Tahun 2020
1
Pembukuan dan
Pencatatan
Pembukuan dan Pencatatan
Istilah: Pembukuan.
“Proses pencatatan yang dilakukan secara
teratur untuk menyediakan informasi shg.
dapat dihitung besarnya pajak”
USER: DJP
Tujuan
Wajib Pencatatan
• WPOP yang tidak melakukan usaha
• WPOP yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dengan
omzet < Rp 4,8 milyar
Pasal 28 ayat (2) UU KUP dan Pasal 14 ayat (2) UU PPh
Persyaratan Pembukuan
Pasal 28 UU KUP
Pendahuluan
Peranan akuntansi dalam sejarah
perpajakan di Indonesia
Akun akuntansi pajak
Pentingnya akuntansi pajak
10
AKUN AKUNTANSI PAJAK
Pajak Dibayar di Muka PPh = PPh 22, 23, 24, 25, 28A
Pajak Masukan
Laporan
Beban PPh
Laba Rugi
Pajak Tangguhan
11
Bab 2
KAS & SETARA KAS
Impress Fund System
Kas Kecil
Fluctuating Fund System
Kas
Kas Besar
Tabungan / Deposito
Bank PPh pasal 4
Diskonto SBI ayat (2)
20%
Jasa Giro 12
Tabungan
13
Bab 3
INVESTASI JANGKA PENDEK
Deposito (lebih dari 3 bulan)
Investasi Jangka Pendek xxx
Beli Kas / Bank xxx
Saham
Obligasi Kas / Bank
PPh Ps. 4 ayat (2)
xxx
xxx
Jual Rugi / Laba Penjualan Saham xxx xxx
Investasi Jangka Pendek xxx
PPh Ps. 4 ayat (2) 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi
penjualan untuk bukan saham pendiri
14
Contoh
Menjual Saham PT Mudaraya nominal Rp 20.000 sebanyak 8000 lembar dengan
harga jual Rp 166.000.000 , NPWP: 03.906.666.1.541.001
Harga Perolehan Rp 170.000.000
PPh Pasal 4 ast (2) 0,1% X Rp 166.000.000 = Rp 166.000
15
Bab 4
PIUTANG
Penjualan
Persediaan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
17
Definisi Piutang
Definisi Piutang:
Hak perusahaan kepada pihak lain yang akan diterima dalam
bentuk kas.
Jenis:
- Piutang Usaha
- Piutang Luar Usaha
Penghapusan Piutang-Metode Tidak
Langsung
• Kerugian piutang tak tertagih dapat diakui setiap tahun dengan
cara membentuk cadangan piutang tak tertagih.
• Jurnal akuntansinya:
Dr. Kerugian piutang tak tertagih XXX
Cr. Cadangan piutang tak tertagih XXX
NILAI PENILAIAN
Perpajakan :
Perpetual PPh Pasal 10 ayat (6)
FIFO / Average
26
Persediaan
Definisi Persediaan dalam PSAK 14 :
Aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, baik
barang dagangan untuk usaha perdagangan maupun barang jadi
untuk manufaktur; berada dalam proses produksi (barang dalam
proses manufaktur); dan dalam bentuk bahan baku atau bahan
pembantu untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian
jasa.
Penilaian Persediaan
29
Pendekatan Harta
Dibayar biaya dibayar dimuka sebesar Rp 24.000.000 untuk 2 tahun pada tanggal
1 Desember 2009.
Jurnal akuntansi komersial jika digunakan pendekatan harta:
Tanggal Keterangan Debet Kredit
1-Des-2009 Biaya Dibayar di Muka 24.000.000 -
Kas/Bank - 24.000.000
Ayat jurnal penutup untuk menutup perkiraan beban ke ikhtisar laba rugi :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
31-Des-2009 Ikhtisar Laba Rugi 1.000.000 -
Beban - 1.000.000
PPh 23 2%
32
Tanah & / Bangunan
Pada tanggal 2 Maret 2009
2009 PT Alvin
Alvin menyewakan ruang perkantoran
untuk PT Bayi
Bayi dengan harga sewa sebesar Rp 10.000.000 (belum
termasuk PPN) untuk masa 1 tahun.
