Anda di halaman 1dari 61

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 55 TAHUN 2010

BESERTA PERUBAHANNYA

RAJA HASDIANA DEWI


RAJA HASDIANA DEWI
INTISARI SISDUR PKD

 Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran belanja


daerah jika untuk pengeluaran tersebut tidak tersedia atau
tidak cukup tersedia dana dalam APBD;
 Pengeluaran hanya dapat dilakukan dalam keadaan darurat,
yang selanjutnya harus diusulkan terlebih dahulu dalam
“rancangan perubahan APBD” dan/atau disampaikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
 Kriteria keadaan darurat ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
 Setiap SKPD tidak boleh melakukan pengeluaran atas beban
anggaran daerah untuk tujuan lain dari yang telah ditetapkan
dalam APBD;
 Pengeluaran belanja daerah harus dilaksanakan berdasarkan
prinsip hemat, tidak mewah, efektif, efisien, dan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.

RAJA HASDIANA DEWI


DPA-SKPD

 Penyiapan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD


 Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Daerah
 Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah
 Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan Daerah
 Anggaran yang diperlukan untuk pembiayaan daerah
bersumber dari:
(a) sisa lebih perhitungan tahun anggaran sebelumnya,
(b) dana cadangan,
(c) investasi,
(d) pinjaman/obligasi daerah, dan
(e) piutang daerah

RAJA HASDIANA DEWI


PELAPORAN & PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBD

 Laporan Realisasi Semester Pertama Anggaran Pendapatan


dan Belanja
 Laporan Tahunan Penetapan Raperda Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD
 Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dan Peraturan
Kepala Daerah tentang Penjabaran Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD

RAJA HASDIANA DEWI


AZAS UMUM
PENATAUSAHAAN KEUDA
 PA/KPA/BENDAHARA PENERIMAAN, BENDAHARA
PENGELUARAN dan orang atau badan yang menerima atau
menguasai uang/barang/kekayaan daerah wajib
menyelenggarakan penatausahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
 Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan
dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi
dasar penerimaan dan/atau pengeluaran atas pelaksanaan
APBD bertanggung jawab terhadap kebenaran material dan
akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud.

RAJA HASDIANA DEWI


PENATAUSAHAAN
PENERIMAAN

RAJA HASDIANA DEWI


PENATAUSAHAAN PENERIMAAN
 Pendapatan daerah yang diterima SKPD baik berupa uang atau cek harus disetor ke
RKUD paling lama 1 (satu) hari kerja berikutnya terhitung sejak diterimanya
pendapatan tersebut.
 Pendapatan daerah yang disetor ke RKUD dapat dilakukan dengan cara:
 disetor Iangsung ke RKUD oleh pihak ketiga;
 disetor ke RKUD melalui bank lain, badan, lembaga keuangan dan/atau kantor
pos oleh pihak ketiga; dan
 disetor ke RKUD melalui bendahara penerimaan/bendahara penerimaan
pembantu SKPD oleh pihak ketiga.
 Pendapatan daerah yang disetor ke RKUD, dianggap sah setelah kuasa BUD
menerima rekening koran/nota kredit.
 Benda berharga seperti karcis retribusi sebagai tanda bukti pembayaran oleh pihak
ketiga kepada bendahara penerimaan diterbitkan dan disahkan oleh Kepala Badan
Pendapatan Daerah.
 Dalam hal daerah yang karena kondisi geografisnya sulit dijangkau dengan
komunikasi dan transportasi sehingga penyetoran pendapatan daerah ke RKUD
melebihi batas waktu penyetoran, pendapatan tersebut disetorkan ke RKUD paling
lama 2 (dua) hari kerja berikutnya.
RAJA HASDIANA DEWI
PENATAUSAHAAN PENERIMAAN

 Penyetoran pendapatan dapat dilakukan pada bank umum


setempat. Apabila diperlukan biaya transfer bank dapat
menggunakan anggaran belanja jasa kantor pada rincian objek
yang sesuai pada SKPD berkenaan.
 Khusus bagi SKPD/unit kerja SKPD yang melaksanakan tugas
pemungutan pendapatan daerah pada hari sabtu/minggu/hari
libur nasional, menyetorkan seluruh uang yang diterimanya
paling lama pada hari kerja normal keesokan harinya.
 Hari kerja normal adalah hari kerja yang secara umum berlaku
pada Pemerintah Provinsi Riau yaitu hari senin sampai dengan
jumat.
 Bendahara penerimaan wajib menyelenggarakan
penatausahaan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran
atas penerimaan yang menjadi tanggung jawabnya.
 Penatausahaan atas penerimaan menggunakan:
 buku penerimaan dan penyetoran;
 register STS;
 buku lainnya yang diperlukan.
RAJA HASDIANA DEWI
PENATAUSAHAAN PENERIMAAN

 Pembukuan bendahara penerimaan dapat dilakukan dengan


tulis tangan atau komputer.
 Bendahara penerimaan dalam melakukan penatausahaan
menggunakan:
 surat ketetapan pajak daerah (SKP-Daerah);
 surat ketetapan retribusi (SKR);
 surat tanda setoran (STS);
 surat tanda bukti pembayaran; dan
 bukti penerimaan lainnya yang sah.
 Bendahara penerimaan pada SKPD wajib
mempertanggungjawabkan secara administratif atas
pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan
kepada PA / KPA melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya.

RAJA HASDIANA DEWI


PENATAUSAHAAN PENERIMAAN

 Bendahara penerimaan pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara


fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada PPKD selaku
BUD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
 Dalam hal terdapat bendahara penerimaan pembantu, Laporan
pertanggungjawaban penerimaan merupakan gabungan dengan laporan
pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu.
 Laporan pertanggungjawaban penerimaan dilampiri dengan:
 buku penerimaan dan penyetoran
 register STS
 bukti penerimaan dan penyetoran yang sah
 Laporan pertanggung bendahara penerimaan pembantu, dalam hal terdapat
bendahara penerimaan pembantu.

RAJA HASDIANA DEWI


PENATAUSAHAAN PENERIMAAN

 Laporan pertanggungjawaban penerimaan dilampiri dengan:


 buku penerimaan dan penyetoran
 register STS
 copy bukti penerimaan dan penyetoran yang sah
 laporan pertanggung bendahara penerimaan pembantu,
dalam hal terdapat bendahara penerimaan pembantu.
 PPKD selaku BUD melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis
atas laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan
pada .
 Verifikasi, evaluasi dan analisis dilakukan dalam rangka
rekonsiliasi penerimaan.

RAJA HASDIANA DEWI


PENATAUSAHAAN PENERIMAAN

 Dalam hal obyek pendapatan daerah tersebar atas


pertimbangan kondisi geografis wajib pajak dan/atau wajib
retribusi tidak mungkin membayar kewajibannya langsung pada
badan, lembaga keuangan atau kantor pos yang bertugas
melaksanakan sebagian tugas dan fungsi bendahara
penerimaan, dapat ditunjuk bendahara penerimaan pembantu.
 Bendahara penerimaan pembantu wajib menyelenggarakan
penatausahaan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran
atas penerimaan yang menjadi tanggung jawabnya.
 Penatausahaan atas penerimaan menggunakan:
 buku penerimaan dan penyetoran
 register STS
 Pembukuan bendahara penerimaan pembantu dapat dilakukan
dengan tulis tangan atau komputer.

RAJA HASDIANA DEWI


PENATAUSAHAAN PENERIMAAN
 Bendahara penerimaan pembantu dalam melakukan
penatausahaan menggunakan:
 surat ketetapan pajak daerah (SKP-Daerah);
 surat ketetapan retribusi (SKR);
 surat tanda setoran (STS);
 surat tanda bukti pembayaran; dan
 bukti penerimaan lainnya yang sah.
 Bendahara penerimaan pembantu wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penerimaan melalui bendahara penerimaan
paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
 Laporan pertanggungjawaban penerimaan dilampiri dengan:
 buku penerimaan dan penyetoran
 register STS
 bukti penerimaan dan penyetoran yang sah
 Bendahara penerimaan melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis
atas laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan
pembantu. RAJA HASDIANA DEWI
PENATAUSAHAAN PENERIMAAN
 Kepala daerah dapat menunjuk bank, badan, lembaga keuangan atau kantor pos
yang bertugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi bendahara penerimaan.
 Bank, badan, lembaga keuangan atau kantor pos menyetor seluruh uang yang
diterimanya ke RKUD paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak uang kas
tersebut diterima.
 Bank, badan, lembaga keuangan atau kantor pos mempertanggungjawabkan
seluruh uang kas yang diterimanya kepada Gubernur melalui BUD.
 Penerimaan pendapatan pada akhir tahun anggaran tanggal 31 Desember sampai
dengan pukul 24 waktu setempat, dibukukan sebagai penerimaan tahun anggaran
berkenaan.
 Penerimaan pendapatan yang diterima pada hari kerja terakhir di bulan Desember
pada jam kerja yang memungkinkan untuk disetor ke bank, harus disetor ke RKUD
pada hari tersebut.
 Penerimaan pendapatan yang tidak memungkinkan untuk disetor ke RKUD dengan
alasan bank yang ditunjuk untuk penyetoran sudah tutup dan/atau sudah tidak
melayani penyetoran lagi, maka penyetoran pendapatan tersebut dapat dilakukan
paling lama hari kerja pertama bulan Januari tahun anggaran berikutnya.
RAJA HASDIANA DEWI
PENATAUSAHAAN PENERIMAAN

 Laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan akhir tahun anggaran


diberi tanggal 31 Desember dan disampaikan paling lama tanggal 10 Januari
tahun anggaran berikutnya dengan menggabungkan dengan laporan
pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu.
 Laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu akhir tahun
anggaran diberi tanggal 31 Desember dan disampaikan melalui bendahara
penerimaan paling lama tanggal 5 Januari tahun anggaran berikutnya.
 Dalam hal bendahara penerimaan berhalangan, maka Apabila melebihi 3 (tiga)
hari sampai selama-lamanya 1 (satu) bulan, bendahara penerimaan tersebut
wajib memberikan surat kuasa kepada pejabat yang ditunjuk untuk melakukan
penyetoran dan tugas-tugas bendahara penerimaan atas tanggungjawab
bendahara penerimaan yang bersangkutan dengan diketahui kepala SKPD;
 Apabila melebihi 1 (satu) bulan sampai selama-lamanya 3 (tiga) bulan, harus
ditunjuk pejabat bendahara penerimaan dan diadakan berita acara serah terima;
 Penunjukan pejabat bendahara penerimaan ditetapkan dengan surat keputusan
kepala SKPD.

RAJA HASDIANA DEWI


PENATAUSAHAAN PENERIMAAN

 Apabila bendahara penerimaan sesudah 3 (tiga) bulan


belum juga dapat melaksanakan tugas, maka dianggap yang
bersangkutan telah mengundurkan diri atau berhenti dari
jabatan sebagai bendahara penerimaan dan oleh karena itu
segera diusulkan penggantinya.

RAJA HASDIANA DEWI


PENATAUSAHAAN
PENGELUARAN

RAJA HASDIANA DEWI


PERMINTAAN PEMBAYARAN

 Dalam rangka pembayaran belanja SKPD, bendahara


pengeluaran mengajukan SPP kepada PA melalui PPK-SKPD.
 Dalam hal terdapat bendahara pengeluaran pembantu pada unit
kerja SKPD, bendahara pengeluaran pembantu mengajukan SPP
kepada kuasa PA melalui PPK-SKPD.
 Pengajuan SPP berdasarkan SPD atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SPD.
 SPP yang dapat diajukan oleh bendahara pengeluaran terdiri
dari:
 SPP Uang Persediaan (SPP-UP);
 SPP Ganti Uang Persediaan (SPP-GU);
 SPP Tambahan Uang Persediaan (SPP-TU); dan
 SPP Langsung (SPP-LS).
 SPP yang dapat diajukan oleh bendahara pengeluaran pembantu
terdiri dari:
RAJA HASDIANA DEWI
PERMINTAAN PEMBAYARAN

 SPP Tambahan Uang Persediaan (SPP-TU); dan


 SPP Langsung (SPP-LS) barang dan jasa.
 Pengajuan SPP-UP dilakukan hanya sekali di awal tahun dalam
rangka pengisian uang persediaan yang dikelola oleh bendahara
pengeluaran.
 Pengajuan SPP-GU dilakukan dalam rangka ganti uang persediaan
yang dikelola oleh bendahara pengeluaran.
 Pengajuan SPP-TU dilakukan dalam rangka tambah uang
persediaan untuk keperluan belanja kegiatan yang mendesak dan
melebihi plafon uang persediaan.
 Pengajuan SPP-LS dilakukan dalam rangka pembayaran belanja
yang tidak dapat dibayarkan dengan uang persediaan maupun
tambah uang persediaan.

RAJA HASDIANA DEWI


PERMINTAAN PEMBAYARAN
 Pengajuan SPP-UP dilengkapi dengan dokumen berupa:
 salinan SPD;
 draft surat pernyataan tanggung jawab pengguna dana untuk ditandatangani
oleh PA yang antara lain menyatakan bahwa uang persediaan tidak akan
digunakan untuk pembayaran belanja yang seharusnya dibayar secara LS; dan
 salinan SK Gubernur tentang batas maksimal jumlah UP per SKPD
 lampiran lain yang diperlukan.
 Pengajuan SPP-GU dilengkapi dengan dokumen berupa:
 bukti transaksi yang sah dan lengkap;
 surat pertanggungjawaban penggunan uang persediaan (SPJ-UP);
 salinan SPD;
 draft surat pernyataan tanggung jawab pengguna dana untuk ditandatangani
oleh PA yang antara lain menyatakan bahwa uang persediaan tidak akan
digunakan untuk pembayaran belanja yang seharusnya dibayar secara LS; dan

RAJA HASDIANA DEWI


PERMINTAAN PEMBAYARAN

 lampiran lain yang diperlukan.


 Pengajuan SPP-TU yang diajukan oleh bendahara pengeluaran dilengkapi dengan
dokumen berupa:
 salinan SPD;
 draft surat pernyataan tanggung jawab pengguna dana untuk ditandatangani
oleh PA yang antara lain menyatakan bahwa tambahan uang persediaan tidak
akan digunakan untuk pembayaran belanja yang seharusnya dibayar secara LS;
termasuk menyebutkan jumlah uang persediaan yang tersisa pada saat
pengajuan SPP/SPM TU; dan
 surat keterangan penjelasan keperluan pengisian TU
 lampiran lain yang diperlukan.
 Pengajuan SPP-TU yang diajukan oleh bendahara pengeluaran pembantu
dilengkapi dengan dokumen berupa:
 salinan SPD;

RAJA HASDIANA DEWI


PERMINTAAN PEMBAYARAN

 draft surat pernyataan tanggung jawab penggunaan dana untuk ditandatangani


oleh PA/KPA yang antara lain menyatakan bahwa tambahan uang persediaan
tidak akan digunakan untuk pembayaran belanja yang seharusnya dibayar
secara LS; termasuk menyebutkan jumlah uang persediaan yang tersisa pada
saat pengajuan SPP/SPM TU; dan
 lampiran lain yang diperlukan.
 Pengajuan SPP-TU dalam rangka untuk membayar belanja kegiatan yang akan
dan/atau sedang dilaksanakan, bukan untuk membayar belanja kegiatan yang telah
selesai dilaksanakan pada bulan-bulan sebelumnya.
 Pengajuan SPP-LS untuk belanja gaji dan tunjungan dilengkapi dengan dokumen
berupa:
 pembayaran gaji induk;
 gaji susulan;
 kekurangan gaji;
 gaji terusan;
 uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan daftar gaji induk/gaji susulan/
kekurangan gaji/uang duka wafat/tewas;
RAJA HASDIANA DEWI
PERMINTAAN PEMBAYARAN

 SK CPNS;
 SK PNS;
 SK kenaikan pangkat;
 SK jabatan;
 kenaikan gaji berkala;
 surat pernyataan pelantikan;
 surat pernyataan masih menduduki jabatan;
 surat pernyataan melaksanakan tugas;
 daftar keluarga (KP4);
 fotokopi surat nikah;
 fotokopi akte kelahiran;
 surat keterangan pemberhentian pembayaran (SKPP) gaji;
 daftar potongan sewa rumah dinas;
 surat keterangan masih sekolah/kuliah;
 surat pindah;
 surat kematian;
 SSP PPh Pasal 21;
 lampiran lain yang diperlukan.
RAJA HASDIANA DEWI
PERMINTAAN PEMBAYARAN

 Kelengkapan lampiran dokumen SPP-LS pembayaran gaji dan tunjangan digunakan


sesuai dengan peruntukannya.
 Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-LS untuk belanja barang dan jasa
dilengkapi dengan:
 Salinan SPD;
 Draft surat pernyataan tanggung jawab PA/KPA;
 Surat setoran pajak (SSP) disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah
ditandatangani wajib pajak dan wajib pungut;
 surat perjanjian kerjasama/kontrak antara PA / KPA dengan pihak ketiga serta
mencantumkan nomor rekening bank pihak ketiga;
 berita acara penyelesaian pekerjaan;
 berita acara serah terima barang dan jasa;
 berita acara pembayaran;
 kwitansi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani pihak ketiga dan PPTK
sertai disetujui oleh PA / KPA;

RAJA HASDIANA DEWI


PERMINTAAN PEMBAYARAN

 surat jaminan bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh bank atau
lembaga keuangan non bank;
 dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari penerusan pinjaman/hibah luar
negeri;
 berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak ketiga/ rekanan serta
unsur panitia pemeriksaan barang berikut lampiran daftar barang yang
diperiksa;
 surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan barang dilaksanakan di
luar wilayah kerja;
 surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan pekerjaan dari PPTK
apabila pekerjaan mengalami keterlambatan;
 foto/buku/dokumentasi tingkat kemajuan/ penyelesaian pekerjaan;
 potongan jamsostek (potongan sesuai dengan ketentuan yang berlaku/ surat
pemberitahuan jamsostek); dan

RAJA HASDIANA DEWI


PERMINTAAN PEMBAYARAN

 khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan harganya menggunakan


biaya personil (billing rate), berita acara prestasi kemajuan pekerjaan dilampiri
dengan bukti kehadiran dari tenaga konsultan sesuai pentahapan waktu
pekerjaan dan bukti penyewaan/ pembelian alat penunjang serta bukti
pengeluaran lainnya berdasarkan rincian dalam surat penawaran.
 Pengajuan SPP-LS untuk belanja telepon, listrik dan air tidak perlu melampirkan
kwitansi dari rekanan/penyedia jasa yang bersangkutan, cukup dengan
melampirkan bukti tagihan dari rekanan.
 Kelengkapan lampiran dokumen SPP-LS pengadaan barang dan jasa digunakan
sesuai dengan peruntukannya.
 Pengajuan SPP-LS belanja hibah pada PPKD dilengkapi dengan dokumen berupa :
 usulan dari calon penerima hibah kepada kepala daerah;
 rekomendasi dari SKPD terkait;
 NPHD;
 kwitansi/bukti pembayaran;
 pakta integritas dari penerima hibah yang menyatakan bahwa hibah yang
diterima akan digunakan sesuai dengan NPHD; dan
 lampiran lainnya yang diperlukan
RAJA HASDIANA DEWI
PERMINTAAN PEMBAYARAN
 Pengajuan SPP-LS belanja BANSOS yang terencana pada PPKD
dilengkapi dokumen berupa :
 usulan dari calon penerima BANSOS kepada kepala daerah;
 rekomendasi dari SKPD terkait;
 akta integritas dari penerima hibah yang menyatakan bahwa
hibah yang diterima akan digunakan sesuai dengan NPHD; dan
 kwitansi/bukti pembayaran;
 lampiran lainnya yang diperlukan
 Pengajuan SPP-LS belanja BANSOS yang tidak terencana
sebelumnya pada PPKD dilengkapi dokumen berupa :
 usulan dari individu/keluarga yang bersangkutan atau SK dari
pejabat yang berwenang kepada kepala daerah;
 persetujuan kepala daerah;
 rekomendasi SKPD terkait;
 kwitansi/bukti pembayaran;
 lampiran lainnya yang diperlukan
RAJA HASDIANA DEWI
PERMINTAAN PEMBAYARAN

 Dalam hal pemberian BANSOS berupa uang dengan nilai


sampai dengan Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) pencairannya
dapat dilakukan dengan mekanisme tambah uang (SPP TU)
 Pengajuan SPP TU untuk belanja BANSOS dilengkapi dokumen
yang sama
 PPTK menyiapkan kelengkapan dokumen SPP-LS barang dan
jasa yang terkait dengan permintaan pembayaran atas belanja
kegiatan yang dikelolanya.
 PPTK ikut serta menandatangani SPP-LS barang dan jasa.
 PPTK ikut serta menandatangani bukti pembayaran yang
menjadi lampiran SPP-LS yang diajukannya.

RAJA HASDIANA DEWI


PERINTAH MEMBAYAR
 Dalam hal SPP beserta dokumen lampirannya dinyatakan lengkap dan sah, PA / KPA
menerbitkan SPM.
 Penerbitan SPM yang ditandatangani oleh PA dapat berupa:
 SPM-UP berdasarkan SPP-UP
 SPM-GU berdaarkan SPP-GU
 SPM-TU berdasarkan SPP-TU
 SPM-LS berdasarkan SPP-LS
 Penerbitan SPM yang ditandatangani oleh kuasa PA hanya berupa:
 SPM-TU berdasarkan SPP-TU
 SPM-LS barang dan jasa berdasarkan SPP-LS barang dan jasa
 Dalam hal SPP dan dokumen lampirannya dinyatakan tidak lengkap dan/atau
tidak sah, PA / KPA menolak menerbitkan SPM.
 Penerbitan SPM paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya SPP dan
dokumen lampirannya.

RAJA HASDIANA DEWI


PERINTAH MEMBAYAR
 Penolakan penerbitan SPM paling lama 1 (satu) hari kerja
terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP.
 Dalam hal PA / KPA berhalangan, yang bersangkutan dapat
menunjuk pejabat yang diberi wewenang untuk mendatangani
SPM, untuk selanjutnya ditetapkan oleh Gubernur.
 Setelah tahun anggaran berakhir, PA / KPA dilarang menerbitkan
SPM yang membebani tahun anggaran berkenaan.

RAJA HASDIANA DEWI


PENGAJUAN DAN PENGGUNAAN
UP & TU
 UP dapat diberikan setinggi-tingginya sebesar 1/12 (satu per dua belas) dari pagu
belanja langsung berupa belanja pegawai dan belanja barang dan jasa yang dapat
dibayarkan dengan menggunakan UP.
 Batas maksimal UP setiap SKPD ditetapkan dengan keputusan Gubernur.
 Batas maksimal UP setiap SKPD jumlahnya dapat lebih kecil dari jumlah UP setinggi-
tingginya 1/12
 Penggunaan UP bersifat revolving yang berarti bahwa jumlah UP yang telah
digunakan dapat dimintakan penggantian/pengisiannya kembali kepada BUD
selama tahun berjalan hingga pada tanggal tertentu dimana PA sudah tidak diijinkan
lagi menerbitkan SPM-GU.
 Penggantian/pengisian kembali UP dapat dilakukan apabila UP telah terpakai
sekurang-kurangnya sebesar 75 % (tujuh puluh lima persen) dari jumlah UP yang
diterima.
 UP yang terpakai adalah penggunaan UP yang telah didukung dengan bukti
transaksi yang sah dan lengkap.

RAJA HASDIANA DEWI


PENGAJUAN DAN PENGGUNAAN
UP & TU
 Dalam hal penggunaan UP belum mencapai 75 %, sedangkan SKPD yang
bersangkutan membutuhkan pendanaan yang melebihi sisa UP yang tersedia, SKPD
yang bersangkutan dapat mengajukan TU.
 UP/TU hanya dapat digunakan untuk pembayaran belanja langsung berupa:
 jenis belanja pegawai berapapun jumlahnya.
 jenis belanja barang dan jasa sampai dengan jumlah Rp 20.000.000 (dua puluh
juta) per rekanan. Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) per
penerima/rekanan/penyedia barang jasa, kecuali untuk belanja perjalanan dinas
dapat dibayarkan dengan UP/TU berapapun jumlahnya.
 Jenis belanja modal sampai dengan jumlah Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) per penerima/rekanan/penyedia barang/jasa.
 Belanja yang tidak dapat dibayar dengan UP/TU menggunakan pembayaran
langsung melalui pengajuan SPP-LS/ SPM-LS.
 Penggunaan TU tidak bersifat revolving yang berarti bahwa jumlah TU yang telah
digunakan untuk membayar belanja kegiatan tertentu tidak dapat dimintakan
penggantiannya kembali dan sisa TU yang ada pada bendahara harus segera disetor
ke RKUD. RAJA HASDIANA DEWI
PENGAJUAN DAN PENGGUNAAN
UP & TU
 Bendahara pengeluaran bertanggungjawab atas penggunaan UP/TU yang
dikelolanya.
 Bendahara pengeluaran dapat mengalokasikan/membagi UP kepada bendahara
pengeluaran pembantu yang ada pada SKPD/unit kerja SKPD.
 Pengalokasian UP kepada bendahara pengeluaran pembantu dilaksanakan atas
persetuan PA/KPA dengan menggunakan NPD.
 Bendahara pengeluaran pembantu bertanggung jawab atas penggunaan UP/TU
yang dikelolanya.
 Bendahara pengeluaran pembantu mempertanggungjawabkan penggunaan UP
yang dikelolanya melalui bendahara pengeluaran.
 Apabila diantara bendahara pengeluaran pembantu telah merealisasikan sekurang-
kurangnya 75 % dari alokasi UP yang diterimanya, bendahara pengeluaran dapat
mengajukan SPP GU bagi bendahara pengeluaran pembantu berkenaan tanpa
menunggu realisasi dari bendahara pengeluaran pembantu lainnya yang belum
mencapai realisasi 75 %.
 Pengajuan SPP GU untuk bendahara pengeluaran pembantu antara lain dilampiri
dengan daftar rincian yang menyatakan jumlah alokasi UP yang dikelola oleh
masing-masing bendahara pengeluaran pembantu yang ada pada SKPD/unit kerja
SKPD yang bersangkutan. RAJA HASDIANA DEWI
PENGAJUAN DAN PENGGUNAAN
UP & TU
 PPTK dapat memperoleh uang panjar untuk pembayaran belanja yang dapat dibayarkan
dengan UP/TU dari bendahara pengeluaran/pengeluaran pembantu atas persetujuan
PA/KPA dengan menggunakan NPD.
 Uang panjar yang diminta PPTK harus dipertanggungjawabkan selambat-lambatnya dalam
jangka waktu 2 (dua) minggu.
 Penggunaan uang panjar yang berasal dari UP/TU oleh PPTK wajib memperhatikan
ketentuan penggunaan UP/TU.
 PPTK bertanggung jawab atas penggunaan uang panjar yang dikelolanya.
 Penggunaan UP/TU untuk pembayaran belanja langsung menggunakan bukti transaksi
berupa :
 kwitansi
 daftar honor
 bukti penerimaan barang/jasa
 faktur pajak
 surat setoran pajak (SSP)
 khusus untuk belanja barang/jasa dan belanja modal dengan jumlah Rp20.000.000,00 sd
Rp50.000.000,00 menggunakan surat perintah kerja (SPK) sederhana, kecuali untuk
belanja perjalanan dinas
 bukti lainya yang diperlukan
 Kelengkapan bukti digunakan sesuai dengan peruntukkannya
RAJA HASDIANA DEWI
PENCAIRAN DANA
 Kuasa BUD menguji kelengkapan dakumen SPM yang diajukan oleh
PA/KPA.
 Pengujian Kuasa BUD terhadap SPM meliputi pengujian substantif dan
formal.
 Pengujian substantif meliputi:
 pengujian kebenaran perhitungan tagihan sesuai SPM;
 pengujian ketersediaan dana untuk pembayaran kegiatan
sebagaimana tercantum di dalam SPD;
 pengujian ketersediaan anggaran tercantum di dalam DPA;
 pengujian kelengkapan dokumen SPM yang diajukan oleh PA / KPA;
 pengujian surat pernyataan tanggung jawab PA / KPA.
 Pengujian formal mencakup:
 Meneliti kesesuaian tanda tangan pejabat penandatangan SPM
dengan spesimen tanda tangan;
 memeriksa kebenarngan dalam cara penulisan/pengisian jumlah
uang dalam angka dan huruf, termasuk tidak boleh ada cacat di
dalam penulisan.
 Kelengkapan dokumen SPM UP untuk menerbitkan SP2D-UP mencakup:
RAJA HASDIANA DEWI
PENCAIRAN DANA
 surat pernyataan tanggung jawab penggunaan dana dari PA;
 salinan SPD;
 salinan SK Gubernur tentang batas maksimal jumlah UP per SKPD.
 Kelengkapan dokumen SPM GU untuk menerbitkan SP2D-GU mencakup:
 surat pernyataan tanggung jawab penggunaan dana dari PA;
 surat pernyataan kelengkapan dokumen/bukti transaksi;
 surat pertanggungjawaban penggunaan dana (SPJ) UP;
 salinan SPD; dan
 lampiran lain yang diperlukan.
 Lampiran lain yang diperlukan diantaranya berupa daftar (check-list)
penelitian kelengkapan dokumen SPP.
 Kelengkapan dokumen SPM TU untuk menerbitkan SP2D-TU mencakup:
 surat pernyataan tanggung jawab penggunaan dana dari PA/kuasa PA;
 surat keterangan penjelasan keperluan pengisian TU;
RAJA HASDIANA DEWI
PENCAIRAN DANA

 salinan SPD;
 lampiran lain yang diperlukan.
 Lampiran lain yang diperlukan diantaranya berupa daftar (check-list) penelitian
kelengkapan dokumen SPP.
 Kelengkapan dokumen SPM LS barang dan jasa untuk penerbitan SP2D mencakup:
 surat pernyataan tanggung jawab dari PA/kuasa PA;
 surat pernyataan kelengkapan dokumen yang ditandatangani oleh PA/kuasa PA;
 ringkasan kontrak;
 salinan NPWP;
 salinan SPD;
 SSP potongan pajak;
 lampiran lain yang diperlukan
 Lampiran lain yang diperlukan diantaranya berupa daftar (check-list) penelitian
kelengkapan dokumen SPP.
RAJA HASDIANA DEWI
PENCAIRAN DANA

 Kelengkapan dokumen SPM LS gaji dan tunjangan untuk penerbitan SP2D


mencakup:
 surat pernyataan tanggung jawab dari PA;
 surat pernyataan kelengkapan dokumen;
 salinan SK;
 SSP potongan pph 21;
 dokumen lain yang diperlukan
 Dalam hal SPM memenuhi syarat verifikasi/lolos pengujian, kuasa BUD menerbitkan
SP2D paling lama 2 (dua) hari kerja sejak tanggal diterimanya SPM.
 Dalam hal SPM tidak memenuhi syarat verifikasi/lolos pengujian, kuasa BUD
menolak menerbitkan SP2D dengan menerbitkan surat penolakan SPM paling lama
1 (satu) hari kerja sejak tanggal diterimanya SPM.
 Dalam hal penggunaan UP dan TU oleh bendahara pengeluaran tidak sesuai dengan
ketentuan dan/atau pernyataan yang tertuang di dalam surat pernyataan tanggung
jawab, PA dan/atau bendahara pengeluaran bertanggungjawab atas penggunaan
UP dan TU yang berkenaan.
RAJA HASDIANA DEWI
PENCAIRAN DANA

 Dalam hal penggunaan alokasi UP dan TU oleh bendahara pengeluaran pembantu


tidak sesuai dengan ketentuan dan/atau pernyataan yang tertuang di dalam surat
pernyataan tanggung jawab, kuasa PA dan/atau bendahara pengeluaran pembantu
bertanggungjawab atas penggunaan alokasi UP dan TU yang berkenaan.
 Kelengkapan SPM-LS belanja hibah PPKD untuk penerbitan SP2D LS belanja hibah
mencakup dokumen yang sama
 Kelengkapan SPM-LS belanja BANSOS SPM-LS belanja BANSOS PPKD untuk
penerbitan SP2D LS belanja hibah mencakup dokumen yang sama
 Kelengkapan SPM-TU belanja hibah berupa uang dengan nilai sampai dengan
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) mencakup dokumen yang sama
 Dalam hal kuasa BUD berhalangan, BUD dapat menunjuk/mengusulkan pejabat
yang diberi wewenang untuk menandatangani SP2D, untuk selanjutnya ditetapkan
dengan keputusan Gubernur.
 Penerbitan SP2D paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya
pengajuan SPM.

RAJA HASDIANA DEWI


PENCAIRAN DANA

 Penolakan penerbitan SP2D paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya
pengajuan SPM.
 Kuasa BUD menyerahkan SP2D-UP/GU/TU dan SP2-D LS Gaji dan Tunjangan kepada PA /
KPA.
 Kuasa BUD menyerahkan SP2D-LS barang dan jasa (termasuk belanja modal) kepada
pihak ketiga.
 Pemungutan dan penyetoran uang perhitungan pihak ketiga yang tertera pada SP2D LS
dilakukan oleh Bank yang melakukan pembayaran atas pencairan SP2D LS tersebut.
 Kuasa BUD berhak dan/atau berkewajiban untuk mendapatkan bukti setoran uang
perhitungan pihak ketiga dari Bank
 Bukti setoran perhitungan pihak ketiga terdiri dari:
 Surat setoran pajak PPN/PPh (SSP) yang telah dinyatakan sah;
 Surat setoran iuran Taspen yang telah dinyatakan sah;
 Surat setoran iuran Askes yang telah dinyatakan sah; dan
 Surat setoran PFK lainnya yang telah dinyatakan sah.
 Bank yang melakukan pemungutan dan penyetoran uang perhitungan pihak ketiga wajib
menyampaikan bukti setoran uang perhitungan pihak ketiga, yang dapat disampaikan
bersamaan dengan penyampaian rekening koran/nota kredit kepada BUD/Kuasa BUD.

RAJA HASDIANA DEWI


ILUSTRASI PENATAUSAHAAN
PENGELUARAN

RAJA HASDIANA DEWI


DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN
BL LENGKAP

RAJA HASDIANA DEWI


DOKUMEN PERTANGGUNGJAWABAN
BL LENGKAP

RAJA HASDIANA DEWI


HONORARIUM PNS

RAJA HASDIANA DEWI


UANG TRANSPORT

RAJA HASDIANA DEWI


PTT

RAJA HASDIANA DEWI


PENYEDIA JASA LAINNYA
PERORANGAN

RAJA HASDIANA DEWI


NARASUMBER/INSTRUKTUR

RAJA HASDIANA DEWI


BELANJA PERJALANAN DINAS

RAJA HASDIANA DEWI


BARANG JASA sd Rp10.000.000

RAJA HASDIANA DEWI


BARANG JASA > Rp10.000.000 sd
Rp50.000.000

RAJA HASDIANA DEWI


BARANG JASA > Rp50.000.000 sd
Rp200.000.000

RAJA HASDIANA DEWI


BARANG JASA > Rp200.000.000

RAJA HASDIANA DEWI


BELANJA MAKAN & MINUMAN

RAJA HASDIANA DEWI


BELANJA MAKAN & MINUMAN
RAPAT/KEGIATAN

RAJA HASDIANA DEWI


TELEPON, AIR, LISTRIK, INTERNET,
KORAN/MAJALAH/SURAT KABAT DAN SEJENIS

RAJA HASDIANA DEWI


INSTALASI PEMASANGAN BARU

RAJA HASDIANA DEWI


BAHAN BAKAR

RAJA HASDIANA DEWI


BELANJA SEWA

RAJA HASDIANA DEWI


BELANJA PEMELIHARAAN

RAJA HASDIANA DEWI

Anda mungkin juga menyukai