Brevet A-B
Dasar Hukum
Karakteristik PPN dan PPnBM
Mekanisme PPN dan PPnBM
Haris/PPN/2014 3
Mekanisme PPN Indonesia
Ringkasan
Haris/PPN/2014 17
OBJEK
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Pasal 4 , 16C dan 16D
Haris/PPN/2014 22
BARANG KENA PAJAK
(BKP)
Haris/PPN/2014 25
Barang Kena Pajak
Barang Bergerak
Barang Berwujud
Barang
Dikenakan
PPN
Barang Tidak Berwujud
Penyerahan BKP :
a. penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian;
b. pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian
sewa guna usaha (leasing);
c. penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang;
d. pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak;
e. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan;
f. penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang;
g. penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi; dan
h. penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka perjanjian
pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap
langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada pihak yang membutuhkan Barang Kena
Pajak.
Haris/PPN/2014 27
8/4/17
Penyerahan Barang Kena Pajak dan
Bukan Penyerahan Barang Kena Pajak
Pasal 1A ayat (2)
Bukan Penyerahan:
a. penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar sebagaimana dimaksud
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang;
b. penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan utang-piutang;
c. penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan pemusatan tempat
pajak terutang;
d. pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak
yang melakukan pengalihan dan yang menerima pengalihan adalah
Pengusaha Kena Pajak; dan
e. Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan,
dan yang Pajak Masukan atas perolehannya tidak dapat dikreditkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c.
Haris/PPN/2014 28
8/4/17
Syarat Penyerahan Barang dikenakan
Pajak
Haris/PPN/2014 29
Barang Tidak Kena
Pajak
Haris/PPN/2014 30
NON OBJEK PPN (BKP)
(JENIS BARANG YANG TIDAK DIKENAI
PPN)
Pasal 4A ayat (2)
Haris/PPN/2014 32
Non Objek PPN (BKP)
BARANG KEBUTUHAN POKOK
2 YANG SANGAT DIBUTUHKAN OLEH RAKYAT BANYAK
telur, yaitu telur yang tidak diolah, termasuk telur yang dibersihkan, diasinkan,atau dikemas
susu, yaitu susu perah baik yang telah melalui proses didinginkan maupun
dipanaskan, tidak mengandung tambahan gula atau bahan lainnya, dan/atau
dikemas atau tidak dikemas
buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yang dipetik, baik yang telah melalui
proses dicuci, disortasi, dikupas, dipotong, diiris, di-grading, dan/atau dikemas
atau tidak dikemas
Haris/PPN/2014 34
4 uang, emas batangan,
dan surat berharga.
Haris/PPN/2014 35
Jasa Kena Pajak
Haris/PPN/2014 36
Jasa Kena Pajak
Pasal 1 angka 5 dan 6 UU PPN 1984.
Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan
suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan
suatu barang, fasilitas, kemudahan, atau hak tersedia untuk
dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan
barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan
atas petunjuk dari pemesan.
Jasa Kena Pajak adalah jasa yang dikenai pajak berdasarkan
Undang-Undang ini
Haris/PPN/2014 37
Penyerahan Jasa Kena Pajak
Penyerahan Jasa Kena Pajak adalah setiap kegiatan
pemberian Jasa Kena Pajak.
Penyerahan jasa yang terutang pajak harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak.
b. penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean. dan
c. penyerahan dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
d. Dilakukan oleh PengusahaPengusaha Kena Pajak
Termasuk dalam pengertian penyerahan Jasa Kena Pajak
adalah Jasa Kena Pajak yang dimanfaatkan untuk
kepentingan sendiri dan/atau yang diberikan secara cuma-
cuma.
Haris/PPN/2014 38
Jasa Tidak Kena Pajak
Haris/PPN/2014 39
Pasal 4A ayat (3)
NON OBJEK PPN (JKP)
JENIS JASA YANG TIDAK DIKENAI PPN
Haris/PPN/2014 41
Pasal 16C
Kegiatan Membangun Sendiri
adalah Kegiatan Membangun
bangunan yang dilakukan tidak
dalam kegiatan usaha atau
pekerjaan oleh OP atau badan yang
hasilnya digunakan sendiri atau
digunakan pihak lain.
Haris/PPN/2014 42
Kegiatan Membangun Sendiri
Bangunan yang dibangun sendiri diperuntukkan
bagi:
tempat tinggal : bangunan atau konstruksi yang diperuntukkan
bagi tempat tinggal, termasuk fasilitas olah raga atau fasilitas
lain. yang diperuntukkan bagi tempat usaha termasuk seluruh
fasilitas yang ada.
tempat tinggal untuk usaha.
Haris/PPN/2014 43
Pasal 16C dan PMK-39/PMK.03/2010
300m2/ lebih
Haris/PPN/2014 44
Kegiatan Membangun Sendiri
TARIF
PPN = 10 % X 40% X jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau
yang dibayarkan pada setiap bulannya untuk membangun
bangunan, tidak termasuk harga perolehan tanah. (Pasal 3 ayat
(2) PMK-39/PMK.03/2010) dan (Pasal 3 ayat (1) PER-27/PJ/2010)
Termasuk dalam pengertian seluruh biaya yang dikeluarkan
atau dibayarkan untuk membangun sendiri adalah juga
jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar atas perolehan
bahan dan jasa untuk kegiatan membangun bangunan
tersebut. (angka 2.3 SE-70/PJ/2010)
LAMA
Haris/PPN/2014 45
Kegiatan Membangun Sendiri
KETENTUAN LAIN
Pajak Masukan yang dibayar sehubungan dengan kegiatan
membangun sendiri TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
Dalam hal bangunan yang dibangun sendiri ini digunakan oleh
pihak lain, maka OP/Badan yang melakukan kegiatan
membangun sendiri harus menyerahkan bukti SSP asli kepada
pihak lain yang menggunakan bangunan tersebut, kalau tidak,
maka pihak lain yang menggunakan bangunan tersebut
bertanggung jawab secara renteng atas pembayaran PPN yang
terutang dan PPN tersebut wajib disetor dan dilaporkan ke KPP
Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat bangunan
didirikan.
