Anda di halaman 1dari 5

Nama :Yayuk Daru Hapsari

Nim :041176187
Prodi :S1.Administrasi Negara/Semester 6
Matkul :ADPU 4440/Administrasi Pemerintahan Daerah
Tutor : Drs. H. Bambang Suswanto, M.Si

1. Jelaskan pengertian pengelolaan keuangan daerah ?


Jawab:Pengelolaan keuangan daerah adalah Keseluruhan kegiatan yg meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggung jawaban , dan pengawasan keuangan
daerah.
2. Bagaimana perencanaan keuangan daerah pada pemerintah daerah Kabupaten ?
Jawab:Perencanaan keuangan daerah pada pemerintah daerah Kabupaten dimulai dari
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dengan memperhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional. RPJPD merupakan suatu dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun yang digunakan sebagai acuan
dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk setiap
jangka waktu 5 (lima) tahun. Setelah RPJMD ditetapkan, pemerintah daerah menyusun
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari RPJMD untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah. Kepala daerah
berdasarkan RKPD menyusun rancangan kebijakan umum APBD. Rancangan kebijakan Umum
APBD yang telah dibahas kepala daerah bersama DPRD, selanjutnya disepakati menjadi
Kebijakan Umum APBD (KUA). Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati,
pemerintah daerah dan DPRD membahas rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara
(PPAS) yang disampaikan oleh kepala daerah. Kemudian Kepala daerah menerbitkan pedoman
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD sebagai pedoman kepala SKPD
menyusun RKA-SKPD berdasarkan nota kesepakatan.Setelah RKA-SKPD dibuat, selanjutnya
adalah menyusun rencana peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala
daerah tentang penjabaran APBD. Rencana peraturan tersebut akan dievaluasi kemudian
ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala
daerah tentang penjabaran APBD.

3. Sebutkan proses pentatausahaan keuangan dalam rangka pengelolaan keuangan daerah


Jawab:Proses pelaksanaan dan penatausahaan dalam praktiknya juga harus
memperhitungkan Kinerja yang sudah ditetapkan dalam APBD. Proses ini harus sejalan
dengan indikator Kinerja yang sudah disepakati dalam dokumen APBD. Dengan demikian,
anggaran yang direncanakan bisa sejalan sebagaimana mestinya dan jumlah kesalahan dalam
proses pelaksanaan dan penatausahaan bisa diminimalisir.Peraturan Pemerintah ini juga
mempertegas fungsi verifikasi dalam SKPD, sehingga pelimpahan kewenangan penerbitan
SPM kepada SKPD atau Unit SKPD yang merupakan wujud dari pelimpahan tanggung jawab
pelaksanaan anggaran belanja dapat sesuai dengan tujuan awal yaitu penyederhanaan proses
pembayaran di SKPKD.Peraturan Pemerintah ini juga mengembalikan tugas dan wewenang
bendahara sebagai pemegang kas dan juru bayar yang sebagian fungsinya banyak beralih
kepada Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan (PPTK). Pemisahan tugas antara pihak yang
melakukan otorisasi, pihak yang menyimpan uang, dan pihak yang melakukan pencatatan juga
menjadi fokus Peraturan Pemerintah ini. Pemisahan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
kecurangan selama Pengelolaan Keuangan Daerah serta meningkatkan kontrol internal
Pemerintah Daerah.Proses pelaksanaan dan penatausahaan ini harus meningkatkan
koordinasi antar berbagai pihak dalam penyusunan laporan keuangan berbasis akrual.
Dokumen pelaksanaan dan penatausahaan juga harus mengalir sehingga bisa mendukung
pencatatan berbasis akrual. Basis akrual ini merupakan basis yang baru untuk Pemerintah
Daerah sehingga dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak di Pemerintahan Daerah
diperlukan untuk menciptakan kesuksesan penerapan basis akuntasi akrual.
❖ Proses pentatausahaan keuangan dalam rangka pengelolaan keuangan daerah
1) Penatausahaan Penerimaan
Penerimaan daerah yang disetor ke rekening kas umum daerah dilakukan dengan
disetor langsung ke bank oleh pihak ketiga; disetor melalui bank lain, badan, lembaga
keuangan atau kantor pos oleh pihak ketiga; dan disetor melalui bendahara
penerimaan oleh pihak ketiga.
Bendahara penerimaan menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh
penerimaan dan penyetoran atas penerimaan. Penatausahaan atas penerimaan
menggunakan buku kas umum, buku pembantu tiap perincian objek penerimaan dan
buku rekapitulasi penerimaan harian. Bendahara penerimaan dalam melakukan
penatausahaan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP Daerah); Surat
ketetapan Retribusi (SKR); Surat Tanda Setoran (STS); surat tanda bukti pembayaran;
serta bukti penerimaan lainnya yang sah. Bendahara penerimaan pada OPD
mempertanggungjawabkan secara administratif pengelolaan uang yang menjadi
tanggung jawabnya dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban penerimaan
kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui pejabat
penatausahaan keuangan OPD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Bendahara
penerimaan pada OPD mempertanggungjawabkan secara fungsional pengelolaan
uang yang menjadi tanggung jawabnya dan menyampaikan laporan pertanggung
jawaban penerimaan kepada PPKD selaku BUD paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya. PPKD selaku BUD melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan
pertanggungjawaban bendahara penerimaan OPD.Jika objek pendapatan daerah
tersebar dan atas pertimbangan kondisi geografis wajib pajak atau wajib retribusi
tidak mungkin membayar kewajibannya secara langsung maka dapat ditunjuk
bendahara penerimaan pembantu. Bendahara penerimaan pembantu
menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada bendahara
penerima paling lambat tanggal lima bulan berikutnya. Bendahara penerimaan
melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan pertanggungjawaban
penerimaan. Bendahara penerimaan pembantu wajib menyetorkan seluruh uang
yang diterimanya ke rekening kas umum daerah paling lama satu hari kerja terhitung
sejak uang kas tersebut diterima serta mempertanggungjawabkan bukti penerimaan
dan bukti penyetoran dari seluruh uang kas yang diterimanya kepada bendahara
penerimaan.
2) Penatausahaan Pengeluaran
Pengeluaran kas atas beban APBD dilakukan berdasarkan SPD atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SPD. Penerbitan SPD dilakukan per bulan, per triwulan,
atau per semester sesuai dengan ketersediaan dana.Berdasarkan SPD atau dokumen
lain yang dipersamakan dengan SPD, bendahara pengeluaran mengajukan surat
permintaan pembayaran (SPP) kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
melalui PPK-OPD. Jika dokumen SPP dinyatakan lengkap dan sah, pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran menerbitkan SPM. Penerbitan SPM paling lama
dua hari kerja terhitung sejak diterimanya dokumen SPP. Sementara itu, penolakan
penerbitan SPM paling lama satu hari terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP.
SPM yang telah diterbitkan diajukan kepada kuasa BUD untuk penerbitan SP2D,
penatausahaan pengeluaran perintah membayar dilaksanakan oleh PPK-OPD.
Selanjutnya, kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM yang diajukan oleh
pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran agar pengeluaran yang diajukan tidak
melampaui pagu dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.Jika dokumen SPM dinyatakan lengkap, kuasa BUD
menerbitkan SP2D paling lama dua hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan
SPM. Sementara untuk penolakan penerbitan SP2D paling lama satu hari kerja
terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM. Kuasa BUD menyerahkan SP2D yang
diterbitkan untuk keperluan uang persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang
persediaan kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran serta untuk
keperluan pembayaran langsung kepada pihak ketiga
4. Jelaskan prosedur pengawasan penggunaan keuangan daerah ?
Jawab:Pengawasan dalam penggunaan keuangan daerah sangatlah penting mengingat bahwa
daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah masih sangattergantung pada pemerintah pusat
sebagai pusat kontol terhadap pelaksanaan otonomi tersebut. Akan tetapi, harus diperhatikan
bahwa campur tangan pemerintah pusat harus berdasarkan pada ketentuan dari UU yang
telah ditetapkan sehingga menghindarkan dari konflik.
❖ Prosedur pengawasan penggunaan keuangan daerah:
• Pemerintah pusat melakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan
kepada pemerintah daerah yang dikoordinasikan oleh menteri dalam negeri.
• Pembinaan pengelolaan keuangan daerah untuk kabupaten/kota dikoordinasikan oleh
Gubernur selaku wakil pemerintah pusat.
• DPRD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah tentang APBD
pengawasan yang dilakukan DPRD lebih mengarah untuk menjamin pencapaian sasaran yang
telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang APBD.
• Kepala daerah mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern
ko pemerintahan daerah yang dipimpinnya
• BPK mengaudit semua item pos anggaran pemerintah daerah

