Anda di halaman 1dari 54

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SAYARAT TEKNIS

SPESIFIKASI UMUM

1. PENDAHULUAN

A. UMUM

Sebagaimana telah ditetapkan dalam Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan


Gedung Negara, Permen PUPR No 22 Tahun 2018 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara bahwa :

1. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya,


sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bagiannya, andal dan
dapat sebagai teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi
pelayanan kepada masyarakat perkembangan arsitektur di Indonesia.

2. Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik


baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari
segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara.

3. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang


dilakukan oleh kontraktor pelaksana harus mendapat pengawasan secara
teknis di lapangan, agar rencana teknis yang telah disiapkan dan
dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung
operasional efektif.

4. Spesifikasi Teknis untuk pekerjaan konstruksi perlu disiapkan secara matang


sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang
sesuai dengan kepentingan kegiatan.

2. TUJUAN

Spesifikasi Teknis ini merupakan petunjuk bagi kontraktor pelaksana yang


memuat masukan azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterpretasikan kedalam pelaksanaan tugas konstruksi. Dengan
penguasaan ini diharapkan kontraktor pelaksana dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai
Spesifikasi Teknis ini. Serta meningkatnya kualitas dan pelaksanaan tugas
penyelenggaraan pemerintahan yang unggul mudah dan nyaman.
3. SASARAN

Sasaran dari Spesifikasi Teknis ini adalah terbangunnya Balai Penyuluh


Pertanian dan Prasarana Penunjang yang memenuhi persyaratan dan peraturan-
peraturan yang berkaitan dengan pembangunan gedung Negara melalui proses konstruksi
yang akan dilakukan oleh pihak penyedia jasa konstruksi yang berkualiatas, tepat waktu,
tepat material, tepat SDM, tepat biaya, tepat pengerjaan, sebagaimana yang telah
ditetapkan didalam dokumen perencanaan.

4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Nama Organisasi yang menyelenggarakan Pekerjaan Rehabilitasi BPP Panti dan


Prasarana Penunjang adalah:

PA/PPK : Ir. SYAFRIALIS., M.M


PPTK : EZY AMELIA EP, SP, M.Si

5. SUMBER PENDANAAN

A. BIAYA KONSTRUKSI

a. Biaya pembangunan ini mempunyai nilai Pagu sebesar Rp


392.596.000,00 ( Tiga ratus sembilan puluh dua juta lima ratus Sembilan
puluh delapan ribu rupiah ) dengan nilai Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Rp
392.440.000,00 ( Tiga ratus sembilan puluh dua juta empat ratus empat
puluh ribu rupiah ) dan mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri PUPR
Nomor: 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.

b. Untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum dihitung dengan penawaran


biaya sesuai ketentuan yang berlaku.

c. Besarnya biaya konstruksi merupakan biaya tetap dan pasti, sudah


memperhitungkan komponen biaya langsung dan tidak langsung diantaranya
pengawasan dan staf lapangan, administrasi kantor lapangan, konstruksi dan
fasilitas sementara, transportasi, konsumsi, keamanan, keselamatan kerja,
kontrol kualitas dan pengujian – pengujian serta memuat keuntungan, pajak,
bea, retribusi dan pungutan lain yang sah, biaya asuransi yang harus dibayar
terkait pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

d. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan


konstruksi yang dibuat oleh PPK dan Kontraktor Pelaksana.
e. Biaya pekerjaan konstruksi dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan barang dan jasa sesuai
peraturan yang berlaku.

f. Pembayaran biaya konstruksi didasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan


pembangunan.

B. SUMBER BIAYA

Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan Pekerjaan Rehabilitasi


BPP Panti dan Prasarana Penunjang Dinas Pertanian Kecamatan Panti dan
Prasarana Penunjang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran
2022.

6. LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG

Lingkup Kegiatan : Pekerjaan Rehabilitasi BPP Panti dan Prasarana Penunjang


tahun Anggaran 2022.

Lokasi Kegiatan : Kecamatan Panti

a. Untuk melaksanakan tugasnya kontraktor pelaksana mencari informasi yang dibutuhkan


selain dari yang diberikan dalam Spesifikasi Teknis ini.

b. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengukuran ulang untuk dituangkan sebagai


Mutual Check 0% (MC – 0), membuat shop drawing, membuat as-built drawing,
menyerahkan contoh material untuk disetujui termasuk dokumen hasil uji (pra pelaksanaan
maupun pasca pelaksanaan), melakukan pengujian terkait dengan mutu yang semua biaya
dibebankan kepada kontraktor (diantaranya tidak terbatas pada pengujian tes beban, uji
tekan beton, uji tarik baja).

c. Contoh material, pengujian – pengujian harus mendapat persetujuan dari PPK dimana
PPK dapat dibantu oleh konsultan MK/Pengawas dan / atau tim teknis.

d. Testing dan Commisioning, Kontraktor harus melakukan testing dan commisioning


terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dan hal ini merupakan bagian dari pekerjaan
yang dihitung dalam kemajuan pekerjaan. Dilakukan sebelum serah terima pekerjaan
pertama / Provisional Hand Over (PHO).

e. Koordinasi dengan pihak pemilik pekerjaan terkait dengan substansi pelaksanaan


pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada PPK, Tim teknis, Konsultan
MK/Pengawas dan Konsultan Perencana minimal dua kali tiap satu pekan dalam masa
kontrak.

f. Sub Penyedia / Sub Kontraktor, Sub penyedia adalah penyedia yang mengadakan
perjanjian kerja dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan
sebagian pekerjaan (subkontrak).

g. Kontraktor harus menyebutkan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh sub kontraktor
dengan melampirkan identitas sub kontraktor (baik dalam tahapan penawaran maupun
pelaksanaan) dan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari
PPK. Jenis pekerjaan yang diizinkan untuk dilaksanakan oleh sub kontraktor terlampir.

i. Untuk data penunjang atau data kebutuhan lainya, Penyedia Jasa Konstruksi harus
mempelajari dokumen Pekerjaan Pekerjaan Rehabilitasi BPP Panti dan Prasarana
Penunjang ini.

j. Penyedia Jasa Konstruksi harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari PPK dan Bantuan Teknik Bangunan maupun
yang dicari sendiri. Kesalahan Pekerjaan/kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan
informasi menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pelaksana konstruksi.

k. Standar teknis dan klasifikasi bangunan gedung yang dibangun harus memenuhi syarat
teknis sebagai bangunan yang sesuai standar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan
Klasifikasi bangunan termasuk bangunan tidak sederhana.

l. Staf/Tim teknis pelaksanaan pekerjaan, Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat


petugas sebagai wakilnya yang bertindak sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping
dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
7. LINGKUP PEKERJAAN

A. LINGKUP TUGAS

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana berpedoman


pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, dan Permen PUPR no 22 tahun 2018 yang dapat meliputi tugas-
tugas konstruksi untuk lingkungan, site/tapak bangunan, dan pembangunan fisik
bangunan gedung negara, Peraturan Lembaga LKPP Nomor 12 Tahun 2021 Tentang
Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi.

Mengingat pelaksanaan pengadaan ini dilakukan setelah proses perencanaan


DED selesai maka pelaksana pekerjaan konstruksi berpedoman kepada dokumen
perencanaan dan berpedoman kepada dokumen perencanaan yang telah ada .

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi meliputi :

a. Memeriksa dan mempelajari kondisi lahan dan dokumen untuk pelaksanaan konstruksi
yang akan dijadikan dasar pekerjaan di lapangan.

b. Melaksanaan konstruksi fisik yang telah disusun oleh Penyedia Jasa Konsultansi
Perencanaan (DED) yang meliputi program-program pencapaian sasaran konstruksi,
penyediaan dan penggunaan tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan bahan
bangunan, informasi, dana, program Quality Assurance / Quality Control dan program
kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

c. Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik, yang meliputi program pengendalian sumber


daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik, (kuantitas
dan kualitas) hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib
administrasi, pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja.

d. Membeli/Menggunakan bahan, peralatan, tenaga kerja, metoda dan produk sesuai


dengan ketepatan waktu, mutu dan biaya pekerjaan konstruksi.

e. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai kualitas, kuantitas, dan volume / realisasi


fisik yang telah ditetapkan.

f. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi


fisik, diantaranya dengan Konsultan MK/Pengawas, Tim Teknis, PPK, dan PPTK

g. Melakukan Koordinasi dengan daerah sekitar di dalam pelaksanaan pekerjaan


konstruksi.
h. Bertanggung Jawab terhadap dampak/kerusakan yang ditimbulkan dari kegiatan
pembangunan.

i. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang


terjadi selama pelaksanaan konstruksi.

j. Melakukan kegiatan pembangunan yang terdiri atas:

1) Membuat dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar


dalam pekerjaan dilapangan.

2) Membuat shop drawing.

3) Menyiapkan, menyewa dan membeli bahan, peralatan sesuai dengan kebutuhan.

4) Membeli bahan material sesuai spesifikasi dan berkualitas dengan mengacu


standar yang berlaku.

5) Melaksanakan pengujian fisik/Uji Lab dari hasil pekerjaan yang telah


dilaksanakan untuk membuktikan kualitas dari hasil pekerjaan.

6) Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala (sekurang-kurangnya


sekali dalam satu pekan), membuat laporan harian, mingguan dan bulanan
terkait pekerjaan konstruksi fisik yang telah dilaksanakan.

7) Mengajukan berita acara pembayaran pekerjaan pelaksanaan konstruksi.

