Mengendalikan pelaksanaan kegiatan Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan Melakukan bimbingan dan arahan kepada tim teknis, staf administrasi atas kegiatan yang dilaksanakan Melakukan pencatatan dan pembuatan dokumen administrasi yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan Melaksanakan rekonsiliasi atas belanja yang dikelolanya Bendahara Pengeluaran Bendahara pengeluaran menjalankan tugas dan fungsinya wajib berdasarkan dokumen atau tanda bukti yang dibuat oleh pihak lain Sehubungan dengan ketentuan diatas, maka dokumen atau tanda bukti dalam rangka pelaksanaan kegiatan dilarang dibuat oleh bendahara Bendahara tidak mengerjakan proses akuntansi anggaran serta tidak membuat dokumen dan tanda bukti yang berhubungan dengan pengeluaran kas yang menjadi kewenangannya Setiap akhir bulan wajib mempertanggungjawabkan atas UP/GU/TU dengan menyampaikan laporan berupa SPJ Kas yang dikirim paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya Penatausahaan Bendahara Pengeluaran Pengajuan Uang Persediaan BLUD mengacu pada Pedoman Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran belanja dipisahkan antara perkiraan LS dan perkiraan GU dalam satu tahun Pengajuan UP diperhitungkan sebesar 1/12 dari perkiraan GU satu tahun GU bisa diajukan lebih dari satu kali dalam satu bulan Belanja jasa pelayanan agar dimintakan melalui LS Belanja barang/jasa dan belanja modal yang lebih dari 10 juta agar dimintakan LS Bendahara pengeluaran mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dalam rangka melaksanakan belanja Dalam hal ini bendahara pengeluaran menyusun dokumen SPP Uang Persediaan, Ganti Uang, Tambah Uang dan Langsung (LS) Disamping membuat SPP bendahara pengeluaran juga membuat register untuk SPP, SPM dan SP2D yang sudah diterima oleh bendahara Surat Perintah Membayar (SPM) dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan BLUD sebagai sarana pembayaran dana kepada Bendahara Pengeluaran yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara BLUD menyiapkan permohonan pemindahbukuan dan slip penarikan kas di bank yang ditujukan kepada Bendahara Pengeluaran selaku pemohon Pembukuan Belanja Pembukuan oleh bendahara pengeluaran menggunakan: 1. Buku Kas Umum (BKU) 2. Buku pembantu BKU sesuai dengan kebutuhan, a.l: a. Buku pembantu kas tunai; b. Buku pembantu simpanan/Bank; c. Buku pembantu pajak Dokumen yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembukuan adalah: 1. SP2D UP/GU/TU/LS 2. Bukti transaksi yang sah dan lengkap 3. Dokumen pendukung lainnya sebagaimana yang diatur dalam peraturan yang berlaku Pembukuan Penerimaan SP2D UP/GU/TU Pembukuan dilakukan ketika bendahara pengeluaran menerima SP2D UP/GU/TU, pencatatan dilakukan sebagai “penerimaan SP2D” di: 1. BKU pada kolom penerimaan 2. Buku pembantu Simpanan/Bank pada kolom penerimaan Bendahara pengeluaran dapat mencairkan UP/GU/TU yang terdapat di bank ke kas tunai Pencatatan dilakukan sebagai “pergeseran kas” di: 1. BKU pada kolom pengeluaran 2. Buku pembantu simpanan/bank pada kolom pengeluaran 3. BKU pada kolom penerimaan 4. Buku pembantu kas tunai pada kolom penerimaan Pembukuan Belanja Menggunakan Uang Persediaan Berdasarkan bukti-bukti belanja yang disiapkan oleh PPTK, bendahara pengeluaran melakukan pembayaran dengan pembukuan sebesar nilai bruto sebagai “belanja” di: 1. BKU pada kolom pengeluaran 2. Buku pembantu kas tunai pada kolom pengeluaran Jika pembayaran dilakukan dengan transfer dari rekening Bank, pembukuan sebesar nilai bruto sebagai “belanja” di: 1. BKU pada kolom pengeluaran 2. Buku pembantu simpanan/Bank pada kolom pengeluaran Apabila bendahara pengeluaran melakukan pungutan pajak atas transaksi belanja, pembukuan dilakukan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai “pemotongan PPh/PPN” di: 1. BKU pada kolom penerimaan 2. Buku pembantu pajak pada kolom penerimaan Ketika bendahara pengeluaran melakukan penyetoran atas pungutan pajak, pembukuan dilakukan sebagai “setoran PPh/PPN” di: 1. BKU pada kolom pengeluaran 2. Buku pembantu pajak pada kolom pengeluaran Pembukuan SP2D LS Ketika bendahara pengeluaran menerima SP2D LS barang dan jasa, maka pembukuan dilakukan sebesar bruto sebagai “belanja pengadaan barang dan jasa” di: 1. BKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran pada tanggal yang sama Untuk potongan pajak, pembukuan dilakukan sebagai “pemotongan PPh/PPN” di: 1. BKU pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada tanggal yang sama 2. Buku pembantu pajak pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada tanggal yang sama Pertanggungjawaban Bendahara pengeluaran wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas pengelolaana uang yang terdapat dalam kewenangannya, terdiri atas: 1. Pertanggungjawaban penggunaan UP 2. Pertanggungjawaban penggunaan TU 3. Pertanggungjawaban fungsional Bendahara pengeluaran melakukan pertanggungjawaban penggunaan uang persediaan setiap akan mengajukan GU, yang dijadikan lampiran pengajuan SPP GU Bendahara pengeluaran melakukan pertanggungjawaban penggunaan TU apabila TU yang dikelolanya telah habis/selesai digunakan untuk membiayai suatu kegiatan atau telah sampai pada waktu yang ditentukan sejak TU diterima Dalam melakukan pertanggungjawaban tersebut dokumen yang disampaikan adalah Laporan Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan Dokumen ini dilampiri dengan bukti-bukti belanja yang sah dan lengkap Pertanggungjawaban Fungsional dibuat oleh bendahara pengeluaran dan disampaikan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya Pertanggungjawaban fungsional pada bulan terakhir tahun anggaran disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut, dengan dilampiri bukti setoran sisa uang persediaan Yang perlu diperhatikan Sesuai Permendagri No. 79 Tahun 2018, tidak tercantum lagi Laporan Biaya, tetapi harus membuat Laporan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan sebagai lampiran Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) Ada perubahan dalam Surat Pernyataan Tanggung Jawab Bila ada koreksi SPJ, agar dilakukan pada bulan berikutnya karena sudah dibuat SP3B yang disampaikan ke BPPKAD, yang kemudian ditindaklanjuti dengan penerbitan SP2B Berita Acara Rekonsiliasi Kas: 1. BA Rekon Bendahara Pengeluaran dengan PPK 2. BA Rekon Bendahara Pengeluaran dengan PPTK 3. BA Rekon Bendahara Pengeluaran dengan Bank Bila PPTK beda maka BA Rekon dibuat terpisah, bila PPTK sama maka BA Rekon bisa dijadikan satu Nomor Peraturan Daerah yang tercantum di BA Rekonsiliasi adalah Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah BA Rekon format JKN tidak perlu dicantumkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) PPTK harus merencanakan dengan cermat dan selalu memantau kegiatannya Begitu kegiatan selesai dilaksanakan SPJ harus segera dibuat beserta bukti dukung dan kelengkapan lainnya untuk diverifikasi oleh PPK Dalam peng SPJ an harus berdasarkan pedoman APBD untuk bukti dukung dan kelengkapannya Bendahara pengeluaran dalam melakukan pembayaran dan pembukuan harus berdasarkan bukti transaksi yang sah dan lengkap Bila SPJ belum lengkap tidak boleh dibayarkan dulu Dokumen Kelengkapan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Belanja uang saku/transport, dilengkapi dengan : Kuitansi dinas Tanda terima honorarium Undangan Daftar hadir peserta Tanda bukti setor PPH pasal 21 Belanja honorarium PTT, dilengkapi dengan : Kuitansi dinas Surat Keputusan PTT Daftar tanda terima Tanda bukti setor PPh pasal 21 Belanja pengiriman peserta kursus/pelatihan/bintek PNS, dilengkapi dengan : Kuitansi dinas Surat tugas Tanda terima pembayaran kursus/diklat