Anda di halaman 1dari 140

Pelatihan Pajak Terapan

Brevet A-B

Pajak Pertambahan Nilai


(PPN)
Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM)
Disampaikan Oleh

Haris Budi Setiawan


Tahun 2014
Haris/PPN/2014 1
POKOK BAHASAN
PENDAHULUAN
OBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
SUBJEK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
SAAT DAN TEMPAT PAJAK TERUTANG
CARA MENGHITUNG PAJAK, DASAR PENGENAAN PAJAK, DAN T
ARIF
FAKTUR PAJAK DAN NOTA RETUR
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPnBM)
PEMUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
FASILITAS PPN DAN PPnBM
PEMBAYARAN, PELAPORAN DAN SPT MASA PPN DAN PPnBM
Haris/PPN/2014 2
PENDAHULUAN

Dasar Hukum
Karakteristik PPN dan PPnBM
Mekanisme PPN dan PPnBM

Haris/PPN/2014 3
Mekanisme PPN Indonesia

1. Indirect Substraction Method


2. Direct Subtraction Method
3. Self Imposition Method

Ringkasan
Haris/PPN/2014 17
OBJEK
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Pasal 4 , 16C dan 16D

Haris/PPN/2014 22
BARANG KENA PAJAK
(BKP)

Haris/PPN/2014 25
Barang Kena Pajak
Barang Bergerak
Barang Berwujud

Barang Tidak Bergerak

Barang
Dikenakan
PPN
Barang Tidak Berwujud

Pada dasarnya semua barang dapat dikenakan PPN kecuali UU


menetapkan sebaliknya (Ps 4A ayat 2 UU PPN jo ps 1 PP No 144/2000
Haris/PPN/2014 26
Penyerahan Barang Kena Pajak dan
Bukan Penyerahan Barang Kena Pajak
Pasal 1A ayat (2)

Penyerahan BKP :
a. penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian;
b. pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian sewa beli dan/atau perjanjian
sewa guna usaha (leasing);
c. penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang;
d. pemakaian sendiri dan/atau pemberian cuma-cuma atas Barang Kena Pajak;
e. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan;
f. penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau
penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang;
g. penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi; dan
h. penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak dalam rangka perjanjian
pembiayaan yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang penyerahannya dianggap
langsung dari Pengusaha Kena Pajak kepada pihak yang membutuhkan Barang Kena
Pajak.

Haris/PPN/2014 27
8/4/17
Penyerahan Barang Kena Pajak dan
Bukan Penyerahan Barang Kena Pajak
Pasal 1A ayat (2)

Bukan Penyerahan:
a. penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar sebagaimana dimaksud
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang;
b. penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan utang-piutang;
c. penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f dalam hal Pengusaha Kena Pajak melakukan pemusatan tempat
pajak terutang;
d. pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak
yang melakukan pengalihan dan yang menerima pengalihan adalah
Pengusaha Kena Pajak; dan
e. Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan,
dan yang Pajak Masukan atas perolehannya tidak dapat dikreditkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c.
Haris/PPN/2014 28
8/4/17
Syarat Penyerahan Barang dikenakan
Pajak

1. Barang Berwujud Yang Diserahkan Merupakan Barang


Kena Pajak.
2. Barang Tidak Berwujud Yang Diserahkan Merupakan
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud.
3. Penyerahan Dilakukan Di Dalam Daerah Pabean. Dan
4. Penyerahan Dilakukan Dalam Rangka Kegiatan Usaha
Atau Pekerjaannya.
5. Dilakukan Oleh Pengusaha Pengusaha Kena Pajak

Haris/PPN/2014 29
Barang Tidak Kena
Pajak

Haris/PPN/2014 30
NON OBJEK PPN (BKP)
(JENIS BARANG YANG TIDAK DIKENAI
PPN)
Pasal 4A ayat (2)

1 barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang


diambil langsung dari sumbernya

2 barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat


banyak

makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran,


3 rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan
minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak,
termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha
jasa boga atau katering

4 uang, emas batangan, dan surat berharga


Haris/PPN/2014 31
Non Objek PPN (BKP)

BARANG HASIL PERTAMBANGAN ATAU HASIL PENGEBORAN


YANG DIAMBIL LANGSUNG DARI SUMBERNYA
1
a. Minyak mentah (crude oil);
b. Gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap dikonsumsi langsung oleh masyarakat;
c. Panas bumi;
d. asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, bentonit,
dolomit, felspar (feldspar), garam batu (halite), grafit, granit/andesit, gips, kalsit, kaolin, leusit,
magnesit, mika, marmer, nitrat, opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, perlit,
fosfat (phospat), talk, tanah serap (fullers earth), tanah diatome, tanah liat, tawas (alum),
tras, yarosif, zeolit, basal, dan trakkit ;
e. Batubara sebelum diproses menjadi briket batubara; dan
. Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, dan bijih perak serta bijih bauksit.

Haris/PPN/2014 32
Non Objek PPN (BKP)
BARANG KEBUTUHAN POKOK
2 YANG SANGAT DIBUTUHKAN OLEH RAKYAT BANYAK

Beras Gabah Jagung Sagu Kedelai


Garam baik yang beryodium maupun tidak beryodium
daging, yaitu daging segar yang tanpa diolah, tetapi telah melalui proses disembelih,
dikuliti, dipotong, didinginkan, dibekukan, dikemas atau tidak dikemas, digarami, dikapur,
diasamkan, diawetkan dengan cara lain, dan/atau direbus

telur, yaitu telur yang tidak diolah, termasuk telur yang dibersihkan, diasinkan,atau dikemas
susu, yaitu susu perah baik yang telah melalui proses didinginkan maupun
dipanaskan, tidak mengandung tambahan gula atau bahan lainnya, dan/atau
dikemas atau tidak dikemas
buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yang dipetik, baik yang telah melalui
proses dicuci, disortasi, dikupas, dipotong, diiris, di-grading, dan/atau dikemas
atau tidak dikemas

sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci, ditiriskan, dan/atau


33
disimpan pada suhu rendah, termasuk sayuran segar yang dicacah
Haris/PPN/2014
3 Makanan dan minuman yang disajikan di hotel,
restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya

Meliputi makanan dan minuman


baik yang dikonsumsi di tempat
maupun tidak, termasuk
makanan dan minuman yang
diserahkan oleh usaha jasa boga
atau katering.

Ketentuan ini dimaksudkan


untuk menghindari pengenaan
pajak berganda karena sudah
merupakan objek pengenaan
pajak daerah.

Haris/PPN/2014 34
4 uang, emas batangan,
dan surat berharga.

Haris/PPN/2014 35
Jasa Kena Pajak

Haris/PPN/2014 36
Jasa Kena Pajak
Pasal 1 angka 5 dan 6 UU PPN 1984.
Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan
suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan
suatu barang, fasilitas, kemudahan, atau hak tersedia untuk
dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan
barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan
atas petunjuk dari pemesan.
Jasa Kena Pajak adalah jasa yang dikenai pajak berdasarkan
Undang-Undang ini

Haris/PPN/2014 37
Penyerahan Jasa Kena Pajak
Penyerahan Jasa Kena Pajak adalah setiap kegiatan
pemberian Jasa Kena Pajak.
Penyerahan jasa yang terutang pajak harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. jasa yang diserahkan merupakan Jasa Kena Pajak.
b. penyerahan dilakukan di dalam Daerah Pabean. dan
c. penyerahan dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
d. Dilakukan oleh PengusahaPengusaha Kena Pajak
Termasuk dalam pengertian penyerahan Jasa Kena Pajak
adalah Jasa Kena Pajak yang dimanfaatkan untuk
kepentingan sendiri dan/atau yang diberikan secara cuma-
cuma.

Haris/PPN/2014 38
Jasa Tidak Kena Pajak

Haris/PPN/2014 39
Pasal 4A ayat (3)
NON OBJEK PPN (JKP)
JENIS JASA YANG TIDAK DIKENAI PPN

a jasa tenaga kerja


jasa pelayanan kesehatan medis k (PMK-83/PMK.03/2012
b Jasa pelayanan sosial l jasa perhotelan
c Jasa pengiriman surat dengan
perangko jasa jasa yang disediakan
m oleh pemerintah dalam
d Jasa keuangan (SE-121/PJ/2010) rangka menjalankan
e pemerintahan secara umum
Jasa asuransi
(PMK-82/PMK.03/2012)
f Jasa keagamaan n jasa penyediaan tempat parkir

g Jasa pendidikan o jasa telepon umum dengan


menggunakan uang logam
h Jasa kesenian & hiburan p jasa pengiriman uang dengan
wesel pos
Jasa penyiaran yang tidak bersifat
i
iklan (PMK-155/PMK.03/2012) q
jasa boga atau katering
jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa
j angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara 40
Haris/PPN/2014
luar negeri
KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI
(Pasal 16C)
PMK-39/PMK.03/2010, PER-70/PJ/2010

s.d 21 Nopember 2012

Mulai 22 Nopember 2012


PMK-163/PMK.03/2012

Haris/PPN/2014 41
Pasal 16C
Kegiatan Membangun Sendiri
adalah Kegiatan Membangun
bangunan yang dilakukan tidak
dalam kegiatan usaha atau
pekerjaan oleh OP atau badan yang
hasilnya digunakan sendiri atau
digunakan pihak lain.

Haris/PPN/2014 42
Kegiatan Membangun Sendiri
Bangunan yang dibangun sendiri diperuntukkan
bagi:
tempat tinggal : bangunan atau konstruksi yang diperuntukkan
bagi tempat tinggal, termasuk fasilitas olah raga atau fasilitas
lain. yang diperuntukkan bagi tempat usaha termasuk seluruh
fasilitas yang ada.
tempat tinggal untuk usaha.

Haris/PPN/2014 43
Pasal 16C dan PMK-39/PMK.03/2010

300m2/ lebih

Paling lambat Akhir Bulan


berikut

1 April 2010 luas 200m2 atau lebih

Haris/PPN/2014 44
Kegiatan Membangun Sendiri
TARIF
PPN = 10 % X 40% X jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau
yang dibayarkan pada setiap bulannya untuk membangun
bangunan, tidak termasuk harga perolehan tanah. (Pasal 3 ayat
(2) PMK-39/PMK.03/2010) dan (Pasal 3 ayat (1) PER-27/PJ/2010)
Termasuk dalam pengertian seluruh biaya yang dikeluarkan
atau dibayarkan untuk membangun sendiri adalah juga
jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar atas perolehan
bahan dan jasa untuk kegiatan membangun bangunan
tersebut. (angka 2.3 SE-70/PJ/2010)

LAMA
Haris/PPN/2014 45
Kegiatan Membangun Sendiri

KETENTUAN LAIN
Pajak Masukan yang dibayar sehubungan dengan kegiatan
membangun sendiri TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
Dalam hal bangunan yang dibangun sendiri ini digunakan oleh
pihak lain, maka OP/Badan yang melakukan kegiatan
membangun sendiri harus menyerahkan bukti SSP asli kepada
pihak lain yang menggunakan bangunan tersebut, kalau tidak,
maka pihak lain yang menggunakan bangunan tersebut
bertanggung jawab secara renteng atas pembayaran PPN yang
terutang dan PPN tersebut wajib disetor dan dilaporkan ke KPP
Pratama yang wilayah kerjanya meliputi tempat bangunan
didirikan.

Haris/PPN/2014 46
Contoh Perhitungan LAMA

Pada bulan Juli 2010, PT Fathiyyah Trading, PKP yang bergerak di bidang
perdagangan, membangun sebuah gedung untuk gudang dengan luas 400
m2. Pembangunan dilakukan dengan jasa tukang dan mandor serta diawasi
sendiri dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp650.000.000,00- dengan
rincian sebagai berikut:
a. Biaya pembelian/perolehan tanah Rp250.000.000,00-
b. untuk pembelian bahan bangunan adalah Rp275.000.000 (termasuk PPN sebesar
Rp25.000.000);
c. untuk upah tukang Rp125.000.000,00-
Jawaban:
DPP = 40% x Total Biaya yang dikeluarkan termasuk PPN tetapi tidak termasuk harga
perolehan tanah.
= 40% x (Rp650.000.000-Rp250.000.000)
= 40% x Rp400.000.000,-
= Rp160.000.000
PPN = 10% x Rp160.000.000
= Rp16.000.000,-
Haris/PPN/2014 47
PMK-163/PMK.03/2012
Mulai 22 Nopember 2012

Luas keseluruhan paling sedikit 200 m2

DPP sebesar 20% x Total Biaya yang


dikeluarkan/dibayarkan tidak
termasuk harga perolehan tanah

Haris/PPN/2014 48
OBJEK PAJAK Penyerahan Aktiva Menurut Tujuan
Semula Tidak Untuk Diperjualbelikan
(Pasal 16D)

PPN dikenakan atas :

Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak

kecuali,
atas penyerahan aktiva yang PM-nya tidak dapat
dikreditkan

Perolehan BKP/JKP yang tidak Perolehan dan pemeliharaan kendaraan


mempunyai hubungan langsung dengan bermotor sedan dan station wagon, kec brg
kegiatan usaha dagangan atau disewakan
(Pasal 9 ayat (8) huruf b) (Pasal 9 ayat (8) huruf c)

Haris/PPN/2014 PKP harus buat


49 Faktur Pajak
Pasal 16 D
Syarat Penyerahan Terutang PPN Pasal 16D

yang melakukan penyerahan atau pemindahtanganan


adalah Pengusaha Kena Pajak;

perolehan aktiva tersebut bukan untuk


diperjualbelikan atau sebagai barang dagangan.

perolehan aktiva tersebut berhubungan langsung


dengan kegiatan usaha dan bukan jenis kendaraan
sedan dan station wagon.

Haris/PPN/2014 50
Contoh Perhitungan

PT BUDI adalah PKP yang bergerak di bidang industri tekstil,


padal 16 Mei 2010 melakukan penjualan aktiva berupa satu unit
Truck yang semula untuk mengangkut barang dagangan seharga
Rp150.000.000,- kepada PT PEMBELI BARANG BEKAS, Truck ini
dibeli pada 17 Juni 2004 dengan harga Rp250.000.000,-.
Jawaban:
PPN terutang atas penyerahan aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjual belikan (Pasal 16D) adalah
10% x Rp150.000.000 = Rp15.000.000

Haris/PPN/2014 51
Subjek
Pajak Pertambahan Nilai

Haris/PPN/2014 52
Subjek Pajak

Dalam Pasal 4, 16C dan 16D UU PPN 1984


dapat diketahui Subjek PPN dikelompokan
menjadi dua, yaitu:
1 Pengusaha Kena Pajak (PKP)
2 Bukan Pengusaha Kena Pajak (Non PKP)

Haris/PPN/2014 53
Kewajiban
Pengusaha Kena Pajak
Pasal 3A ayat (1) dan (2)

Haris/PPN/2014 54
SUBJEK PAJAK PASAL 3A AYAT (1)
PENGUSAHA yang

melakukan penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah


Pabean
penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean
melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud

ekspor Jasa Kena Pajak

wajib ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud

melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;


memungut ;
menyetorkan ; kecuali Pengusaha Kecil
yang batasannya ditetapkan
melaporkan PPN dan PPn BM terutang Menkeu
Pengusaha Kecil dapat memilih dikukuhkan
Haris/PPN/2014 55
sebagai Pengusaha Kena Pajak
Ps.3A ayat (1a)
PENGUSAHA
Ps. 1 angka 14

ORANG PRIBADI BADAN

DALAM KEGIATAN USAHA ATAU


PEKERJAANNYA

- MENGHASILKAN BARANG;
- MENGIMPOR BARANG;
- MENGEKSPOR BARANG;
- MELAKUKAN USAHA PERDAGANGAN;
- MELAKUKAN USAHA JASA;
- MEMANFAATKAN BARANG TIDAK BERWUJUD / JASA DARI
LUAR DAERAH PABEAN.
- EKSPOR JASA
Haris/PPN/2014 56
PENGUSAHA KENA PAJAK
(PKP)
Ps. 1 angka 15

PENGUSAHA

YANG MELAKUKAN PENYERAHAN


BKP/JKP

YANG DIKENAKAN PAJAK BERDASARKAN UU PPN

Haris/PPN/2014 57
Pengusaha Kecil
Pengusaha kecil tidak wajib melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai PKP. Namun diperbolehkan untuk
menjadi PKP
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor
68/PMK.03/2010 adalah Pengusaha yang menyerahkan
BKP dan atau JKP tidak lebih dari Rp. 600.000.000,00
Sejak 1 April 2010
PMK-197/PMK.03/2013 Batas Pengusaha Kecil per 1
Januari 2014 menjadi 4,8 Miliar

Haris/PPN/2014 58
8/4/17
Pasal 2 Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Pengusah
a
Omzet 1
tahun > 4,8
Melakukan: Miliar
Penyerahan BKP Wajib
Penyerahan JKP
Ekspor BKP
Berwujud PKP
Dapat
Ekspor BKP Tidak Omzet 1 Memilih
Berwujud tahun < 4,8
Ekspor JKP Miliar

PMK 197/PMK.03/2013
Wajib
memungut,
Bermaksud menyetor, dan
melakukan Dapat
Memilih
melapor PPN
penyerahan/ekspor terutang

Pengusaha yang sejak semula bermaksud melakukan penyerahan, dapat


melaporkan
Haris/PPN/2014 usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP 59
Timeline Pelaporan Pengukuhan PKP

Penyerahan Omzet > 4,8 Miliar

Pra produksi

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL

Dapat lapor PKP


Ps 2 PP 1/2012
Dapat lapor PKP
PMK 197/PMK.03/2013
Wajib lapor PKP
p.l. akhir Juni

PMK 197/PMK.03/2013 Tidak/Terlambat


lapor PKP

Dapat dikenai sanksi

PMK 68/2010 jo PMK-197/2013 jo PP 74/2011

Pengusaha yang tidak/terlambat lapor untuk dikukuhkan sbg PKP, dapat dikenai sanksi sejak
omzetnya melebihi Rp4,8 Miliar 60
Haris/PPN/2014
Siklus Kewajiban PKP
di bidang PPN setiap bulan

2. ke B PM
t

M a
% N gu

en nk
10 PP un

Su tor

ye =P
Fa DPP

Se jak
em

j a ur

to K
ra a n
Pa

rP >
M

Pa kt
x

t
k

PN
1.

3M

PKP
=

SPT Masa PPN

3. Melapor
Dengan lampiran SSP ke KPP
Haris/PPN/2014 61
RINGKASAN
PENYERAHAN PPN

BKP/JKP
PKP SIAPAPUN

PPN

BKP/JKP
SIAPAPUN
NONPKP
PPN
Haris/PPN/2014 62
RINGKASAN
PENYERAHAN PPN

NONBKP/NON JKP
PKP
/NONPKP SIAPAPUN

PPN

Haris/PPN/2014 63
SAAT DAN TEMPAT
PAJAK TERUTANG

Pasal 11 dan 12 UU PPN 1984

Haris/PPN/2014 64
Pasal 11
SAAT TERUTANG PAJAK
(1) Terutangnya pajak terjadi pada saat:

1 Penyerahan BKP;
2 Impor BKP;
3 Penyerahan JKP;
4 Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari Luar Daerah Pabean;
5 Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean;
6 Ekspor BKP Berwujud;
7 Ekspor BKP Tidak Berwujud; Accrual Basis
8 Ekspor JKP;

(2) Dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan BKP/JKP, atau dalam hal
pembayaran dilakukan sebelum dimulainya pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP dari
Luar daerah Pabean; saat terutangnya pajak adalah pada saat pembayaran

Haris/PPN/2014 65 Cash Basis


LANGSUNG KEPADA
PEMBELI

BARANG BARANG KEPADA PIHAK UNTUK


BERGERAK DISERAHKAN DAN ATAS NAMA
PEMBELI (PIHAK KE -3)

KEPADA JURU KIRIM/


SAAT PENGUSAHA JASA
PENYERAHAN ANGKUTAN
BKP

PENYERAHAN HAK UNTUK


MENGGUNAKAN/MENGUASAI BKP
BARANG TIDAK DIMAKSUD BAIK SECARA HUKUM
BERGERAK ATAU SEDARA NYATA KEPADA
PEMBELI

Haris/PPN/2014 66
Haris/PPN/2014 67
Berdasarkan PMK Nomor 40/PMK.03/2010 Saat
dimulainya pemanfaatan BKP TB dan JKP dari Luar
daerah Peban di dalam derah pabean adalah:

Haris/PPN/2014 68
TEMPAT TERUTANGNYA PAJAK
Ps. 12 ayat (1), (3), (4)

PEMANFAATAN BKP
PKP IMPOR TDK BERWUJUD/ JKP
DARI LUAR DAERAH PABEAN

TEMPAT TINGGAL/
TEMPAT TINGGAL,
TEMPAT KEDUDUKAN/
TEMPAT KEDUDUKAN,
TEMPAT KEGIATAN
TEMPAT KEGIATAN USAHA DARI ORANG
TEMPAT BKP
USAHA DILAKUKAN, PRIBADI/ BADAN
DIMASUKKAN
TEMPAT LAIN YG MEMANFAATKAN
DAN DIPUNGUT
YANG DITETAPKAN BKP TDK BERUJUD/ JKP
MELALUI DITJEN
OLEH DIRJEN PAJAK DARI LUAR DAERAH
BEA CUKAI
PABEAN TERSEBUT

Haris/PPN/2014 69
Tempat Lain
SE-27/PJ./2010 jo PER-4/PJ./2010

a. Bagi Pengusaha Kena Pajak Orang Pribadi, Pajak Pertambahan


Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah terutang di tempat tinggal dan/atau tempat kegiatan
usaha atau tempat lain.
b. Bagi Pengusaha Kena Pajak Badan, Pajak Pertambahan Nilai atau
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
terutang di tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha atau
tempat lain.
c. Pengusaha Kena Pajak Orang Pribadi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 ayat (1) yang mempunyai tempat tinggal tidak sama
dengan tempat kegiatan usahanya, dikukuhkan dan terutang Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah hanya
di tempat kegiatan usahanya, sepanjang Pengusaha Kena Pajak
tersebut tidak melakukan kegiatan usaha apapun di tempat
tinggalnya.
Haris/PPN/2014 70
PEMUSATAN TEMPAT
TERUTANGNYA PAJAK TIDAK BOLEH YG
BERADA DI KAWASAN
BERIKAT, KAWASAN
APABILA PKP MEMILIH 1 TEMPAT EKONOMI KHUSUS &
YG MENDAPAT
ATAU LEBIH SEBAGAI FASILITAS
TEMPAT PEMUSATAN PPN TERUTANG KEMUDAHAN
IMPOR TUJUAN
EKSPOR

PKP HARUS MENYAMPAIKAN PEMBERITAHUAN TERTULIS KEPADA KANWIL


DJP DGN TEMBUSAN KPP YG WILAYAH KERJANYA MELIPUTI TEMPAT-
TEMPAT PPN TERUTANG YG AKAN DIPUSATKAN

KANWIL DJP DALAM JANGKA WAKTU 14 HARI KERJA SEJAK DITERIMANYA


PEMBERITAHUAN DARI PKP WAJIB MENERBITKAN SURAT KEPUTUSAN TENTANG
PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN PEMUSATAN
TEMPAT PPN TERUTANG

KPP YG MENGADMINSTRASIKAN TEMPAT PPN TERUTANG


DAPAT MELAKUKAN PEMERIKSAAN TERHADAP PKP YG TELAH
Haris/PPN/2014 MELAKSANAKAN PEMUSATAN TEMPAT PPN TERUTANG TSB 71
Cara Menghitung Pajak,
Tarif PPN dan PPnBM
(Pasal 7 dan 8)
dan
Dasar Pengenaan Pajak
Pasal 1 angka 17 UU PPN

Haris/PPN/2014 72
Cara Menghitung Pajak

PPN dan PPnBM yang terutang dihitung dengan cara


mengalikan tarif pajak dengan Dasar Pengenaan
Pajak (DPP)

Tarif x Dasar Pengenaan Pajak

Haris/PPN/2014 73
PASAL 7 UU PPN

TARIF PPN
SEBESAR

10 % 0%

Ekspor BKP Berwujud

Ekspor BKP Tidak Berwujud

Ekspor BKP JKP

Tarif pajak dapat diubah menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi
15% (lima belas persen) yang perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan
Pemerintah
Haris/PPN/2014 74
Rumus Penghitungan PPN
Kontrak PPN ditulis
atau terpisah
Perjanjian Jika Dianggap belum
ATAU Tidak termasuk PPN
Harga sudah
termasuk PPN
ATAU PPN = 10 % x harga/pembayaran

Harga termasuk
PPN & PPnBM

PPN = 10 . x harga/pembayaran
110 PPN = 10 . x harga/pembayaran
110 + t

PPnBM = t . x harga/pembayaran
110 + t

t = Tarif PPnBM
75
Pasal 10 & 11 PP Nomor 1 Tahun 2012 Haris/PPN/2014
Tarif PPn BM
Pasal 8 UU PPN 1984

Tarif PPnBM adalah 10 %s.d 200%


Tarif PPnBM atas ekspor BKP adalah 0%

Haris/PPN/2014 76
8/4/17 76
Dasar Pengenaan Pajak
Pasal 1 angka 17 UU PPN

Harga Jual
Penggantian
Nilai Impor
Nilai Ekspor
Nilai lain
Haris/PPN/2014 77
Dasar Pengenaan Pajak
Pasal 1 angka 17


Harga Jual: Nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh penjual karena penyerahan BKP [tidak termasuk PPN] dan potongan
harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. Ps 1 angka 18

Penggantian: nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya
diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak,
atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-undang ini dan potongan harga
yang dicantumkan dalam Faktur Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau
seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau
oleh penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud karena pemanfaatan Barang
Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. Ps 1 angka
19 HARGA
HARGA JUAL
JUAL
POTONGAN
POTONGAN
NILAI
NILAI BERUPA
BERUPA SEMUA
SEMUA HARGA
HARGA
UANG
UANG BIAYA
BIAYA
PENGGANTIAN
PENGGANTIAN

Yang termasuk semua biaya antara lain biaya pengangkutan, biaya asuransi, biaya
bantuan teknik, biaya pemeliharaan, biaya pengiriman, biaya garansi jika tidak
Haris/PPN/2014 dibayar akan menghambat kelancaran penyerahan BKP atau JKP78
8/4/17 78
Dasar Pengenaan Pajak
Nilai Impor = nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan
bea masuk ditambah pungutan lainnya yg dikenakan
berdasarkan ketentuan dlm perUU Pabean untuk impor BKP
tidak termasuk PPN, Ps 1 angka 20
Nilai Impor = Cost, Insurance, Dan Freight (CIF) + Bea Masuk + Bea Masuk Tambahan
Nilai Ekspor = Nilai berupa uang, termasuk biaya yang diminta
atau seharusnya diminta oleh eksportir. Ps 1 ang 26
DPP =Nilai yang tercantum dalam dokumen PEB yg difiat muat
oleh DJBC
Nilai Lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan

Haris/PPN/2014 79
(PerMenkeu Nomor
75/PMK.03/2010)
DPP NILAI LAIN
Pemakaian sendiri/pemberian cuma-cuma Harga jual/penggantian dikurangi laba
BKP/JKP kotor
Rekaman suara atau rekaman suara dan
Perkiraan harga jual rata-rata
gambar
Film cerita Perkiraan hasil rata-rata per judul film

Penyerahan produk hasil tembakau Harga jual eceran

BKP berupa persediaan dan/atau aktiva yang


menurut tujuan semula tidak untuk dijual yang Harga pasar wajar
masih ada pada saat pembubaran perusahaan
Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau
HPP atau harga perolehan
sebaliknya dan/atau antar cabang
Penyerahan BKP kepada pedagang perantara Harga yang disepakati
Penyerahan BKP melalui juru lelang Harga lelang
10% x jumlah tagihan atau jumlah yg
Jasa pengiriman paket seharusnya ditagih
Haris/PPN/2014 10% x jumlah tagihan atau jumlah
80 yg
Jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata seharusnya ditagih
DPP NILAI LAIN
PMK-38/PMK.011/2013 (berlaku sejak 01 Maret 2013) perubahan PMK-
75/PMK.03/2010

Perbaikan dan modifikasi emas perhiasan serta jasa-jasa 20% (dua puluh persen) dari harga jual
lain yang berkaitan dengan emas perhiasan, yang dilakukan
emas perhiasan atau nilai penggantian;
oleh pabrikan emas perhiasan

Penyerahan jasa pengurusan transportasi (freight


forwarding) yang di dalam tagihan jasa pengurusan 10% (sepuluh persen) dari jumlah yang
transportasi tersebut terdapat biaya transportasi (freight ditagih atau seharusnya ditagih.
charges)

Haris/PPN/2014 81
PMK-83/PMK.03/2012 (berlaku sejak 1 Juli 2012) tentang kriteria
dan/atau rincian jasa tenaga kerja yang tidak dikenai PPN

No Jenis Transaksi DPP Nilai Lain


1 penyerahan jasa penyediaan tenaga kerja Nilai lain adalah seluruh tagihan yang
yang tidak memenuhi ketentuan pasal 3 diminta atau seharusnya diminta oleh
PMK-83/PMK.03/2012, jasa penyediaan pengusaha jasa atas penyerahan jasa
tenaga kerja dimaksud merupakan jasa penyediaan tenaga kerja kepada
yang dikenai PPN. pengguna jasa, tidak termasuk imbalan
dalam hal tagihan atas penyerahan jasa yang diterima tenaga kerja berupa gaji,
penyediaan tenaga kerja dirinci dalam upah, honorarium, tunjangan, dan
Faktur Pajak dengan memisahkan antara sejenisnya. (pasal 4 Ayat (5) PMK-
tagihan atas penyerahan jasa penyediaan 83/PMK.03/2012)
tenaga kerja yang diterima oleh
pengusaha jasa dan imbalan yang
diterima oleh tenaga kerja, DPP nya
adalah nilai lain. (pasal 4 Ayat (4) PMK-
83/PMK.03/2012)

Haris/PPN/2014 DPP NILAI LAIN 82


PMK-102/PMK.011/2011 tentang Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak atas
Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari Luar Daerah Pabean di Dalam Daerah
Pabean Berupa Film Cerita Impor dan Penyerahan Film Cerita Impor, serta
Dasar Pemungutan PPh Pasal 22 atas Kegiatan Impor Film Cerita Impor (berlaku
sejak 13 Juli 2011)

SE-79/PJ/2011 tentang Penyampaian PMK-102/PMK.011/2011 tentang Nilai Lain


sebagai Dasar Pengenaan Pajak atas Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari Luar
Daerah Pabean di Dalam Daerah Pabean Berupa Film Cerita Impor dan
Penyerahan Film Cerita Impor, serta Dasar Pemungutan PPh Pasal 22 atas
Kegiatan Impor Film Cerita Impor

No. Jenis Transaksi DPP Keterangan


1. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari Sebesar Rp12.000.000,00
luar Daerah Pabean di dalam Daerah per copy Film Cerita Impor
Pabean berupa Film Cerita Impor

2. Penyerahan Film Cerita Impor oleh Sebesar Rp12.000.000,00 dipungut pada saat pertama kali
importir kepada Pengusaha Bioskop per copy Film Cerita Impor masing-masing copy Film Cerita
Impor tsb diserahkan kepada
Pengusaha Bioskop.

Haris/PPN/2014 DPP NILAI LAIN 83


PPN
dikenakan atas
Penyerahan BKP/JKP
Impor BKP
Pemanfaatan BKP tidak berwujud/JKP
EKSPOR BKP/
dari luar Daerah Pabean BKP TB /
Kegiatan membangun sendiri
JKP
Penyerahan aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjualbelikan

DENGAN TARIF DENGAN TARIF

Haris/PPN/2014
10% x DPP 0% x DPP
84
8/4/17
CONTOH CARA MENGHITUNG PPN YANG TERUTANG

1. PENJUALAN TUNAI BKP OLEH PKP A


- HARGA JUAL = Rp. 25.000.000
- PPN TERUTANG 10% X Rp 25.000.000 = Rp. 2.500.000
PPN Rp. 2.500.000 MERUPAKAN :

* PAJAK KELUARAN YG DIPUNGUT OLEH PKP A DAN *


PAJAK MASUKAN YG DIBAYAR OLEH PEMBELI BKP
2. PENYERAHAN JKP OLEH PKP B
- NILAI PENGGANTIAN = Rp. 20.000.000
- PPN TERUTANG 10 % X Rp. 20.000.000 = Rp. 2.000.000
PPN Rp. 2.000.000 MERUPAKAN :
* PAJAK KELUARAN YG DIPUNGUT OLEH PKP B DAN
* PAJAK MASUKAN YG DIBAYAR OLEH PENERIMA JKP
3. IMPOR BKP
- NILAI IMPOR = Rp.15.000.000
- PPN TERUTANG 10 % X Rp.15.000.000 = Rp. 1.500.000
PPN Rp. 1.500.000 YANG DIPUNGUT MELALUI DJBC, MERUPAKAN PAJAK
MASUKAN YANG DIBAYAR OLEH PIHAK YANG MENGIMPOR BKP TSB.

4. EKSPOR BKP
- NILAI EKSPOR = Rp.10.000.000
- PPN TERUTANG 0 % X Rp.10.000.000 = Rp. 0
Haris/PPN/2014
PPN Rp. 0 TERSEBUT MERUPAKAN PAJAK KELUARAN.85
Contoh Soal
1. Pada tahun 2011, PT. A membangun gudang untuk penyimpanan dokumen seluas 200
m2. Kegiatan ini diserahkan kepada PT. Adhi Karya selaku PKP Jasa Konstruksi.
2. Restoran Enak tenan yang ada di Hotel Pasti Nyaman menyediakan makanan/minuman
kepada peserta lokakarya pajak yang diselenggarakan oleh Pusat Pengambangan
Pendidikan XZY.
3. Budi (Pengusaha Katering) menyerahkan jasa Katering.
4. PT Pos Indonesia menyerahkan jasa pengiriman dokumen.
5. PT Total Indonesia adalah Pengusaha Konstruksi, Pada 3 April 2010 membangun
ruangan kantornya seluas 400 M2.
6. Ahmad seorang pegawai perusahaan swasta ternama di Jakarta, dia sedang
membangun rumah seluas 350 M2 dengan dilakukan sendiri, memakai beberapa tukang
dan diawasi sendiri.
7. PT. Suka Ekspor (PKP) mengekspor ke Thailand berupa Beras, Jagung, Sagu, Minyak
Kelapa, Gula, dan Kopi Bubuk.
8. Bank BRI menyerahkan jasa anjak piutang kepada nasabahnya.
9 KFC Indonesia memanfaatkan merk dagang KFC Amerika
Haris/PPN/2014 86
FAKTUR PAJAK
Pasal 1 angka 23 dan Pasal 13
dan
NOTA RETUR
PMK-38/PMK.03/2010 mulai 1 April 2010 s.d 6 Juni 2012
PMK-84/PMK.03/2012 mulai 7 Juni 2012
PER-24/PJ/2013 jo PER-08/PJ/2013

Haris/PPN/2014 87
FAKTUR PAJAK
Ps. 1 angka 23

BUKTI PUNGUTAN PAJAK YG


DIBUAT OLEH :

PKP
KARENA
KARENA

PENYERAHAN
BKP/JKP

Haris/PPN/2014 88
KEWAJIBAN MEMBUAT FAKTUR PAJAK Pasal 13 (1) UU PPN

wajib buat untuk setiap


PENGUSAHA KENA PAJAK
penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean (Ps. 4 ayat (1) huruf a)

penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean (Ps.4 ayat (1) huruf c)
melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud (Ps.4 ayat (1) huruf f)
ekspor Jasa Kena Pajak (Ps.4 ayat (1) huruf h)
ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud (Ps.4 ayat (1) huruf g)
penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena Pajak (Ps.16 D)
kecuali atas penyerahan aktiva yang PM-nya tidak dapat dikreditkan
sbgmn dimaksud Ps. 9 ayat (8) huruf b dan c
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), PKP dapat membuat 1
(satu) Faktur Pajak meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan kepada pembeli BKP atau
penerima JKP yang sama selama 1 (satu) bulan kalender {Pasal 13 ayat (2) UU PPN}
Haris/PPN/2014
FAKTUR
89
PAJAK GABUNGAN
JENIS FAKTUR PAJAK
FAKTUR PAJAK KHUSUS
PMK-76/KMK.03/2010

FAKTUR PENJUALAN yang memuat


keterangan sesuai dengan keterangan dalam
Faktur Pajak sebagaimana dimaksud dalam Ps.
FAKTUR PAJAK GABUNGAN 13 ayat (5) UU PPN dan pengisiannya sesuai
dengan tata cara pengisian keterangan pada
Faktur Pajak

Pasal 13 ayat (2) Penjelasan Pasal 13 ayat (6)

DOKUMEN TERTENTU YANG


FAKTUR PAJAK KEDUDUKANNYA
DIPERSAMAKAN DENGAN FP
Pasal 1 angka 23 Pasal 13 ayat (6)

FAKTUR PAJAK FAKTUR PAJAK FAKTUR PAJAK EKS


LENGKAP TIDAK LENGKAP SEDERHANA

Haris/PPN/2014 Pasal 14 (1)


90 KUP PER-58/PJ/2010
SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK PASAL 13 AYAT (1a)

Faktur Pajak harus dibuat pada :

saat
saatpenyerahan
penyerahanBarang
BarangKena
KenaPajak
Pajakdan/atau
dan/ataupenyerahan
penyerahanJasa
JasaKena
KenaPajak
Pajak
saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak
saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan

saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

FAKTUR PAJAK GABUNGAN


Paling lama akhir bulan penyerahan

pada saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada bendahara Pemerintah


sebagai Pemungut PPN
Haris/PPN/2014 91
(PER-13/PJ./2010 stdd PER-65/PJ/2010)
KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK

0 0 0.0000 0.0 0 0 0 0 0 0 0

Kode Transaksi Kode Cabang Tahun Penerbitan Nomor Urut

Kode Status

Lama Kode Faktur Pajak Nomor Seri Faktur Pajak

Baru Nomor Seri Faktur Pajak


Kode Faktur Pajak Jumlah Digit:
13 digit
Haris/PPN/2014
Ditentukan oleh sistem
92 DJP, termasuk kode tahun akan dicreate
oleh sistem DJP dan kode cabang dihapus.
Kode Transaksi Faktur Pajak

- 01 untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang terutang PPN dan PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang
melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP.

- 02 untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN Bendahara Pemerintah yang PPNnya
dipungut oleh Pemungut PPN Bendahara Pemerintah.

- 03 untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN Lainnya (selain Bendahara Pemerintah)
yang PPNnya dipungut oleh Pemungut PPN Lainnya (selain Bendahara Pemerintah).

- 04 untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang menggunakan DPP Nilai Lain yang PPNnya dipungut oleh PKP
Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP.
- 05 Kode ini tidak digunakan.
- 06 untuk penyerahan lainnya yang PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP
dan/atau JKP, dan penyerahan kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri (turis asing)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16E UU PPN

- 07 untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas PPN Tidak Dipungut atau Ditanggung
Pemerintah (DTP).

- 08 untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas Dibebaskan dari pengenaan PPN.
- 09 untuk penyerahan Aktiva Pasal 16D yang PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan
penyerahan BKP

Haris/PPN/2014 93
KODE FAKTUR PAJAK

KODE STATUS0
0stutusNormal,
1statusPengganti

Haris/PPN/2014
94
Haris/PPN/2014 95
Contoh Penomoran Faktur Pajak
Lama (s.d 31 Maret 2013)

Baru (per 1 April 2013

Haris/PPN/2014 96
Transaksi dengan Mata Uang Asing
PPN dan
Transaksi dengan Sesuai kurs
PPnBM
menggunakan mata KMK pada saat
dikonversi ke
uang asing pembuatan
dalam mata
Faktur Pajak
uang rupiah
Termasuk transaksi penyerahan
kepada Pemungut PPN selain
Bendahara Pemerintah

Kurs USD: Rp9.076,00 Kurs USD: Rp9.060,00


Periode : 2-8 Januari 2012 Periode : 23-29 Januari 2012
KMK No : 1571/KM.1/2011 KMK No : 33/KM.1/2012
Kurs USD : Rp9.136,00 Kurs USD: Rp8.952,00
Periode : 9-15 Januari 2012 Periode : 30 Jan 5 Feb 2012
2 Januari KMK No : 6/KM.1/2012 KMK No : 54 /KM.1/2012
25 Januari

Pembayaran Di Muka 11 Januari 5 Februari


- FP dibuat Pelunasan Pembayaran
- Kurs : Rp9.076,00 - Tidak perlu buat FP
Barang diserahkan Penggantian FP 11 Jan
- FP dibuat - Kurs : Rp9.136,00
- Kurs : Rp9.136,00

Haris/PPN/2014 97
Pasal 14 PP Nomor 1 Tahun 2012
Faktur Pajak Terlambat

Faktur Dibuat
Pajak Bukan
> 3 Bulan Faktur Pajak

sejak saat Faktur Pajak


seharusnya dibuat

PKP dianggap tidak menerbitkan


Faktur Pajak

PPN tidak dapat dikreditkan


sebagai Pajak Masukan

Pasal 19 PP Nomor 1 Tahun 2012


Haris/PPN/2014 98
Ilustrasi Faktur Pajak Terlambat

5 Jan Februari Maret 5 Apr

Saat penyerahan
= saat pembuatan FP

FP > 5 Jan s.d 4 April


FP terlambat diterbitkan FP > 5 April
- Sanksi 2% x DPP
- PM dapat dikreditkan oleh FP terlambat diterbitkan
- Sanksi 2% x DPP
Pembeli
- PM tidak dapat
dikreditkan oleh
Pembeli

Pasal 19 PP Nomor 1 Tahun 2012


Haris/PPN/2014 99
Faktur Pajak Pedagang Eceran

Haris/PPN/2014 100
Pedagang Eceran
Tanpa keterangan :
identitas pembeli
nama dan tanda tangan penjual
Pedagan Membuat Tidak diterbitkan
g Eceran Faktur Pajak tidak Surat Tagihan Pajak
lengkap

Kegiatan usaha/pekerjaannya
Kegiatan usaha/pekerjaannya melakukan
melakukan penyerahan JKP dengan cara
penyerahan BKP dengan cara :
:
a. melalui suatu tempat penjualan eceran
a. melalui suatu tempat penyerahan
atau langsung datang ke tempat
jasa secara langsung kepada
konsumen akhir;
konsumen akhir atau langsung
b. langsung kepada konsumen akhir,
datang ke tempat konsumen akhir;
tanpa didahului dengan penawaran; dan
b. langsung kepada konsumen akhir,
c. pada umumnya dilakukan secara tunai
tanpa didahului dengan penawaran;
dan penjual/pembeli langsung
dan
menyerahkan/membawa BKP yang
c. pada umumnya dilakukan secara
dibeli.
tunai.

Pasal 20 PP Nomor 1 Tahun 2012


Haris/PPN/2014 101
BACK
Pabrikan Yang Melakukan Penyerahan Eceran

Dapat
Penyerahan Faktur Pajak tidak
eceran lengkap

Pabrikan/D Tanpa keterangan :


istributor identitas pembeli
nama dan tanda tangan penjual

Penyerahan Harus
tidak eceran Faktur Pajak lengkap

Pasal 20 PP Nomor 1 Tahun 2012


Haris/PPN/2014 102
Dokumen Tertentu Sebagai Faktur Pajak
(Per Dirjen Nomor PER-10 /PJ/2010 jo PER-27/PJ./2011 )

a. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah diberikan


persetujuan ekspor oleh pejabat yang berwenang dan Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai dan dilampiri dengan invoice yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PEB
tersebut;
b. Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat/dikeluarkan
oleh BULOG/DOLOG untuk penyaluran tepung terigu;
c. Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang dibuat dikeluarkan oleh
PERTAMINA untuk penyerahan Bahan Bakar Minyak dan/atau
bukan Bahan Bakar Minyak;
d. Bukti tagihan atas penyerahan jasa telekomunikasi oleh
perusahaan telekomunikasi;
e. Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill, atau Delivery Bill,
yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan udara
dalam negeri;
f. Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan
jasa kepelabuhanan;
Haris/PPN/2014 103 103
g. Bukti tagihan atas penyerahan listrik oleh perusahaan listrik;
Dokumen Tertentu Sebagai Faktur Pajak
(Per Dirjen Nomor PER-10 /PJ/2010 jo PER-27/PJ./2011 )

h. Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang
dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud,
untuk ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud;
i. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang mencantumkan identitas pemilik barang
berupa nama, alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan dilampiri dengan
Surat Setoran Pajak, Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak (SSPCP), dan/atau bukti
pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, yang mencantumkan
identitas pemilik barang berupa nama, alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP), yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PIB tersebut,
untuk impor Barang Kena Pajak;
j. Surat Setoran Pajak untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan
Barang Kena Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dan luar Daerah Pabean;
k. Bukti tagihan atas penyerahan BKP dan/atau JKP oleh perusahaan air minum;
l. Bukti tagihan (Trading Confirmation) atas penyerahan JKP oleh perusahaan perantara
efek;
m. Bukti tagihan atas penyerahan JKP oleh Perbankan

Haris/PPN/2014 104 104


Dokumen tertentu huruf a sampai dengan huruf h,
huruf k, huruf l, dan huruf m paling sedikit harus
memuat :
a. Nama, alamat dan NPWP yang melakukan ekspor
atau penyerahan;
b. Jumlah satuan barang apabila ada;
c. Dasar Pengenaan Pajak; dan
d. Jumlah Pajak yang terutang kecuali dalam hal
ekspor.

Haris/PPN/2014 105
PMK-65/PMK.03/2010
Nota Retur
Pasal 5A UU PPN 1984
PMK-65/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pengurangan Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah Untuk Barang Kena Pajak dan Jasa Kena
Pajak yang Dikembalikan
Nota Retur dibuat apabila PKP pembeli mengembalikan BKP/JKP.
Fungsi Nota Retur Bagi pengembalian BKP mengurangi:
a) Pajak Masukan dari Pengusaha Kena Pajak Pembeli, dalam hal Pajak
Masukan atas Barang Kena Pajak yang dikembalikan telah dikreditkan;
b) biaya atau harta bagi Pengusaha Kena Pajak Pembeli, dalam hal pajak atas
Barang Kena Pajak yang dikembalikan tersebut tidak dikreditkan dan telah
dibebankan sebagai biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam
harga perolehan harta tersebut; atau
c) biaya atau harta bagi Pembeli yang bukan Pengusaha Kena Pajak dalam hal
Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah atas Barang Kena Pajak yang dikembalikan tersebut
telah dibebankan sebagai biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasi)
dalam harga perolehan harta tersebut.
Nota Retur harus dibuat dalam Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak
terjadinya pengembalian Barang Kena Pajak.

8/4/17
Haris/PPN/2014 106
Nota Retur
PMK-65/PMK.03/2010
Fungsi Nota Retur Bagi pengembalian JKP mengurangi:
a) Pajak Masukan dari Pengusaha Kena Pajak Penerima Jasa, dalam
hal Pajak Masukan atas Jasa Kena Pajak yang dibatalkan telah
dikreditkan;
b) biaya atau harta bagi Pengusaha Kena Pajak Penerima Jasa, dalam
hal Pajak Pertambahan Nilai atas Jasa Kena Pajak yang dibatalkan
tersebut tidak dikreditkan dan telah dibebankan sebagai biaya atau
telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan harta
tersebut; atau
c) biaya atau harta bagi Penerima Jasa yang bukan Pengusaha Kena
Pajak dalam hal Pajak Pertambahan Nilai atas Jasa Kena Pajak yang
dibatalkan tersebut telah dibebankan sebagai biaya atau telah
ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan harta tersebut.
Haris/PPN/2014 107
Keterangan pada Nota Retur
Nota Retur paling sedikit memuat :
a. Nomor urut;
b. Nomor dan tanggal Faktur Pajak dari BKP yang
dikembalikan;
c. Nama, alamat dan NPWP pembeli;
d. Nama, alamat, NPWP, serta nomor dan tanggal
pengukuhanPengusaha Kena Pajak;
e. Macam, jenis, kuantum, dan harga jual BKP yang
dikembalikan;
f. PPN atas BKP yang dikembalikan
g. PPnBM atas BKP tergolong mewah yang dikembalikan;
h. Tanggal pembuatan nota retur;
i. Tanda tangan pembeli

8/4/17
Haris/PPN/2014 108
Pengkreditan Pajak Masukan
Pasal 9 UU PPN

Haris/PPN/2014 110
Pengkreditan Pajak Masukan (PM)
(Pasal 9 UU PPN)

PKP berhak mengkreditkan Pajak Masukan


PM dapat dikreditkan pada Masa Pajak yang
sama atau Masa Pajak yang tidak sama.
Pengkreditan Masa Tidak Sama (MTS) paling
lambat pada bulan ketiga setelah Masa Pajak
berakhir, syarat:
PM belum dibebankan sebagai biaya
Belum diperiksa, kec. Telah dicatat dlm
pembukuan PKP
Pengkreditan pada Masa Pajak lebih dari
bulan ketiga diperbolehkan dengan
mekanisme pembetulan SPT Masa
Haris/PPN/2014 111
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
Ps. 9 ayat (2), (2a), (2b), (3), (4) dan (4a)

PM DIKREDITKAN DG PK
UNTUK MASA PAJAK YG SAMA
Ps. 9 (2)

PK > PM PK < PM

SELISIH LB DIKOMPENSASI
SELISIH DIBAYAR KE MASA PAJAKBERIKUTNYA
OLEH PKP Ps. 9 (4)

Ps. 9 (3)
SELISIH LB DAPAT DIRETISTUSI
PADA AKHIR TAHUN BUKU
Ps. 9 (4a)

BAGI PKP YANG BELUM BERPRODUKSI SHG BELUM MELAKUKAN PENYERAHAN


TERUTANG PAJAK, PAJAK MASUKAN ATAS PEROLEHAN DAN/ATAU IMPOR BARANG
MODAL DAPAT DIKREDITKAN Ps. 9 ayat (2a) Pasal 16 (2) PP 1 Tahun 2012

Pajak Masukan yang dikreditkan harus menggunakan Faktur Pajak yang


Haris/PPN/2014 memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112
13 ayat (5)
dan ayat (9).
YANG DAPAT MELAKUKAN RESTITUSI SETIAP
MASA
(Pasal 9 ayat (4b)

PKP yang melakukan ekspor BKP Berwujud

PKP yang melakukan penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP


kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai;

PKP yang melakukan penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP yang


Pajak Pertambahan Nilainya tidak dipungut;

PKP yang melakukan ekspor BKP Tidak Berwujud;

PKP yang melakukan ekspor JKP; dan/atau

PKP dalam tahap belum berproduksi sebagaimana dimaksud pada


ayat (2a) (PMK-81/PMK.03/2010)
Haris/PPN/2014
PAJAK MASUKAN
Ps. 1 angka 24

PPN YG SEHARUSNYA SUDAH


DIBAYAR OLEH PKP

KARENA

PEROLEHAN BKP

PENERIMAAN JKP
PEMANFAATAN BKP D
A LUAR
TIDAK BERWUJUD
R DAERAH
PEMANFAATAN JKP I PABEAN

IMPOR BKP
Haris/PPN/2014 114
PAJAK KELUARAN
Ps. 1 angka 25

PPN YANG TERUTANG YANG WAJIB


DIPUNGUT OLEH PKP

KARENA
KARENA

PENYERAHAN BKP / JKP, ATAU KARENA EKSPOR BKP BERWUJUD,


EKSPOR BKP TIDAK BERWUJUD, DAN/ATAU
EKSPOR JASA KENA PAJAK.

Haris/PPN/2014 115
PM TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
Ps. 9 ayat (8)
ATAS

UNTUK : PENGELUARAN
PEROLEHAN BKP/JKP SEBELUM PENGUSAHA DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP

PEROLEHAN BKP/JKP YG TDK MEMPUNYAI HUBUNGAN LANGSUNG DG KEGIATAN USAHA

PEROLEHAN & PEMELIHARAAN KENDARAAN BERMOTOR SEDAN dan STATION WAGON


KECUALI MERUPAKAN BARANG DAGANGAN ATAU DISEWAKAN

PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD ATAU PEMANFAATAN JKP DARI LUAR DAERAH
PABEAN SEBELUM PENGUSAHA DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP
PEROLEHAN BKP/JKP YANG FAKTUR PAJAKNYA TIDAK MEMENUHI
KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 13 (5) ATAU AYAT (9)
ATAU TIDAK MENCANTUMKAN NAMA, ALAMAT, DAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
PEMBELI BARANG KENA PAJAK ATAU PENERIMA JASA KENA PAJAK
PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD ATAU PEMANFAATAN JKP
DARI LUAR DAERAH PABEAN YG FAKTUR PAJAKNYA TDK
MEMENUHI KETENTUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DLM PASAL 13 (6)
PEROLEHAN BKP/JKP YG PM-NYA DITAGIH DG PENERBITAN KETETAPAN PAJAK
PEROLEHAN BKP/JKP YG PM-NYA TDK DILAPORKAN
DLM SPT MASA PPN YG DIKETEMUKAN PADA WAKTUDILAKUKAN PEMERIKSAAN
PEROLEHAN BKP SELAIN BARANG MODAL ATAU JKP SEBELUM PKP
Haris/PPN/2014
BERPRODUKSI SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (2A) 116
PM TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
(PMK -75/KMK.03/2010)

PAJAK MASUKAN YANG BERKENAAN


DENGAN PENYERAHAN :

JASA BIRO PERJALANAN ATAU


JASA BIRO PARIWISATA

JASA PENGIRIMAN PAKET

PM sehub dg penyerahan tersebut diatas tidak


dapat dikreditkan karena dalam nilai lain telah Bagi Customer
diperhitungkan PM atas perolehan BKP/JKP DAPAT dikreditkan
dalam rangka usaha tersebut diatas

Haris/PPN/2014 117
Perolehan BKP Atau JKP Yang Pajak Masukannya Tidak Dilaporkan Dalam
SPT Masa PPN, Yang Diketemukan Pada Waktu Dilakukan Pemeriksaan.

FP 27/12/2007

Haris/PPN/2014 118
PM YANG DAPAT DIKREDITKAN
TETAPI BELUM DIKREDITKAN DG PK
PADA MASA PAJAK YG SAMA
Ps. 9 ayat (9)

DAPAT DIKREDITKAN
PADA MASA PAJAK
BERIKUTNYA

SEPANJANG PM TSB. BELUM DIBEBANKAN


SBG BIAYA ATAU BELUM DIKAPITALISASIKAN
DGN HARGA PEROLEHAN BKP/JKP YBS.
& BELUM DILAKUKAN PEMERIKSAAN

SELAMBAT-LAMBATNYA APABILA JANGKA


TIGA BULAN SETELAH WAKTU
BERAKHIRNYA TSB. DILAMPAUI
MASA PAJAK

PENGKREDITAN PM DAPAT DILAKUKAN


Haris/PPN/2014 MELALUI PEMBETULAN SPT MASA PPN YBS 119
Contoh Ps. 9(9) UU PPN 1984
Pengkreditan Masa Tidak Sama
Pajak Masukan dalam Faktur Pajak tertanggal 30 November
2006 belum dikreditkan dalam (SPT Masa PPN) Masa Pajak
November 2006, dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran
dalam (SPT Masa PPN) Masa Pajak Desember 2006 atau Januari
2007, atau yang terakhir Februari 2007.

Haris/PPN/2014 120
Pajak Masukan dapat dikreditkan dengan cara melakukan
pembetulan SPT Masa PPN yang bersangkutan.
Apabila PKP Pembeli atau Penerima Jasa baru menerima
Faktur Pajak ini setelah tanggal 22 Februari 2007, berarti
sudah melampaui 3 bulan setelah akhir Masa Pajak
November 2006, maka pengreditan tetap dapat dilakukan
dengan cara pembetulan SPT Masa PPN November 2006

Haris/PPN/2014
BESARNYA PAJAK MASUKAN YANG DAPAT DIKREDITKAN OLEH
PENGUSAHA KENA PAJAK MEMILIKI JUMLAH PEREDARAN USAHA TERTENTU
DIHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN
PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
(Ps. 9(7a) UU PPN 1984 Jo PMK-74/PMK.03/2010)

Pengusaha Kena Pajak


(OP dan Badan)

Jumlah peredaran bruto dalam 2 tahun buku /kalender sebelumnya


tidak melebihi nilai Rp. 1,8 M untuk setiap tahun
PKP Baru

Penyerahan BKP Penyerahan JKP

PM = 60% x Pajak
PM = 70% x Pajak
Keluaran
Keluaran

PPN Kurang Bayar 3 % PPN Kurang Bayar 4 %

Haris/PPN/2014 122
BESARNYA
BESARNYA PAJAK MASUKAN
PAJAK MASUKAN YANGYANG
DAPATDAPAT DIKREDITKAN
DIKREDITKAN OLEH
OLEH PENGUSAHA
PENGUSAHA KENA PAJAK
KENA PAJAK YANGYANG MELAKUKAN
MELAKUKAN KEGIATAN
KEGIATAN
USAHA USAHA TERTENTU
TERTENTU DIHITUNG DENGAN
DIHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN
MENGGUNAKAN
PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
(Ps. 9(7a) UU PPN 1984 Jo PMK-79/PMK.03/2010)
(Ps. 9(7a) UU PPN 1984 Jo PMK-79/PMK.03/2010)

Pengusaha Kena Pajak


(OP dan Badan)

Melakukan Penyerahan BKP hanya


semata-mata berupa:
Emas Perhiasan secara
Kendaraan Bermotor eceran
Bekas secara eceran;

PM = 80% x Pajak
PM = 90% x Pajak
Keluaran
Keluaran

PPN Kurang Bayar 1 % PPN Kurang Bayar 2 %

Haris/PPN/2014 123
PMK-78/PMK.03/2010
TENTANG
PEDOMAN PENGHITUNGAN
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGI PENGUSAHA KENA
PAJAK YANG MELAKUKAN PENYERAHAN YANG TERUTANG
PAJAK DAN PENYERAHAN YANG TIDAK TERUTANG PAJAK
mulai berlaku pada tanggal 1 April 2010.
Jo
PMK-21/PMK.011/2013

Haris/PPN/2014 124
PEMUNGUT PPN
Pasal 16A

Haris/PPN/2014 135
Skema Umum Pemungutan PPN

NEGARA

PPN
Rp
Harga + PPN

PENJUAL PEMBELI
Faktur Pajak
PKP
Barang/ Jasa

Haris/PPN/2014 136
136
Skema Pasal 16A UU PPN
(Pemungut PPN)

NEGARA

Rp PPN

Harga tanpa PPN

PENJUAL PEMBELI
Faktur Pajak PEMUNGUT
PKP PPN
Barang/ Jasa

Haris/PPN/2014 137
137
PEMUNGUT PPN
Ps. 1 angka 27

- BENDAHARAWAN PEMERINTAH;
- BADAN;
- INSTANSI PEMERINTAH.

YANG DITUNJUK OLEH MENTERI KEUANGAN

UNTUK

MEMUNGUT PAJAK YG TERUTANG


OLEH PKP ATAS
PENYERAHAN BKP/
MENYETOR
JKP KEPADA
PEMUNGUT PPN
MELAPORKAN
Haris/PPN/2014 138
DALAM HAL PKP MELAKUKAN PENYERAHAN BKP DAN/ATAU JKP
KEPADA PEMUNGUT PPN MAKA :
Pemungut PPN

wajib
memungut

menyetorkan
melaporkan PPN yang dipungut

Bendahara Pemerintah & KPPN


KMK No. :563/KMK.03/2003

Kontraktor Perjanjian Kerjasama PMK No. : 11/PMK.03/2005


Pengusahaan Pertambangan Minyak PMK No. : 73/PMK.03/2010
& Gas Bumi
PMK No. : 85/PMK.03/2012, Mulai 1
BUMN
Haris/PPN/2014 Juli 2012 jo PMK-136/PMK.03/2012
139
PEMUNGUT PPN (BENDAHARA PEMERINTAH & KPPN
/BUMN/KKS MIGAS)
OBJEK PEMUNGUTAN

setiap pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau JKP


kecuali
Bendahara Pemerintah Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp1 juta, dan
tidak merupakan jumlah yang terpecah-pecah
BUMN dan KKS migas Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp10 juta, dan
tidak merupakan jumlah yang terpecah-pecah
Pembayaran untuk pembebasan tanah
Pembayaran atas penyerahan BKP/JKP yang mendapat fasilitas PPN tidak
dipungut / dibebaskan dari pengenaan PPN
Pembayaran untuk penyerahan BBM dan bukan BBM oleh Pertamina
Pembayaran atas rekening telepon
Pembayaran untuk jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan
penerbangan
Haris/PPN/2014 140
Pembayaran lain yang menurut ketentuan tidak terutang PPN
Pemungutan PPN oleh Pemungut Bendahara
Pemerintah/KPPN/ KKS Migas/BUMN

Rekanan untuk setiap


penyerahan BKP dan/atau JKP
wajib membuat:

Faktur Pajak dibuat 3 (tiga) rangkap

Lembar 1 : Untuk Pemungut PPN

Lembar 2 : Untuk Arsip PKP Rekanan

Lembar 3 : Untuk KPP melalui Pemungut
PPN
Haris/PPN/2014 141
141
Pemungutan PPN oleh Pemungut Bendahara
Pemerintah/KPPN/ KKS Migas/BUMN
SSP dibuat 5 (lima) rangkap, diisi hanya kolom
identitas PKP Rekanan, dan Jumlah PPN Terutang,
sedangkan kolom penyetor dan tanggal penyetoran
dikosongi (diisi oleh penyetor-Pemungut)
1. Lembar 1 : Untuk Arsip PKP Rekanan
2. Lembar 2 : Untuk KPP melalui KPPN
3. Lembar 3 : Untuk dilampirkan pada SPT masa PPN PKP rekanan
4. Lembar 4 : Untuk Bank/Kantor Pos
5. Lembar 5 : Untuk Pemungut PPN

Haris/PPN/2014 142
Pembuatan Faktur Pajak
Pembuatan Faktur Pajak oleh PKP Rekanan harus
dilakukan pada saat, sebagai berikut:
a. Bendahara Pemerintah/KPPN :
Pada Saat PKP rekanan menyampaikan surat
tagihan
b. BUMN/KKS Migas :
1. penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP;
2. penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan
pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP
dan/atau JKP; atau
Haris/PPN/2014
3. penerimaan pembayaran143
termin dalam hal
penyerahan sebagian tahap pekerjaan.
Pembuatan Faktur Pajak
Penggunaan Kode Transaksi pada Faktur Pajak yang dibuat oleh
Rekanan mengacu pada ketentuan yang berlaku (02 Bendahara
pemerintah/KPPN dan 03 BUMN/KKS Migas)

0 X 0.0000 0.0 0 0 0 0 0 0 0
Kode Transaksi Kode Cabang Tahun Penerbitan Nomor Urut

Kode Status

Kode FP Nomor Seri FP

Haris/PPN/2014 144
144
Kewajiban Pemungut
Menyetor
Bendahara Pemerintah Menyetorkan PPN yang telah
dipungut ke Kas Negara paling lama 7 hari setelah masa pajak
dilakukannya pembayaran tagihan.
BUMN dan KKS Migas Menyetorkan PPN yang telah dipungut
ke Bank/Kantor Pos paling lama tanggal 15 bulan berikutnya
setelah masa pajak dilakukan pemungutan PPN berakhir

Melapor

Bendahara Pemerintah, BUMN, dan KKS Migas atas pemungutan


PPN yang dilakukan wajib dilaporkan dengan SPT Masa
Pemungut PPN (1107 PUT) paling lama akhir bulan berikutnya
setelah masa pajak berakhir
Haris/PPN/2014 145
Kasus
PT Sehat Selalu pada tanggal 10 Januari 2010
menyerahkan sejumlah sepatu kepada
Depdiknas dengan harga kontrak termasuk
PPN Rp 220.000.000,-. Surat Tagihan
disampaikan pada tanggal 15 Januari 2010
sedangkan pembayaran diterima pada
tanggal 18 Januari 2010. Kapan FP dibuat dan
dilaporkan?

8/4/17
Haris/PPN/2014 146
PAJAK PENJUALAN
ATAS BARANG MEWAH
(PPnBM)

147
Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(Pasal 5,8 dan 10 UU PPN)

Karakteristik PPn BM :
pungutan tambahan disamping PPN;
dipungut hanya satu kali yaitu pada
saat impor BKP atau
penyerahan BKP oleh Pabrikan;
Yang Tergolong Mewah
tidak dapat dikreditkan dengan PPN;
Meskipun demikian, apabila eksportir mengekspor BKP
yang tergolong mewah, PPnBM yang dibayar saat
perolehan nya Dapat Diminta Kembali (Pasal 10 ayat 3)
PPn BM yang dibayar menjadi unsur DPP (harga pokok) untuk
penghitungan PPN berikutnya;
Haris/PPN/2014 148 148
8/4/17
Haris/PPN/2014 149
OBYEK PPn BM
Ps. 5 ayat (1), (2)

Ps. 5 (1)
PPn BM
DIKENAKAN ATAS
PENYERAHAN BKP YANG IMPOR BKP YANG
TERGOLONG MEWAH TERGOLONG MEWAH
OLEH PENGUSAHA YANG
MENGHASILKAN BKP
YANG TERGOLONG MEWAH
DALAM DAERAH PABEAN LIHAT
PENJELASAN
PS. 5(1)
DALAM KEGIATAN USAHA UU PPN
ATAU PEKERJAAN PENGUSAHA
PPn BM DIKENAKAN HANYA SATU KALI PADA WAKTU PENYERAHAN BKP YANG
TRGOLONG MEWAH OLEH PKP YANG MENGHASILKAN BARANG MEWAH ATAU PADA
WAKTU IMPOR Ps. 5 (2)
Yg dimaksud dgn Barang Kena Pajak yg Tergolong Mewah:
1. Brg bukan merupakan brg kebutuhan pokok;
2. Brg yg dikonsumsi oleh masyarakat tertentu;
Haris/PPN/2014 150
3. Brg yg umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi; dan atau
4. Brg yg dikonsumsi utk menunjukan status
DASAR PERTIMBANGAN
PENGENAAN PPn BM
Penjelasan Ps. 5 (1)

ATAS PENYERAHAN BKP YANG TERGOLONG MEWAH OLEH


PRODUSEN ATAU ATAS IMPOR BKP YANG TERGOLONG
MEWAH, DI SAMPING DIKENAKAN PPN, JUGA DIKENAKAN PPn
BM DENGAN PERTIMBANGAN

PERLU KESEIMBANGAN PEMBEBANAN PAJAK ANTARA


KONSUMEN YANG BERPENGHASILAN RENDAH DENGAN
KONSUMEN YANG BERPENGHASILAN TINGGI
PERLU ADANYA PENGENDALIAN POLA KONSUMSI ATAS BKP
YANG TERGOLONG MEWAH

PERLU ADANYA PERLINDUNGAN TERHADAP PRODUSEN KECIL


ATAU TRADISIONAL
PERLU UNTUK MENGAMANKAN PENERIMAAN NEGARA

Haris/PPN/2014 151
Tarif dan Pengelompokan Barang Mewah
(Pasal 8 UU PPN)

Tarif PPn BM paling rendah 10% dan paling tinggi 200%.

Pengelompokan Barang Mewah meliputi :


-Kendaraan Bermotor,
-Selain Kendaraan Bermotor,

Sebelum 1 April 2010 tarif PPnBM sebesar 10% s.d 75%

8/4/17
Haris/PPN/2014 152 152
PENGHITUNGAN PPnBM

PPnBM = TARIF PPnBM x DPP ; atau


PPnBM = TARIF PPnBM x HARGA JUAL

DEFINISI HARGA JUAL DEFINISI HARGA JUAL


SEBELUM 1 JANUARI 2001 SETELAH 1 JANUARI 2001
NILAI BERUPA UANG, TERMASUK SEMUA NILAI BERUPA UANG, TERMASUK SEMUA
BIAYA YANG DIMINTA ATAU BIAYA YANG DIMINTA ATAU
SEHARUSNYA DIMINTA OLEH PENJUAL SEHARUSNYA DIMINTA OLEH PENJUAL
KARENA PENYERAHAN BARANG KENA KARENA PENYERAHAN BARANG KENA
PAJAK, TIDAK TERMASUK PAJAK, TIDAK TERMASUK

PAJAK YANG DIPUNGUT PPN YANG DIPUNGUT


MENURUT UNDANG-UNDANG INI DAN MENURUT UNDANG-UNDANG INI DAN
POTONGAN HARGA YANG DICANTUMKAN POTONGAN HARGA YANG DICANTUMKAN
DALAM FAKTUR PAJAK DALAM FAKTUR PAJAK

PAJAK = PPN & PPnBM


Haris/PPN/2014 153
TATA CARA PENGENAAN
PPn BM KENDARAAN BERMOTOR
(KEP-586/PJ./2001, 29 Agustus 2001)

TIDAK DIKENAKAN PPnBM

IMPOR ATAU PENYERAHAN KBM

DALAM DALAM
BENTUK CKD BENTUK SASIS

UNTUK BERODA DUA


ANGKUTAN Dg. KAPASITAS
BARANG ISI SILINDER 250 CC

Haris/PPN/2014 KENDARAAN BERMOTOR 154


TATA CARA PENGENAAN
PPn BM KENDARAAN BERMOTOR
(KEP-586/PJ./2001, 29 Agustus 2001)
DIBEBASKAN DARI
PENGENAAN PPnBM

IMPOR ATAU PENYERAHAN KBM

YG. DIGUNAKAN
UTK KENDARAAN : YG. DIGUNAKAN
AMBULAN ; UTK KEPERLUAN
JENASAH ; PATROLI TNI/POLRI
PEMADAM
KEBAKARAN ;
TAHANAN ;
ANGKUTAN KBM Angkutan Orang Untuk 10 Orang atau Lebih
YG. DIGUNAKAN UNTUK
UMUM TERMASUK Pengemudi dengan motor bakar cetus
TUJUAN PROTOKOLER
api atau nyala kompresi (Diesel/Semi Diesel) Dg.
KENEGARAAN
Semua Kapasitas isi Silinder yg. digunakan utk
Kend. Dinas TNI/POLRI.
Haris/PPN/2014 155
KENDARAAN BERMOTOR
PENGENAAN PPn BM ATAS
KENDARAAN BERMOTOR
(KEP-540/PJ./2000, 29 Desember 2000)

PENGHITUNGAN PPN &/ PPnBM

ATASIMPOR KBM ATAS


PENY. KBM DI DPI (Non impor KBM)

PPN = 10% X N.Impor


PPnBM = tarif PPnBM x N.Impor

Oleh Pabrikan or Oleh SELAIN


DPP utk N.Impor Pihak yg Mhsk. KBM Pabrikan or
TIDAK TMSK Pihak yg Mhsk. KBM
PPN & PPnBM
PPN = 10% X HJ
PPnBM = tarif PPnBM X HJ PPN = 10% X HJ

Berlaku untuk KBM DPP utk. HJ


DPP utk. HJ
Impor CBU TMSK PPnBM yg Dikenakan
Dikenakan
TIDAK TMSK
Atas Peny. Dr.Pabrikan/atas Impor
PPN & PPnBM KBM mewah

Untuk Impor CKD


Belum Terhutang PPnBM

HJ yg dipakai utk menghitung PPN atas peny.KBM yg tergolong mewah kepada


Haris/PPN/2014 pembeli yg mempunyai SKB PPnBM TIDAK termasuk PPnBM yg telah dipungut156
Kasus

PT Perkusi adalah pabrikan perlengkapan elektronik, antara lain


produknya adalah AC yang atas penyerahannya terutang PPN
10% dan PPnBM 20%.
PT Perkusi menyerahkan sejumlah AC-2 PK kepada PT Ambara
dengan Harga Jual per-unit Rp 4.000.000,00.
Kemudian oleh PT Ambara sebagian dari AC tersebut diserahkan
kepada toko elektronik Kencana dengan memperhitungkan
nilai tambah sebesar Rp 300.000,00.
Toko elektronik Kencana ketika menyerahkan kepada
konsumen akhir mengambil laba sebesar Rp500.000,-
8/4/17 157
Penghitungan pajak yang terutang sebagai berikut

Harga yang harus dibayar oleh Toko Kencana sebesar Rp 5.610.000 ( + PPN Rp 510.000)

8/4/17
Haris/PPN/2014
FASILITAS PPN DAN PPnBM
PASAL 16B

Haris/PPN/2014 159
Pasal 16B

FASILITAS DI BIDANG PPN


PAJAK TERUTANG TIDAK DIPUNGUT, DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PAJAK,
SEBAGIAN/SELURUHNYA SEMENTARA WAKTU/SELAMANYA

Pajak Masukan atas perolehannya dapat Pajak Masukan atas perolehannya tidak
dikreditkan dapat dikreditkan

Fasilitas PPN di Kawasan Bebas Impor dan atau penyerahan BKP


(Batam, Bintan, Karimun) Tertentu/JKP Tertentu

Fasilitas PPN di Kawasan Berikat selain Impor dan atau penyerahan BKP Tertentu
Kawasan Bebas yang bersifat Strategis
Proyek Pemerintah yang dananya berasal dari
hibah/bantuan luar negeri
Haris/PPN/2014 160
PEMBAYARAN, PELAPORAN
DAN SPT MASA PPN DAN PPnBM
BATAS AKHIR PENYETORAN
DAN PELAPORAN

AKHIR BULAN
BERIKUTNYA SETELAH
PENYETORAN PAJAK PALING
BERAKHIRNYA MASA
LAMA
OLEH PKP PAJAK DAN SEBELUM
SPT MASA PPN
DISAMPAIKAN

PELAPORAN AKHIR BULAN


PALING
SPT MASA PPN LAMA
BERIKUTNYA SETELAH
BERAKHIRNYA MASA
OLEH PKP PAJAK

Haris/PPN/2014 162
DEFINISI

SPT adalah:
1. bagi PKP yang menerbitkan tidak lebih dari 25 (dua
puluh lima) FP dalam 1 (satu) Masa Pajak adalah SPT
Masa PPN baik dalam bentuk formulir kertas (hard
copy).

2. bagi PKP yang menerbitkan lebih dari 25 (dua puluh


lima) FP dalam 1 (satu) Masa Pajak adalah SPT Masa
PPN dalam bentuk data elektronik.

Mengapa
SANKSI 25 FP?
Haris/PPN/2014 163
SPT Masa PPN
Mulai 1 Januari 2011 SPT masa PPN terdiri dari:
a. SPT Masa PPN 1111 HardCopy dan eSPT
b. SPT Masa PPN 1111DM

Pelaporan
SPT Masa PPN harus disampaikan dalam keadaan lengkap,

yaitu sesudah dibubuhkan tanda tangan dan nama jelas baik


pada SPT induk maupun pada setiap lampiran yang telah
dibakukan. Apabila ketentuan ini tidak dipenuhi maka PKP
dianggap tidak pernah memasukkan SPT.

Haris/PPN/2014 164
SPT Masa PPN 1111
SPT Masa PPN 1111 ini wajib digunakan oleh setiap PKP selain
PKP yang menggunakan pedoman penghitungan
pengkreditan Pajak Masukan, untuk pelaporan SPT Masa
PPN mulai Masa Pajak Januari 2011.
SPT Masa PPN 1111 terdiri dari:
1. Induk SPT Masa PPN; dan
2. Lampiran SPT Masa PPN, baik dalam bentuk formulir kertas (hard
copy) atau data elektronik,
yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yang
masing-masing diberi nomor, kode, dan nama formulir.

Haris/PPN/2014 165
Nomor, kode dan nama formulir SPT Masa PPN 1111
Nomor dan Kode
No. Nama Formulir Keterangan
Formulir
1. 1111 (F.1.2.32.04) Surat Pemberitahuan Masa Pajak Induk SPT Masa PPN
Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN)
2. 1111 AB Rekapitulasi Penyerahan dan Lampiran SPT Masa PPN sebagai Sub Induk SPT Masa PPN (memuat
(D.1.2.32.07) Perolehan keterangan rekapitulasi penyerahan, perolehan dan penghitungan Pajak
Masukan yang dapat dikreditkan)
3. 1111 A1 Daftar Ekspor BKP Berwujud, BKP Lampiran SPT Masa PPN untuk melaporkan Pemberitahuan Ekspor Barang,
(D.1.2.32.08) Tidak Berwujud, dan/atau JKP Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud )
4. 1111 A2 Daftar Pajak Keluaran atas Lampiran SPT Masa PPN untuk melaporkan:
(D.1.2.32.09) Penyerahan Dalam Negeri Dengan - Faktur Pajak selain Faktur Pajak yang menurut ketentuan
Faktur Pajak diperkenankan untuk tidak mencantumkan identitas pembeli serta
nama dan tanda tangan penjual, yang diterbitkan; dan/atau;
- Nota Retur/Nota Pembatalan yang diterima
5. 1111 B1 Daftar Pajak Masukan yang Dapat Lampiran SPT Masa PPN untuk melaporkan Pemberitahuan Impor Barang
(D.1.2.32.10) Dikreditkan atas Impor BKP dan atas impor Barang Kena Pajak dan/atau SSP atas Pemanfaatan Barang
Pemanfaatan BKP Tidak Kena Pajak Tidak Berwujud/Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
Berwujud/JKP dari Luar Daerah
Pabean
6. 1111 B2 Daftar Pajak Masukan yang Dapat Lampiran SPT Masa PPN untuk melaporkan:
(D.1.2.32.11) Dikreditkan atas Perolehan BKP/JKP - Faktur Pajak yang dapat dikreditkan, yang diterima; dan/atau
Dalam Negeri - Nota Retur/Nota Pembatalan atas pengembalian Barang Kena
Pajak/pembatalan Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya dapat
dikreditkan, yang diterbitkan
7. 1111 B3 Daftar Pajak Masukan yang Tidak Lampiran SPT Masa PPN untuk melaporkan:
(D.1.2.32.12) Dapat Dikreditkan atau yang - Faktur Pajak yang tidak dapat dikreditkan atau mendapat fasilitas,
Mendapat Fasilitas yang diterima; dan/atau
- Nota Retur/Nota Pembatalan atas pengembalian Barang Kena
Haris/PPN/2014 166Pajak/pembatalan Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya tidak
dapat dikreditkan atau mendapat
SPT Masa PPN 1111DM

SPT Masa PPN 1111 DM ini wajib digunakan oleh setiap


PKP yang menggunakan pedoman penghitungan
pengkreditan Pajak Masukan, untuk pelaporan SPT Masa
PPN mulai Masa Pajak Januari 2011.
SPT Masa PPN 1111 DM terdiri dari:
1. Induk SPT Masa PPN; dan
2. Lampiran SPT Masa PPN, baik dalam bentuk formulir kertas
(hard copy) atau data elektronik,
yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,
yang masing-masing diberi nomor, kode, dan nama
formulir.
Haris/PPN/2014 167
Nomor, kode dan nama formulir SPT Masa PPN 1111 DM
Nomor dan Kode
No Nama Formulir Keterangan
Formulir
1. 1111 DM Surat Pemberitahuan Masa Pajak Induk SPT Masa PPN
(F.1.2.32.05) Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN)
Bagi PKP Yang Menggunakan
Pedoman Penghitungan Pengkreditan
Pajak Masukan
2. 1111 A DM Daftar Pajak Keluaran atas
Lampiran SPT Masa PPN untuk
(D.1.2.32.13) Penyerahan Dalam Negeri Dengan melaporkan:
Faktur Pajak - Faktur Pajak selain Faktur Pajak
yang menurut ketentuan
diperkenankan untuk tidak
mencantumkan identitas pembeli
serta nama dan tanda tangan
penjual, yang diterbitkan;
dan/atau
- Nota Retur/Nota Pembatalan
yang diterima
3. 1111 R DM Daftar Pengembalian BKP dan Lampiran SPT Masa PPN untuk
(D.1.2.32.14) Pembatalan JKP oleh PKP yang melaporkan daftar Nota Retur dan
Menggunakan Pedoman Nota Pembatalan yang diterbitkan
Penghitungan Pengkreditan Pajak
Haris/PPN/2014 Masukan 168
Dalam hal SPT dilaporkan NIHIL karena PKP
tidak melakukan kegiatan penyerahan dan
perolehan, maka SPT yang dilaporkan hanya
Induknya sedangkan Lampiran SPT tidak perlu
disampaikan

Haris/PPN/2014 169
SEKIAN
TERIMA KASIH

HARIS BUDI SETIAWAN


PELATIHAN PAJAK TERAPAN BREVET A & B TERPADU TAHUN 2014
PHONE 081510143142
EMAIL:ais.budi@gmail.com
Haris/PPN/2014 170

Anda mungkin juga menyukai