8) Melaporkan daftar cacat / kerusakan sebelum serah terima dan melakukan


perbaikan pada masa pemeliharaan.

9) Membuat berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima pekerjaan


konstruksi, menyerahkan Gambar Akhir (as built drawing) dan manual book baik
terkait dengan pedoman pengoperasian peralatan dan pedoman pemeliharaannya,
sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi (pembayaran
tahap akhir).

10) Menyusun laporan-laporan administrasi yang bersifat teknis serta membantu


dalam persiapan dokumen guna keperluan sertifikasi laik fungsi (SLF)

11) Menyampaikan laporan perkembangan pekerjaan secara berkala setiap pekan,


bulan serta secara insidentil (berdasarkan permintaan) kepada PPK, PPTK, Konsultan
MK/Pengawas dan Tim teknis.
B. TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN

a Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab secara profesional atas jasa


konstruksi yang berlaku dilandasi Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017
Tentang Jasa Konstruksi.

b Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab secara profesional atas jasa


pekerjaan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang
berlaku.

c Penyedia Jasa Konstruksi sesuai otoritas yang diberikan oleh PPK


bertanggung jawab sepenuhnya terhadap aspek konstruksi pekerjaan dengan
kewajiban selalu melakukan koordinasi dan konsultasi kepada Penyedia Jasa
Konsultansi Perencanaan (DED), Konsultan Manajemen Konstruksi, PPK,
PPTK dan Tim Teknis, serta unsur teknis lainnya yang ditetapkan oleh PPK.

d Secara umum tanggung jawab kontraktor pelaksana adalah minimal sebagai


berikut : memenuhi standard keamanan, keselamatan, dan keberlanjutan
dengan memperhatikan setidak – tidaknya sebagai berikut:

1. Standar mutu peralatan

2. Standar keselamatan dan kesehatan kerja

3. Standar prosedur keselamatan jasa konstruksi,

4. Standar prosedur pelaksanaan jasa konstruksi,

5. Standar mutu hasil pelaksanaan jasa konstruksi,

6.Standar operasi dan pemeliharaan,

7. Pedoman pelindungan sosial tenaga kerja dalam pelaksanaan Jasa


Konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan

8. Standar pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai dengan serah terima pertama /


Provisional Hand Over (PHO) maksimal 90 (Sembilan Puluh) hari Kalender
sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja dan masa pemeliharaan
sekurang – kurangnya adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender
setelah serah terima pertama dilaksanakan sampai dengan serah terima kedua /
Final Hand Over.

9. PERSYARATAN PENYEDIA

Peserta yang berbadan usaha harus memiliki :

1. NIB OSS KBLI 2020 : 41012 ( Berbasis Resiko )


2. SBU (Sertifikat Badan Usaha) klasifikasi bidang Bangunan Gedung
dengan Subklasifikasi :

- SBU (Permen PU 06/2021 (SE21/SE/M/2021) dengan kode BG002

A t a u SBU (Permen PU 19/2014) dengan Kode BG004

10. TENAGA MANAJERIAL

Kebutuhan tenaga manajerial dirinci dalam tabel berikut ini :

Pengalaman
Jabatan Pekerjaan Kebutuhan Profesi /
No Kerja
yang diperlukan (orang) Keahlian
(Tahun)

SKT Pelaksana

Pelaksana Lapangan Bangunan Gedung /


1. Min 2 1
Pekerjaan Gedung
(TS051)

Sertifikat Petugas K3
Petugas K3 Konstruksi /
2. 0 1 Konstruksi / SKA Ahli
Ahli K3 Konstruksi
K3 Konstruksi

dianggap ti memenuhi persyaratan tekni

Tenaga manajerial dikompetisikan dalam proses tender diajukan


sebagai penawaran dan wajib disediakan sebelum berkontrak.
11. PERALATAN PENDUKUNG

Kebutuhan peralatan pendukung dirinci dalam tabel berikut ini:

Kebutuhan
Minimal
No. Jenis Kapasitas Kepemilikan

(Milik/Sewa beli/Sewa)
1. Concrete Mixer 1 unit Min 0,3 M3

Scafolding (Milik/Sewa beli/Sewa)


2. 10 Set

- Untuk kepemilikan alat harus melampirkan bukti kepemilikan alat


baik milik sendiri/sewa/dukungan.

