Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian Siklus Anggaran


Perencanaan dan pengendalian saling terkait seperti mata uang dan membentuk
siklus. Dalam pembangunan suatu negra, perencanaan dan pengendalian pada dasarnya
merupakan dua sisi mata uang yang dasarnya merupakan dua sisi mata uang yang sama
sehingga keduanya harus dipertimbangkan secara bersama-sama. Berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2006 tentang pedoman
pengelolahan daerah, maka siklus anggaran tahap-tahap sebagai berikut :
1. Penyususnan Anggaran
2. Pelaksanaan Anggaran
3. Pengawasan Anggaran
4. Pelaporan dan pertanggungjawaban Anggaran.

Muhamad Chatib Basril dalam pokok-pokok siklus APNBN di Indonesia penyusunan


konsep kebijakan dan kapasitas fiskal sebagai langkah awal (2014:7) menjelaskan bahwa
siklus adalah putaran waktu yang berisi rangkaian kegiatan secara berulang dengan tetap
dan teratur. Oleh karena itu, siklus anggaran dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan
yang dimulai dari perencanaan dan penganggaran sampai dengan tetap dan teratur setiap
tahun anggaran. Dari definisi differences diatas, maka dapat disimpulkan bahwa siklus
anggaran (budget cycle) adalah masa atau jangka waktu mulai saat anggaran
(APBN/APBD/APBDesa) disusun sampai dengan saat perhitungan anggaran disahkan
undang-undang.

2. Tahapan Siklus Anggaran APBN /APBD


3.1 Siklus APBN
Anggaran pendapatan dan belanja negara ( APBN ) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintah negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat,
APBN berisi daftra sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama saatu tahun anggaran ( 1 Januari – 31 Desember ).
Secara skematis struktur anggaran adalah sebagai beraikut :
Tahap Persiapan

(Prepation)

Tahap Evaluasi Tahap Retifikasi

( Evaluation ) ( Ratification )

Tahap
Tahap Pelaporan Impelementasi
( Reporting ) ( Impelementasi )

1. Tahap Persiapan Anggaran (Preparation)


Pada tahap persiapan ini anggaran dilakukan takiran pengeluaran atas dasar
taksiran pendapatan yang tersedia. Terkait dengan masalah tersebut, yang perlu
diketahui adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran, hendaknya terlebih
dahulu dilakukan penafsiran pendapatan secara akurat. Selain itu, harus didasari
adanya masalah yang cukup bahaya jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat
bersama dengan pembuatan keputusan tentang anggaran pengeluaran.
2. Tahap Ratifikasi Anggaran ( budget ratification )
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan
cukup besar. Pimpinan eksekutif dituntun tidak hanya memiliki managerial skill,
namun juga harus mempunyai political skill, salesmanship, dan coaliotion building
yang memadai. Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat
penting karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan
dalam menjawab dan memberikan argymentasi yang rasional atas segala pertanyaan-
pertanyaan dan bantahan-bantahan dari pihak legislatif.
3. Tahap Pelaksanaan Anggaran (budget implementation )
Setalah anggaran disetujui oleh pihak legislatif, tahap berikutnya adalah
pelaksanaan anggaran. Dalam tahapan pelaksanaan anggaran, hal terpenting yang
harus diperhatikan oleh manajer kuangan publik adalah dimiliknya sistem informasi
akuntansi dan sistem pengendalian manajemen. Manajer keuangan publik dalam hal
ini bertanggungjawab untuk menciptakan sistem akuntansi yang memadai dan handal
untuk perencanaan dan pengendalian anggaran yang telah disepakati. Dan bahkan
dapat diandalkan untuk tahap penyusunan anggaran periode selanjutnya.
4. Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran ( budget reporting and evaluation )
Tahap akhir ini dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran.
Tahap persiapan, ratifikasi, dan implementassi anggaran terkait dengan aspek
operasional anggaran, sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek
akuntabilitas. Jika tahap implementassi telah didukung dengan sistem akuntansi dan
sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget repoting
and evaluation tidak akan menemui masalah.

2.2 Siklus APBD


Anggaran pendapatan dan belanja daerah selanjutnya disingkat dengan APBD
adalah suatu rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah ( UU. No 17 Tahun 2003 pasal 1 butir 8 tentang Keuangan
Negara ). Tahun anggaran APBD sama dengan tahun anggaran APBN yaitu mulai dan
bearkhir tanggal 31 Desember tahun yang bersangkutan. Sehingga pengelolahan,
pengendalian, dan pengawasan keuangan daerah dapat dilaksankan berdasarkan kerangka
waktu tersebut. APBD sendiri disusun dengan pendekatan kinerja yaitu suatu sistem
anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan
alokaasi biaya atau input yang ditetapkan. APBBD disusun sesuai dengan kebutuhan
penyelenggara pemerintahan dan kamampuan menyelenggarakan pendapatan daerah.
Dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pemerintah melaksanakan kegiatan
keuangan dalam siklus pengelolaan anggaran yang secara garis besar terdiri dari :
1. Proses Penyusunan APBD di Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah perlu menyususn APBD untuk menjamin kecukupan dana dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahnya. Karena itu perlu diperhatikan kesesuaian
antara kewenangan pemerintahan dan sumber pendanaanya. Pedoman penyusunan
APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri tersebut meuat antara lain :
a. Pokok-pokok kebiajkan yang memuat sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan
pemerintah daerah.
b. Prinsip kebijakan penyusunan APBD tahun anggaran berkenaan
c. Teknis penusunan APBD dan
d. Hal-hal khusus lainnya.