Haris/PPN/2014 46
Contoh Perhitungan LAMA
Pada bulan Juli 2010, PT Fathiyyah Trading, PKP yang bergerak di bidang
perdagangan, membangun sebuah gedung untuk gudang dengan luas 400
m2. Pembangunan dilakukan dengan jasa tukang dan mandor serta diawasi
sendiri dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp650.000.000,00- dengan
rincian sebagai berikut:
a. Biaya pembelian/perolehan tanah Rp250.000.000,00-
b. untuk pembelian bahan bangunan adalah Rp275.000.000 (termasuk PPN sebesar
Rp25.000.000);
c. untuk upah tukang Rp125.000.000,00-
Jawaban:
DPP = 40% x Total Biaya yang dikeluarkan termasuk PPN tetapi tidak termasuk harga
perolehan tanah.
= 40% x (Rp650.000.000-Rp250.000.000)
= 40% x Rp400.000.000,-
= Rp160.000.000
PPN = 10% x Rp160.000.000
= Rp16.000.000,-
Haris/PPN/2014 47
PMK-163/PMK.03/2012
Mulai 22 Nopember 2012
Haris/PPN/2014 48
OBJEK PAJAK Penyerahan Aktiva Menurut Tujuan
Semula Tidak Untuk Diperjualbelikan
(Pasal 16D)
Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak
kecuali,
atas penyerahan aktiva yang PM-nya tidak dapat
dikreditkan
Haris/PPN/2014 50
Contoh Perhitungan
Haris/PPN/2014 51
Subjek
Pajak Pertambahan Nilai
Haris/PPN/2014 52
Subjek Pajak
Haris/PPN/2014 53
Kewajiban
Pengusaha Kena Pajak
Pasal 3A ayat (1) dan (2)
Haris/PPN/2014 54
SUBJEK PAJAK PASAL 3A AYAT (1)
PENGUSAHA yang
- MENGHASILKAN BARANG;
- MENGIMPOR BARANG;
- MENGEKSPOR BARANG;
- MELAKUKAN USAHA PERDAGANGAN;
- MELAKUKAN USAHA JASA;
- MEMANFAATKAN BARANG TIDAK BERWUJUD / JASA DARI
LUAR DAERAH PABEAN.
- EKSPOR JASA
Haris/PPN/2014 56
PENGUSAHA KENA PAJAK
(PKP)
Ps. 1 angka 15
PENGUSAHA
Haris/PPN/2014 57
Pengusaha Kecil
Pengusaha kecil tidak wajib melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP. Namun diperbolehkan untuk
menjadi PKP
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor
68/PMK.03/2010 adalah Pengusaha yang menyerahkan
BKP dan atau JKP tidak lebih dari Rp. 600.000.000,00
Sejak 1 April 2010
PMK-197/PMK.03/2013 Batas Pengusaha Kecil per 1
Januari 2014 menjadi 4,8 Miliar
Haris/PPN/2014 58
8/4/17
Pasal 2 Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Pengusah
a
Omzet 1
tahun > 4,8
Melakukan: Miliar
Penyerahan BKP Wajib
Penyerahan JKP
Ekspor BKP
Berwujud PKP
Dapat
Ekspor BKP Tidak Omzet 1 Memilih
Berwujud tahun < 4,8
Ekspor JKP Miliar
PMK 197/PMK.03/2013
Wajib
memungut,
Bermaksud menyetor, dan
melakukan Dapat
Memilih
melapor PPN
penyerahan/ekspor terutang
Pra produksi
Pengusaha yang tidak/terlambat lapor untuk dikukuhkan sbg PKP, dapat dikenai sanksi sejak
omzetnya melebihi Rp4,8 Miliar 60
Haris/PPN/2014
Siklus Kewajiban PKP
di bidang PPN setiap bulan
2. ke B PM
t
M a
% N gu
en nk
10 PP un
Su tor
ye =P
Fa DPP
Se jak
em
j a ur
to K
ra a n
Pa
rP >
M
Pa kt
x
t
k
PN
1.
3M
PKP
=
3. Melapor
Dengan lampiran SSP ke KPP
Haris/PPN/2014 61
RINGKASAN
PENYERAHAN PPN
BKP/JKP
PKP SIAPAPUN
PPN
BKP/JKP
SIAPAPUN
NONPKP
PPN
Haris/PPN/2014 62
RINGKASAN
PENYERAHAN PPN
NONBKP/NON JKP
PKP
/NONPKP SIAPAPUN
PPN
Haris/PPN/2014 63
SAAT DAN TEMPAT
PAJAK TERUTANG
Haris/PPN/2014 64
Pasal 11
SAAT TERUTANG PAJAK
(1) Terutangnya pajak terjadi pada saat:
1 Penyerahan BKP;
2 Impor BKP;
3 Penyerahan JKP;
4 Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari Luar Daerah Pabean;
5 Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean;
6 Ekspor BKP Berwujud;
7 Ekspor BKP Tidak Berwujud; Accrual Basis
8 Ekspor JKP;
(2) Dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP/JKP, atau dalam hal
pembayaran dilakukan sebelum dimulainya pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari
Luar daerah Pabean; saat terutangnya pajak adalah pada saat pembayaran
Haris/PPN/2014 66
Haris/PPN/2014 67
Berdasarkan PMK Nomor 40/PMK.03/2010 Saat
dimulainya pemanfaatan BKP TB dan JKP dari Luar
daerah Peban di dalam derah pabean adalah:
Haris/PPN/2014 68
TEMPAT TERUTANGNYA PAJAK
Ps. 12 ayat (1), (3), (4)
PEMANFAATAN BKP
PKP IMPOR TDK BERWUJUD/ JKP
DARI LUAR DAERAH PABEAN
TEMPAT TINGGAL/
TEMPAT TINGGAL,
TEMPAT KEDUDUKAN/
TEMPAT KEDUDUKAN,
TEMPAT KEGIATAN
TEMPAT KEGIATAN USAHA DARI ORANG
TEMPAT BKP
USAHA DILAKUKAN, PRIBADI/ BADAN
DIMASUKKAN
TEMPAT LAIN YG MEMANFAATKAN
DAN DIPUNGUT
YANG DITETAPKAN BKP TDK BERUJUD/ JKP
MELALUI DITJEN
OLEH DIRJEN PAJAK DARI LUAR DAERAH
BEA CUKAI
PABEAN TERSEBUT
Haris/PPN/2014 69
Tempat Lain
SE-27/PJ./2010 jo PER-4/PJ./2010
Haris/PPN/2014 72
Cara Menghitung Pajak
Haris/PPN/2014 73
PASAL 7 UU PPN
TARIF PPN
SEBESAR
10 % 0%
Tarif pajak dapat diubah menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi
15% (lima belas persen) yang perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan
Pemerintah
Haris/PPN/2014 74
Rumus Penghitungan PPN
Kontrak PPN ditulis
atau terpisah
Perjanjian Jika Dianggap belum
ATAU Tidak termasuk PPN
Harga sudah
termasuk PPN
ATAU PPN = 10 % x harga/pembayaran
Harga termasuk
PPN & PPnBM
PPN = 10 . x harga/pembayaran
110 PPN = 10 . x harga/pembayaran
110 + t
PPnBM = t . x harga/pembayaran
110 + t
t = Tarif PPnBM
75
Pasal 10 & 11 PP Nomor 1 Tahun 2012 Haris/PPN/2014
Tarif PPn BM
Pasal 8 UU PPN 1984
Haris/PPN/2014 76
8/4/17 76
Dasar Pengenaan Pajak
Pasal 1 angka 17 UU PPN
Harga Jual
Penggantian
Nilai Impor
Nilai Ekspor
Nilai lain
Haris/PPN/2014 77
Dasar Pengenaan Pajak
Pasal 1 angka 17
Harga Jual: Nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh penjual karena penyerahan BKP [tidak termasuk PPN] dan potongan
harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. Ps 1 angka 18
Penggantian: nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak,
atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-undang ini dan potongan harga
yang dicantumkan dalam Faktur Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau
seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau
oleh penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud karena pemanfaatan Barang
Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. Ps 1 angka
19 HARGA
HARGA JUAL
JUAL
POTONGAN
POTONGAN
NILAI
NILAI BERUPA
BERUPA SEMUA
SEMUA HARGA
HARGA
UANG
UANG BIAYA
BIAYA
PENGGANTIAN
PENGGANTIAN
Yang termasuk semua biaya antara lain biaya pengangkutan, biaya asuransi, biaya
bantuan teknik, biaya pemeliharaan, biaya pengiriman, biaya garansi jika tidak
Haris/PPN/2014 dibayar akan menghambat kelancaran penyerahan BKP atau JKP78
8/4/17 78
Dasar Pengenaan Pajak
Nilai Impor = nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan
bea masuk ditambah pungutan lainnya yg dikenakan
berdasarkan ketentuan dlm perUU Pabean untuk impor BKP
tidak termasuk PPN, Ps 1 angka 20
Nilai Impor = Cost, Insurance, Dan Freight (CIF) + Bea Masuk + Bea Masuk Tambahan
Nilai Ekspor = Nilai berupa uang, termasuk biaya yang diminta
atau seharusnya diminta oleh eksportir. Ps 1 ang 26
DPP =Nilai yang tercantum dalam dokumen PEB yg difiat muat
oleh DJBC
Nilai Lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan
Haris/PPN/2014 79
(PerMenkeu Nomor
75/PMK.03/2010)
DPP NILAI LAIN
Pemakaian sendiri/pemberian cuma-cuma Harga jual/penggantian dikurangi laba
BKP/JKP kotor
Rekaman suara atau rekaman suara dan
Perkiraan harga jual rata-rata
gambar
Film cerita Perkiraan hasil rata-rata per judul film
Perbaikan dan modifikasi emas perhiasan serta jasa-jasa 20% (dua puluh persen) dari harga jual
lain yang berkaitan dengan emas perhiasan, yang dilakukan
emas perhiasan atau nilai penggantian;
oleh pabrikan emas perhiasan
Haris/PPN/2014 81
PMK-83/PMK.03/2012 (berlaku sejak 1 Juli 2012) tentang kriteria
dan/atau rincian jasa tenaga kerja yang tidak dikenai PPN
2. Penyerahan Film Cerita Impor oleh Sebesar Rp12.000.000,00 dipungut pada saat pertama kali
importir kepada Pengusaha Bioskop per copy Film Cerita Impor masing-masing copy Film Cerita
Impor tsb diserahkan kepada
Pengusaha Bioskop.
