Anda di halaman 1dari 18

SASARAN KERJA

PEGAWAI (PERAWAT)
Tata Cara Penyusunan SKP

1. Setiap PNS wajib menyusun SKP


berdasarkan RKT instansi. Dalam
menyusun SKP harus memperhatikan hal-
hal sbb:
Jelas
Dapat diukur
Relevan
Dapat dicapai
memiliki target waktu
2. SKP memuat kegiatan tugas jabatan
dan target yg harus dicapai. Setiap
kegiatan tugas jabatan yg akan
dilakukan harus berdasarkan pada
tugas dan fungsi, wewenang, tanggung
jawab, dan uraian tugas yg telah
ditetapkan dalam Struktur Organisasi
dan Tata Kerja (SOTK).
3. PNS yg tidak menyusun SKP
dijatuhi hukuman sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yg
mengatur mengenai disiplin
PNS.
Unsur-Unsur Sasaran Kerja Pegawai
1. Kegiatan Tugas Jabatan
Mengacu pada Penetapan Kinerja/RKT. Dalam
melaksanakan kegiatan tugas jabatan pada prinsipnya
pekerjaan dibagi habis dari tingkat jabatan tertinggi-
jabatan terendah secara hierarki.
2. Angka Kredit (Bagi Pejabat Fungsional Tertentu baik
yang definitif maupun penugasan)
3. Target
Dalam menetapkan target meliputi aspek sbb:
Kuantitas (Target Output)
Kualitas (Target Kualitas)
Waktu (Target Waktu)
Biaya (Target Biaya)
Nama jabatan pegawai yang dinilai
harus sesuai dengan Surat
Keputusan bagi pejabat fungsional
tertentu/pejabat
struktural/fungsional umum atau
surat penugasan bagi yang belum
diangkat menjadi fungsional
tertentu.
Kategori kegiatan untuk fungsional tertentu, baik penugasan
maupun definitif:

a. Yang dikategorikan kegiatan utama adalah


kegiatan yang menurut Permenpan
merupakan kegiatan yang berada di
jenjang jabatannya, satu jenjang di atas
dan di bawahnya dalam tingkatan yang
sama (Ahli atau Terampil).
Catatan: termasuk kegiatan yang muncul
setelah SKP di tandatangani dan
dikategorikan sebagai kegiatan utama (revisi
SKP);
Kategori kegiatan untuk fungsional tertentu, baik penugasan
maupun definitif:

b. Yang dikategorikan kegiatan


penunjang adalah kegiatan yang
menurut permenpan adalah kegiatan
penunjang untuk kegiatan tersebut
Kategori kegiatan untuk fungsional tertentu, baik penugasan
maupun definitif:

c. Yang dikategorikan kegiatan


tambahan adalah :
kegiatan selain poin a dan poin b.
Kegiatan yang muncul kemudian setelah
SKP di tandatangani dan bukan
merupakan kegiatan poin a (dengan
melampirkan surat tugas).
Kegiatan yang sesuai dengan jenis
fungsionalnya tetapi tidak termasuk
dalam poin a maka angka kreditnya tetap
dicantumkan.
Contoh:
Seorang perawat ahli pratama akan mengerjakan
pekerjaan:
pada jenjang pertama sebanyak 15 kegiatan dengan
total angka kredit 9 poin
pada jenjang muda 3 kegiatan dengan total angka
kredit 1,5 poin (setelah dikalikan dengan 80%)
kegiatan perawat terampil sebanyak 5 jenis kegiatan
dengan total angka kredit sebesar 3 poin.
Maka kegiatan butir 1 dan 2 dimasukkan sebagai
kegiatan utama (dengan total angka kredit 10,5) dan
kegiatan butir 3 dimasukkan sebagai pekerjaan
tambahan dengan nilai 2. Angka kredit dari kegiatan-
kegiatan pada butir 3 tetap dicantumkan tetapi
penghitungan dalam SKP adalah banyaknya kegiatan
Bagi pejabat fungsional tertentu:
Pedoman yang digunakan dalam menentukan
kegiatan dan angka kredit adalah Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara yang
terbaru (untuk PERAWAT adalah PermenPAN RB
No 25 Tahun 2014) dan PerBes Kemkes-BKN
No.5/2015 dan No.6/2015
Agar lebih memudahkan dalam
mengidentifikasi kegiatan, disarankan untuk
menambahkan satu kolom yang diisi dengan
kode butir kegiatan sesuai dengan Permenpan
Jenis pekerjaan tidak terbatas hanya pada
tupoksi tingkat eselon 4 atau 3 saja, yang
Jumlah pekerjaan yang akan
dilakukan oleh seorang pejabat
fungsional perawat harus melihat
kewajaran jumlah angka kredit yang
diperoleh dari pekerjaan tersebut.
Misalnya perawat terampil, angka
kredit yang wajar selama setahun
adalahfungsional
Pejabat 12,5 (50/4).
perawat yang
targetnya tidak mencukupi jumlah
kewajaran angka kredit yang
ditentukan agar berinisiatif
menciptakan kegiatan sehingga dapat
memenuhi target angka kredit yang
ditentukan. Kegiatan tersebut harus
mendapat persetujuan dari atasannya.
Beberapa komponen yang harus
disiapkan dan beberapa hal yang harus
bisa anda lakukan sebelum membuat
SKP adalah sebagai berikut:
Bisa mengoperasikan Microsoft Office
Excel.
Sediakan soft file format SKP.
Siapkan uraian tugas dan angka kredit
masing-masing jabatan perawat.
Komputer/Laptop dan printer.
Keterangan:
Uraian tugas dan angka kredit: mengacu pada
uraian tugas yang diatur pada Permenpan Nomor
25 tahun 2014, sesuaikan dengan kegiatan yang
dilaksanakan di tempat kerja.
Target kuantitas: isi berdasarkan perkiraan jumlah
(frekuensi) masing-masing kegiatan yang rencana
akan dilaksanakan untuk satu tahun (12 bulan).
lihat jumlah angka kredit keseluruhan, apakah
dapat memenuhi target kenaikan pangkat atau
tidak.
Target kualitas: Isi dengan target kualitas
sebagaimana yang di atur dalam Perka BKN No. 1
Tahun 2013. (Min 0 Maks 100).
Target waktu: Isi dengan lamanya rencana kegiatan
SKP bagi PNS yg kegiatannya dilakukan
dengan tim kerja, maka Penyusunan berlaku
ketentuan sbb:
1. Jika kegiatan yg dilakukan merupakan
tugas jabatannya, maka dimasukkan ke
dalam SKP yg bersangkutan
2. Jika kegiatannya bukan merupakan tugas
jabatannya, maka kinerja yg berangkutan
dinilai sebagai tugas tambahan.
Penyusunan SKP bagi PNS yg dipekerjakan/
diperbantukan, maka
penyusunan/penilaiannya dilakukan di
tempat yg bersangkutan dipekerjakan/
diperbantukan.
PENILAIAN TUGAS TAMBAHAN
PNS yg diberikan tugas lain atau tugas tambahan
oleh atasan langsungnya dan dapat dibuktikan
dengan surat keterangan, maka akan diberikan nilai
tugas tambahan.
SKP yang telah
disepakati
digunakan
sebagai acuan
untuk
menyusun
Capaian Kinerja
Pegawai
Target Tahunan (CKP) menjadi
Didisagregasi
bulanan, sesuai dengan jenis/Jadual/
kegiatannya
Hasil CKP (bulanan) sebagai evaluasi
pelaksanaan SKP
Secara akumulasi hasil CKP tidak jauh
PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS
(PPK-PNS)

PPK-PNS 2 UNSUR
1. SKP 2. PERILAKU KERJA

OBYEKTIF ORIENTASI
PELAYANAN
TERUKUR
INTEGRITAS
AKUNTABEL
KOMITMEN
PARTISIPASI
DISIPLIN
TRANSPARAN
KERJASAMA
REKOMENDASI
Pejabat penilai dapat memberikan rekomendasi
berdasarkan hasil penilaian prestasi kerja sbb:
Untuk peningkatan kemampuan dengan
mengikutsertakan diklat teknis, e.g. diklat
komputer, kenaikan pangkat, pensiun,
kehumasan, sekretaris, dsb.
Untuk menambah wawasan pengetahuan dalam
bidang pekerjaan, perlu dilakukan rotasi pegawai.
Untuk kebutuhan pengembangan, perlu
peningkatan pendidikan dan peningkatan karier
(promosi).

Anda mungkin juga menyukai