Anda di halaman 1dari 18

REKONSILIASI FISKAL KASUS 1

PT. NYAMAN merupakan Wajib Pajak Badan yang bergerak dalam bisnis perdagangan furniture yang
berdomisili di Jepara.PT. NYAMAN menjadi importir dan telah memiliki Angka Pengenal Impor (API). Data
laporan keuangan tahun 2009 adalah sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):

Penjulan                                                            1.000.000


Persediaan, 1 Januari 2009 400.000
Pembelian 1.000.000
(termasuk pembelian dari Jepang senilai  Rp. 300.000)

Persediaan, 31 Desember 2009 950.000


Beban Operasional :
Gaji (termasuk pemberian sembako kepada karyawan senilai  Rp. 5.000) 45.000
PPh 21 ditanggung perusahaan 7.500
Beban perjalanan dinas 22.000
Beban pemasaran 9.000
Sewa gedung kantor 10.000
Beban reparasi dan pemeliharaan 3.000
Beban jamuan tamu dengan daftar nominatif 10.000
Beban listrik dan telepon kantor (termasuk di dalamnya beban listrik dan telepon direksi sebesar 24.000
Rp. 5.000)
Beban jasa teknik 10.000
Cadangan penghapusan piutang 5.000
Penyusutan asset tetap 31.875
Sumbangan untuk karyawati menikah 1.000
Bantuan untuk Gerakan Nasional Orang Tua Asuh 4.000
Pajak kendaraan bermotor 1.500
Pendapatan Lain-Lain :
Deviden dari PT. Sinar (% kepemilikan 25%) 15.000
Sewa gedung kepada PT. Berlian (setelah PPh) 27.000
Sewa bis Hiba Utama (sebelum PPh) 20.000
Penghasilan dari penjualan tanah 12.000
Bunga deposito (sebelum PPh) 10.000
Bunga pinjaman dari PT. Segar (sebelum dipotong PPh) 5.000
Laba neto usaha di Brunei (sebelum dipotong pajak penghasilan Negara sumber sebesar 20%) 100.000
Beban Lain-Lain :
Kerugian cabang Bali 6.000
Rugi usaha di Malaysia 10.000

Keterangan Tambahan :

Harga Beli ribuan


Jenis Asset Tahun Beli
(Rp.)
Bangunan Permanen 09-Febr-01 400.000
Kelompok I 02-Jan-07 25.000
Kelompok 2 10-April-08 60.000
Penyusutan fiskal menggunakan metode saldo menurun
Persediaan akhir dinilai dengan metode LIFO, sedangkan apabila dinilai dengan metode AVERAGE
sebesar                 Rp. 900.000.000
Membayar PPh pasal 22 sebesar (2.5% x Rp. 300.000.000) = Rp. 7.500.000,00
Membayar PPh pasal 23 sebesar (1.5% x Rp. 20.000.000) = Rp. 300.000,00
        Pertanyaan :
Buatlah rekonsiliasi fiskal untuk PT. NYAMAN, sehingga diketahui Penghasilan Kena Pajaknya.
JAWABAN KASUS 1
PT. NYAMAN
Rekonsiliasi Fiskal tahun 2009
(dalam ribuan rupiah)
Keterangan Menurut Koreksi Fiskal Menurut Keterangan
Akuntansi Positif                Negatif Fiskal

Penjulan 1,000,000 1,000,000


HPP :
Persediaan awal 400,000 400,000
Pembelian 1,000,000 1,000,000
Persediaan Akhir 950,000 50,000 900,000 Ps 10 ayat 6
450,000 500,000
Penghasilan Bruto Usaha 550,000 500,000
Beban Operasional :
Gaji 45,000 5,000 40,000 Ps 9 ayat 1
PPh 21 ditanggung perusahaan 7,500 7,500 0 PP-No.138/2000
Beban perjalanan dinas 22,000 22,000
Beban pemasaran 9,000 9,000
Sewa gedung kantor 10,000 10,000
Beban reparasi dan pemeliharaan 3,000 3,000
Beban jamuan tamu dengan daftar nominatif 10,000 10,000
Beban listrik dan telepon kantor 24,000 5,000 19,000 Ps 9 ayat 1
Beban jasa teknik 10,000 10,000
Cadangan penghapusan piutang 5,000 5,000 0 Ps 9 ayat 1
Penyusutan asset tetap 31,875     2,500 34,375 Ps 11 ayat 6
Sumbangan untuk karyawati menikah 1,000 1,000 0 Ps 9 ayat 1
Bantuan Gerakan Nasional Orang Tua Asuh 4,000 4,000
Pajak kendaraan bermotor 1,500 1,500
Total Beban Operasional 183,875 162,875
Penghasilan Neto Usaha 366,125 337,125
Penghasilan dari Luar Usaha :
Deviden dari PT. Sinar 15,000 15,000 0 Ps 4 ayat 3
Sewa gedung kepada PT. Berlian 27,000 3,000 30,000 0 Ps 4 ayat 2
Sewa bis Hiba Utama 20,000 20,000
Penghasilan dari penjualan tanah 12,000 12,000
penghasilan bunga deposito 10,000 10,000 0 Ps 4 ayat 2
Bunga pinjaman dari PT. Segar 5,000 5,000
Total Penghasilan dari Luar Usaha 89,000 89,000
Beban dari Luar Usaha :
Kerugian cabang Bali 6,000 6,000
Laba Bersih Usaha dalam Negeri 449,125 449,125
Penghasilan dari Brunei 100,000 100,000
Kerugian Usaha di Malaysia 10,000 10,000 0 Psl 9 ayat 1
Penghasilan Kena Pajak 539,125 468,125

REKONSILIASI FISKAL KASUS 2

PT. RAFI bergerak dalam bisnis perdagangan Kain Batik yang merupakan Wajib Pajak Badan yang berdomisili
di Pekalongan. Data laporan keuangan tahun 2009 adalah sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
Penjulan                                                            1.250.000
(termasuk penjualan kepada instansi pemerintah
sebesar Rp. 200.000 harga belum termasuk PPN)

Persediaan, 1 Januari 2009 200.000


Pembelian 1.000.000
Persediaan, 31 Desember 2009 720.000
Beban Operasional :
Gaji 55.000
Tunjangan transport karyawan 45.000
Beban makan kantor 6.000
Beban pengobatan ditanggung perusahaan 20.000
Beban training karyawan 15.000
Beban seragam satpam 12.000
Beban sanksi administrasi pajak 10.000
Beban bunga pinjaman 7.000
Cadangan penghapusan piutang 5.000
Beban jamuan tamu tanpa daftar nominatif 10.000
Beban listrik dan telepon kantor 24.000
PBB dan Bea Materai 3.000
Penyusutan asset tetap 40.000
Premi asuransi kebakaran pabrik 10.000
Bantuan untuk panitia HUT RI 5.000
Sumbangan ke Panti Asuhan Rizky 8.000
Pendapatan Lain-Lain :
Sewa kendaraan boks kepada Fa. Maju (setelah  PPh) 9.850
Keuntungan selisih kurs 5.000
Penerimaan kembali PBB yang telah dibebankan 5.000
Jasa giro Bank JAYA (sebelum PPh) 2.000
Penghasilan bunga deposito (sebelum PPh) 1.000
Laba neto penjualan dari Singapura (sebelum dipotong 200.000
pajak  penghasilan Negara sumber sebesar 20%)
Keterangan Tambahan :

Harga Beli ribuan


Jenis Asset Tahun Beli
(Rp.)
Bangunan Permanen 06-Juli-06 400.000
Kelompok I 10-Des-07 60.000
Penyusutan fiskal menggunakan metode garis lurus
Persediaan akhir dinilai dengan metode LIFO, sedangkan apabila dinilai dengan metode FIFO sebesar Rp.
700.000.000
Membayar PPh pasal 22 sebesar (1.5% x Rp. 200.000.000) = Rp. 3.000.000
Membayar PPh pasal 23 sebesar (1.5% x Rp. 10.000.000) = Rp. 150.000

        Pertanyaan :
1. Buatlah rekonsiliasi fiskal untuk PT. RAFI, sehingga diketahui Penghasilan Kena Pajaknya.
JAWABAN KASUS 2
PT. RAFI
Rekonsiliasi Fiskal tahun 2009
(dalam ribuan rupiah)
Keterangan Menurut Koreksi Fiskal Menurut Keterangan
Akuntansi Positif                Negatif Fiskal

Penjulan 1,250,000 1,250,000


HPP :
Persediaan awal 200,000 200,000
Pembelian 1,000,000 1,000,000
Persediaan Akhir 720,000 20,000 700,000 Ps 10 ayat 6
480,000 500,000
Penghasilan Bruto Usaha 770,000 750,000
Beban Operasional :
Gaji 55,000 55,000
Tunjangan transport karyawan 45,000 45,000
Beban makan kantor 6,000 6,000
Beban pengobatan ditanggung 20,000 20,000 0 Ps 9 ayat 1
perusahaan

Beban training karyawan 15,000 15,000


Beban seragam satpam 12,000 12,000
Beban sanksi administrasi pajak 10,000 10,000 0 Ps 9 ayat 1
Beban bunga pinjaman 7,000 7,000
Cadangan penghapusan piutang 5,000 5,000 0 Ps 9 ayat 1
Beban jamuan tamu tanpa daftar 10,000 10,000 0 SE-27/PJ.22/1986
nominatif

