Disusun oleh:
Yesica Arinda Damayanti (20013010024)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Indrawati Yuhertiana, MM, Ak., CMA
2023
SIKLUS ADMINISTRASI DAN AKUNTABILITAS APBD
1
3. Administrasi Penerimaan
Penyetoran pendapatan berupa uang dilakukan dengan uang tunai. Penyetoran uang
ke rekening kas umum daerah pada bank pemerintah yang ditunjuk dianggap sah setelah
kuasa BUD menerima nota kredit setoran bersangkutan. Penerimaan daerah yang disetor
ke rekening kas umum daerah dapat dilakukan dengan cara:
a. Disetor langsung ke bank oleh pihak ketiga.
b. Disetor melalui bank lain, badan, lembaga keuangan dan atau kantor pos olch pihak
ketiga.
c. Disetor melalui bendahara penerimaan oleh pihak ketiga.
Dalam menatausahakan keuangan daerah, bendahara penerimaan mempunyai
kewajiban sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan penatausahaan seluruh penerimaan dan penyetoran atas
penerimaan yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Mempertanggungjawabkan secara administratif dan secara fungsional atas
pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya.
2
laporan keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan Badan Usaha Milik
Daerah.
3) Kepala Daerah dan DPRD kemudian akan membahas rancangan Perda APBD
hingga disetujui bersama antara Kepala Daerah dan DPRD.
b. Mekanisme Pengawasan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD oleh
Kementerian Dalam Negeri
Mekanisme pengawasan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD oleh
Menteri Dalam Negeri diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 65 Tahun
2007 tentang Pedoman Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan
Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Sesuai dengan UU Pemda 2004 dan PP Pengawasan Pemda, Pasal 2
Permendagri Pengawasan Perda juga membagi jenis pengawasan terhadap Perda
menjadi pengawasan dalam bentuk evaluasi dan klarifikasi. Dari kedua bentuk
pengawasan ini, pengawasan berupa evaluasi hanya dilakukan terhadap Raperda
Provinsi atau Kabupaten/Kota tentang APBD/Perubahan APBD, pajak daerah dan
retribusi daerah, serta rencana tata ruang daerah, sedangkan klarifikasi berlaku untuk
semua Perda. Dalam evaluasi dan klarifikasi, pengkajian dan penilaian terhadap
Raperda dan Perda dilakukan untuk mengetahui kesesuaian Raperda dan Perda yang
telah dibentuk dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi. Dalam konteks pengawasan terhadap administrasi Negara,
mekanisme yang demikian dapat dianggap sebagai pengawasan preventif dan
represif.