DAN
TATA CARA PERPAJAKAN
KEWAJIBAN PERPAJAKAN
PEMBUKUAN & PENCATATAN
Badan
Wajib
Pembukuan
Omset
WP Usaha/ ≥ 4.8M
Pekerjaan
Bebas Omset
< 4.8M
OP Wajib
Pencatatan
Karyawan
Pembukuan
itikad baik
Keadaan sebenarnya
di Indonesia
huruf latin,
angka Arab,
SYARAT mata uang rupiah,
bahasa Indonesia
taat asas
Taat metode
pembukuan
harta, kewajiban,
modal, penghasilan,
biaya, penjualan,
pembelian
Pencatatan
teratur
secara kronologis
Keadaan sebenarnya
huruf latin,
angka Arab,
mata uang rupiah,
bahasa Indonesia
SYARAT
menggambarkan
peredaran bruto
masing-masing
jenis/tempat usaha
CASE
PEMBUKUAN
USKP-B
Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan, kecuali ….
a. WP Badan,
b. WP OP yang melakukan kegiatan usaha omset > 4,8 M,
c. WP OP bekerja pada satu pemberi kerja,
d. WP OP yang melakukan pekerjaan bebas omset >4.8 M.
Wajib Pajak
OP Usaha/ Ph Sewa?
sebagai SPT Th OP
Pekerjaan SPT Masa 4(2)
Pembayar SPT Masa 25
Bebas Setor sendiri
Pajak
Ph Sewa?
OP
SPT Th OP SPT Masa 4(2)
Karyawan
Setor sendiri
WITHHOLDING PPh
OP Usaha/
Wajib Pajak Pekerjaan SPT Masa 21
sebagai Bebas
Pemotong/
Pemungut OP Karyawan
SPT Masa
Bendahara,
SPT Masa 21 22/23/26/
WP tertentu
4(2)/15
PEMBAYARAN/PENYETORAN
Self
Pembayaran
Assessment
Kewajiban
PPh
Withholding
Penyetoran
Wajib Pajak Assessment
/PKP
/Pemungut
PKP Pembayaran
Kewajiban
PPN
Pemungut Penyetoran
Surat Setoran Pajak (SSP)
Fungsi SSP
- Sebagai sarana untuk membayar pajak
- Sebagai bukti dan laporan pembayaran pajak
Badan: Obyek
SPT Tahunan Withholding? PKP?
SPT Masa 25 SPT Masa SPT Masa PPN
SPT Masa 21 23/26/15/4(2)
pengkreditan PM
Bagi mempertanggungja
Pemotong/ wabkan pajak yang
Pemungut dipotong/dipungut
Tata Cara Pelaporan
TATA langsung
CARA
pos dengan bukti
pengiriman surat
cara lain
jasa ekspedisi atau
kurir dengan bukti
pengiriman surat
e-Filling melalui
Penyedia Jasa
Aplikas (Application
Service Provider)
Batas Waktu Pelaporan
CASE
SPT
USKP-A
Saat ini bagi Pengusaha Kena Pajak, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang kurang dibayar
dalam suatu Masa Pajak Harus disetor...
a. Paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir
b. Paling lama 15 hari setelah Masa Pajak berakhir
c. Paling lama akhir bulan berikutnya sebelum SPT disampaikan
d. Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir sebelum SPT disampaikan.
SPT
USKP-A
Saat ini bagi Pemotong Pajak, Pajak Penghasilan (PPh 23,26, PPh pasal 4 ayat 2) yang
kurang dibayar dalam suatu Masa Pajak Harus disetor...
a. Paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir
b. Paling lama 15 hari setelah Masa Pajak berakhir
c. Paling lama akhir bulan berikutnya sebelum SPT disampaikan
d. Paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir sebelum SPT disampaikan.
Ch.5. PEMBETULAN & PENGUNGKAPAN
Pengungkapan Pengungkapan
Penghentian
Pembetulan Ketidakbenaran Ketidakbenaran
Penyidikan
Pengisian SPT Perbuatan
Pembetulan Himbauan
SPT DJP
SKP/
Keputusan/Putusan
Pasal 8 Ayat (1) UU KUP:
Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat
Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan
tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan
pemeriksaan.
Pasal 8 Ayat (1a) UU KUP:
Dalam hal pembetulan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan Surat
Pemberitahuan harus disampaikan paling lama 2 (dua) tahun sebelum
daluwarsa penetapan.
Ketetapan/Keputusan/Putusan
Tahun 2020 diterbitkan SKP PPh tahun pajak 2017 yang menyatakan rugi fiskal
sebesar Rp 70 Juta. Berdasarkan SKP tersebut, perhitungan SPT 2018 menjadi:
Penghasilan Neto Rp. 200.000.000
Rugi menurut SKP tahun 2007 Rp. 70.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp. 130.000.000
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN
Pengungkapan
Dalam Proses Laporan
Ketidakbenaran
Pemeriksaan Tersendiri
Pengisian SPT
Pengungkapan
Ketidakbenaran
Pengungkapan
Sebelum Proses Pernyataan
Ketidakbenaran
Penyidikan Tertulis
Perbuatan
PEMBETULAN
CASE
PEMBETULAN
USKP-A
Wajib Pajak bermaksud melakukan pembetulan SPT Masa PPN masa Februari 2018
yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak. Pembetulan tersebut dapat
dilakukan sepanjang belum dilakukan pemeriksaan dan paling lambat diajukan pada...
a. Akhir Februari 2020;
b. Akhir Februari 2021;
c. Akhir Desember 2019;
d. Akhir Desember 2020.
Pasal 8 ayat (1a) UU KUP : Dalam hal pembetulan SPT menyatakan rugi atau lebih
bayar, harus disampaikan paling lama 2 tahun sebelum daluwarsa penetapan.
PEMBETULAN
USKP-B
Tengah dilakukan pemeriksaan bukti permulaan yaitu WP memperlihatkan pembukuan
palsu untuk pengisian SPT PPh Badan tahun 2019 dengan kerugian negara sebesar Rp
1 milyar. Pada saat pemeriksaan, WP mengakui kesalahannya dan berupaya agar tidak
dilanjutkan ke penyidikan. Mana pernyataan di bawah ini yang benar...
a. WP dapat mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya disertai pelunasan
kekurangan pembayaran pajak ditambah sanksi denda Rp 1,5 milyar
b. WP dapat mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya disertai pelunasan
kekurangan pembayaran pajak ditambah sanksi denda Rp 4 milyar,
c. WP dapat mengupayakan persetujuan Menkeu untuk kepentingan penerimaan
disertai pelunasan kekurangan pajak ditambah sanksi denda Rp 4 milyar
d. Pemeriksaan bukti permulaan tetap dilanjutkan ke penyidikan meskipun WP
dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya
Pasal 8 ayat (3) UU KUP : ... tidak akan dilakukan penyidikan, apabila WP dengan
kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya disertai pelunasan
kekurangan pembayaran pajak beserta sanksi denda 150%.
KOMPENSASI
RESTITUSI
KOMPENSASI
tepat waktu
menyampaikan SPT
tidak mempunyai
tunggakan pajak
WP
Kriteria Tertentu diaudit KAP
dengan opini WTP
tidak pernah dipidana
karena tindak pidana
perpajakan
WP
OP Usaha LB <= 10 Juta
Persyaratan
Tertentu
Go Public
40% saham di BEI
PPN atas perolehan Barang Bawaan dari Toko Retail yang sudah dibayar oleh
Orang Pribadi dapat dikembalikan atas permintaan Orang Pribadi tersebut.
Pengembalian dilakukan dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada Toko
Retail dan menunjukkan Paspor Luar Negeri yang dipegangnya.
Toko Retail harus menerbitkan Faktur Pajak Khusus yang berfungsi sebagai
surat permohonan pengembalian PPN.
Permintaan pengembalian dilakukan pada saat Orang Pribadi meninggalkan
Indonesia dan disampaikan kepada DJP melalui Kantor DJP di bandar udara.
RESTITUSI
CASE
RESTITUSI
USKP-A
Wajib Pajak yang dapat memperoleh hak pengembalian pajak lebih dahulu dengan
penerbitan SKPPKP tanpa melalui pemeriksaan adalah Wajib Pajak ….
a. Dengan kriteria tertentu saja,
b. Yang memenuhi persyaratan tertentu saja,
c. Dengan kriteria tertentu dan Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan tertentu,
d. Orang Pribadi Pengusaha Tertentu.
USKP-A
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak atas kelebihan pembayaran pajak dalam
suatu Masa Pajak atau Tahun Pajak adalah ....
a. Hak bagi setiap Wajib Pajak yang berisiko rendah yang diberikan setelah
dilakukan penelitian
b. Hak bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu yang diberikan setelah dilakukan
penelitian
c. Hak bagi setiap Wajib Pajak yang berisiko rendah yang diberikan setelah
dilakukan pemeriksaan
d. Hak bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu yang diberikan setelah dilakukan
pemeriksaan.
Pasal 17C ayat (1) UU KUP : DJP setelah melakukan penelitian atas permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak dengan kriteria tertentu,
menerbitkan SKPPKP paling lama 3 bulan untuk PPh dan 1 bulan untuk PPN.
RESTITUSI
Pasal 17C ayat (1) UU KUP : DJP setelah melakukan penelitian atas permohonan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak dari Wajib Pajak dengan kriteria tertentu,
menerbitkan SKPPKP paling lama 3 bulan untuk PPh dan 1 bulan untuk PPN.
TOPIK KHUSUS
WAKIL DAN KUASA WAJIB PAJAK
Wakil WP tersebut bertanggung jawab secara pribadi dan atau secara renteng
atas pembayaran pajak yang terutang, kecuali apabila wakil WP dapat
membuktikan dan meyakinkan bahwa dalam kedudukannya, menurut
kewajaran dan kepatutan, tidak mungkin dimintai pertanggungjawaban atas
pajak yang terutang tersebut.
Wakil Wajib Pajak
Yang dimaksud dengan “kuasa” adalah orang yang menerima kuasa khusus dari
WP untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan tertentu dari
WP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Karyawan dapat menerima kuasa dari Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib
Pajak badan sepanjang merupakan karyawan tetap dan masih aktif yang
menerima penghasilan dari Wajib Pajak, yang dibuktikan dengan daftar
karyawan tetap yang dilakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dalam
SPT Masa PPh Pasal 21 yang telah dilaporkan
Ketentuan Kuasa Wajib Pajak