Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Oleh:

Oleh:

Zulcarnaim
A 04 2222 008

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER KEUANGAN DAERAH
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
APBN merupakan singkatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang merupakan
sebuah dokumen rencana pengeluaran dan penerimaan keuangan negara untuk jangka waktu satu
tahun. APBN dibuat oleh pemerintah setiap tahun dan diatur dalam undang-undang sebagai dasar
hukum pelaksanaan kegiatan pemerintah selama tahun anggaran tersebut.

APBN mencakup rencana penerimaan negara yang akan diperoleh dari berbagai sumber seperti
pajak, cukai, dan penghasilan negara lainnya. Selain itu, APBN juga mencakup rencana belanja
negara yang akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan pemerintah seperti pembangunan
infrastruktur, kesehatan, pendidikan, pertahanan, dan sosial.

APBN sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi suatu negara karena pengeluaran
pemerintah yang terkendali dapat membantu mengatur inflasi dan mendorong pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah juga dapat mengalokasikan dana APBN untuk
memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan dan meningkatkan kualitas hidup
rakyat.

APBN dan APBD merupakan dua istilah yang berbeda, meskipun keduanya memiliki arti yang
serupa dalam pengertian anggaran keuangan.

APBN adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yaitu anggaran keuangan yang dibuat
oleh pemerintah pusat untuk seluruh wilayah Indonesia. APBN mencakup rencana penerimaan
dan pengeluaran keuangan negara, seperti penerimaan dari pajak dan bea cukai, serta
pengeluaran untuk berbagai kepentingan negara, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan
pertahanan.

Sementara itu, APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yaitu anggaran
keuangan yang dibuat oleh pemerintah daerah untuk daerah yang mereka pimpin. APBD
mencakup rencana penerimaan dan pengeluaran keuangan daerah, seperti penerimaan dari pajak
daerah, serta pengeluaran untuk berbagai kepentingan daerah, seperti pembangunan jalan,
pengadaan fasilitas kesehatan, dan bantuan sosial.

Perbedaan lainnya antara APBN dan APBD adalah bahwa APBN dibuat oleh pemerintah pusat,
sedangkan APBD dibuat oleh pemerintah daerah. Selain itu, APBN berlaku untuk seluruh
wilayah Indonesia, sedangkan APBD hanya berlaku untuk wilayah tertentu yang diatur dalam
undang-undang.
Siklus APBN merujuk pada serangkaian tahapan atau proses yang harus dilalui dalam menyusun,
mengesahkan, melaksanakan, mengawasi, dan mengevaluasi APBN. Berikut adalah tahapan-
tahapan dalam siklus APBN:

1. Perencanaan: Pada tahap ini, pemerintah mengidentifikasi kebutuhan dan prioritas


pembangunan nasional, serta menetapkan rencana program kegiatan yang akan
dilaksanakan. Proses perencanaan ini melibatkan berbagai kementerian, lembaga, dan
stakeholder lainnya.
2. Penyusunan RAPBN: RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
disusun oleh pemerintah berdasarkan hasil perencanaan. RAPBN kemudian disampaikan
kepada DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) untuk dibahas dan disetujui.
3. Persetujuan: DPR melakukan pembahasan dan penyusunan APBN bersama pemerintah.
Setelah disepakati, APBN disahkan melalui undang-undang.
4. Pelaksanaan: Setelah disahkan, APBN dilaksanakan oleh pemerintah. Pada tahap ini,
anggaran yang telah disahkan digunakan untuk melaksanakan program dan kegiatan yang
sudah direncanakan.
5. Pengawasan: Pada tahap ini, lembaga pengawas atau instansi yang berwenang melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan APBN. Pengawasan ini bertujuan untuk memastikan
bahwa penggunaan anggaran sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Evaluasi: Evaluasi dilakukan pada akhir tahun anggaran untuk mengevaluasi pencapaian
program dan kegiatan, serta penggunaan anggaran yang telah dilaksanakan. Hasil
evaluasi ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penyusunan APBN tahun
berikutnya.

Penetapan dan persetujuan APBN merupakan proses yang sangat penting dalam rangka mengatur
pengeluaran dan penerimaan keuangan negara. Proses ini dilakukan oleh pemerintah dan DPR,
dan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Penetapan target dan sasaran APBN: Pemerintah menetapkan target dan sasaran APBN
berdasarkan hasil perencanaan yang telah dilakukan. Sasaran ini berupa target
penerimaan negara, besaran belanja negara, serta prioritas kegiatan dan program yang
akan dilaksanakan.
2. Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN): Pemerintah
menyusun RAPBN berdasarkan target dan sasaran yang telah ditetapkan. RAPBN ini
berisi rencana pendapatan dan belanja negara yang akan dianggarkan pada tahun
anggaran berikutnya.
3. Penyampaian RAPBN ke DPR: RAPBN yang telah disusun kemudian disampaikan ke
DPR untuk dibahas dan disetujui. Proses ini dilakukan melalui mekanisme pembahasan
bersama antara pemerintah dan DPR.
4. Pembahasan APBN oleh DPR: DPR melakukan pembahasan terhadap RAPBN yang telah
disampaikan oleh pemerintah. Proses ini meliputi pembahasan atas rencana pendapatan
dan belanja negara, serta pengajuan usulan perubahan dan penyesuaian terhadap RAPBN.
5. Persetujuan APBN oleh DPR: Setelah proses pembahasan selesai, DPR menyetujui
APBN yang disusun oleh pemerintah melalui mekanisme pengesahan undang-undang.

Pelaksanaan APBN merupakan tahap penting dalam siklus APBN yang dilakukan oleh
pemerintah. Pelaksanaan APBN mencakup tindakan untuk mengelola penggunaan anggaran,
mengalokasikan dan mengelola pendapatan negara serta melaksanakan program dan kegiatan
yang telah direncanakan dalam APBN. Berikut adalah langkah-langkah dalam pelaksanaan
APBN:

1. Persiapan pelaksanaan APBN: Setelah APBN disetujui dan disahkan oleh DPR,
pemerintah harus mempersiapkan diri dalam mengalokasikan dan melaksanakan
anggaran sesuai dengan rencana dan prioritas yang telah ditetapkan.
2. Pencairan dana: Pemerintah mencairkan dana dari kas negara sesuai dengan rencana dan
prioritas yang telah ditetapkan. Pencairan dana ini harus memenuhi persyaratan
administrasi dan peraturan yang berlaku.
3. Penyusunan program dan kegiatan: Pemerintah menyusun program dan kegiatan yang
akan dilaksanakan dengan anggaran yang telah disetujui. Program dan kegiatan ini harus
disusun secara terperinci dan jelas, sehingga memudahkan pelaksanaan dan evaluasi.
4. Pelaksanaan program dan kegiatan: Program dan kegiatan yang telah disusun kemudian
dilaksanakan oleh pemerintah. Pelaksanaan ini harus dilakukan sesuai dengan peraturan
dan ketentuan yang berlaku serta memperhatikan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
5. Pengawasan dan evaluasi: Pemerintah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan program dan kegiatan. Pengawasan dan evaluasi ini dilakukan untuk
memastikan pelaksanaan sesuai dengan rencana dan prioritas yang telah ditetapkan serta
memperbaiki kekurangan yang ditemukan.
6. Pelaporan hasil pelaksanaan APBN: Pemerintah melaporkan hasil pelaksanaan APBN
secara periodik kepada DPR dan masyarakat. Laporan ini harus transparan dan akuntabel
sehingga dapat menjadi dasar untuk perbaikan dan perencanaan tahun anggaran
berikutnya.

Pelaksanaan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) merupakan tahap penting dalam
rangka mengelola penggunaan anggaran di daerah. Pelaksanaan APBD dilakukan oleh
Pemerintah Daerah (Pemda) dan mencakup beberapa langkah sebagai berikut:

1. Persiapan pelaksanaan APBD: Setelah APBD disetujui dan disahkan oleh DPRD (Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah), Pemda mempersiapkan diri dalam mengalokasikan dan
melaksanakan anggaran sesuai dengan rencana dan prioritas yang telah ditetapkan.
2. Pencairan dana: Pemda mencairkan dana dari kas daerah sesuai dengan rencana dan
prioritas yang telah ditetapkan. Pencairan dana ini harus memenuhi persyaratan
administrasi dan peraturan yang berlaku.
3. Penyusunan program dan kegiatan: Pemda menyusun program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan dengan anggaran yang telah disetujui. Program dan kegiatan ini harus
disusun secara terperinci dan jelas, sehingga memudahkan pelaksanaan dan evaluasi.
4. Pelaksanaan program dan kegiatan: Program dan kegiatan yang telah disusun kemudian
dilaksanakan oleh Pemda. Pelaksanaan ini harus dilakukan sesuai dengan peraturan dan
ketentuan yang berlaku serta memperhatikan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
5. Pengawasan dan evaluasi: Pemda melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan program dan kegiatan. Pengawasan dan evaluasi ini dilakukan untuk
memastikan pelaksanaan sesuai dengan rencana dan prioritas yang telah ditetapkan serta
memperbaiki kekurangan yang ditemukan.
6. Pelaporan hasil pelaksanaan APBD: Pemda melaporkan hasil pelaksanaan APBD secara
periodik kepada DPRD dan masyarakat. Laporan ini harus transparan dan akuntabel
sehingga dapat menjadi dasar untuk perbaikan dan perencanaan tahun anggaran
berikutnya.

Pada umumnya, pelaksanaan APBD dilakukan dengan prinsip efektifitas, efisiensi, transparansi,
akuntabilitas, dan keberlanjutan. Prinsip-prinsip tersebut harus dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan APBD, sehingga dapat mencapai tujuan pembangunan daerah secara optimal. Selain
itu, dalam pelaksanaan APBD juga harus memperhatikan prinsip otonomi daerah, yaitu
memberikan kewenangan yang cukup pada daerah untuk mengelola keuangannya sendiri sesuai
dengan kebutuhan daerah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Milton H. Spencer & Orley M. Amos, Jr., Contemporary Economics, Edisi ke-8, 1993, Worth
Publishers, New York. M.

Putong, I. 2010. Economics Pengantar Mikro dan Makro. Edisi Keempat. Mitra Wacana Media:
Jakarta Putri, Gloria Setyvani. 2020.

Sukirno, Sadono. 2008. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Suparmoko, Keuangan Negara dalam Teori dan Praktik, Edisi ke-5, 2003, BPFE, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai