang, PT.B membeli forward


contract dimana disepakati untuk membeli dengan harga pasar saat ini.
2. Spekulator dan Arbitraser
Yang termasuk speculator adalah para peserta yang aktif dalam perdagangan
futures dan options untuk mendapatkan keuntungan karena adanya pergerakan harga.
Kelompok ini terdiri dari pengelola dan berjangka pelanggan besar dan kecil pada

perusahaan efek, pedagang harta benda di bank komersial, dan perusahaan efek.
Seorang speculator di dalam perdagangan kontrak berjangka mempunyai satu tujuan,
yaitu mendapatkan keuntungan (profit) dari keberhasilannya mengantisipasi
pergerakan harga.
Arbitrase adalah praktik untuk memperoleh keuntungan dari perbedaan harga
yang terjadi di antara dua pasar keuangan. Arbitraser adalah orang yang menjalankan
praktik arbitrase.
C. Prinsip Dasar Akuntansi Derivatif
Perusahaan menggunakan prinsip dasar berikut dalam pencatatan akuntansi transaksi
derivatif:
1. Mencatat derivatif pada laporan keuangan sebagai aset dan kewajiban
2. Menyajikan pada nilai fair value
3. Mencatat gain atau loss pada income apabila transaksi derivatif karena tujuan
spekulasi
4. Mencatat gain atau loss dengan cara yang berbeda apabila transaksi derivatif
karena tujuan melindungi nilai yang akan dibahas lebih lanjut.
Instrumen Keuangan Derivatif (Spekulasi)
Untuk mengukur dan melaporkan transaksi derivatif untuk tujuan spekulasi, kita
akan membahas transaksi derivatif yang nilainya bergantung pada harga pasar saham
perusahaan tertentu. Suatu perusahaan dapat mengakui gain dari kenaikan nilai saham
perusahaan dengan menggunakan instrumen derivatif, misalnya call option. Call option
memberikan hak kepada suatu perusahaan untuk membeli saham pada harga yang sudah
ditentukan. Harga inilah yang disebut dengan strike price atau exercise price, Sedangkan
uang yang dikeluarkan untuk membeli opsi ini disebut option premium.
Option premium terdiri dari dua nilai, yaitu nilai intrinsik (intrinsic value) dan
nilai waktu (time value). Intrinsic value adalah selisih antara harga pasar dan harga strike
yang telah ditentukan pada waktu tertentu. Time value mengacu pada nilai opsi. Time
value mencerminkan kemungkinan bahwa opsi memiliki fair value melebihi
0.Perusahaan akan melakukan pencatatan gain atau loss yang terjadi karena perubahan
intrinsic value dan time value ke dalam nilai income.
D. Derivatif Lindung Nilai

Perusahaan dapat menggunakan instrumen derivatif untuk mengurangi dampak


negatif akibat perubahan tingkat bunga atau perubahan kurs mata uang asing.
Penggunaan derivatif semacam ini disebut Lindung Nilai atau Hedging. IFRS mencatat
akuntansi untuk dua bentuk hedging, yaitu fair value hedging dan cash flow hedging.
1. Fair Value Hedging
Dalam fair value hedging, perusahaan menggunakan derivatif untuk melindungi nilai
atas risiko perubahan nilai wajar aset atau kewajiban yang diakui atau komitmen yang
belum diakui. Perusahaan biasanya menggunakan beberapa jenis fair value hedge,
antara lain:
a. Interest rate swap
b. Put option
2. Cash Flow Hedging
Digunakan untuk melindungi nilai eksposur risiko arus kas, yang dihasilkan dari
banyaknya variabel arus kas. Perusahaan mencatat cash flow hedging sebagai berikut:
a. Nilai wajar pada laporan posisi keuangan.
b. Keuntungan atau kerugian di ekuitas, sebagai bagian dari pendapatan
komprehensif lain.

Anda mungkin juga menyukai