Haris/PPN/2014
10% x DPP 0% x DPP
84
8/4/17
CONTOH CARA MENGHITUNG PPN YANG TERUTANG
4. EKSPOR BKP
- NILAI EKSPOR = Rp.10.000.000
- PPN TERUTANG 0 % X Rp.10.000.000 = Rp. 0
Haris/PPN/2014
PPN Rp. 0 TERSEBUT MERUPAKAN PAJAK KELUARAN.85
Contoh Soal
1. Pada tahun 2011, PT. A membangun gudang untuk penyimpanan dokumen seluas 200
m2. Kegiatan ini diserahkan kepada PT. Adhi Karya selaku PKP Jasa Konstruksi.
2. Restoran Enak tenan yang ada di Hotel Pasti Nyaman menyediakan makanan/minuman
kepada peserta lokakarya pajak yang diselenggarakan oleh Pusat Pengambangan
Pendidikan XZY.
3. Budi (Pengusaha Katering) menyerahkan jasa Katering.
4. PT Pos Indonesia menyerahkan jasa pengiriman dokumen.
5. PT Total Indonesia adalah Pengusaha Konstruksi, Pada 3 April 2010 membangun
ruangan kantornya seluas 400 M2.
6. Ahmad seorang pegawai perusahaan swasta ternama di Jakarta, dia sedang
membangun rumah seluas 350 M2 dengan dilakukan sendiri, memakai beberapa tukang
dan diawasi sendiri.
7. PT. Suka Ekspor (PKP) mengekspor ke Thailand berupa Beras, Jagung, Sagu, Minyak
Kelapa, Gula, dan Kopi Bubuk.
8. Bank BRI menyerahkan jasa anjak piutang kepada nasabahnya.
9 KFC Indonesia memanfaatkan merk dagang KFC Amerika
Haris/PPN/2014 86
FAKTUR PAJAK
Pasal 1 angka 23 dan Pasal 13
dan
NOTA RETUR
PMK-38/PMK.03/2010 mulai 1 April 2010 s.d 6 Juni 2012
PMK-84/PMK.03/2012 mulai 7 Juni 2012
PER-24/PJ/2013 jo PER-08/PJ/2013
Haris/PPN/2014 87
FAKTUR PAJAK
Ps. 1 angka 23
PKP
KARENA
KARENA
PENYERAHAN
BKP/JKP
Haris/PPN/2014 88
KEWAJIBAN MEMBUAT FAKTUR PAJAK Pasal 13 (1) UU PPN
penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean (Ps.4 ayat (1) huruf c)
melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud (Ps.4 ayat (1) huruf f)
ekspor Jasa Kena Pajak (Ps.4 ayat (1) huruf h)
ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud (Ps.4 ayat (1) huruf g)
penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak (Ps.16 D)
kecuali atas penyerahan aktiva yang PM-nya tidak dapat dikreditkan
sbgmn dimaksud Ps. 9 ayat (8) huruf b dan c
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), PKP dapat membuat 1
(satu) Faktur Pajak meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan kepada pembeli BKP atau
penerima JKP yang sama selama 1 (satu) bulan kalender {Pasal 13 ayat (2) UU PPN}
Haris/PPN/2014
FAKTUR
89
PAJAK GABUNGAN
JENIS FAKTUR PAJAK
FAKTUR PAJAK KHUSUS
PMK-76/KMK.03/2010
saat
saatpenyerahan
penyerahanBarang
BarangKena
KenaPajak
Pajakdan/atau
dan/ataupenyerahan
penyerahanJasa
JasaKena
KenaPajak
Pajak
saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak
saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan
saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
0 0 0.0000 0.0 0 0 0 0 0 0 0
Kode Status
- 01 untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang terutang PPN dan PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang
melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP.
- 02 untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN Bendahara Pemerintah yang PPNnya
dipungut oleh Pemungut PPN Bendahara Pemerintah.
- 03 untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN Lainnya (selain Bendahara Pemerintah)
yang PPNnya dipungut oleh Pemungut PPN Lainnya (selain Bendahara Pemerintah).
- 04 untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang menggunakan DPP Nilai Lain yang PPNnya dipungut oleh PKP
Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP.
- 05 Kode ini tidak digunakan.
- 06 untuk penyerahan lainnya yang PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP
dan/atau JKP, dan penyerahan kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri (turis asing)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16E UU PPN
- 07 untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas PPN Tidak Dipungut atau Ditanggung
Pemerintah (DTP).
- 08 untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas Dibebaskan dari pengenaan PPN.
- 09 untuk penyerahan Aktiva Pasal 16D yang PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan
penyerahan BKP
Haris/PPN/2014 93
KODE FAKTUR PAJAK
KODE STATUS0
0stutusNormal,
1statusPengganti
Haris/PPN/2014
94
Haris/PPN/2014 95
Contoh Penomoran Faktur Pajak
Lama (s.d 31 Maret 2013)
Haris/PPN/2014 96
Transaksi dengan Mata Uang Asing
PPN dan
Transaksi dengan Sesuai kurs
PPnBM
menggunakan mata KMK pada saat
dikonversi ke
uang asing pembuatan
dalam mata
Faktur Pajak
uang rupiah
Termasuk transaksi penyerahan
kepada Pemungut PPN selain
Bendahara Pemerintah
Haris/PPN/2014 97
Pasal 14 PP Nomor 1 Tahun 2012
Faktur Pajak Terlambat
Faktur Dibuat
Pajak Bukan
> 3 Bulan Faktur Pajak
Saat penyerahan
= saat pembuatan FP
Haris/PPN/2014 100
Pedagang Eceran
Tanpa keterangan :
identitas pembeli
nama dan tanda tangan penjual
Pedagan Membuat Tidak diterbitkan
g Eceran Faktur Pajak tidak Surat Tagihan Pajak
lengkap
Kegiatan usaha/pekerjaannya
Kegiatan usaha/pekerjaannya melakukan
melakukan penyerahan JKP dengan cara
penyerahan BKP dengan cara :
:
a. melalui suatu tempat penjualan eceran
a. melalui suatu tempat penyerahan
atau langsung datang ke tempat
jasa secara langsung kepada
konsumen akhir;
konsumen akhir atau langsung
b. langsung kepada konsumen akhir,
datang ke tempat konsumen akhir;
tanpa didahului dengan penawaran; dan
b. langsung kepada konsumen akhir,
c. pada umumnya dilakukan secara tunai
tanpa didahului dengan penawaran;
dan penjual/pembeli langsung
dan
menyerahkan/membawa BKP yang
c. pada umumnya dilakukan secara
dibeli.
tunai.
Dapat
Penyerahan Faktur Pajak tidak
eceran lengkap
Penyerahan Harus
tidak eceran Faktur Pajak lengkap
h. Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang
dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud,
untuk ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud;
i. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang mencantumkan identitas pemilik barang
berupa nama, alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan dilampiri dengan
Surat Setoran Pajak, Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak (SSPCP), dan/atau bukti
pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, yang mencantumkan
identitas pemilik barang berupa nama, alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP), yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PIB tersebut,
untuk impor Barang Kena Pajak;
j. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan
Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dan luar Daerah Pabean;
k. Bukti tagihan atas penyerahan BKP dan/atau JKP oleh perusahaan air minum;
l. Bukti tagihan (Trading Confirmation) atas penyerahan JKP oleh perusahaan perantara
efek;
m. Bukti tagihan atas penyerahan JKP oleh Perbankan
Haris/PPN/2014 105
PMK-65/PMK.03/2010
Nota Retur
Pasal 5A UU PPN 1984
PMK-65/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pengurangan Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Untuk Barang Kena Pajak dan Jasa Kena
Pajak yang Dikembalikan
Nota Retur dibuat apabila PKP pembeli mengembalikan BKP/JKP.
Fungsi Nota Retur Bagi pengembalian BKP mengurangi:
a) Pajak Masukan dari Pengusaha Kena Pajak Pembeli, dalam hal Pajak
Masukan atas Barang Kena Pajak yang dikembalikan telah dikreditkan;
b) biaya atau harta bagi Pengusaha Kena Pajak Pembeli, dalam hal pajak atas
Barang Kena Pajak yang dikembalikan tersebut tidak dikreditkan dan telah
dibebankan sebagai biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam
harga perolehan harta tersebut; atau
c) biaya atau harta bagi Pembeli yang bukan Pengusaha Kena Pajak dalam hal
Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah atas Barang Kena Pajak yang dikembalikan tersebut
telah dibebankan sebagai biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasi)
dalam harga perolehan harta tersebut.
Nota Retur harus dibuat dalam Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak
terjadinya pengembalian Barang Kena Pajak.
8/4/17
Haris/PPN/2014 106
Nota Retur
PMK-65/PMK.03/2010
Fungsi Nota Retur Bagi pengembalian JKP mengurangi:
a) Pajak Masukan dari Pengusaha Kena Pajak Penerima Jasa, dalam
hal Pajak Masukan atas Jasa Kena Pajak yang dibatalkan telah
dikreditkan;
b) biaya atau harta bagi Pengusaha Kena Pajak Penerima Jasa, dalam
hal Pajak Pertambahan Nilai atas Jasa Kena Pajak yang dibatalkan
tersebut tidak dikreditkan dan telah dibebankan sebagai biaya atau
telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan harta
tersebut; atau
c) biaya atau harta bagi Penerima Jasa yang bukan Pengusaha Kena
Pajak dalam hal Pajak Pertambahan Nilai atas Jasa Kena Pajak yang
dibatalkan tersebut telah dibebankan sebagai biaya atau telah
ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan harta tersebut.