Adapun proses penyusunan dan penetapan APBD sebagai berikut :


1. Rencana Kerja Pemerintah Daerah
RKPD tersebut memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas
pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaanya
bak yang dilaksankan langsung oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun
ditempuh dengan medorong partisipasi masyarakat.
2. Kebijakan Umum APBD
Setelah rencana kerja pemerintah daerha ditetapkan, pemerintah daerah perlu
menyusun kebiajkan umum APBD (KUA) serta prioritas dan plafon anggaran
sementara ( PPAS ) yang menjadi acuan bagi satuan kerja perangkat daerah
(SKPD ) dalam menyusun rencana kerja dan anggran ( RKA ).
3. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
Selanjutnya berdasarkan KUA yang telah disepakati,pemerintah daerah menyusun
rancangan prioritas dan plafon anggran semetara ( PPAS). Kepala daerha
menyampaikan rancangan PPAS yang telah disusun kepada DPRD untuk dibahas
paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun anggran berjalan.
4. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggran SKPD
Berdasarkan nota kesepakatan yang berisi KUA dan PPAS, TAPD menyiapkan
rancangan surat ederan kepaada daerah tentang pedoman penyusunan RKA SKPD
sebagai acuan kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD.
5. Penyiapan Raperda APBD
Selanjutnya berdasarkan RKA- SKPD yang telah disusun oleh SKPD dilakukan
pembahasan penyusunan Raperda oleh TAPD dilakukan untuk menelaah
kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA, PPA,perkiraan maju yang telah
disetujui tahun anggaran sebelumnya.
6. Penyampaian dan Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentag daerah tentang
APBD beserta lampiran kepada DPRD paling lambat pada minggu pertama
oktober tahun anggran sebelumnya dari tahun yang direncanakan untuk
mendapartlkan persetujuan bersama.
7. Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan Peraturan
Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD
Rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang APBD yang telah disetujui
bersama DPRD dan rancangan peraturan Bupati/Walikota tentang penjabaran
APBD seblum ditetapkan oeleh Bupati paling lama ( tiga ) hari kerja disampaikan
terlebih dahulu kepada Gubernur untuk di Evaluasi.
8. Penetapan Peratran Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran.
9. Perubahan APBD
Penyesuaian APBD dengan perkembangan dan perubahan keadaan dibahas
prubahan DPRD dengan pemerintah daerah dlam rangka penyusunan prakiran
perubahan atas APBD tahun anggran yang bersangkutan.

2. Siklus Penetapaan APBD ( penatausahaan keuangan daerah )


Penyelenggara pemerintah adalah presiden dibantu oleh satu orang wakil presiden ,
daan oleh menteri negara penyelenggara pemerintah daerah adalah pemerintah daerah
dan DPRD. Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan
daerah tentang penjabran. PPKD paling lama 3 hari setelah peraturan daerah tentang
APBD ditetapkan memberitahukan kepada semua kepada SKPD agar menyusun
rancangan DPA-SKPD.

3. Siklus Pelaporan dan Pertanggungjawaban (akuntansi)


Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD entitas pelaporan menyusun
laporan keuangan meliputi :
1. Laporan Realisasi Anggran
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Catatan Atas Laporan Keuangan.
Laporan keuangan pemerintah daerah disampaikan kepada daerah melalui
sekretaris daerah selaku coordinator pengelola keuangan daerah dalam rangka
memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Laporan keuangan
diserahkan kepada BPK untuk dilakukan pemeriksaan paling lambat 3 bulan
setelah tahun anggaran berakhir. Kepada daerah melakukan tanggapan dan
melaksanakan penyesuaian terhadap laporan keunagn pemerintah daerah
berdasarkan hasil pemeriksaan BPK.(Nurul, n.d.)(Octary, 2016)
DAFTAR PUSTAKA

Nurul, T. (n.d.). Siklus Anggaran. https://www.coursehero.com/file/61299157/PDF-Siklus-


Anggarandocx/ diakses pada 30 Juni 2021
Octary, D. (2016). Siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja DAERAH (APBD).
https://www.scribd.com/doc/305886690/Siklus-Anggaran diakses pada 30 Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai