Anda di halaman 1dari 26

Revaluasi

Aset
Tetap dan
Kombinasi
Bisnis
Kelompok 2
Kelompok 2

01.
Shafwan Naufal
195030400111032

02.
Ridho Muhammad
195030400111042
REVALU
ASI
ASET
Berdasarkan UU
01
Perpajakan
PENGERTIA
N
Revaluasi aset adalah penilaian kembali atas
aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan
(entitas). Hal ini dilakukan akibat adanya
kenaikan nilai aset tetap di pasaran atau karena
rendahnya nilai aset tetap dalam laporan
keuangan perusahaan akibat dievaluasi.
DASAR HUKUM PERPAJAKAN

PMK No. 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian


Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan
Perpajakan. Dalam PMK tersebut dinyatakan
bahwa perusahaan dapat melakukan penilaian
kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan
perpajakan, dengan syarat telah memenuhi semua
kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak
terakhir sebelum masa pajak dilakukannya
penilaian kembali.
ASET YANG
DAPAT
DIREVALUA
SI
Total
Revaluasi aktiva tetap perusahaan
yang dilakukan terhadap seluruh
aktiva tetap berwujud termasuk tanah
yang berstatus hak milik atau hak guna
bangunan.
Sebagian
Seluruh aktiva tetap berwujud tidak
termasuk tanah yang terletak atau
berada di Indonesia.
KETENTUAN LAINNYA

● Revaluasi aset tetap harus mendapatkan


persetujuan dirjen pajak terlebih dahulu
● Penjualan aset yang direvaluasi akan dikenakan
PPh final atas selisih terakhir. Contoh
perhitungan PPh pasal 19 untuk ketentuan ini
ialah dikurangi 10 % atau 25%-10 % = 15 %
yang dikalikan dengan selisih lebih aset
tersebut.
● Jangka waktu untuk revaluasi atas aset tetap
golongan 1 dan 2 ialah 5 tahun sementara untuk
aktiva tetap golongan 3 dan 4 persetujuan
revaluasinya sebelum jangka waktu 10 tahun.
10%
Bersifat final atas selisih penilaian kembali aktiva tetap
perusahaan atas nilai sisa buku fiskal semula.
AKUNTANSI
REVALUASI

ASET 02
PERBEDAAN PAJAK DAN AKUNTANSI
REVALUASI ASET

PERPAJAKAN AKUNTANSI
● Tidak dapat dilakukan kembali sebelum ● PSAK 16 menyatakan bahwa revaluasi aset
lewat jangka waktu 5 tahun, tetap dilakukan dengan keteraturan yang
● Dapat dilakukan untuk sebagian atau reguler.
seluruh aset tetap, ● Suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset
● Masa manfaat aset tetap setelah revaluasi tetap dalam kelas yang sama direvaluasi.
disesuaikan kembali menjadi manfaat
penuh untuk kelompok aset tersebut, dan
● Dasar penyusutan aset tetap adalah nilai
pada saat revaluasi aset tetap.
AKUNTANSI
REVALUASI
ASET
Contoh kasus
PT. Jnc memiliki bangunan yang mempunyai
akumulasi penyusutan hingga direvaluasi 4M
dengan HP Perolehan 5M. Apabila diketahui
nilai wajarnya 10M (naik 5M pokoknya).
Bagaimana perhitungan & jurnalnya?
PERHITUNGANNYA
HP. Aktiva (sbl direval) Rp. 5.000.000.000
Akum. Peny (sbl direval) Rp. 4.000.000.000
NB. bangunan Rp. 1.000.000.000
HP. Aktiva (stl direval) Rp. 10.000.000.000
Selisih lebih Revaluasi Rp. 9.000.000.000

Hutang PPh Final (10% x Selisih) = Rp. 900.000.000

Maka selisih lebih Revaluasi After Tax (10M - 1M - 900juta)


Rp. 8.100.000.000
JURNALNYA
Debit

Akum. Peny (sbl direval) Rp. 4. M


HP. Aktiva (stl direval) Rp. 10 M

Kredit

HP. Aktiva (sbl direval) Rp 5 M


Hutang PPh Final Rp 900 jt
Selisih lebih Revaluasi AT Rp 8,1 M
JURNAL WAKTU BAYAR PPH FINAL

Hutang PPh final Rp 900 jt


Kas/bank Rp 900 jt
METODE
AKUISISI
PSAK 22
menyatakan bahwa setiap Akuisisi dicatat dengan menggunakan Metode
Akuisisi (Acquisition Method) yang mensyaratkan :

1. Pengidentifikasian pihak pengakuisisi;


2. Penentuan tanggal akuisisi;
3. Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh,
liabilitas yang diambil-alih, dan kepentingan non pengendali pihak
yang diakuisisi; dan
4. Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian
dengan diskon.
TERDAPAT DUA METODE AKUISISI
1. Metode Pembelian (Purchase Method)
Metode pembelian mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum
yang sama untuk mencatat penggabungan usaha seperti dalam mencatat aset
dan kewajiban lainnya. Pencatatan penggabungan usaha menggunakan prinsip
biaya historis. Dengan kata lain, kita mengukur biaya untuk entitas pembeli
ketika mengakuisisi perusahaan lain dalam penggabungan usaha dengan
metode pembelian melalui jumlah kas yang dikeluarkan, nilai wajar aset lain
yang didistribusikan, atau sekuritas yang diterbitkan.
2. Metode Penyatuan Kepemilikan (Pooling of Interest method)

Metode penyatuan kepemilikan dipakai apabila penggabungan usaha


merupakan penyatuan pemilikan dari dua perusahaan atau lebih. Jadi tidak
terjadi perubahan dalam dasar-dasar pertanggungjawaban. Apabila metode
ini dipakai maka aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang diperoleh dari transaksi
penggabungan dicatat sebesar nilai bukunya. Sehingga jumlah ekuitas kedua
perusahaan sebelum penggabungan sama dengan jumlah ekuitas perusahaan
gabungan.
AKUNTA

04
NSI
PAJAK
Terkait dengan transaksi
kombinasi bisnis
APA ITU KOMBINASI BISNIS?

Menurut PSAK 22, kombinasi bisnis adalah suatu


transaksi atau peristiwa lain dimana pihak
pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu
atau lebih suatu bisnis.
Kombinasi bisnis biasa dikenal dengan
konsolidasi atau merger yang merupakan salah
satu bentuk tindakan restrukturisasi yang paling
sering dipakai, dibanding tindakan-tindakan yang
lainnya.
KOMBINASI BISNIS

Dalam kombinasi bisnis terdapat 2 metode, yaitu metode menggunakan harga


pasar dan metode pooling of interest. Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya
tidak mengizinkan untuk menggunakan metode pooling of interest apabila
melakukan penggabungan usaha. Namun karena berbagai alasan, DJP akhirnya
melakukan perubahan keputusan. Dengan keputusan ini penggabungan usaha
dengan menggunakan metode pooling of interest hanya untuk wajib pajak yang
bergerak dalam bidang usaha perbankan atau wajib pajak yang akan menjual
sahamnya di bursa efek. Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri
Keuangan No.469/KMK.04/1998
PERLAKUAN PAJAK ATAS METODE
PENCATATAN AKUNTANSI DALAM
TRANSAKSI MERGER

1. Merger menurut harga pasar


Jumlah yg seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar. Selisih
antara harga pasar dan nilai buku harta yg dialihkan merupakan penghasilan yg dikenakan
pajak penghasilan.

Contoh :
PT A dan PT B melakukan peleburan dan membentuk badan baru, yaitu PT C. Nilai sisa
buku dan harga pasar harta dari kedua badan tersebut adalah sebagai berikut:
Nilai sisa buku Harga pasar
PT. A Rp 300.000.000,00 Rp 450.000.000,00
PT. B Rp 200.000.000,00 Rp 300.000.000,00
PERLAKUAN PAJAK ATAS METODE
PENCATATAN AKUNTANSI DALAM
TRANSAKSI MERGER

Pada dasarnya, penilaian harta yang diserahkan oleh PT A dan PT B dalam rangka
peleburan menjadi PT C adalah harga pasar dari harta. Dengan demikian PT A mendapat
keuntungan sebesar Rp 100.000.000,00 (Rp 300.000.000,00 - Rp 200.000.000,00) dan PT B
mendapat keuntungan sebesar Rp 150.000.000,00 (Rp 450.000.000,00 - Rp 300.000.00,00).
Sedangkan PT C membukukan semua harta tersebut dengan jumlah Rp750.000.000,00 (Rp
300.000.000,00 + Rp 450.000.000,00).

Namun dalam rangka menyelaraskan dengan kebijakan di bidang sosial, ekonomi, investasi,
moneter dan kebijakan lainnya, penggabungan usaha dengan menggunakan metode pooling
of interest. PT C membukukan penerimaan harta dari PT A dan PT B tersebut sebesar Rp
500.000.000,00 (Rp200.000.000,00 + Rp 300.000.000,00).
PERLAKUAN PAJAK ATAS METODE
PENCATATAN AKUNTANSI DALAM
TRANSAKSI MERGER

2. Merger menurut nilai buku


Menteri Keuangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
43/PMK.03/2008 untuk melaksanakan ketentuan di atas. Berdasarkan ketentuan tersebut,
Wajib Pajak yang dapat menggunakan nilai buku adalah Wajib Pajak yang melakukan
merger dan Wajib Pajak yang melakukan pemekaran usaha dalam rangka Initial Public
Offering (IPO).
TERIMA
KASIH!
Apakah ada yang ingin ditanyakan?
Kelompok 2

01. 03.
Shafwan Naufal Efbrina Lorenzia
195030400111032 175030407111029

02.
Ridho Muhammad
195030400111042

Anda mungkin juga menyukai