Haris/PPN/2014 107
Keterangan pada Nota Retur
Nota Retur paling sedikit memuat :
a. Nomor urut;
b. Nomor dan tanggal Faktur Pajak dari BKP yang
dikembalikan;
c. Nama, alamat dan NPWP pembeli;
d. Nama, alamat, NPWP, serta nomor dan tanggal
pengukuhanPengusaha Kena Pajak;
e. Macam, jenis, kuantum, dan harga jual BKP yang
dikembalikan;
f. PPN atas BKP yang dikembalikan
g. PPnBM atas BKP tergolong mewah yang dikembalikan;
h. Tanggal pembuatan nota retur;
i. Tanda tangan pembeli
8/4/17
Haris/PPN/2014 108
Pengkreditan Pajak Masukan
Pasal 9 UU PPN
Haris/PPN/2014 110
Pengkreditan Pajak Masukan (PM)
(Pasal 9 UU PPN)
PM DIKREDITKAN DG PK
UNTUK MASA PAJAK YG SAMA
Ps. 9 (2)
PK > PM PK < PM
SELISIH LB DIKOMPENSASI
SELISIH DIBAYAR KE MASA PAJAKBERIKUTNYA
OLEH PKP Ps. 9 (4)
Ps. 9 (3)
SELISIH LB DAPAT DIRETISTUSI
PADA AKHIR TAHUN BUKU
Ps. 9 (4a)
KARENA
PEROLEHAN BKP
PENERIMAAN JKP
PEMANFAATAN BKP D
A LUAR
TIDAK BERWUJUD
R DAERAH
PEMANFAATAN JKP I PABEAN
IMPOR BKP
Haris/PPN/2014 114
PAJAK KELUARAN
Ps. 1 angka 25
KARENA
KARENA
Haris/PPN/2014 115
PM TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
Ps. 9 ayat (8)
ATAS
UNTUK : PENGELUARAN
PEROLEHAN BKP/JKP SEBELUM PENGUSAHA DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP
PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD ATAU PEMANFAATAN JKP DARI LUAR DAERAH
PABEAN SEBELUM PENGUSAHA DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP
PEROLEHAN BKP/JKP YANG FAKTUR PAJAKNYA TIDAK MEMENUHI
KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 13 (5) ATAU AYAT (9)
ATAU TIDAK MENCANTUMKAN NAMA, ALAMAT, DAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
PEMBELI BARANG KENA PAJAK ATAU PENERIMA JASA KENA PAJAK
PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD ATAU PEMANFAATAN JKP
DARI LUAR DAERAH PABEAN YG FAKTUR PAJAKNYA TDK
MEMENUHI KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 13 (6)
PEROLEHAN BKP/JKP YG PM-NYA DITAGIH DG PENERBITAN KETETAPAN PAJAK
PEROLEHAN BKP/JKP YG PM-NYA TDK DILAPORKAN
DLM SPT MASA PPN YG DIKETEMUKAN PADA WAKTUDILAKUKAN PEMERIKSAAN
PEROLEHAN BKP SELAIN BARANG MODAL ATAU JKP SEBELUM PKP
Haris/PPN/2014
BERPRODUKSI SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (2A) 116
PM TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
(PMK -75/KMK.03/2010)
Haris/PPN/2014 117
Perolehan BKP Atau JKP Yang Pajak Masukannya Tidak Dilaporkan Dalam
SPT Masa PPN, Yang Diketemukan Pada Waktu Dilakukan Pemeriksaan.
FP 27/12/2007
Haris/PPN/2014 118
PM YANG DAPAT DIKREDITKAN
TETAPI BELUM DIKREDITKAN DG PK
PADA MASA PAJAK YG SAMA
Ps. 9 ayat (9)
DAPAT DIKREDITKAN
PADA MASA PAJAK
BERIKUTNYA
Haris/PPN/2014 120
Pajak Masukan dapat dikreditkan dengan cara melakukan
pembetulan SPT Masa PPN yang bersangkutan.
Apabila PKP Pembeli atau Penerima Jasa baru menerima
Faktur Pajak ini setelah tanggal 22 Februari 2007, berarti
sudah melampaui 3 bulan setelah akhir Masa Pajak
November 2006, maka pengreditan tetap dapat dilakukan
dengan cara pembetulan SPT Masa PPN November 2006
Haris/PPN/2014
BESARNYA PAJAK MASUKAN YANG DAPAT DIKREDITKAN OLEH
PENGUSAHA KENA PAJAK MEMILIKI JUMLAH PEREDARAN USAHA TERTENTU
DIHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN
PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
(Ps. 9(7a) UU PPN 1984 Jo PMK-74/PMK.03/2010)
PM = 60% x Pajak
PM = 70% x Pajak
Keluaran
Keluaran
Haris/PPN/2014 122
BESARNYA
BESARNYA PAJAK MASUKAN
PAJAK MASUKAN YANGYANG
DAPATDAPAT DIKREDITKAN
DIKREDITKAN OLEH
OLEH PENGUSAHA
PENGUSAHA KENA PAJAK
KENA PAJAK YANGYANG MELAKUKAN
MELAKUKAN KEGIATAN
KEGIATAN
USAHA USAHA TERTENTU
TERTENTU DIHITUNG DENGAN
DIHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
(Ps. 9(7a) UU PPN 1984 Jo PMK-79/PMK.03/2010)
(Ps. 9(7a) UU PPN 1984 Jo PMK-79/PMK.03/2010)
PM = 80% x Pajak
PM = 90% x Pajak
Keluaran
Keluaran
Haris/PPN/2014 123
PMK-78/PMK.03/2010
TENTANG
PEDOMAN PENGHITUNGAN
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGI PENGUSAHA KENA
PAJAK YANG MELAKUKAN PENYERAHAN YANG TERUTANG
PAJAK DAN PENYERAHAN YANG TIDAK TERUTANG PAJAK
mulai berlaku pada tanggal 1 April 2010.
Jo
PMK-21/PMK.011/2013
Haris/PPN/2014 124
PEMUNGUT PPN
Pasal 16A
Haris/PPN/2014 135
Skema Umum Pemungutan PPN
NEGARA
PPN
Rp
Harga + PPN
PENJUAL PEMBELI
Faktur Pajak
PKP
Barang/ Jasa
Haris/PPN/2014 136
136
Skema Pasal 16A UU PPN
(Pemungut PPN)
NEGARA
Rp PPN
PENJUAL PEMBELI
Faktur Pajak PEMUNGUT
PKP PPN
Barang/ Jasa
Haris/PPN/2014 137
137
PEMUNGUT PPN
Ps. 1 angka 27
- BENDAHARAWAN PEMERINTAH;
- BADAN;
- INSTANSI PEMERINTAH.
UNTUK
wajib
memungut
menyetorkan
melaporkan PPN yang dipungut
Haris/PPN/2014 142
Pembuatan Faktur Pajak
Pembuatan Faktur Pajak oleh PKP Rekanan harus
dilakukan pada saat, sebagai berikut:
a. Bendahara Pemerintah/KPPN :
Pada Saat PKP rekanan menyampaikan surat
tagihan
b. BUMN/KKS Migas :
1. penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP;
2. penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan
pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP
dan/atau JKP; atau
Haris/PPN/2014
3. penerimaan pembayaran143
termin dalam hal
penyerahan sebagian tahap pekerjaan.
Pembuatan Faktur Pajak
Penggunaan Kode Transaksi pada Faktur Pajak yang dibuat oleh
Rekanan mengacu pada ketentuan yang berlaku (02 Bendahara
pemerintah/KPPN dan 03 BUMN/KKS Migas)
0 X 0.0000 0.0 0 0 0 0 0 0 0
Kode Transaksi Kode Cabang Tahun Penerbitan Nomor Urut
Kode Status
Haris/PPN/2014 144
144
Kewajiban Pemungut
Menyetor
Bendahara Pemerintah Menyetorkan PPN yang telah
dipungut ke Kas Negara paling lama 7 hari setelah masa pajak
dilakukannya pembayaran tagihan.
BUMN dan KKS Migas Menyetorkan PPN yang telah dipungut
ke Bank/Kantor Pos paling lama tanggal 15 bulan berikutnya
setelah masa pajak dilakukan pemungutan PPN berakhir
Melapor
8/4/17
Haris/PPN/2014 146
PAJAK PENJUALAN
ATAS BARANG MEWAH
(PPnBM)
147
Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(Pasal 5,8 dan 10 UU PPN)
Karakteristik PPn BM :
pungutan tambahan disamping PPN;
dipungut hanya satu kali yaitu pada
saat impor BKP atau
penyerahan BKP oleh Pabrikan;
Yang Tergolong Mewah
tidak dapat dikreditkan dengan PPN;
Meskipun demikian, apabila eksportir mengekspor BKP
yang tergolong mewah, PPnBM yang dibayar saat
perolehan nya Dapat Diminta Kembali (Pasal 10 ayat 3)
PPn BM yang dibayar menjadi unsur DPP (harga pokok) untuk
penghitungan PPN berikutnya;
Haris/PPN/2014 148 148
8/4/17
Haris/PPN/2014 149
OBYEK PPn BM
Ps. 5 ayat (1), (2)
Ps. 5 (1)
PPn BM
DIKENAKAN ATAS
PENYERAHAN BKP YANG IMPOR BKP YANG
TERGOLONG MEWAH TERGOLONG MEWAH
OLEH PENGUSAHA YANG
MENGHASILKAN BKP
YANG TERGOLONG MEWAH
DALAM DAERAH PABEAN LIHAT
PENJELASAN
PS. 5(1)
DALAM KEGIATAN USAHA UU PPN
ATAU PEKERJAAN PENGUSAHA
PPn BM DIKENAKAN HANYA SATU KALI PADA WAKTU PENYERAHAN BKP YANG
TRGOLONG MEWAH OLEH PKP YANG MENGHASILKAN BARANG MEWAH ATAU PADA
WAKTU IMPOR Ps. 5 (2)
Yg dimaksud dgn Barang Kena Pajak yg Tergolong Mewah:
1. Brg bukan merupakan brg kebutuhan pokok;
2. Brg yg dikonsumsi oleh masyarakat tertentu;
Haris/PPN/2014 150
3. Brg yg umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; dan atau
4. Brg yg dikonsumsi utk menunjukan status
DASAR PERTIMBANGAN
PENGENAAN PPn BM
Penjelasan Ps. 5 (1)
Haris/PPN/2014 151
Tarif dan Pengelompokan Barang Mewah
(Pasal 8 UU PPN)
8/4/17
Haris/PPN/2014 152 152
PENGHITUNGAN PPnBM
DALAM DALAM
BENTUK CKD BENTUK SASIS
YG. DIGUNAKAN
UTK KENDARAAN : YG. DIGUNAKAN
AMBULAN ; UTK KEPERLUAN
JENASAH ; PATROLI TNI/POLRI
PEMADAM
KEBAKARAN ;
TAHANAN ;
ANGKUTAN KBM Angkutan Orang Untuk 10 Orang atau Lebih
YG. DIGUNAKAN UNTUK
UMUM TERMASUK Pengemudi dengan motor bakar cetus
TUJUAN PROTOKOLER
api atau nyala kompresi (Diesel/Semi Diesel) Dg.
KENEGARAAN
Semua Kapasitas isi Silinder yg. digunakan utk
Kend. Dinas TNI/POLRI.
