Anda di halaman 1dari 19

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN

NOMOR : PER-3/PB/2014

Tentang

PETUNJUK TEKNIS PENATAUSAHAAN, PEMBUKUAN


DAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PADA
SATKER PENGELOLA ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA SERTA VERIFIKASI LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA

OLEH :

MAFRAL
K A S U B A G K E U A N G A N D I P E R TA S U M B A R
H P. 0 8 1 3 6 3 4 6 6 6 9 4
RUANG LINGKUP
(Bab I, Psl 2)

a. Teknis Pembukuan Bendahara ;


b. Model buku, Format Berita Acara, Format LPJ
Bendahara ;
c. Pemeriksaan Kas ;
d. Rekonsiliasi Internal Satker ;
e. Penyusunan LPJ Bendahara ; dan
f. Verifikasi LPJ Bendahara.
Pembukuan Bendahara
(Bab II Psl.3)

(1) Bendahara menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan


pengeluaran uang/surat berharga yang dilakukan pada satker, termasuk hibah dan
bantuan sosial.
(2) Pembukuan atas hibah bantuan sosial dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran /
Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)
(3) Pembukuan Bendahara terdiri dari : Buku Kas Umum, Buku Pembantu dan Buku
Pengawasan Anggaran.
(4) Pembukuan dilaksanakan atas dasar dokumen sumber.
(5) Dimulai dari BKU, yg selanjutnya pada buku-buku pembantu dan buku pengawasan
anggaran.
(6) Yang memiliki lebih dari satu dipa harus memisahkan pembukuannya sesuai dipa
masing2.
(7) Pembukuan dilakukan dengan aplikasi yang dibuat dan dibangun oleh Kementerian
Keuangan Cq.Dirjen Perbendaharaan.
(8) Dalam hal Bendahara tdk dapat melakukan pembukuan menggunakan aplikasi dapat
melakukan pembukuan secara manual baik dengan tulis tangan maupun dengan
komputer.
Lampiran I :
Tata Cara Pembukuan Bendahara pd Satker Pengelola Anggaran

 Pembukuan Bendahara Penerimaan


1. Mencatat target penerimaan (Buku Pengawasan Anggaran)
2. Buku pembantu (Perjenis penerimaan, dan atau golongan penerimaan umum dan fungsional)
3. Surat Bukti Setor (SBS) dibukukan di Debet pd BKU, Buku pembantu kas Tunai/Bank dan
buku pembantu terkait serta Buku Pengawasan Anggaran.
4. SSBP dibukukan di Kredit pd BKU, Buku pembantu kas tunai/Bank dan buku pembantu
kredit, serta dibukukan pd posisi penerimaan di kolom sudah disetorkan pada buku
pengawasan anggaran Pendapatan.
5. SSBP yg sdh disetorkan langsung oleh wajib setor ke Kas Negara, langsung dicatat pd kolom
Sudah disetorkan pd posisi Penerimaan pd Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan.
6. Bukti penerimaan lainnya dibukukan di sisi debet pd BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku
Pembantu Lain-Lain.
7. SSBP yg dinyatakan sah, yg merupakan setoran atas penerimaan lain-lain, dibukukan di sisi
kredit pd BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Lain-Lain.
 Pembukuan Bendahara Pengeluaran

Berdasarkan transaksi yang dilakukan dan dokumen sumbernya, aktivitas Bendahara Pengeluaran dapat
dibedakan dalam 5 (lima) kelompok, Yaitu :
1. Aktivitas Penerbitan SPM UP/TUP oleh KPA ;
 Saat SP2D UP/TUP dikeluarkan oleh KPPN bendahara melakukan pembukuan ; BKU (Debet sebesar
nilai bruto dan kredit sebesar potongan jika ada) dan dibukukan di sisi debet pd buku Pembantu Kas
dan Buku Pembantu UP sebesar nilai Netto.
 Saat SP2D GUP dikeluarkan KPPN ; BKU (debet nilai bruto dan kredit potongan jika ada) ; dan di
Debet pd buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu UP sebesar Netto.
 Saat SPM-GUP/TUP Nihil oleh KPPN ; BKU (Debet dan Kredit senilai Bruto) ; dan dibukukan di
kolom Sudah Disahkan pd posisi UP pd Buku pengawasan Anggaran Belanja.
2. Aktivitas Pembayaran atas uang yg bersumber dari Uang Persediaan (UP)
 Pembukuan kuitansi/bukti pembayaran dan faktur pajak diatur sebagai berikut ; Dibukukan Nilai
Bruto BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu UP (Kredit) ; dicatat disisi bukti pengeluaran
pd posisi UP pd Buku Pengawasan Anggaran Belanja sesuai akun terkait ; Dibukukan sebesar nilai
faktur pajak/SSP di BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pajak.
 Setoran sisa UP ke Kas Negara (akhir tahun) dg SSBP dan Setoran atas Pungutan Pajak dilakukan
segera setelah pemungutan dg SSP, pembukuannya sbb : Dibukukan di sisi Kredit pada BKU, Buku
Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pajak.
3. Aktivitas Pembayaran atas uang yg bersumber dari Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-
LS) Bendahara
 SPM-LS Bendahara yg sdh keluar SP2D ; Pembukuannya BKU (Nilai Bruto di D) dan dicatat
pd Buku Pengawasan Anggaran Belanja (kolom sudah disahkan pd posisi UP). Di bukukan di
BKU (Nilai Potongan di K). Dibukukan di Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu LS
Bendahara (Nilai Netto di D).
 Penyetoran kelebihan SPM-LS Bendahara dg memakai Surat Setoran Pengembalian Belanja
(SSPB) kalau masih dalam tahun bersangkutan, dan SSBP apabila telah lewat tahun; dan
dilakukan pembukuan BKU, Buku Pemantu Kas dan Buku Pembantu LS Bendahara (sebesar
tanda terima/bukti pembayaran di K).
 Dlm hal SPM-LS Bendahara tdk terdpt potongan pajak pihak terbayar Bendahara pengeluaran
wajib melakukan pemotongan pjk dimaksud maka pd saat pelaksanaan pembayaran
bembukuannya sbb ; Dibukukan sebesar nilai potongan pajak pd BKU, Buku Pembantu Kas
dan Buku Pembantu Pajak di Debet. Dan pd saat sudah disetorkan ke Kas Negara maka
dibukukan pd sisi Kredit pd BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pajak.
 SPM LS pihak ketiga/rekanan oleh bendahara dicatat pd Buku Pengawasan Anggaran Belanja
tanpa perlu dibukukan dlm BKU dan Buku Pembantu.
4. Penyaluran dana ke BPP dan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ-BPP) :

 Penyaluran Dana kepada BPP dibukukan D & K sebesar tanda terima atau bukti transfer di
BKU, di sisi K pd Buku Pembantu Kas, dan sisi D pd Buku Pembantu BPP.
 LPJ-BPP adalah pertanggungjawaban BPP atas transaksi yg dilakukannya kepada Bendahara
Pengeluaran. LPJ-BPP merupakan dokumen sumber pembukuan bagi Bendahara Pengeluaran.
Pembukuannya dilaksanakan sbb ;
1) UP belanja yg dilakukan BPP dibukukan di K pd BKU, Buku Pembantu BPP dan Buku
Pembantu UP, dan dicatat sbg pengurang pagu di kolom Bukti Pengeluaran pd posisi UP
sesuai akun berkenaan pd Buku Pengawasan Anggaran Belanja. Pengembalian Sisa UP dari
BPP ke Bendahara Pengeluaran dibukukan di D & K pd BKU, disisi D pd Buku Pembantu
Kas, dan disisi K pd Buku Pembantu BPP.
2) SPM-LS Bendahara dibukukan di K pd BKU, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu LS
Bendahara. Bila ada setoran sisa dana SPM-LS dari BPP atas nama Bendahara Pengeluaran
dibukukan disisi K pd BKU, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu LS Bendahara.
3) Pajak ; Pajak yg disetorkan ke Kas Negara oleh BPP an. Bendahara Pengeluaran dibukukan
disisi D & K pd BKU, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu Pajak.
5. Aktivitas Kas Lainnya :
 Bukti penerimaan lainnya dibukukan di sisi D pd BKU, Buku Pembantu Kas, dan
Buku Pembantu Lain-lain.
 SSBP yg sah merupakan setoran atas penerimaan lain-lain dibukukan disisi K pd
BKU, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Lain-lain.
 Utk uang yg ada disatker & tdk langsung dikelola oleh Bendahara Pengeluaran,
seperti Hibah atau Bansos tetap harus dibukukan oleh Bendahara Pengeluaran sbb :
a) Bukti penerimaan (bisa berupa rekening koran) dibukukan disisi D pd BKU,
Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Lain-lain.
b) Bukti pengeluaran (bisa berupa rekening koran) dibukukan disisi K pd BKU,
Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Lain-lain.
c) Dlm hal hibah atau bansos telah tercantum dlm DIPA maka jml pengeluaran
tersebut dicatat sebagai realisasi anggaran pd Buku Pengawasan Anggaran
Belanja, kecuali diatur lain.
 Petunjuk Pembukuan Bagi BPP
BPP selaku perpanjangan tangan Bendahara Pengeluaran dalam
pembayaran harus melakukan pengujian dan melakukan pemungutan, baik
pajak maupun non pajak.
a. Penerimaan dan Penyetoran Dana dari Bendahara Pengeluaran ;
 Penerimaan dana dari Bendahara Pengeluaran dibukukan disisi D pd
BKU, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu UP atau Buku Pembantu
LS-Bendahara.
 Pengembalian sisi UP kepada Bendahara Pengeluaran ; dibukukan
disisi K pd BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu UP.
 Setoran sisa dana SPM-LS Bendahara ke Kas Negara ; Surat Setoran
Pengembalian Belanja (SSPB)/SSBP dicatat disisi K pd BKU, Buku
Pembantu Kas, Buku Pembantu LS Bendahara.
b. Aktivitas Pembayaran Uang Persediaan
 Kwitansi/bukti pembayaran dibukukan disisi K senilai Bruto pada BKU, Buku
Pembantu Kas, Buku Pembantu UP, dan dicatat di kolom Bukti Pengeluaran pd
posisi UP pd Buku Pengawasan Anggaran Belanja sesuai kode akun berkenaan;
Faktur Pajak/SSP dibukukan di sisi D pd BKU, Buku Pembantu Kas, dan Buku
Pembantu Pajak.
 Penyetoran Pajak ke Kas Negara dibukukan disisi K pd BKU, Buku Pembantu Kas,
dan Buku Pembantu Pajak.
 Pengajuan Ganti Uang Persediaan (GUP) ; Revolving bisa dilakukan bila realisasi
mencapai paling kurang 50 %. Pengajuan GUP BPP ke Bendahara Pengeluaran dan
Bendahara Pengeluaran mengajukan permintaan GUP kepada PPK utk diperoses
pengajuan SPP kepada PPSPM dan selanjutnya dg pengajuan SPM ke KPPN.
Bendahara Pengeluaran dpt mengajukan penggantian UP secara terpisah utk setiap
BPP maupun secara menyeluruh.
c. Aktivitas Pembayaran atas Uang yg bersumber dari SPM-LS
Bendahara :
 Apabila SPM-LS Bendahara sudah 90 hari kerja dari tanggal SP2D
tidak mengambil uang dimaksud pd bendahara, maka bendahara
mengembalikan uang tersebut dengan proses pembukuan sebesar
tanda terima disisi D pd BKU, Buku Pembantu Kas, dan Buku
Pembantu LS Bendahara.
SSPB/SSBP yg dinyatakan syah dibukukan sebesar setoran di sisi K
pd BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu LS Bendahara.
d. Aktivitas Kas Lainnya : BPP wajib membukukan dan
mempertanggungjawabkan seluruh uang yg diterimanya.
 Bukti penerimaan lainnya dibukukan di sisi D pd BKU, Buku Pembantu
Kas, dan Buku Pembantu Lain-lain.
 SSBP yg sah merupakan setoran atas penerimaan lain-lain dibukukan
disisi K pd BKU, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Lain-lain.
 Utk uang yg ada disatker & tdk langsung dikelola oleh Bendahara
Pengeluaran, seperti Hibah atau Bansos tetap harus dibukukan oleh
Bendahara Pengeluaran sbb :
a) Bukti penerimaan (bisa berupa rekening koran) dibukukan disisi D pd
BKU, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Hibah/Bansos.
b) Bukti pengeluaran (bisa berupa rekening koran) dibukukan disisi K pd
BKU, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Hibah/Bansos.
 Petunjuk Pembukuan Buku Pembantu Kas Tunai dan Buku
Pembantu Kas Bank
Buku Pembantu Kas ; bila dipandang perlu, dapat dibedakan menurut
sifatnya :
Buku Pembantu Kas Tunai, dan
Buku Pembantu Kas Bank.
Transaksi pengambilan dari rekening Bendahara dibukukan D & K
pd BKU, disisi D pd buku pembantu kas tunai dan disisi K pd buku
pembantu Kas Bank.
Penyetoran Uang Tunai ke Rekening Bendahara dibukukan D&K pd
BKU, disisi K pd buku pembantu kas tunai dan disisi D pd buku
pembantu Kas Bank.
 Petunjuk Pembukuan Buku Pembantu Uang Muka (Voucher)
 Bendahara Pengeluaran / BPP dapat memberikan uang muka untuk perjalanan
dinas atau kegiatan dari dana UP atas permintaan KPA/PPK an. KPA sesuai
Surat Perintah Bayar (SPBy).
 Setelah perjalanan dinas atau kegiatan dilaksanakan pejabat/pegawai yg
bersangkutan menyampaikan bukti-bukti pengeluaran kepada PPK.
 Pembukuan pemberian Uang Muka dibukukan disisi D & K pd BKU, disisi K pd
buku pembantu kas dan disisi D pd buku pembantu uang muka (Voucher).
 Bukti pengeluaran dibukukan disisi K pd BKU, Buku pembantu uang muka,
buku pembantu UP, dan dicatat sebagai pengurang pagu pd kolom kode akun
berkenaan pd buku pengawasan anggaran.
 SPBy kekurangan uang muka dibukukan disisi D & K pd BKU, disisi K pd buku
pembantu kas, dan disisi D pd buku pembantu uang muka (voucher).
 Bukti penerimaan kelebihan uang muka dibukukan disisi D & K pd BKU, disisi
D pd buku pembantu kas, dan disisi K pd buku pembantu Uang muka (Voucher).
 Pembayaran Uang Muka kerja / Kegiatan oleh
bendahara pengeluaran / BPP kepada pegawai yg
ditunjuk berdasarkan SPBy dg dilampiri :
 Rencana pelaksanaan kegiatan/pembayaran;
 Kebutuhan dana ; dan
 Batas waktu pertanggungjawaban penggunaan uang
muka kerja tersebut.
 Petunjuk Pembukuan Koreksi atas Kesalahan Pembukuan :
 Saat terjadi kesalahan pembukuan segera buatkan Berita Acara Kesalahan Pembukuan yg diketahui oleh KPA atau PPK
atas nama KPA.
 Berita Acara Kesalahan Pembukuan merupakan dokumen sumber pembukuan koreksi, dibukukan sesuai tanggal berita
acara tersebut dg cara sbb :
Dibukukan kebalikan / reversal dari pembukuan yg salah; dan
Dibukukan menurut yg sebenarnya.
 Berita Acara Kesalahan Pembukuan, foto copy transaksi yg salah dibukukan, dan foto copy pembukuan yg salah
(lembaran BKU) dan buku pembantu berkenaan merupakan bagian yg tidak terpisahkan dari LPJ.
 Format BAKP :
Kop Surat
Berita Acara Kesalahan Pembukuan Bendahara
Pada hari ini …. Tgl. ….. Telah diketahui terjadinya kesalahan pembukuan atas transaksi dg nomor bukti …. Tgl. ….
Senilai ……. Yg telah dibukukan sebagai berikut : ………, dimana seharusnya dibukukan sebagai berikut : ………..
Demikian berita acara ini dibuat sebagai dokumen sumber koreksi pembukuan Bendahara Penerimaan/Pengeluaran/BPP.

Tempat, tgl., tahun


Mengetahui,
Bendahara Penerimaan/Pengeluaran/BPP KPA/PPK atas nama KPA

 .
………………………. ………………………….
 Petunjuk Penomoran dan Penanggalan pd Bukti Pembukuan
Bendahara :
 Nomor Bukti berfungsi sebagai identitas dokumen sumber bagi pembukuan
bendahara pada BKU dan seluruh buku pembantu.
 Bendahara pengeluaran dimungkinkan menerima dokumen sumber berupa
SPM yg dinyatakan sah dan LPJ-BPP setelah tanggal transaksi, terhadap
dokumen sumber dimaksud penomoran dan penanggalannya dilakukan
sebagai berikut :
 SPM yg dinyatakan syah yg diterima dari KPPN, diberi tanggal berdasarkan
waktu penerimaannya dengan penomoran secara berurutan.
 LPJ-BPP yg diterima dari BPP, diberi tanggal berdasarkan tgl waktu
penerimaannya dg penomoran secara berurutan.
 Khusus utk SPM dan LPJ-BPP akhir tahun anggaran, diberi tanggal 31
Desember dg penomoran mengikuti urutannya.
 .
HIDUP & PERJUANGAN

Hidup adalah perjuangan


Tidak ada kehidupan tanpa perjuangan
Tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan
Tak rela berkorban berarti tiada perjuangan
Tak ada perjuangan berarti tiada kehidupan
Berarti seseorang sudah mati sebelum ajalnya datang.
Ingin punya nilai dalam kehidupan ?
Rajinlah memberikan sesuatu kepada siapapun, dan
Berharaplah hanya kepada Allah.
SEKIAN
BANYAK MAAF
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai