Anda di halaman 1dari 5

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Dosen: Dr. Nirwana. SE., M.Si., Ak

Disusun Oleh :

Karmina K
A042222017

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH


UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2023
Proses Penyusunan APBD

Ada dua jenis anggaran belanja tahunan yang diatur dalam undang-undang keuangan negara
di Indonesia, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kedua anggaran belanja tersebut disusun untuk
dijadikan pedoman penerimaan serta pengeluaran negara dan daerah dalam berbagai
kegiatan ekonomi dan pembangunan. Sesuai dengan namanya, APBN merupakan pedoman
anggaran pada tingkat negara. Sementara APBD merupakan pedoman anggaran di tingkat
daerah. Rancangan APBN diajukan pemerintah pusat untuk dibahas dan disetujui DPR
sebelum disahkan. Adapun rancangan APBD diajukan oleh pemerintah daerah untuk
dibahas dan disetujui di DPRD
Merujuk UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pasal 1 ayat 8, pengertian
APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
APBD juga bisa didefinisikan sebagai suatu daftar sistematis tentang rencana keuangan
tahunan pemerintahan daerah yang isinya memuat anggaran pendapatan dan pengeluran
daerah dan telah disetujui oleh DPRD untuk masa waktu satu tahun.
Adapun tujuan penyusunan APBD adalah menyediakan pedoman yang mengatur pendapatan
dan pengeluaran dalam kegiatan pemerintah daerah, supaya terjadi peningkatan produksi,
kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
 Mekanisme Penyusunan APBD dan Tahapannya
Mekanisme penyusunan APBD setidaknya melalui tiga tahap yang melibatkan perencanaan,
pembahasan, hingga pelaksanaan. Berikut tahapan-tahapan penyusunan APBD:
1. Tahap Perancangan dan Pengajuan
APBD dirancang dan diajukan oleh pemerintah daerah kepada DPRD dilengkapi dengan
dokumen-dokumen pendukung. Tahap ini akan berlangsung pada minggu pertama bulan
Oktober di tahun sebelum penetapan anggaran.
2. Tahap Pembahasan dan Persetujuan
Rancangan APBD (RAPBD) akan dibahas oleh pemerintah daerah dengan usulan dari
DPRD. Selain itu, DPRD juga akan memutuskan untuk setuju atau tidak mengenai RAPBD
tersebut. Keputusan harus diambil selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran
yang dibahas dilaksanakan. Jika rancangan disetujui DPRD, RAPBD akan ditetapkan
sebagai APBD melalui peraturan daerah (Perda). Namun, apabila RAPBD tidak disetujui,
pemerintah dapat melaksanakan pengeluaran tidak lebih besar daripada anggaran APBD di
tahun sebelumnya.
3. Tahap Pelaksanaan
Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, ketentuan lebih detail soal
pelaksanaannya lebih lanjut akan dituangkan melalui keputusan gubernur/walikota/bupati.
4. Tahap pertanggung jawaban pelaksanaan
Laporan Pertanggung jawaban Pelaksanaan APBD harus disampaikan oleh kepala daerah
kepada DPRD. Penyampaian laporan ini telah diatur dalam UU Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 9 Tahun 2015 tentang pemerintah daerah. Kepala
daerah wajib menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang berupa laporan keuangan, kepada DPRD paling lambat 6 bulan
setelah tahun anggaran berakhir.
Proses Pelaksanaan APBD
Pelaksanaan APBD terdiri dari pelaksanaan anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Kemudian setelah satu semester, Pemerintah daerah menyusun laporan realisasi semester
pertama APBD dan prognosis untuk 6 bulan berikutnya. Laporan tersebut disampaikan
kepada DPRD selambat-lambatnya pada akhir bulan Juli tahun anggaran yang
bersangkutan, untuk dibahas bersama antara DPRD dan pemerintah daerah. Penyesuaian
APBD dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan, dibahas bersama DPRD dengan
pemerintah daerah dalam rangka penyusunan prakiraan perubahan atas APBD tahun
anggaran yang bersangkutan.
Pelaksanaan anggaran adalah tahapan di mana sumber daya digunakan untuk melaksanakan
kebijakan anggaran. Suatu hal yang mungkin terjadi dimana anggaran yang disusun dengan
baik ternaya tidak dilaksanakan dengan tepat, tetapi tidak mungkin anggaran yang disusun
dengan baik dapat diterapkan secara tepat. Pelaksanaan anggaran yang tepat tergantung
pada banyak factor yang di antaranya adalah kemampuan untuk mengatasi perubahan
lingkungan ekonomi makro dan kemampuan satker untuk melaksanakanya.
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan anggaran pendapatan
daerah adalah bahwa:
a.Semua pengelolaan terhadap pendapatan daerah harus dilaksanakan melalui rekening kas
umum daerah;
b. Setiap pendapatan daerah harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah;
c.Setiap satuan kerja yang memungut pendapatan daerah harus mengintensifkan pemungutan
pendapatan yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya;
d. Setiap satuan kerja (SKPD) tidak boleh melakukan pungutan selain dari yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
e.Pendapatan daerah juga mencakup komisi, rabat, potongan, atau pendapatan lain dengan
menggunakan nama dan dalam bentuk apapun yang dapat dinilai dengan uang, baik yang
secara langsung merupakan akibat dari penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi dan/atau
pengadaan barang dan jasa termasuk pendapatan bunga, jasa giro atau pendapatan lain yang
timbul sebagai akibat penyimpanan dana anggaran pada bank serta pendapatan dari hasil
pemanfaatan barang daerah atas kegiatan lainnya;
f. Semua pendapatan dari dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah dilaksanakan
melalui rekening kas umum daerah dan dicatat sebagai pendapatan daerah.
DAFTAR PUSTAKA

Rowan jones, Maurice Pendlebury. 2010. Public Sector Accounting. Sixth Edition

https://tirto.id/bagaimana-mekanisme-penyusunan-apbn-dan-apbd-serta-tahapannya-ga6x
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=5750
http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/files/2010/03/Pertemuan-5.pdf

Anda mungkin juga menyukai