Publik
Kelompok 5
Senin, 7.50-10.20
CR6124
Ilustrasi
Sistematika Penyusunan
APBN/APBD Anggaran
Pemerintah
Etika/Prinsip
dalam
Penganggaran
SIKLUS APBN
Persiapan
APBN
Persetujuan
Pemeriksaan
APBN
APBN
Pelaporan Administrasi
APBN APBN
Pemeriksaan Persetujuan
APBD APBD
Pelaporan Administrasi
APBD APBD
Pada tahap persiapan, bagian anggaran menyiapkan format anggaran yang akan
akan dikonsolidasikan oleh bagian anggaran. Setelah di review dan diadakan dengar
pendapat ke semua unit, anggaran ini akan disetujui oleh kepala pemerintahan.
2. Tahap Persetujuan
Anggaran diajukan ke lembaga legislatif untuk mendapatkan persetujuan. Dalam hal ini
tersebut. Selain itu, akan diadakan juga dengar pendapat sebelum nantinya lembaga
4. Tahap Pelaporan
Pelaporan dilakukan pada akhir periode atau pada waktu-waktu tertentu yang
ditetapkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses akuntansi yang telah
berlangsung selama proses pelaksanaan.
5. Tahap Pemeriksaan
Laporan yang diberikan atas pelaksanaan anggran diperiksa (diaudit) oleh sebuah
lembaga pemeriksa independen. Hasil pemeriksaan akan menjadi masukan atau
umpan balik (feedback) untuk proses penyusunan pada periode berikutnya.
Dokumen
transaksi
Closing Mencatat
trial transaksi
balance
Meringkas dalam
Menutup
buku
general
besar/ledger
ledger
(posting)
Laporan
keuangan Jurnal
berdasarkan penyesuaian
NSSD untuk update
Penyiapan SE
Evaluasi KDH tentang
Mempersiapkan Penyusunan
Raperda Raperda APBD
Pedoman
RKA SKPD Penyusunan
APBD RKA SKPD
Penyusunan RKPD
Pemerintah Daerah menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan
penjabaran dari RPJMD.
1. Pendapatan (revenue)
Revenue adalah kenaikan kekayaan bersih sebagai akibat dari adanya transaksi. Dalam manual
GFS (General Financial Statistics), pendapatan diklasifikasikan menjadi:
a. Pajak
Bagi mayoritas unit pemerintah, pajak memiliki nilai yang dominan dalam pendapatan
karena pajak merupakan transfer wajib (compulsory transfer) dalam pemerintahan.
Pendekatan yang digunakan dalam sistem GFS mengklasifikasikan pajak berdasarkan
sumber pajak, yaitu:
- Pajak untuk income, profit, dan capital gain - Pajak untuk barang dan jasa
- Pajak untuk payroll dan workforce - Other Taxes
- Pajak untuk property
- Pajak untuk transaksi dan perdagangan internasional
d. Pendapatan lain-lain
1) Property income
Pemerintah akan menerima property income ketika aset keuangan dan/atau aset lainnya
sudah dialokasikan pada unit-unit lain terkait. Contoh: bunga, dividen, dan sewa
2) Sales of goods and services
3) Denda, penalti, dan forfeits
Denda dan penalti merupakan transfer wajib yang dipaksakan oleh hukum pengadilan atau
secara hukum untuk suatu pelanggaran hukum atau aturan administratif. Forfeits adalah
denda terhadap transaksi yang tertunda karena masalah birokrasi atau administrasi.
a. Compensation of employes
Kompensasi pegawai merupakan total renumerisasi dalam bentuk kas maupun barang,
utang pada pegawai pemerintah sebagai bentuk penghasilan atas pekerjaan yang
dilakukan selama periode akuntansi
g. Other expense
1) property expense other than interest
2) miscellaneous other expense.
Belanja negara:
1. Pengeluaran rutin
Contoh: belanja pegawai, belanja barang dalam negeri dan luar negeri, subsidi daerah
otonomi, biaya dan cicilan utang dalam negeri dan luar negeri
2. Pengeluaran pembangunan
Contoh: pembiayaan rupiah, biaya proyek
SISTEMATIKA APBD
Pendapatan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Penerimaan yang diperoleh dari pungutan-pungutan daerah berupa:
a. Pajak daerah
b. Retribusi daerah
c. Hasil pengolahan kekayaan daerah
d. Keuntungan dari perusahaan-perusahaan milik daerah
e. Lain-lain PAD
2. Dana Perimbangan
Dana yang dialokasikan dari APBN untuk daerah sebagai pengeluaran pusat untuk belanja
daerah, terdiri dari:
3. Pinjaman daerah
4. Penerimaan lain-lain yang sah berupa:
a. Penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, dan pendapatan bunga
b. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
c. Komisi, penjualan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan pengadaan
barang atau jasa oleh daerah
Belanja Daerah:
1. Belanja tidak langsung
Belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan. Kelompok ini terdiri atas belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,
belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga
2. Belanja langsung
Belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Kelompok ini terdiri atas belanja pegawai (honorarium/upah), belanja barang dan jasa, dan
belanja modal.
ILUSTRASI ANGGARAN
Pemaparan APBN oleh Presiden
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato kenegaraan serta keterangan pemerintah
atas RUU tentang APBN tahun anggaran 2007 beserta nota keuangannya di depan rapat
paripurna DPR RI (16/8) mengatakan bahwa alokasi anggaran pendidikan juga mengalami
peningkatan yang signifikan. Dewasa ini, pengeluaran pemerintah untuk pendidikan dengan
menggunakan definisi yang luas telah mencapai 4,1 persen dari PDB.
Prinsip kedua, adil berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan secara optimal bagi
kepentingan orang banyak dan secara proporsional dialokasikan ke semua kelompok
dalam masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.
Prinsip keenam, akuntabel berarti bahwa pengelolaan keuangan organisasi harus dapat
dipertanggungjawabkan setiap saat secara internal maupun eksternal kepada masyarakat.