Pembukuan PT Alvin
PT Bayi (PKP) PT Bayi (non PKP)
33
Tanah & / Bangunan (lanjutan)
Pembukuan PT Bayi
(Pajak Masukan dapat dikreditkan oleh PT (Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan oleh PT
Bayi) Bayi)
34
Kendaraan Bermotor
PPh 23
PPh 25
PPN Masukan
37
PPh 22 Subjek Pajak
Pemungut (yang dipotong)
WP dalam negeri
Bank Devisa & Dirjen Bea Cukai
Bendahara Pemerintah
membayar Orang Pribadi
BUMN/BUMD Badan
BI, PPA, Bulog, Telkom, PLN, dll
Industri semen, kertas, baja, BUT
otomotif
Produsen dan importir yang
bergerak dalam bidang bahan bakar
minyak, gas dan pelumas
Industri dan eksportir dalam sektor
Bukan objek
perhutanan, perkebunan, pertanian,
dan perikanan
Badan yang melakukan penjualan
barang tergolong sangat mewah Objek Impor barang / penyerahan barang
yang tidak terutang PPh;
Impor barang yang dibebaskan
dari Bea Masuk &/ PPN;
Transaksi Impor Impor yang dimaksudkan untuk
Transaksi dengan Bendahara diekspor kembali;
Pemerintah, BUMN/D, BI PPA, Bulog, Pembayaran yang jumlahnya
paling banyak Rp 1.000.000 dan tidak
Telkom, PLN, Garuda Indonesia,
merupakan pembayaran yang
Indosat, Krakatau Steel, Pertamina, bank terpecah-pecah;
BUMN Pembayaran listrik, gas, air
Bukan Pemungut Transaksi dengan industri kertas, minum / PDAM dan benda pos;
semen, baja, otomotif Emas batangan;
Pembayaran / pencairan dana JPS
Transaksi penjualan bahan bakar
oleh KPKN;
minyak, gas & pelumas Impor kembali (re-import);
Transaksi pembelian dari pedagang Pembayaran untuk pembelian
Perwakilan NA pengumpul dalam sektor perhutanan, gabah dan atau beras oleh BULOG
Organisasi Internsl perkebunan, pertanian & perikanan
Transaksi barang sangat mewah
38
Pajak Penghasilan 22
1. Transaksi impor barang
2. Transaksi dengan :
a) Dirjen Perbendaharaan
b) BUMN/D dengan dana yang bersumber dari APBN/D
c) BI, PT PPA, Perum Bulog, PT Telkom, PT PLN, PT
Garuda Indonesia, PT Indosat, PT Krakatau Steel, PT
Pertamina dan Bank BUMN
3. Transaksi dengan industri tertentu semen, kertas,
baja, dan otomotif
4. Transaksi dengan Pertamina atas penjualan bahan bakar
minyak, gas, dan pelumas
5. Transaksi dengan industri dan eksportir yang bergerak
dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan
perikanan dari pedagang pengumpul
6. Transaksi penjualan barang yang tergolong sangat
mewah 39
Tarif PPh 22
No Objek Tarif
1 Impor API = 2,5% x NI
Non = 7,5% x NI
2 Dirjen Perbendaharaan, Bendahara Pemerintah,
BUMN/D, BI, PPA, Bulog, Telkom, PLN, Garuda
1,5% × HP
Indonesia, Indosat, Krakatau Steel, Pertamina,
bank BUMN
3 Penjualan dari industri :
a. Semen 0,25% x DPP PPN
b. Kertas 0,10% x DPP PPN
c. Baja 0,30% x DPP PPN
d. Otomotif 0,45% × DPP PPN
4 Sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, &
0,25% × HP
perikanan dari pedagang pengumpul
5 Penjualan barang yang tergolong sangat
5% x HJ
mewah 40
Tarif PPh 22 - lanjutan
No Objek Tarif
SPBU Swasta SPBU
Pertamina
6 Penjualan oleh Pertamina :
• Premium/Solar/Premix/Super TT 0,30% x HJ 0,25% x HJ
• Minyak tanah, gas LPG - 0,30% x HJ
• Oli/pelumas Pertamina - 0,30% x HJ
41
Tarif PPh 22 - lanjutan
42
PPh 22 atas Penjualan kepada Ditjen
Perbendaharaan, Bendahara Pemerintah,
& BUMN/D
Pada tanggal 10 April 2009 Pemda DKI Jakarta membeli komputer
secara tunai di PT XYZ dengan harga Rp 220.000.000 (termasuk PPN).
Atas pembelian tersebut, Bendahara Pemda DKI Jakarta memungut PPN
dan PPh 22 seperti berikut ini :
PPN Rp 220.000.000 x (10/110) = Rp 20.000.000
PPh 22 Rp 220.000.000 x (100/110) x 1,5% = Rp 3.000.000
44
PPh 22 Industri Tertentu
Pada tanggal 27 Juni 2007 PT Atik, salah satu pabrikasi otomotif, menjual
hasil produksinya kepada PT Ria dengan nilai sebesar Rp 500.000.000
belum termasuk PPN. Atas pembelian tersebut diperhitungkan :
PPN 10% Rp 50.000.000
PPh 22 0,45% x Rp 500.000.000 = Rp 2.250.000
Atas transaksi ini dicatat oleh PT Ria adalah :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
27-Jun-07 Persediaan alat otomotif 500.000.000 -
Pajak Masukan 50.000.000 -
PPh 22 dibayar di muka 2.250.000 -
Kas / Bank - 552.250.000
46
PPh 22 Pedagang pengumpul hasil
perkebunan
Pada tanggal 18 Oktober 2009 PT Doci menjual hasil perkebunan kepada PT Giagia
yang merupakan produsen sambal tomat dengan orientasi ekspor dan telah ditunjuk
sebagai pemungut PPh 22 sesuai dengan SK dari KPP. Nilai penjualan adalah Rp
500.000.000 belum termasuk PPN.
PPN 10% x Rp 500.000.000 = Rp 50.000.000
PPh 22 0,25% x Rp 500.000.000 = Rp 1.250.000
Jurnal untuk PT Doci adalah :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
18-Okt-09 Kas/Bank 548.750.000 -
PPh 22 dibayar di muka 1.250.000 -
Pajak Keluaran - 50.000.000
Penjualan hasil perkebunan - 500.000.000
Dividen
Bunga
Royalti 15%
Hadiah & penghargaan
Sewa
Imbalan jasa 2%
49
Tarif PPh 23 - lanjutan
Besarnya PPh 25 / angsuran pajak yang harus dibayar sendiri setiap bulan untuk tahun 2010
Rp 15.000.000 x 1/12 = Rp 1.250.000
Jurnal perusahaan pada saat pembayaran PPh 25 setiap bulannya adalah sebagai berikut :
Tingkat
Kepemilikan 20% < x < 50% → Equity
Saham
60
Cost Method
Jurnal untuk membukukan transaksi investasi
dalam saham dengan menggunakan cost method
adalah sebagai berikut:
61
EQUITY METHOD
Jurnal untuk transaksi investasi dalam saham dengan menggunakan
equity method adalah sebagai berikut :
Transaksi Equity Method Debet Kredit
(Kepemilikan saham < 25 %)
Pembelian investasi Investasi dalam saham - PT….. xxx -
Kas/Bank - xxx
Pengumuman laba Investasi dalam saham - PT….. xxx -
Pendapatan Investasi - xxx
Pembagian dividen Kas/Bank xxx -
PPh 23 dibayar di muka xxx -
Investasi dalam saham- - xxx
PT…
Transaksi Equity Method Debet Kredit
(Kepemilikan saham >= 25 %)
Pembelian investasi Investasi dalam saham - PT….. xxx -
Kas/Bank - xxx
Pengumuman laba Investasi dalam saham - PT….. xxx -
Pendapatan Investasi - xxx
Pembagian dividen Kas/Bank xxx -
Investasi dalam saham- - xxx 62
PT…
Bab 8
ASET TETAP
Pembelian Dalam Negeri
Pembelian
Aset Tetap Pembelian Impor
Akuntansi
Leasing
Pajak
63
Pembelian Dalam Negeri
Tanggal 1 Januari 2009 PT Sisi (PKP) membeli
kendaraan operasional seharga Rp 200.000.000
belum termasuk PPN 10%.
64
Pembelian Impor
Tanggal 1 Januari 2009 PT Sisi (PKP yang mempunyai
API) mengimpor komputer dari Taiwan dengan nilai
impor sebesar Rp 150.000.000 dan PPN sebesar 10%.
65
Leasing
PT Jocelyn membeli aset berupa mesin produksi dengan cara
leasing pada tanggal 11 Maret 2009 dimana pembelian ini
merupakan capital lease. Periode leasing selama 4 tahun. Pada
akhir masa leasing ada opsi pembelian dengan harga Rp
2.000.000 tingkat bunga implisit 10%. Pembayaran pertama
dilakukan pada tanggal 11 Maret 2009.
Jurnal yang dibuat PT Jocelyn selaku lessee :
66
Penyusutan Aset Tetap
Akuntansi
Metode Penyusutan :
67
Penyusutan Aset Tetap - lanjutan
Pajak
Metode penyusutan :
Metode garis lurus (straight line method)
Metode saldo menurun (declining balance method)
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25 % 50 %
Kelompok 2 8 tahun 12,5 % 25 %
Kelompok 3 16 tahun 6,25 % 12,5 %
Kelompok 4 20 tahun 5% 10 %
II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5% -
Tidak Permanen 10 tahun 10% - 68
Penjualan Aset Tetap
Sebuah mobil box yang diperoleh perusahaan pada tanggal 12 Juli 2007
dengan harga Rp 48.000.000.
Estimasi masa manfaat mobil box menurut akuntansi 6 tahun, sedangkan
menurut pajak 8 tahun.
Pada tanggal 31 Desember 2008, mobil box tersebut dijual dengan harga Rp
40.000.000.
Metode penyusutan menurut akuntansi dan pajak adalah metode garis lurus.
Laba / rugi atas penjualan mobil box baik secara akuntansi maupun perpajakan :
Goodwill
Biaya Pendirian dan Perluasan Modal
Biaya Pra-operasi
74
Amortisasi
Aset Tidak Berwujud
Akuntansi
Amortisasi dengan metode garis lurus (straight line method).
Pajak
Amortisasi dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode saldo
menurun (double declining method) dan metode garis lurus
(straight line method).
Kelompok Harta Masa Manfaat Tarif Amortisasi Berdasarkan
tak Berwujud Metode
Garis Lurus Saldo Menurun
77
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Bank
Utang Usaha
Biaya yang Masih Harus Dibayar
Utang Pajak
PPh 21 Dividen
Bunga
Royalti
PPh 23
Hadiah
Sewa
PPh 26 Imbalan Jasa
PPN Keluaran
Utang Dividen
Utang Wesel
Pendapatan Diterima di Muka 78
Utang Bank
SE-46/PJ.4/1995
Pada tahun 1998, PT Ako mendapat pinjaman dari pihak
ketiga dengan batas maksimum sebesar Rp 200.000.000
dan tingkat bunga pinjaman 20%.
Pada bulan Februari telah diambil sebesar Rp 125.000.000,
pada bulan Juni diambil lagi sebesar Rp 25.000.000 dan
sisanya (Rp 50.000.000) diambil pada bulan Agustus.
81
Penghitungan PPh 21
Penghasilan Bruto
Dikurangi:
Dikurangi: Honorarium Honorarium
• Biaya jabatan, 5% dari Biaya pensiun, 5%
penghasilan bruto maks. dari penghasilan
Rp 6.000.000 / thn atau Rp bruto maks. Rp
500.000 / bln 2.400.000 / thn
• Iuran yang terkait dengan
atau Rp 200.000 /
penghasilan tetap
bln
83
Tarif PPh 21
Tarif bagi WP ber-NPWP
Tarif bagi WP tidak ber-NPWP
84
Tarif PPh 21 - lanjutan
Tarif
Lapisan
Penghasilan Kena Pajak (ber- (Tidak ber-NPWP)
NPWP)
5% 6%
s.d. Rp 50.000.000,-
(5% + 20%x 5%)
86
Pajak Penghasilan 21 - lanjutan
Perhitungan yang dibuat oleh PT Asia pada tahun 2009 setiap bulannya :
dibayar
harian
lebih kecil sd lebih besar dari
Rp 450.000 Rp 450.000
Penghasilan bruto
dikurangi
Rp 450.000
tidak dipotong
PPh 21 dipotong PPh
5%
93
PPh 23 Sewa
PT Winnie menyewakan bus kepada PT Pooh untuk jangka waktu 6
bulan dengan biaya sewa perbulan Rp 10.000.000 pada 1 Mei 2009.
PT Pooh :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
1-Mei-09 Sewa Dibayar di muka 60.000.000 -
Pajak Masukan 6.000.000 -
Utang PPh 23 - 1.200.000
Kas/Bank - 64.800.000
94
PPh 26
Pada tanggal 18 Oktober 2009, PT Diestri membayar gaji
kepada karyawan asing Kwee Lie Siang sebesar Rp
100.000.000 dan PPh 26 dibayar oleh perusahaan.
97
PPN Keluaran
PT Vanno melakukan penyerahan BKP Rp 10.000.000 secara tunai pada tanggal 27
Juni 2010 yang sebelumnya telah melakukan pembelian BKP sebesar Rp 8.000.000
pada tanggal 9 Juni 2010.
Sistem pencatatan dengan menggunakan metode sistem periodik.
Pembukuan yang dilakukan oleh PT Vanno adalah :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
09-Jun-10 Pembelian 8.000.000 -
Pajak Masukan 800.000 -
Kas/Bank - 8.800.000
27-Jun-10 Kas/Bank 11.000.000 -
Penjualan - 10.000.000
Pajak Keluaran - 1.000.000
Berbeda halnya bila PT Yolan memiliki kepemilikan atas PT Christiani sebesar 20%
maka PT Yolan menggunakan equity method sehingga jurnal yang dibuat sebagai
berikut :
101
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Obligasi
Utang Hipotik
102
Utang Obligasi
Pada 1 Oktober 2009, PT Eka menerbitkan pinjaman 12% obligasi dengan nilai
nominal Rp 12.000.000. Pembayaran bunga setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober,
dengan jangka waktu 5 tahun.
Pada tanggal penerbitannya PT Aybert membeli obligasi tersebut dengan harga
Rp 10.000.000.
Berikut adalah jurnal yang dibuat PT Eka untuk mencatat transaksi tersebut.
104
Bab 11
EKUITAS
PT Calvin menjual saham biasa dengan harga Rp
12.000 per lembar dengan nilai nominal Rp 10.000
sebanyak 1000 lembar pada tanggal 10 Januari
2007.
105
Ekuitas - lanjutan
PT Melina mempunyai 2000 lembar saham preferen convertible dengan
nilai nominal Rp 10.000. Agio saham tersebut Rp1.000.000.
Pada tanggal 31 Desember 2009 diumumkan bahwa saham tersebut dapat
ditukarkan dengan saham biasa dengan nilai nominal Rp 5.500 dimana
proporsi setiap 1 lembar saham preferen mendapat 2 lembar saham biasa.
107
Penghasilan Objek Pajak
Pasal 4 ayat (1) UU PPh
108
Penghasilan Objek Pajak - lanjutan
Pasal 4 ayat (1) UU PPh
sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta;
penerimaan / perolehan pembayaran berkala;
keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan
jumlah tertentu yang ditetapkan dengan PP;
keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
premi asuransi, termasuk premi reasuransi;
iuran yang diterima / diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang
terdiri dari WP yang menjalankan usaha / pekerjaan bebas;
tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang
belum dikenakan pajak;
penghasilan dari usaha yang berbasis syariah;
imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam UU KUP; dan
Surplus Bank Indonesia. 109
Penghasilan dikenakan PPh Final
Pasal 4 ayat (2) UU PPh
115
Biaya yang Boleh Dikurangkan
Pasal 6 ayat (1) UU PPh
Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen,
termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.
Biaya yang dibebankan / dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu, atau anggota.
Pembentukan / pemupukan dana cadangan.
Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna dan asuransi beasiswa, yang dibayar oleh WP OP, kecuali jika
dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai penghasilan
bagi WP yang bersangkutan (wajib dipotong PPh 21).
Penggantian / imbalan sehubungan dengan pekerjaan / jasa yang diberikan
dalam bentuk natura / kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan
minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian / imbalan dalam bentuk
natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan PMK.
119
Biaya yang Tidak Diperbolehkan Pajak - lanjutan
Pasal 9 ayat (1) UU PPh
121
Bab 14
REKONSILIASI FISKAL
122
Beda Tetap & Beda Waktu
Beda Waktu
123
Koreksi Positif & Koreksi Negatif
Koreksi Positif
Koreksi positif terjadi apabila laba menurut fiskal bertambah.
Koreksi positif biasanya dilakukan akibat adanya
Beban yang tidak diakui oleh pajak (non-deductible expense) – Pasal 9 ayat
(1)
Penyusutan komersial lebih besar dari penyusutan fiskal
Amortisasi komersial lebih besar dari amortisasi fiskal
Penyesuaian fiskal positif lainnya
Koreksi Negatif
Koreksi negatif terjadi apabila laba menurut fiskal berkurang.
Koreksi negatif biasanya dilakukan akibat adanya :
Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak – Pasal 4 ayat (3)
Penghasilan yang dikenakan PPh bersifat final – Pasal 4 ayat (2)
Penyusutan komersial lebih kecil daripada penyusutan fiskal
Amortisasi komersial lebih kecil daripada amortisasi fiskal
Penghasilan yang ditangguhkan pengakuannya
Penyesuaian fiskal negatif lainnya 124
Perhitungan PPh Badan
PPh Badan → tarif Pasal 17 UU PPh x PKP xxx
ˉ/- Kredit Pajak (PPh 22, 23, 24, 25) (xxx) PPh Kurang / Lebih Bayar xxx
125
Contoh perhitungan PPh Badan
129
Bab 15
AKUNTANSI PAJAK
PENGHASILAN (PSAK 46)
130
SKEMA KETERKAITAN ANTARA KOREKSI POSITIF,
KOREKSI NEGATIF, PERBEDAAN TEMPORER, DTA & DTL
Tax Base Accounting Base
(per SPT) (per Books)
Temporary
Differences
132
Penyajian Pajak Tangguhan
dalam laporan keuangan :
Laporan Laba Rugi
(xxx)
Laba setelah PPh xxx
133
TERIMA KASIH
134