PT. NYAMAN merupakan Wajib Pajak Badan yang bergerak dalam bisnis perdagangan furniture yang
berdomisili di Jepara.PT. NYAMAN menjadi importir dan telah memiliki Angka Pengenal Impor (API). Data
laporan keuangan tahun 2009 adalah sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
Keterangan Tambahan :
PT. RAFI bergerak dalam bisnis perdagangan Kain Batik yang merupakan Wajib Pajak Badan yang berdomisili
di Pekalongan. Data laporan keuangan tahun 2009 adalah sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
Penjulan 1.250.000
(termasuk penjualan kepada instansi pemerintah
sebesar Rp. 200.000 harga belum termasuk PPN)
Pertanyaan :
1. Buatlah rekonsiliasi fiskal untuk PT. RAFI, sehingga diketahui Penghasilan Kena Pajaknya.
JAWABAN KASUS 2
PT. RAFI
Rekonsiliasi Fiskal tahun 2009
(dalam ribuan rupiah)
Keterangan Menurut Koreksi Fiskal Menurut Keterangan
Akuntansi Positif Negatif Fiskal
Dalam Pelaporan Keuangan Perusahaan, khususnya “Laporan Laba Rugi”, kita mengenal
adanya LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL dan LAPORAN LABA RUGI FISKAL.
Mengapa ada Laporan Laba Rugi Komersial dan Laporan Laba Rugi Fiskal?Apa saja
perbedaannya? Bagaimana caranya membuat Laporan Laba Rugi Fiskal?Bagaimana jika
tidak dibedakan?Mungkinkah kedua laporan laba rugi ini dijadikan satu?Bagaimana caranya?
Akan kita bahas di artikel ini sebentar lagi.
Artikel ini saya dedikasikan bagi mereka yang “belum sepenuhnya” memahami dan belum
bisa membuat laporan laba rugi fiskal.Mudah-mudahan artikel ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik dan detail. Seperti biasa saya akan memberikan langkah-langkah
pembuatannya. Termasuk TRICK “Bagaimana menyatukan Laporan Laba Rugi Komersial
dan Fiskal ke dalam satu lembar laporan saja”.
Untuk rekan-rekan yang SPT Tahunannya sudah lolos saya ucapkan “Congratulation!”.
Sedangkan yang masih berjuang memasukkannya saya ucapkan “Good luck!”.Dan bagi yang
masih bingung membuat SPT PPh Badan, mungkin ada baiknya membaca artikel ini :-).
Meskipun yang dibahas bukan cara mengisi SPT PPh Badan, tetapi... adalah tidak mungkin
bagi anda untuk membuat SPT PPh Badan jika anda belum memahami apa itu Laporan
Laba Rugi Fiskal, karena data source SPT PPh Badan adalah Laporan Laba Rugi Fiskal.
Kiranya saya tidak perlu lagi memberikan penjelasan mengenai apa itu Laporan Laba Rugi.
Jika kebetulan ada yang belum tahu, saya encourage anda untuk membaca kembali buku
“Pengantar Akuntansi Keuangan” atau “Dasar-dasar Akuntansi Keuangan”.
Laporan Komersial iya benar, hanya saja “Pajak Penghasilan” nya belum benar.Bukankah
seharusnya ada penyesuaian-penyesuaian?.
Okay, kita bandingkan dengan table rincian penyesuaian fiskal positif dan negative di atas.
Menurut table, ada beberapa yang harus disesuaikan, yaitu:
“Bunga Jasa Giro” telah dikenakan pajak oleh pihak bank, maka ini dimasukkan sebagai
“Pendapatan dikenakan Pajak Final”, sehingga ini tidak seharunya dikenakan pajak lagi.Kita
jadikan faktor pengurang Laba Kena Pajak.
“Pengambilan Oleh Direktur” ini adalah bukan beban perusahaan.Direktur hanya boleh
menerima Gaji dan Dividen saja.Maka kita masukkan ke dalam koreksi fiskal positif (faktor
penambah laba kena pajak).
“Makan Untuk Pegawai” ini adalah bentuk kenikmatan (natura) yang diberikan oleh
perusahaan kepada pegawai, ini tidak diakui sebagai beban perusahaan.Catatan :saya pribadi
kurang setuju dengan anggapan ini, karena pemberian incentive berupa makan, minum atau
bentuk kenikmatan lainnya kepada pegawai adalah salah satu usaha perusahaan untuk
merangsang semangat kerja pegawai, sangat bisa dihubungkan dengan potensi peningkatan
revenue perusahaan. Seharunya tidak alasan untuk menggap ini tidak ada hubungannya
dengan aktivitas perusahaan, jelas-jelas ini beban (biaya) yang bisa di set off dengan
revenue. Saya pernah argue dengan pihak kantor pajak tentang hal ini. Lebih detailnya saya
akan bahas di artikel lain.
Saya tidak menemukan koreksi fiskal negative dalam contoh kasus ini.sehingga nanti koreksi
fiskal negatifnya akan 0 (nol).
Setelah unsur koreksi fiskal kita masukkan, maka Laporan Laba Rugi akan menjadi seperti
dibawah ini:
Laporan Fiskal Iya benar. Bagaimana dengan laporan komersialnya?, apakah laba setelah
pajak di atas bisa kita masukkan ke dalam neraca (Laba Tahun Berjalan)?.
Okay, diakui atau tidak diakui semua koreksi fiskal tersebut (bunga jasa giro, pengambilan
direktur, makan untuk pegawai, sumbangan) adalah berpengaruh langsung terhadap posisi
(saldo) kas. Jika semua itu tidak diakui, sementara di sisi lainnya, laba kita paksakan masuk
ke neraca, maka sudah pasti NERACA TIDAK AKAN BALANCE!.
Lalu, bagaimana?
Maksud saya, semua unsure tadi tetap kita koreksi, setelah kita peroleh “laba fiskal setelah
pajak”, baru kita kembalikan semua koreksi fiskal tersbut.
Caranya?
Bahkan kita berhasil memperoleh Laporan Laba Rugi Komersial dan Fiskal dalam satu
lembar laporan saja, anda tidak perlu lagi membuat laporan laba rugi dalam 2 (versi) :-)
Sekarang Laba setelah pajaknya sudah bisa di masukkan ke dalam neraca. Dan pasti balance.
Guaranteed! :-)
Selamat mencoba!
Membuat Laporan Laba Rugi Fiskal
Dibawah ini akan saya bahas mengapa perlu ada rekonsiliasi fiskal
serta apa yang dimaksud dengan laba komersial dan laba fiskal.
Laporan Keuangan Perusahaan, khususnya “Laporan Laba Rugi”, kita mengetahui adanya
LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL dan LAPORAN LABA RUGI FISKAL.
Mengapa ada 2 Laporan (Laporan Laba Rugi Komersial dan Laporan Laba Rugi Fiskal)?Apa
yang membuat berbeda? Bagaimana cara membuat Laporan Laba Rugi Fiskal? Bagaimana
seandainya tidak dibedakan?Dapatkah kedua laporan laba rugi ini dijadikan satu?Bagaimana
caranya?
“Congratulation!”, Untuk rekan-rekan yang SPT Tahunannya sudah beres. Sedangkan yang
masih berusaha 'memasukkannya" saya ucapkan “Good luck!”.Dan bagi yang masih bingung
membuat SPT PPh Badan, mungkin ada baiknya membaca artikel ini. Walaupun yang
dibahas bukan cara mengisi SPT PPh Badan, tetapi... anda tidak mungkin membuat SPT
PPh Badan jika anda tidak memahami apa itu Laporan Laba Rugi Fiskal, karena data
source SPT PPh Badan adalah Laporan Laba Rugi Fiskal.
*Tapi sebelumnya saya rekomendasikan untuk membaca Beberapa 'pengantar" dibawah ini :
Tulisan ini saya dedikasikan khusus mereka yang “tidak sepenuhnya ” paham dan belum
bisa membuat laporan laba rugi fiskal. Mudah-mudahan artikel ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik dan detail. Saya akan memberikan langkah-langkah
pembuatannya. “Menggabungkan Laporan Laba Rugi Komersial dan Fiskal dalam satu
lembar laporan ”.
Sepertinya saya tidak perlu lagi memberikan penjelasan mengenai apa itu Laporan Laba
Rugi. Jika ada yang masih belum tahu, saya sarankan anda untuk membaca kembali buku
“Pengantar Akuntansi Keuangan” atau “Dasar-dasar Akuntansi Keuangan”.
*Berikut ini soal Rekonsiliasi Fiskal:
Rekonsiliasi Fiskal
Data Laporan Rugi Laba 'PT.Barbari Sedap" untuk tahun 2011 adalah :
Jawaban:
300000000
Penjualan 3000000000
0
Diskon Penjualan 100000000 100000000
Retur Penjualan 45000000 45000000
285500000
Penjualan Neto 2855000000
0
Beban Operasional
Beban Gaji & Tunjangan 190000000 12500000 177500000 sembako = natura
Uang lembur 10000000 10000000
Uang Penggantian Pengobatan 17000000 17000000
seragam kantor
Baju Seragam 12900000 8000000 12900000
undeductible
Beban Umum dan
32500000 32500000
Administrasi
kartu undangan untuk
Beban Penjualan 16400000 3400000 13000000
pribadi
Beban Kendaraan 12800000 12800000
cadangan piutang tak
Cad.Piutang Tak Tertagih 21600000 6600000 15000000
tertagih undeductible
Penyusutan Gedung Kantor 30000000 15000000 45000000 Rp.900.000.000/20 tahun
Rp.65.000.000-
Penyusutan Peralatan 8000000 5541666 13541666 Rp.10.833.333 x 25% =
Rp.13.541.666
Rp.120.000.000/8 tahun =
Penyusutan Kendaraan 30000000 15000000 15000000
Rp. 15.000.000
Penyusutan Inventaris 10000000 10000000
Bea Meterai 1800000 1800000
Pajak Reklame 11600000 11600000
Beban Bunga 8300000 8300000
Beban Promosi 27500000 27500000
Upah Borongan 5400000 5400000
Total Biaya 445800000 428841666
Penghasilan Usaha 496200000 504658334
Pembulatan 521658000
PPh terhutang =
10% x Rp. 50.000.000,- 5000000
15% x Rp. 50.000.000,- 7500000
12649740
30% x Rp. 421.658.000,-
0
13899740
0
Kredit Pajak :
PPh Pasal 22 5000000
PPh Pasal 23 3000000
PPh Pasal 25 72000000
STP PPh Pasal 25 24000000
10400000
0
PPH KURANG BAYAR 34997400
Contoh Rekonsiliasi Fiskal
Penjualan 8.700.000.000
Harga Pokok Penjualan (3.100.000.000)
Laba kotor 5.600.000.000
Beban Operasi
- Gaji (1.200.000.000)
- Tunjangan transport karyawan (215.000.000)
- PPh 21 karyawan ditanggung perusahaan (85.000.000)
- Makan & minum karyawan (315.000.000)
- Pengobatan karyawan ditanggung perusahaan (95.500.000)
- Beban training karyawan (65.000.000)
- Rekreasi karyawan (75.000.000)
- Beban iklan (46.000.000)
- Beban transportasi (25.000.000)
- Beban piutang tak tertagih (28.500.000)
- Bea siswa (45.000.000)
- Beban jamuan pejabat (65.000.000)
- Beban listrik & telepon (63.000.000)
- Beban penyusutan (412.000.000)
- Pakaian seragam karyawan (82.500.000)
- Beban premi asuransi (74.000.000)
- Sumbangan HUT RI (27.500.000)
- Sumbangan Yayasan Panti Asuhan (30.000.000)
- PBB, PKB, & Bea Meterai (25.500.000)
Beban Operasi (2.974.500.000)
Laba Usaha 2.625.500.000
Pendapatan (Beban) Lain-lain
- Dividen dari PT Abadi Jaya 45.000.000
- Sewa mobil 60.760.000
- Laba usaha dari Cabang di Malaysia 617.500.000
- Laba usaha dari Cabang di Singapore 425.000.000
- Kerugian usaha dari Cabang di Vietnam (105.000.000)
- Keuntungan selisih kurs 25.500.000
Pendapatan (Kerugian) Lain-lain 1.068.760.000
Laba Sebelum Pajak 3.694.260.000
Beban PPh (915.500.000)
Laba Bersih 2.778.760.000
Nama Status Tgl Lahir Keterangan
Zaenab Istri 15-2-1975 Kepala Cabang
Zainuddin anak kandung 25-4-1995 Pelajar
Zubaedah anak kandung 13-8-1998 Pelajar
Ucok Sugiarto anak angkat 11-12-2001 Pelajar
Butet Raharjo anak angkat 2-7-2004 Pelajar
Daftar Peralatan Harga Perolehan Tgl Perolehan Kelompok
- Komputer 115.000.000 7-11-2008 I
- Mobil box 1.500.000.000 25-4-2010 II
- Mobil sedan 1.200.000.000 26-5-2012 II
- Bangunan 5.000.000.000 18-10-2008