5. Bagaimana proses pertanggungjawaban penggunaan keuangan oleh pemerintah daerah


Jawab:
❖ Proses pertanggungjawaban penggunaan keuangan oleh pemerintah daerah :
• PPK-OPD menyiapkan laporan keuangan OPD tahun anggaran bersangkutan dan disampaikan
kepada Kepala OPD untuk ditetapkan sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran OPD
• Laporan keuangan OPD disampaikan kepada Kepala Daerah melalui PPKD paling
lambat dua bulan setelah tahun anggaran berakhir
• PPKD menyusun laporan keuangan pemerintah daerah dengan cara menggabungkan
Laporan-laporan keuangan OPD paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya tahun
Anggaran.
• Laporan keuangan pemerintah daerah disampaikan kepada Kepala Daerah melalui
Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah
• Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan peraturan pemerintah yang
mengatur standar akuntansi pemerintahan serta dilampiri dengan laporan ikhtisar
realisasi kinerja dan laporan keuangan BUMD/perusahaan daerah
• Laporan keuangan disampaikan oleh Kepala Daerah kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
untuk dilakukan pemeriksaan paling lambat tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir
• Kepala Daerah memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap laporan
keuangan pemerintah daerah berdasarkan hasil pemeriksaan BPK
• Kepala Daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD kepada DPRD paling lambat enam bulan setelah tahun anggaran berakhir
• Rancangan peraturan daerah diperinci dalam rancangan peraturan kepala daerah tentang
penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
• Persetujuan bersama terhadap rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD oleh DPRD paling lama satu bulan terhitung sejak rancangan peraturan
daerah diterima
• Rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang telah
disetujui DPRD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebelum ditetapkan oleh Kepala Daerah, paling lama
tiga hari kerja disampaikan terlebih dahulu kepada Menteri Dalam Negeri untuk APBD Provinsi
dan kepada Gubernur untuk APBD Kabupaten/kota untuk dievaluasi
• Hasil evaluasi disampaikan paling lama 15 hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan
dimaksud
• Apabila hasil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD sudah sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi, Kepala Daerah menetapkan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang
penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Namun, jika hasil evaluasi rancangan
peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan
kepala daerah tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD bertentangan
dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Kepala
Daerah bersama DPRD wajib melakukan penyempurnaan paling lama tujuh hari kerja
terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh
kepala daerah dan DPRD serta kepala daerah tetap menetapkan rancangan peraturan daerah
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD menjadi peraturan daerah dan
peraturan kepala daerah, Menteri Dalam Negeri membatalkan peraturan daerah dan
peraturan gubernur dimaksud.
• Gubernur menyampaikan hasil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang
penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada menteri dalam negeri

Anda mungkin juga menyukai