A. Pengertian Akuntansi
Komite Terminologi AICPA (The Commitee on Terminology of the
dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdayaguna dan dalam bentuk
lebih luas ditawarkan oleh definisi akuntansi berikut ini: Proses pengindentifikasian,
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang
jasa” dan implikasinya adalah bahwa akuntansi mempunyai seperangkat tehnik yang
dianggap berguna bagi bidang bidang tertentu. Akuntansi syariah antara lain
pengungkapan hak hak dan kewajiban kewajiban secara adil. Allah SWT berfirman:
“Hai orang orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk
1
Wiroso, Akuntansi Transaksi Syariah, (Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia, 2011), 15.
2
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar”. ( Q.S. Al-Baqarah ayat 282).
Allah SWT berfirman: “Wahai orang orang yang beriman, jadilah kamu
orang yang benar benar penegak keadilan”. (Q.S. Al-Nisa` ayat 135). Allah SWT juga
berfirman: “Kecelakaan besarlah bagi orang orang (yaitu) orang orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka
menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”. (Q.S. Al-
Tidak diragukan bahwa berkurang atau berlebihnya hak hak dan kewajiban
adalah tidak adil dan tidak bisa diterima di dalam Islam. Allah SWT telah menyatakan
bahwa seorang Muslim harus adil dan jujur di dalam urusan urusannya. Dia
Khalifah Umar Bin Al-Khattab R.a meminta kepada para pedagang di pasar
untuk mengetahui halal dan haram. Dia mengatakan, “Tidak seorangpun yang
jika tidak mau dia akan melakukan transaksi yang ribawi”. Sehingga, oleh karena itu,
orang orang yang bertugas harus menetapkan bagi akuntansi keuangan aturan aturan
yang diperlukan yang melindungi hak hak dan kewajiban perorangan, dan menjamin
periode yaitu (a) sebelum tahun 2002, (b) tahun 2002 sampai dengan tahun 2007 dan
Syariah, cabang syariah, Bank Konvensional maupun BPR Syariah, tidak memiliki
acuan akuntansi. Pada periode ini Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK),
Syariah. Pada periode ini masih mempergunakan acuan PSAK 31 tentang Akuntansi
paragraf paragraf yang bertentangan dengan prinsip syariah misalnya paragraf tentang
pada tahun 1999, Bank Indonesia sebagai pemakrasa, membentuk tim penyusunan
PSAK Bank Syariah, yang tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
Keuangan, hal ini sering dengan pesatnya perkembangan Perbankan Syariah yang
draft PSAK dilakukan oleh Tim Penyusun PSAK di bawah tanggung jawab Ikatan
Akuntan Indonesia (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) namun jika terkait dengan
disadari kedua bidang ini dimiliki oleh masing masing. Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) memiliki keahlian terhadap pengukuran, pengakuan dan penyajian atau hal hal
lain yang berkaitan dengan akuntansi, dengan memperhatikan fatwa dari Dewan
4
syariah.
Perbankan Syariah dan Exposure Draft tentang PSAK No. 59 tentang Akuntansi
Perbankan Syariah pada bulan Maret 2000. Dewan Syariah Nasional juga
memberikan opini bahwa PSAK Bank Syariah tersebut secara umum tidak
disahkan pada tanggal 01 Mei 2002 dan secara efektif mulai berlaku tanggal 01
Januari 2003.
Pada periode ini, Akuntansi Syariah di Indonesia telah memiliki acuan yaitu
lingkup PSAK 59 hanya ditarapkan untuk Bank Umum Syariah (BUS), Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), dan kantor cabang syariah Bank Konvensional.
Jadi PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah hanya untuk Bank Syariah,
sehingga Lembaga Keuangan Syariah Non Bank yang didirikan seperti Asuransi
(PSAK 59).
Akuntansi Keuangan –Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK –IAI), merasa perlu untuk
5
menerbitkan PSAK Syariah yang dapat dipergunakan oleh Entitas Syariah atau entitas
Akuntansi Syariah” (KAS) yaitu tim khusus yang melakukan pembahasan akuntansi
syariah dan membahas tanggung jawab DSAK. Organisasi Komite Akuntansi Syariah
tentang Akuntansi Perbankan Syariah sudah dapat disahkan oleh DSAK dan dapat
diterapkan suatu keharusan melaksanakan mulai tahun buku 2008. PSAK Syariah
2. Dasar Akrual
Dalam asumsi dasar akrual asset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban
diakui pada saat kejadian bukan saat kas atau setara kas diterima dan dicatat serta
disajikan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya. Beban diakui dalam
laporan Laba Rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dengan
pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebutkan
pengaitan biaya dengan pendapatan (matching concept) melibatkan secara
bersamaan atau gabungan penghasilan dan beban yang dihasilkan secara langsung
dan bersama sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama.
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual.
Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian
(dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan diungkapkan
dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode
yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan
informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan
penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa
depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa
depan. Oleh karena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi
masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
7