Beban listrik dan telepon kantor 24,000 24,000


PBB dan Bea Materai 3,000 3,000
Penyusutan asset tetap 40,000 5,000 35,000 Ps 11 ayat 6
Premi asuransi kebakaran pabrik 10,000 10,000
Bantuan untuk panitia HUT RI 5,000 5,000 0 Ps 9 ayat 1
Sumbangan ke Panti Asuhan Rizky 8,000 8,000 0 Ps 9 ayat 1
Total Beban Operasional 275,000 212,000
Penghasilan Neto Usaha 495,000 538,000
Penghasilan dari Luar Usaha :
Sewa kendaraan boks Fa. Maju 9,850 150 10,000 Ps 4 ayat 1
Keuntungan selisih kurs 5,000 5,000
Penerimaan kembali PBB 5,000 5,000
Jasa giro Bank JAYA 2,000 2,000 0 Ps 4 ayat 2
penghasilan bunga deposito 1,000 1,000 0 Ps 4 ayat 2
Total Penghasilan dari Luar Usaha 22,850 20,000
Beban dari Luar Usaha :
Laba Bersih Usaha dalam Negeri 517,850 558,000 Ps 4 ayat 2
Penghasilan dari Singapura 200,000 200,000
Penghasilan Kena Pajak 717,850 758,000

Laba Rugi Komersial dan Fiskal

Dalam Pelaporan Keuangan Perusahaan, khususnya “Laporan Laba Rugi”, kita mengenal
adanya LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL dan LAPORAN LABA RUGI FISKAL.
Mengapa ada Laporan Laba Rugi Komersial dan Laporan Laba Rugi Fiskal?Apa saja
perbedaannya? Bagaimana caranya membuat Laporan Laba Rugi Fiskal?Bagaimana jika
tidak dibedakan?Mungkinkah kedua laporan laba rugi ini dijadikan satu?Bagaimana caranya?
Akan kita bahas di artikel ini sebentar lagi.

Artikel ini saya dedikasikan bagi mereka yang “belum sepenuhnya” memahami dan belum
bisa membuat laporan laba rugi fiskal.Mudah-mudahan artikel ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik dan detail. Seperti biasa saya akan memberikan langkah-langkah
pembuatannya. Termasuk TRICK “Bagaimana menyatukan Laporan Laba Rugi Komersial
dan Fiskal ke dalam satu lembar laporan saja”.

Untuk rekan-rekan yang SPT Tahunannya sudah lolos saya ucapkan “Congratulation!”.
Sedangkan yang masih berjuang memasukkannya saya ucapkan “Good luck!”.Dan bagi yang
masih bingung membuat SPT PPh Badan, mungkin ada baiknya membaca artikel ini :-).
Meskipun yang dibahas bukan cara mengisi SPT PPh Badan, tetapi... adalah tidak mungkin
bagi anda untuk membuat SPT PPh Badan jika anda belum memahami apa itu Laporan
Laba Rugi Fiskal, karena data source SPT PPh Badan adalah Laporan Laba Rugi Fiskal.

Kiranya saya tidak perlu lagi memberikan penjelasan mengenai apa itu Laporan Laba Rugi.
Jika kebetulan ada yang belum tahu, saya encourage anda untuk membaca kembali buku
“Pengantar Akuntansi Keuangan” atau “Dasar-dasar Akuntansi Keuangan”.

Mengapa Ada Laporan Rugi Laba Komersial dan Fiskal?


Karena adanya perbedaan pengakuan atas pendapatan maupun biaya menurut perusahaan
(selaku wajib pajak) dengan pihak Ditjen Pajak (selaku fiskus yang mewakili negara).
Sederhananya: ada pendapatan maupun biaya yang diakui sebagai pendapatan maupun biaya
oleh perusahaan tetapi tidak diakui oleh Ditjend Pajak.

Mengapa berbeda dan apa saja perbedaaanya?


Bagi perusahaan: semua pemasukan adalah pendapatan yang akan menambah laba kena pajak
, dan semua pengeluaran adalah beban yang akan mengurangi laba kena pajak. Bagi Ditjend
Pajak: tidak semua pemasukan adalah faktor penambah laba kena pajak, ada beberapa jenis
pendapatan yang bukan merupakan faktor penambah laba kena pajak karena pendapatan
tersebut sudah dikenakan pajak bersifat final, dan tidak semua pengeluaran adalah faktor
pengurang laba kena pajak karena ada beberapa jenis pengeluaran yang sesungguhnya bukan
merupakan bagian dari kegiatan perusahaan. Di dalam Akuntansi Perpajakan perbedaan ini
disebut dengan BEDA TETAP.

Perbedaan lainnya adalah perebedaan yang diakibatkan karena bedanya SAAT


PENGAKUAN (waktu pengakuan) baik itu terhadap pendapatan maupun beban
(pendapatan/beban tangguhan), juga akibat perbedaan beban penyusutan dimana pihak
Ditjend Pajak menggunakan metode penyusutan GARIS LURUS (Straight Line Method)
sementara perusahaan mungkin menggunakan metode penyusutan yang lain, yang oleh
karenanya mengakibatkan adanya perbedaan alokasi beban penyusutan. Prakiraan Umur
ekonomis atas aktiva tetap juga turut memberi kontribusi atas perbedaan tersebut.Dalam
Akuntansi Perpajakan ini disebut dengan BEDA WAKTU.

Perbedaan-perbedaan tersebut memerlukan penyesuaian-penyesuaian agar JUMLAH PAJAK


PENGHASILAN BADAN TERHUTANG antara yang dihitung oleh perusahaan dengan
menurut Ditjend Pajak bisa sama. Penyesuaian tersebutlah yang dikenal dengan istilah
KOREKSI FISKAL.
Ada 2 (dua) macam penyesuaian fiskal, yaitu:

Penyesuaian Fiskal Positif: adalah penyesuaian yang akan mengakibatkan meningkatnya


laba kena pajak yang pada akhirnya akan membuat PPh Badan terhutangnya juga akan
meningkat.

Penyesuaian Fiskal Negatif: adalah penyesuaian yang akan mengakibatkan menurunnya


laba kena pajak.

Berikut ini adalah tabel rincian jenis-jenis penyesuaian tersebut:

Bagaimana Cara Membuat Laporan Laba Rugi Fiskal?


Saya akan coba construct satu kasus:

Buku Besar PT. Royal Bali Cemerlang nampak seperti dibawah:


Jika kita susun menjadi Laporan Laba Rugi, kita akan menghasilkan laporan seperti dibawah
ini:

Apakah Laporan Laba Rugi diatas benar?

Laporan Komersial iya benar, hanya saja “Pajak Penghasilan” nya belum benar.Bukankah
seharusnya ada penyesuaian-penyesuaian?.

Okay, kita bandingkan dengan table rincian penyesuaian fiskal positif dan negative di atas.
Menurut table, ada beberapa yang harus disesuaikan, yaitu:

“Bunga Jasa Giro” telah dikenakan pajak oleh pihak bank, maka ini dimasukkan sebagai
“Pendapatan dikenakan Pajak Final”, sehingga ini tidak seharunya dikenakan pajak lagi.Kita
jadikan faktor pengurang Laba Kena Pajak.
“Pengambilan Oleh Direktur” ini adalah bukan beban perusahaan.Direktur hanya boleh
menerima Gaji dan Dividen saja.Maka kita masukkan ke dalam koreksi fiskal positif (faktor
penambah laba kena pajak).

“Makan Untuk Pegawai” ini adalah bentuk kenikmatan (natura) yang diberikan oleh
perusahaan kepada pegawai, ini tidak diakui sebagai beban perusahaan.Catatan :saya pribadi
kurang setuju dengan anggapan ini, karena pemberian incentive berupa makan, minum atau
bentuk kenikmatan lainnya kepada pegawai adalah salah satu usaha perusahaan untuk
merangsang semangat kerja pegawai, sangat bisa dihubungkan dengan potensi peningkatan
revenue perusahaan. Seharunya tidak alasan untuk menggap ini tidak ada hubungannya
dengan aktivitas perusahaan, jelas-jelas ini beban (biaya) yang bisa di set off dengan
revenue. Saya pernah argue dengan pihak kantor pajak tentang hal ini. Lebih detailnya saya
akan bahas di artikel lain.

“Sumbangan” ini bukan beban perusahaan, tidak bisa dihubungkan dengan


revenue.Sehingga kita masukkan ini ke dalam kelompok koreksi fiskal positif.

Saya tidak menemukan koreksi fiskal negative dalam contoh kasus ini.sehingga nanti koreksi
fiskal negatifnya akan 0 (nol).

Setelah unsur koreksi fiskal kita masukkan, maka Laporan Laba Rugi akan menjadi seperti
dibawah ini:

Apakah kali ini sudah benar?

Laporan Fiskal Iya benar. Bagaimana dengan laporan komersialnya?, apakah laba setelah
pajak di atas bisa kita masukkan ke dalam neraca (Laba Tahun Berjalan)?.

Coba pikirkan baik-baik……………………………………………………………………


………………………………….. yakin?.

NO…. big no!


Bukankah di neraca nanti laba ini akan di off set dengan mutasi rekening-rekening di
kelompok asset (aktiva)?. Sudah ada clue?.....belum?

Okay, diakui atau tidak diakui semua koreksi fiskal tersebut (bunga jasa giro, pengambilan
direktur, makan untuk pegawai, sumbangan) adalah berpengaruh langsung terhadap posisi
(saldo) kas. Jika semua itu tidak diakui, sementara di sisi lainnya, laba kita paksakan masuk
ke neraca, maka sudah pasti NERACA TIDAK AKAN BALANCE!.

Lalu, bagaimana?

Kita harus kembalikan semua koreksi tersebut.

Dikembalikan?, berarti labanya menjadi salah lagi?.

Maksud saya, semua unsure tadi tetap kita koreksi, setelah kita peroleh “laba fiskal setelah
pajak”, baru kita kembalikan semua koreksi fiskal tersbut.

Caranya?

Perhatikan Laporan Laba Rugi dibawah ini:

Bahkan kita berhasil memperoleh Laporan Laba Rugi Komersial dan Fiskal dalam satu
lembar laporan saja, anda tidak perlu lagi membuat laporan laba rugi dalam 2 (versi) :-)

Sekarang Laba setelah pajaknya sudah bisa di masukkan ke dalam neraca. Dan pasti balance.
Guaranteed! :-)

Selamat mencoba!
Membuat Laporan Laba Rugi Fiskal

Dibawah ini akan saya bahas mengapa perlu ada rekonsiliasi fiskal
serta apa yang dimaksud dengan laba komersial dan laba fiskal.

Laporan Keuangan Perusahaan, khususnya “Laporan Laba Rugi”, kita mengetahui adanya
LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL dan LAPORAN LABA RUGI FISKAL.
Mengapa ada 2 Laporan (Laporan Laba Rugi Komersial dan Laporan Laba Rugi Fiskal)?Apa
yang membuat berbeda? Bagaimana cara membuat Laporan Laba Rugi Fiskal? Bagaimana
seandainya tidak dibedakan?Dapatkah kedua laporan laba rugi ini dijadikan satu?Bagaimana
caranya? 
“Congratulation!”, Untuk rekan-rekan yang SPT Tahunannya sudah beres. Sedangkan yang
masih berusaha 'memasukkannya" saya ucapkan “Good luck!”.Dan bagi yang masih bingung
membuat SPT PPh Badan, mungkin ada baiknya membaca artikel ini. Walaupun yang
dibahas bukan cara mengisi SPT PPh Badan, tetapi... anda tidak mungkin membuat SPT
PPh Badan jika anda tidak memahami apa itu Laporan Laba Rugi Fiskal, karena data
source SPT PPh Badan adalah Laporan Laba Rugi Fiskal.

*Tapi sebelumnya saya rekomendasikan untuk membaca Beberapa 'pengantar" dibawah ini :

1. Beda Tetap (Permanent Difference)


Bagi perusahaan: semua pemasukan adalah pendapatan yang akan menambah laba kena pajak
, dan semua pengeluaran adalah beban yang akan mengurangi laba kena pajak.
Bagi Ditjend Pajak: tidak semua pemasukan adalah faktor penambah laba kena pajak, ada
beberapa jenis pendapatan yang bukan merupakan faktor penambah laba kena pajak karena
pendapatan tersebut sudah dikenakan pajak bersifat final, dan tidak semua pengeluaran
adalah faktor pengurang laba kena pajak karena ada beberapa jenis pengeluaran yang
sesungguhnya bukan merupakan bagian dari kegiatan perusahaan (sumbangan, entertain
tanpa daftar normatif). Di dalam Akuntansi Perpajakan perbedaan ini disebut dengan BEDA
TETAP (Permanent Difference).
Perincian Beda Tetap Menurut SAK dan Menurut Fiskal
Perbedaan Menurut SAK Menurut Fiskal
1 Penghasilan Bunga Bank Penghasilan di luar usaha Sudah dipotong PPh yang bersifat final
2 Penghasilan Deviden Penghasilan di luar usaha Masuk dalam pengecualian objek pajak
3 Biaya Sumbangan/Hadiah Biaya (tercantum dalam laba/rugi) Tidak mengurangi
penghasilan
4 Keuntungan dari penyertaan saham di BEI Penghasilan di luar usaha Tidak menambah
penghasilan
5 Penghasilan dari sumbangan/hibah Penghasilan luar biasa Tidak menambah penghasilan
6 Tunjangan pegawai dalam bentuk natura Penghasilan (bagi pegawai) dan biaya (bagi
pemberi kerja) Tidak mengurangi penghasilan
7 Biaya Entertainment Dapat dimasukkan sebagai biaya Sebagai deductible expense jika ada
daftar nominatifnya, dan sebaliknya.
8 Biaya denda dan bunga pajak Pengurang penghasilan Non deductible expense
9 Hibah/Warisan Dapat diperhitungkan sebagai biaya/penghasilan luar biasa Non deductible
expense

2. Beda Waktu (Time Difference)


Perbedaan lainnya adalah perbedaan yang diakibatkan karena bedanya saat pengakuan (waktu
pengakuan) baik itu terhadap pendapatan maupun beban (pendapatan/beban tangguhan), juga
akibat perbedaan beban penyusutan dimana pihak Ditjend Pajak menggunakan metode
penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method) sementara perusahaan mungkin
menggunakan metode penyusutan yang lain, yang oleh karenanya mengakibatkan adanya
perbedaan alokasi beban penyusutan. Prakiraan Umur ekonomis atas aktiva tetap juga turut
memberi kontribusi atas perbedaan tersebut. Dengan kata lain perbedaan metode yang
digunakan antara akuntansi komersial dengan ketentuan fiskal. Dalam Akuntansi Perpajakan
ini disebut dengan BEDA WAKTU (Time Difference).
Perincian Beda Waktu Menurut SAK dan Menurut Fiskal
Perbedaan Menurut SAK Menurut Fiskal
1. Kerugian Piutang
2. Depresiasi dan Amortisasi
Depresiasi dan Amortisasi Ada dua metode pengakuan : metode cadangan dan langsung
a. Depresiasi dihitung dengan mempertimbangkan nilai residu
b. Umur ekonomis tergantung dari masing-masing aktiva tetap
c. Metode depresiasi dikelompokkan ke dalam tiga kriteria : berdasarkan waktu, penggunaan,
kriteria yang lainnya Metode yang diakui metode langsung (yang diakui sebagai biaya hanya
yang benar-benar tidak tertagih)
a. Tidak memperhitungkan nilai residu
b. Umur ditentukan berdasarkan kelompok aktiva
c. Tetap
d. Metode depresiasi yang digunakan ada dua : garis lurus dan saldo menurun

Tulisan ini saya dedikasikan khusus mereka yang “tidak sepenuhnya ” paham dan belum
bisa membuat laporan laba rugi fiskal. Mudah-mudahan artikel ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik dan detail. Saya akan memberikan langkah-langkah
pembuatannya. “Menggabungkan Laporan Laba Rugi Komersial dan Fiskal dalam satu
lembar laporan ”.

Sepertinya saya tidak perlu lagi memberikan penjelasan mengenai apa itu Laporan Laba
Rugi. Jika  ada yang masih belum tahu, saya sarankan anda untuk membaca kembali buku
“Pengantar Akuntansi Keuangan” atau “Dasar-dasar Akuntansi Keuangan”.

Tapi,....Tunggu Dulu....Sabar :-)


Ada baiknya sebelum memahami Laporan Rugi Laba Fiskal yang sudah tergabung dengan
Laporan Rugi Laba Komersil, ada baiknya kita tinjau ulang seberapa jauh dulu pengertian
anda tentang Rekonsiliasi Fiskal itu sendiri.
Tanpa berbasa-basi, Walaupun Basa Boleh tetapi Basi jangan :-p 
Saya akan berikan Soal (Tentunya dengan Kunci Jawabnya), tapi usahakan jangan diihat dulu
ya
'Alon-alon angger kelakon"...Sabar tapi yang penting Mudheng.Hehehe....

 
*Berikut ini soal Rekonsiliasi Fiskal:
Rekonsiliasi Fiskal

Data Laporan Rugi Laba 'PT.Barbari Sedap" untuk tahun 2011 adalah :

01. Penjualan Rp. 3.000.000.000


02.Diskon Penjualan Rp. 100.000.000
03.Retur Penjualan Rp. 45.000.000
04.Pembelian Rp. 2.000.000.000
05.Biaya Angkut Masuk Rp. 23.000.000
06.Diskon Pembelian Rp. 70.000.000
07.Retur Pembelian Rp. 55.000.000
08.Beban Gaji dan Tunjangan Rp. 190.000.000
09.Uang Lembur Rp. 10.000.000
10.Uang Penggantian Pengobatan Rp. 17.000.000
11.Baju Seragam Rp. 12.900.000
12.Beban Umum & Administrasi Rp. 32.500.000
13.Beban Penjualan Rp. 16.400.000
14.Beban Kendaraan Rp. 12.800.000
15.Cadangan Piutang Tak Tertagih Rp. 21.600.000
16.Penyusutan Gedung Kantor Rp.30.000.000
17.Penyusutan Peralatan Rp.8.000.000
18.Penyusutan Kendaraan Rp.30.000.000
19. Penyusutan Inventaris R.10.000.000
20. Bea Meterai Rp. 1.800.000
21.Pajak Reklame Rp.11.600.000
22.Beban Bunga Rp. 8.300.000, sudah sesuai dengan fiskal
23.Beban Promosi Rp. 27.500.000
24.Upah Borongan Rp. 5.400.000
25.Penghasilan Bunga Deposito Rp. 14.000.000 bruto, tariff 20% Final
26. Penghasilan Deviden Rp. 17.000.000,neto, tariff 15% Tidak Final (penyertaan saham 20%)
Buatlah Rekonsiliasi Fiskalnya!

