Anda di halaman 1dari 5

Tugas.

Tugas tutorial 1 memiliki ruang lingkup pada modul 4 tentang pengelolaan keuangan
daerah. Dalam menjawab soal ini, silahkan pergunakan BMP ADPU 4440 Administrasi
Pemerintahan Daerah dan UU No 23/2014 Tentang Pemerintahan Daerah yang terbaru.

1. Bagaimanakah proses penyusunan APBD pada pemerintah daerah kabupaten/kota


2. Buatlah tulisan mengenai pelaksanaan APBD pada pemerintah daerah, dengan memilih
kasus pada daerah tertentu.
3. Jelaskan mekanisme pengawasan penggunaan keuangan daerah dan bagaimanakah
faktanya di lapangan

Selamat mengerjakan tugas, perhatikan batas waktu pengiriman tugas, pastikan bahwa tugas
anda sudah tersubmitted, dan file tugas dalam bentuk doc/docx hanya diunggah pada tempat
unggah tugas pada Tuton in
JAWABAN :

Pengertian APBD adalah rancangan keuangan tahunan yang disusun oleh pemerintah daerah
atas hasil persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Penggunaan APBD
adalah sebagai prosedur utama dalam menentukan jumlah pengeluaran serta pendapatan.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD merupakan bagian dari rencana
pengelolaan keuangan suatu daerah. APBD sendiri ditetapkan setiap tahun oleh masing-
masing pemerintah daerah. Penyusunan APBD sendiri sudah diatur oleh undang-undang yang
berlaku.

1). APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan
pendapatan daerah. Penyusunan APBD dilakukan dengan berpedoman pada Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat demi
tercapainya tujuan bernegara. APBD disusun oleh Kepala Daerah, dibantu oleh Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah. TAPD terdiri atas pejabat
perencana daerah, PPKD, dan pejabat lain sesuai dengan kebutuhan.
Untuk proses penyusunan APBD sendiri memiliki tiga mekanisme utama yaitu pengajuan,
pembahasan dan penetapan. Berikut adalah penjelasannya secara Lengkap.
1. Pengajuan
Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang APBD kepada DPRD
yang disertai dengan penjelasan dan dokumen pendukung pada bulan Oktober minggu pertama
tahun sebelumnya. DPRD mengambil keputusan setuju atau tidak mengenai rancangan
peraturan daerah tentang APBD tersebut dilaksanakan selambat-lambatnya satu bulan sebelum
tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.

2. Pembahasan
DPRD kemudian melakukan pembahasan rancangan yang diajukan pemerintah daerah
tersebut. Dalam proses ini, DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan
jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam rancangan. Pengambilan keputusan oleh DPRD
dilakukan paling lambat satu bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.
3. Penetapan
Apabila DPRD setuju, maka RAPBD diterapkan menjadi APBD melalui peraturan daerah,dan
sebaliknya apabila DPRD tidak setuju,maka untuk membiayai pembiayaan pengeluaran setiap
bulannya pemerintah dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka
APBD tahun sebelumnya. Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah,maka
pelaksanaannya lebih lanjut dituangkan melalui keputusan gubernur/walikota/bupati.

Selain proses penyusunan yang harus diperhatikan, ternyata dalam penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah harus memperhatikan beberapa hal. yaitu salah satunya
adalah harus mengubah pola pikir dari money follow function dan money follow organization
menjadi money follow programme yang artinya dengan cara memastikan hanya program yang
benar-benar bermanfaat dan berdampak langsung bagi masyarakat yang dialokasikan.

1. Siklus anggaran daerah atau proses penganggaran pada dasarnya tidak berbeda antara
sektor swasta dan publik. Siklus anggaran daerah meliputi empat tahap sebagaimana
diungkapkan Bingham (Mardiasmo, 2002: 211-213), yaitu planning and preparation,
approvaliratification, serta implementation, reporting and evaluation.
A. Tahap persiapan dan penyusunan anggaran (budget preparation) : Pada tahap ini, dilakukan
taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia. Pengelola keuangan harus
memahami besarnya suatu mata anggaran.
B. Tahap ratifikasi (budget ratification)
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik. Kepala daerah dituntut tidak hanya
memiliki managerial skill, tetapi juga harus mempunyai political skill, salesmanship, dan
coalition building yang memadai. Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dari eksekutif
sangat penting dalam tahap ini karena pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk
menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan dan bantahan
dari pihak legislatif.
C. Tahap pelaksanaan anggaran (budget implementation)
Setelah anggaran disetujui oleh legislatif, tahap berikutnya adalah pelaksanaan anggaran. Pada
tahap ini, hal penting yang harus diperhatikan oleh pengelola keuangan publik adalah
dimilikinya sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian manajemen
D. Tahap pelaporan dan evaluasi (budget reporting and evaluation)
Jika pada tahap persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek
operasional anggaran; pada tahap pelaporan dan evaluasi hal itu terkait dengan aspek
akuntabilitas. Apabila sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen dapat
mendisiplinkan tahap implementasi, secara otomatis tahap pelaporan dan evaluasi anggaran
tidak akan menghadapi banyak masalah karena akan menjamin dihasilkannya laporan
keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan secara tepat waktu sehingga kegiatan evaluasi
akan lebih mudah dilaksanakan.

Sumber Referensi : BMP ADPU4440 Administrasi Pemerintahan Daerah

2). Pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang
diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sebagai suatu rencana
keuangan tahunan pemda. APBD ditetapkan setiap tahun dengan Peraturan Daerah(Perda), yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemda dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). APBD disusun sesuai dengan kebutuhan
penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah.Penyusunan APBD
dilakukandengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dalam rangka
mewujudkan pelayanankepada masyarakat demi tercapainya tujuan bernegara. Secara garis
besar, penyusunan
APBD terdiri dari 6 (enam) tahapan, yaitu:

1.Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA);


2.Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
3.Penyiapan Surat Edaran (SE) Kepala Daerah tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Satuan Ker
ja Pemerintah Daerah (RKA SKPD);
4.Penyiapan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) APBD;
5.Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Daerah (Ranper KDH) mengenai Penjabaran APBD;
6.Evaluasi serta penetapan Ranperda APBDdan Ranper KDH mengenai Penjabaran APBD.

3). Pengelolaan keuangan negara secara jelas diatur dalam pasal 3 dan pasal 7 Undang Undang
Nomor 17 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Kekuasaan atas pengelolaan keuangan
negara digunakan untuk mencapai tujuan bernegara. Dari uraian tersebut maka pengawasan
pengelolaan keuangan negara menjadi suatu keharusan.

Pengelolaan keuangan daerah sangat erat kaitannya dengan kesejahtaeraan rakyat, dengan
pengelolaan keuangan yang baik maka dapat terwujud pemerintah yang baik, karena
pemerintahan daerah merupakan garda utama sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat. Untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan Pengawasan keuangan daerah yang dilakukan oleh badan
pengawasan intern yaitu Inspektorat Provinsi Kabupaten/kota dan pengawasan ekstern yaitu
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). kedua badan ini sama-sama melakukan pengawasan
terhadap keuangan daerah sehingga Pemerintah daerah yang dalam hal ini memberikan
kewenangannya kepada pejabat pengelolaan keuangan daaerah dapat bertanggung jawab
sepenuhnya dalam melaksanakan pengelolaan keuangan daerah

Praktek pengawasan pengelolaan keuangan negara secara internal dilakukan oleh Inspektorat dan
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sedangkan pengawasan eksternal
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat/Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing. Pengawasan keuangan
negara oleh BPK dilakukan melalui pemeriksaan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 23 E
UUD 1945. Adapun pengawasan yang dilakukan oleh DPR antara lain dilakukan melalui
pengawasan pelaksanaan APBN dan pembahasan laporan keuangan Pemerintah Pusat yang telah
diaudit oleh BPK.

Anda mungkin juga menyukai