dari pihak penyelenggara Laporan pelaksanaan kursus/pelatihan/bintek Belanja bahan pakai habis kantor, dilengkapi dengan : Kuitansi dinas Nota toko/penjual dilengkapi stempel toko dan/atau tandatangan, nama dan alamat lengkap Bukti setor pajak Berita acara serah terima barang dari penyedia kepada PPTK Belanja cetak dan penggandaan, dilengkapi dengan : Kuitansi dinas Nota toko dilengkapi dengan stempel toko serta tanda tangan dan nama penerima barang Bukti setor PPN atas belanja diatas Rp. 1.000.000,- Bukti setor PPh pasal 22 atas belanja diatas Rp. 2.000.000,- Belanja sewa sarana mobilitas/alat berat/perlengkapan dan peralatan kantor, dilengkapi dengan : Kuitansi dinas Nota penyedia jasa dilengkapi stempel dan/atau tanda tangan, nama terang dan alamat beserta fotocopy KTP penyedia jasa Bukti setor PPN untuk sewa sarana mobilitas/alat berat/perlengkapan dan peralatan kantor diatas Rp. 1.000.000,- Bukti setor PPh pasal 23 atas sewa sarana mobilitas/alat berat/perlengkapan dan peralatan kantor Belanja makanan dan minuman rapat/tamu, dilengkapi dengan : Kuitansi dinas Nota penyedia jasa dilengkapi stempel dan/atau tanda tangan, nama terang dan alamat penyedia jasa Bukti setor pajak bagi penyedia jasa catering SSP (PPh 21,22 atau 22), STS pajak daerah 10%, SPTPD Daftar hadir Undangan Notulen rapat Biaya jasa pihak ketiga, dilengkapi dengan : Kuitansi dinas Daftar hadir personil jika melibatkan unsur tenaga ahli Tanda terima uang dari pihak ketiga Tanda bukti setor pajak Belanja perjalanan dinas, dilengkapi dengan : Kuitansi dinas Surat perintah/surat tugas dan Surat perintah perjalanan dinas yang ditandatangani serendah- rendahnya atasan langsung yang bersangkutan Dalam hal perjalanan dinas yang dilaksanakan lebih dari 1 orang, untuk surat perintah/surat tugas dibuat secara kolektif, sedangkan untuk SPPD dibuat secara perorangan Laporan hasil perjalanan Tanda terima uang perjalanan dinas Nota/print out BBM Nota (bill) hotel Tiket bus/kereta/pesawat/bukti sewa kendaraan Undangan, jika perjalanan dinas dalam rangka memenuhi undangan Pihak yang berhak mengesahkan tanggal berangkat/tiba, dapat berupa instansi/lembaga/kelompok masyarakat/perorangan Nama kegiatan, kode rekening dan uraian kode rekening harus sesuai DPA Belanja barang yang dikenai pajak, perhitungan pajak berdasarkan DPP dan yang ditulis di kwitansi dinas adalah brutonya Pembayaran pajak yang digabung agar dibuat rinciannya dan dilampirkan di masing-masing SPJ Bukti pajak dilampirkan di masing-masing SPJ Kwitansi dinas diberi nomer dan tanggal, ditandatangani PPTK dan bendahara pengeluaran Penyusunan/pengarsipan dokumen SPJ berdasarkan bulan pembayaran SPJ SPJ Anggaran dinyatakan tidak sah antara lain karena :
Melebihi pagu anggaran yang tercantum dalam DPA
Melebihi standardisasi harga untuk belanja pegawai (honor) Kekeliruan dalam mengelompokkan kode rekening anggaran Dipertanggungjawabkan lebih dari 2 bulan setelah pelaksanaan kegiatan kecuali untuk belanja honorarium Terdapat dobel anggaran Tidak sesuai dengan juklak APBD Tanda bukti pengeluaran yang tidak lengkap/tidak dapat dipertanggungjawabkan Penyampaian SPJ Kas oleh bendahara pengeluaran kepada PPKD dilaksanakan setelah disahkannya surat SPJ Kas oleh Kuasa Pengguna anggaran Saldo kas tunai yang menjadi tanggungjawab Bendahara pengeluaran pada akhir bulan maksimal sebesar Rp. 10.000.000,- Belanja makan dan minum atas kegiatan yang dilaksanakan pada jam kerja di bulan Ramadhan, tidak dapat dipertanggungjawabkan Laporan Semester dan Tahunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Neraca Laporan Operasional (LO) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) Laporan Arus Kas (LAK) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL) Catatan Atasan Laporan Keuangan (CALK) Disertai Worksheet/Kertas Kerja TERIMA KASIH