Haris/PPN/2014 155
KENDARAAN BERMOTOR
PENGENAAN PPn BM ATAS
KENDARAAN BERMOTOR
(KEP-540/PJ./2000, 29 Desember 2000)
Harga yang harus dibayar oleh Toko Kencana sebesar Rp 5.610.000 ( + PPN Rp 510.000)
8/4/17
Haris/PPN/2014
FASILITAS PPN DAN PPnBM
PASAL 16B
Haris/PPN/2014 159
Pasal 16B
Pajak Masukan atas perolehannya dapat Pajak Masukan atas perolehannya tidak
dikreditkan dapat dikreditkan
Fasilitas PPN di Kawasan Berikat selain Impor dan atau penyerahan BKP Tertentu
Kawasan Bebas yang bersifat Strategis
Proyek Pemerintah yang dananya berasal dari
hibah/bantuan luar negeri
Haris/PPN/2014 160
PEMBAYARAN, PELAPORAN
DAN SPT MASA PPN DAN PPnBM
BATAS AKHIR PENYETORAN
DAN PELAPORAN
AKHIR BULAN
BERIKUTNYA SETELAH
PENYETORAN PAJAK PALING
BERAKHIRNYA MASA
LAMA
OLEH PKP PAJAK DAN SEBELUM
SPT MASA PPN
DISAMPAIKAN
Haris/PPN/2014 162
DEFINISI
SPT adalah:
1. bagi PKP yang menerbitkan tidak lebih dari 25 (dua
puluh lima) FP dalam 1 (satu) Masa Pajak adalah SPT
Masa PPN baik dalam bentuk formulir kertas (hard
copy).
Mengapa
SANKSI 25 FP?
Haris/PPN/2014 163
SPT Masa PPN
Mulai 1 Januari 2011 SPT masa PPN terdiri dari:
a. SPT Masa PPN 1111 HardCopy dan eSPT
b. SPT Masa PPN 1111DM
Pelaporan
SPT Masa PPN harus disampaikan dalam keadaan lengkap,
Haris/PPN/2014 164
SPT Masa PPN 1111
SPT Masa PPN 1111 ini wajib digunakan oleh setiap PKP selain
PKP yang menggunakan pedoman penghitungan
pengkreditan Pajak Masukan, untuk pelaporan SPT Masa
PPN mulai Masa Pajak Januari 2011.
SPT Masa PPN 1111 terdiri dari:
1. Induk SPT Masa PPN; dan
2. Lampiran SPT Masa PPN, baik dalam bentuk formulir kertas (hard
copy) atau data elektronik,
yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yang
masing-masing diberi nomor, kode, dan nama formulir.
Haris/PPN/2014 165
Nomor, kode dan nama formulir SPT Masa PPN 1111
Nomor dan Kode
No. Nama Formulir Keterangan
Formulir
1. 1111 (F.1.2.32.04) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Induk SPT Masa PPN
Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN)
2. 1111 AB Rekapitulasi Penyerahan dan Lampiran SPT Masa PPN sebagai Sub Induk SPT Masa PPN (memuat
(D.1.2.32.07) Perolehan keterangan rekapitulasi penyerahan, perolehan dan penghitungan Pajak
Masukan yang dapat dikreditkan)
3. 1111 A1 Daftar Ekspor BKP Berwujud, BKP Lampiran SPT Masa PPN untuk melaporkan Pemberitahuan Ekspor Barang,
(D.1.2.32.08) Tidak Berwujud, dan/atau JKP Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud )
4. 1111 A2 Daftar Pajak Keluaran atas Lampiran SPT Masa PPN untuk melaporkan:
(D.1.2.32.09) Penyerahan Dalam Negeri Dengan - Faktur Pajak selain Faktur Pajak yang menurut ketentuan
Faktur Pajak diperkenankan untuk tidak mencantumkan identitas pembeli serta
nama dan tanda tangan penjual, yang diterbitkan; dan/atau;
- Nota Retur/Nota Pembatalan yang diterima
5. 1111 B1 Daftar Pajak Masukan yang Dapat Lampiran SPT Masa PPN untuk melaporkan Pemberitahuan Impor Barang
(D.1.2.32.10) Dikreditkan atas Impor BKP dan atas impor Barang Kena Pajak dan/atau SSP atas Pemanfaatan Barang
Pemanfaatan BKP Tidak Kena Pajak Tidak Berwujud/Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
Berwujud/JKP dari Luar Daerah
Pabean
6. 1111 B2 Daftar Pajak Masukan yang Dapat Lampiran SPT Masa PPN untuk melaporkan:
(D.1.2.32.11) Dikreditkan atas Perolehan BKP/JKP - Faktur Pajak yang dapat dikreditkan, yang diterima; dan/atau
Dalam Negeri - Nota Retur/Nota Pembatalan atas pengembalian Barang Kena
Pajak/pembatalan Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya dapat
dikreditkan, yang diterbitkan
7. 1111 B3 Daftar Pajak Masukan yang Tidak Lampiran SPT Masa PPN untuk melaporkan:
(D.1.2.32.12) Dapat Dikreditkan atau yang - Faktur Pajak yang tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas,
Mendapat Fasilitas yang diterima; dan/atau
- Nota Retur/Nota Pembatalan atas pengembalian Barang Kena
Haris/PPN/2014 166Pajak/pembatalan Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya tidak
dapat dikreditkan atau mendapat
SPT Masa PPN 1111DM
Haris/PPN/2014 169
SEKIAN
TERIMA KASIH