Jawaban:

KUNCI JAWABAN REKONSILIASI


FISKAL

DESKRIPSI KOMERSIAL POSITIF NEGATIFFISKAL

300000000
Penjualan 3000000000
0
Diskon Penjualan 100000000 100000000
Retur Penjualan 45000000 45000000
285500000
Penjualan Neto 2855000000
0

Persediaan awal 167000000 167000000


200000000
Pembelian 2000000000
0
Diskon Pembelian 70000000 70000000
Retur Pembelian 55000000 55000000
187500000
1875000000
0
Biaya angkut masuk 23000000 23000000
189800000
Pembelian neto 1898000000
0
206500000
Barang Tersedia untuk dijual 2065000000
0
Persediaan akhir 152000000 8500000 143500000
192150000
Harga Pokok Penjualan 1913000000
0
LABA KOTOR 942000000 933500000

Beban Operasional
Beban Gaji & Tunjangan 190000000 12500000 177500000 sembako = natura
Uang lembur 10000000 10000000
Uang Penggantian Pengobatan 17000000 17000000
seragam kantor
Baju Seragam 12900000 8000000 12900000
undeductible
Beban Umum dan
32500000 32500000
Administrasi
kartu undangan untuk
Beban Penjualan 16400000 3400000 13000000
pribadi
Beban Kendaraan 12800000 12800000
cadangan piutang tak
Cad.Piutang Tak Tertagih 21600000 6600000 15000000
tertagih undeductible
Penyusutan Gedung Kantor 30000000 15000000 45000000 Rp.900.000.000/20 tahun
Rp.65.000.000-
Penyusutan Peralatan 8000000 5541666 13541666 Rp.10.833.333 x 25% =
Rp.13.541.666
Rp.120.000.000/8 tahun =
Penyusutan Kendaraan 30000000 15000000 15000000
Rp. 15.000.000
Penyusutan Inventaris 10000000 10000000
Bea Meterai 1800000 1800000
Pajak Reklame 11600000 11600000
Beban Bunga 8300000 8300000
Beban Promosi 27500000 27500000
Upah Borongan 5400000 5400000
Total Biaya 445800000 428841666
Penghasilan Usaha 496200000 504658334

Penghasilan luar usaha :


Penghasilan Bunga 14000000 14000000 0 Bunga depsito final
Dividen objek pajak
Penghasilan Dividen 17000000 17000000 karena penyertaan saham
< 20%
Total Penghasilan luar usaha 31000000 17000000
PKP 527200000 521658334

Pembulatan  521658000

PPh terhutang =
10% x Rp. 50.000.000,-  5000000
15% x Rp. 50.000.000,- 7500000
12649740
30% x Rp. 421.658.000,-
0
13899740
0
Kredit Pajak :
PPh Pasal 22 5000000
PPh Pasal 23 3000000
PPh Pasal 25 72000000
STP PPh Pasal 25 24000000
10400000
0
PPH KURANG BAYAR 34997400
Contoh Rekonsiliasi  Fiskal
Penjualan 8.700.000.000            
Harga Pokok Penjualan (3.100.000.000)           
Laba kotor         5.600.000.000            
Beban Operasi                   
- Gaji     (1.200.000.000)               
- Tunjangan transport karyawan     (215.000.000)               
- PPh 21 karyawan ditanggung perusahaan     (85.000.000)               
- Makan & minum karyawan     (315.000.000)               
- Pengobatan karyawan ditanggung perusahaan     (95.500.000)               
- Beban training karyawan     (65.000.000)               
- Rekreasi karyawan     (75.000.000)               
- Beban iklan     (46.000.000)               
- Beban transportasi     (25.000.000)               
- Beban piutang tak tertagih     (28.500.000)               
- Bea siswa     (45.000.000)               
- Beban jamuan pejabat     (65.000.000)               
- Beban listrik & telepon     (63.000.000)               
- Beban penyusutan     (412.000.000)               
- Pakaian seragam karyawan     (82.500.000)               
- Beban premi asuransi     (74.000.000)               
- Sumbangan HUT RI     (27.500.000)               
- Sumbangan Yayasan Panti Asuhan     (30.000.000)               
- PBB, PKB, & Bea Meterai     (25.500.000)               
Beban Operasi         (2.974.500.000)           
Laba Usaha         2.625.500.000            
Pendapatan (Beban) Lain-lain                   
- Dividen dari PT Abadi Jaya     45.000.000                
- Sewa mobil     60.760.000                
- Laba usaha dari Cabang di Malaysia     617.500.000                
- Laba usaha dari Cabang di Singapore     425.000.000                
- Kerugian usaha dari Cabang di Vietnam     (105.000.000)               
- Keuntungan selisih kurs     25.500.000                
Pendapatan (Kerugian) Lain-lain         1.068.760.000            
Laba Sebelum Pajak           3.694.260.000            
Beban PPh         (915.500.000)           
Laba Bersih         2.778.760.000            
                   
