2. Pemegang Kas - Bendahara Proyek (Belanja 3. Pemegang Kas - Bendahara Gaji 4. Pemegang Kas - Bendahara Penerima Jenis Transaksi
Modal)
1. Transaksi Kas, yaitu transaksi yang mengakibatkan pertambahan atau pengurangan kas. Contoh : Pencairan SPMU, Penerimaan Piutang, Pembayaran Belanja Gaji, dll. 2. Transaksi Nonkas,yaitu transaksi yang mengakibatkan perubahan pada aset, utang,pendapatan, belanja tetapi tidak mempengaruhi kas. Contoh : Penerimaan aktiva tetap dari donatur, pembebasan utang. Bukti Transaksi Bukti transaksi adalah semua media pendokumentasian dari transaksi atau kejadian ekonomi. Contoh : Kas Piutang Persediaan Aktiva Tetap Utang Pendapatan Belanja
Surat Tanda setoran (STS), Surat Perintah Membayar (SPM) Daftar piutang BA Penerimaan barang, daftar persediaan BA Penerimaan inventaris, daftar aktiva Surat perjanjian (Akad Kredit), dokumen penarikan pinjaman Surat Tanda Setoran (STS), Daftar Pembukuan Administratif (DPA) Surat Perintah Membayar (SPM), Daftar Pembukuan Administratif (DPA)
SAI adalah serangkaian prosedur (manual maupun terkomputerisasi) mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada kementrian negara/ lembaga Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) terdiri dari 4 prosedur akuntansi yaitu 1. 2. 3. 4. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas, Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas, Prosedur Akuntansi Selain Kas, dan Prosedur Akuntansi Asset.
Penjurnalan adalah prosedur pencatatan transaksi keuangan pada buku jurnal. Jurnal dibedakan menjadi dua yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat semua jenis transaksi, sedangkan jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat hanya satu jenis transaksi.
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, buku jurnal yang digunakan dalam akuntansi keuangan daerah meliputi buku jurnal penerimaan kas, buku jurnal pengeluaran kas, dan buku jurnal umum.
4. Neraca UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 30 Juni 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan neraca UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 30 Juni. D. Neraca per 31 Desember 2XX1 1. Neraca Kementerian Negara/Lembaga per 31 Desember 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan neraca UAPPA-E1 per 31 Desember. 2. Neraca UAPPA-E1 per 31 Desember 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan Neraca UAKPA di bawah eselon I, LRA UAKPA dengan pola pengelolaan keuangan BLU, Neraca UAPPA-W, dan neraca UAPPA-W dekonsentrasi/tugas pembantuan per 31 Desember. 3. Neraca UAPPA-W per 31 Desember 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan Neraca UAKPA per 31 Desember. 4. Neraca UAPPA-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 31 Desember 2XX1 disusun berdasarkan hasil penggabungan Neraca UAKPA Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan per 31 Desember.
Referensi :
1. Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Edisi Ketiga, Erlangga. Jakarta. 2. Halim, Abdul dan M. S. Kusufi. 2008. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta. 3. ftp://ftp1.perbendaharaan.go.id/peraturan/perdirjen/2008/per_51_pb_2008 /03_Lampiran%20III%20Tatacara.pdf