Siklus ini dimulai dari transaksi yang harus didukung dengan bukti dan dicatat di Buku
Jurnal, selanjutnya diposting ke Buku Besar dan Buku Besar Pembantu. Dengan
klasifikasi di Daftar Saldo, Kertas Kerja serta Penyesuaian maka dihasilkan Laporan
Keuangan Setelah tahap Penutupan dan dibuat Daftar Saldo Setelah penutupan serta
Pembalikan, maka Neraca Awal dapat disusun dengan baik.
Pada dasarnya siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti siklus akuntansi pada
umumnya. Sistem akuntansi pemerintahan daerah menurut Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 Pasal 232 ayat (3) meliputi serangkaian prosedur, mulai dari proses
pengumpulan data, pencatatan, penggolongan, dan peringkasan atas transaksi atau
kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban APBD
yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Dalam sistem
akuntansi pemerintahan ditetapkan suatu entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang
menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintah daerah. Sistem akuntansi pemerintahan
daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) pada Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) dan sistem akuntansi Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) dilaksanakan oleh pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (PPK-SKPD). Sistem akuntansi pemerintahan daerah secara garis besar
terdiri atas empat prosedur akuntansi yaitu : prosedur akuntansi penerimaan kas,
pengeluaran kas, selain kas, dan aset.
Jenis Transaksi
Bukti Transaksi
Bukti transaksi adalah semua media pendokumentasian dari transaksi atau kejadian
ekonomi.
Contoh :
Kas Surat Tanda setoran (STS), Surat Perintah Membayar (SPM)
Piutang Daftar piutang
Persediaan BA Penerimaan barang, daftar persediaan
Aktiva Tetap BA Penerimaan inventaris, daftar aktiva
Utang Surat perjanjian (Akad Kredit), dokumen penarikan pinjaman
Pendapatan Surat Tanda Setoran (STS), Daftar Pembukuan Administratif
(DPA)
Belanja Surat Perintah Membayar (SPM), Daftar Pembukuan
Administratif (DPA)
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terdiri dari 2 (dua) subsistem, yaitu:
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) terdiri dari 4 prosedur akuntansi yaitu
Analisis transaksi juga tunduk pada system berpasangan tersebut. Untuk memahami
analisis transaksi demikian, kita akan menggunakan alat bantu “persamaan dasar
akuntansi”.
Penjurnalan adalah prosedur pencatatan transaksi keuangan pada buku jurnal. Jurnal
dibedakan menjadi dua yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum adalah jurnal
yang digunakan untuk mencatat semua jenis transaksi, sedangkan jurnal khusus adalah
jurnal yang digunakan untuk mencatat hanya satu jenis transaksi.
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, buku jurnal yang digunakan dalam
akuntansi keuangan daerah meliputi buku jurnal penerimaan kas, buku jurnal pengeluaran
kas, dan buku jurnal umum.
Referensi :
1. Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Edisi Ketiga,
Erlangga. Jakarta.
2. Halim, Abdul dan M. S. Kusufi. 2008. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan
Daerah. Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta.
3. ftp://ftp1.perbendaharaan.go.id/peraturan/perdirjen/2008/per_51_pb_2008
/03_Lampiran%20III%20Tatacara.pdf