     Nama      Status      Tgl Lahir      Keterangan    
     Zaenab      Istri       15-2-1975      Kepala Cabang    
     Zainuddin      anak kandung      25-4-1995      Pelajar    
     Zubaedah      anak kandung      13-8-1998      Pelajar    
     Ucok Sugiarto      anak angkat      11-12-2001      Pelajar    
     Butet Raharjo      anak angkat      2-7-2004      Pelajar    
                   
    Daftar Peralatan     Harga Perolehan      Tgl Perolehan      Kelompok    
    - Komputer     115.000.000       7-11-2008      I   
    - Mobil box     1.500.000.000      25-4-2010      II   
    - Mobil sedan     1.200.000.000      26-5-2012      II   
     - Bangunan      5.000.000.000       18-10-2008

*Jawaban Rekonsiliasi  Fiskal*


Uraian      KOMERSIAL      KOREKSI FISKAL           FISKAL
                                         POSITIF      NEGATIF         
Penjualan                           8.700.000.000                                           8.700.000.000
Harga Pokok Penjualan                         (3.100.000.000)                                      
(3.100.000.000)
Laba kotor                           5.600.000.000                                           5.600.000.000
Beban Operasi                                                                      -  
- Gaji                         (1.200.000.000)         120.000.000           2g                            
(855.000.000)
               225.000.000           2c    
- Tunjangan transport karyawan                            (215.000.000)                                          
(215.000.000)
- PPh 21 karyawan ditanggung perusahaan                               (85.000.000)           85.000.000
2c                                                   -  
- Makan & minum karyawan                            (315.000.000)                                          
(315.000.000)
- Pengobatan karyawan ditanggung perusahaan                               (95.500.000)          
95.500.000           2c                                                   -  
- Beban training karyawan                               (65.000.000)           25.000.000           2a    
(40.000.000)
- Rekreasi karyawan                               (75.000.000)                            75.000.000           2c    
-  
- Beban iklan                               (46.000.000)                                             (46.000.000)
- Beban transportasi                               (25.000.000)                                             (25.000.000)
- Beban piutang tak tertagih                               (28.500.000)                            28.500.000    
2k                                                   -  
- Bea siswa                               (45.000.000)                                             (45.000.000)
- Beban jamuan pejabat                               (65.000.000)                            65.000.000         
2k                                                   -  
- Beban listrik & telepon                               (63.000.000)                              3.000.000         
2a                               (60.000.000)
- Beban penyusutan                            (412.000.000)                                  129.250.000      3e    
(541.250.000)
- Pakaian seragam karyawan                               (82.500.000)                            82.500.000    
2c                                                   -  
- Beban premi asuransi                               (74.000.000)                            50.000.000           2a
(24.000.000)
- Sumbangan HUT RI                               (27.500.000)                            27.500.000           2e
-  
- Sumbangan Yayasan Panti Asuhan                               (30.000.000)                           
30.000.000           2e                                                   -  
- PBB, PKB, & Bea Meterai                               (25.500.000)                                            
(25.500.000)
Beban Operasi                         (2.974.500.000)                                       (2.191.750.000)
Penghasilan Neto                           2.625.500.000                                           3.408.250.000
Penghasilan Neto Pencucian Mobil  (1,5M x 20%)                                                 
300.000.000
Total Penghasilan Neto                                               3.708.250.000
Zakat                                                  (50.000.000)
PTKP (K/I/3)                                                  (36.960.000)
Penghasilan Kena Pajak                                               3.621.290.000
PPh terutang                       
- tarif 5%                                            2.500.000         
- tarif 15%                                          30.000.000         
- tarif 25%                                          62.500.000         
- tarif 30%                                       936.387.000                                 1.031.387.000
                        
                Suami           Isteri
PPh terutang                                          83.439.924                                    947.947.076
 PPh Ps. 25                                        (50.000.000)                                 (700.000.000)
PPh kurang bayar                                          33.439.924                                    247.947.076
                        
                        
PPh Pasal 25 tahun 2011                                            2.786.660                                      
20.662.256

ASET TETAP                  


     Harga Perolehan      Tgl Perolehan      Tarif Penyusutan           Beban Penyusutan
- Komputer    115.000.000     7-11-2008     25%                                     28.750.000
- Mobil box    1.500.000.000     25-4-2009     12,50%                                  187.500.000
- Mobil sedan    1.200.000.000     26-5-2009    12,50%                                     75.000.000
 - Bangunan     5.000.000.000     18-10-2008     5%                                  250.000.000
                                                                                                              541.250.000

Anda mungkin juga menyukai