12. KRITERIA

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana seperti yang


dimaksud pada Spesifikasi Teknis harus memperhatikan kriteria umum
bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu:

a. Dalam pelaksanaan konstruksi bangunan gedung negara sudah termasuk


tahap pemeliharaan konstruksi.

b. Pelaksanaan konstruksi merupakan tahap pelaksanaan mendirikan


bangunan gedung, pembangunan baru dan/atau perawatan (rehabilitasi,
renovasi, restorasi) dilakukan dengan menggunakan penyedia jasa
pelaksana konstruksi sesuai ketentuan.

c. Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan dokumen perencanaan yang


telah disusun oleh konsultan perencana, dokumen pemilihan yang disusun
oleh pokja pemilihan, dokumen penawaran yang disampaikan oleh peserta
tender ,dengan segala tambahan dan perubahannya pada saat penjelasan
pekerjaan/aanwijzing, serta ketentuan teknis (pedoman dan standar teknis)
yang dipersyaratkan.
d. Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan : kualitas masukan (bahan,
tenaga, dan alat), kualitas proses (tata cara pelaksanaan pekerjaan), dan
kualitas hasil pekerjaan, seperti yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis,
Gambar Kerja serta dokumen pendukung lainnya.

e. Pelaksanaan konstruksi mendapatkan pengawasan dari konsultan


Pengawas selain itu untuk membantu kerja PPK dalam melaksanakan tugas
– tugas maka dibentuk tim teknis

f. Pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan ketentuan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3).

g. Mensyaratkan RK3K, mampu menjelaskan manajemen resiko yang meliputi


identifikasi bahaya, menilai tingkat resiko, dan mengendalikan tingkat resiko.

Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) Meliputi :

1. Manajemen resiko

2. Keselamatan kerja

h. Mampu menjelaskan rencana tindakan yang meliputi sasaran umum,


sasaran khusus dan program K3.

i. Penyusunan Kontrak Kerja Pelaksanaan Konstruksi dan Berita Acara


Kemajuan Pekerjaan/Serah Terima Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi
maupun Pengawasan Konstruksi mengikuti ketentuan yang tercantum dalam
peraturan presiden No 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah No. 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Melalui Penyedia dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor : 31 /PRT/M/2015 Tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
07/PRT/M/2011 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi Dan Jasa Konsultansi

j. Pemeliharaan konstruksi adalah pemeriksaan atas hasil pelaksanaan


konstruksi fisik. Di dalam masa pemeliharaan ini penyedia jasa pelaksanaan
konstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat atau kerusakan dan
kekurangan yang terjadi selama masa konstruksi.
k. Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di dalam dan di
luar gedung, harus dioperasikan sesuai fungsinya. Apabila terjadi kekurangan
atau kerusakan yang menyebabkan peralatan tidak berfungsi, maka harus
diperbaiki sampai berfungsi dengan sempurna.

l. Masa pemeliharaan konstruksi minimal 6 (enam) bulan terhitung sejak


serah terima pertama pekerjaan konstruksi.

m. Keluaran akhir yang harus dihasilkan pada tahap ini adalah :

1) Bangunan gedung negara yang sesuai dengan dokumen perencanaan


(DED) terlampir dan perubahannya untuk pelaksanaan konstruksi;

2) Dokumen hasil Pelaksanaan Konstruksi, meliputi:

a) Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (asbuilt drawings).

b) Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan pengawasan


beserta segala perubahan/addendumnya.

c) Laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama pelaksanaan


konstruksi fisik, laporan akhir manajemen konstruksi/pengawasan,
dan laporan akhir pengawasan berkala.

d) Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang, serah


terima pertama (PHO) dan serah terima kedua (FHO), pemeriksaan
pekerjaan, dan berita acara lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan konstruksi fisik.

e) Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan kemajuan


pelaksanaan konstruksi fisik. Termasuk pengambilan foto kegiatan
yang diambil dari beberapa titik yang sama (dimensi horizontal dan
vertikal) dengan durasi waktu yang berbeda di tiap harinya yang
dilakukan dari mulai SPMK/Pengawas ditandatangani sampai
dengan serah terima pekerjaan tahap pertama (PHO).

f) Manual / pedoman pemeliharaan dan perawatan bangunan


gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut pengoperasian dan
perawatan peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.
13. KEMAMPUAN PERUSAHAAN

Perusahaan harus memiliki kemampuan sesuai dengan dokumen yang


dipersyaratkan pada saat proses lelang dilakukan

14. JENIS KONTRAK

Untuk pelaksanaan pekerjaan menggunakan kontrak Harga satuan, dalam


pekerjaan ini diberikan uang muka 30% dan pembayaran pekerjaan ini diberikan secara
Termin. Sesuai bobot pelaksanaan yang telah diakui oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan
pihak terkait.

15. RENCANA ANGGARAN BIAYA K3

Untuk pelaksanaan tender Pekerjaan ini, terdapat item pekerjaan mengenai


keamanan keselamatan kerja (K3) sesuai permen PUPR RI Nomor 10 Tahun 2021.
Adapun rincian biayanya diperuntukan untuk:

a. Penyiapan RK3K

b. Sosialisasi dan Promosi K3

c. Alat Pelindung Kerja

d. Alat Pelindung Diri

e. Asuransi dan Perijinan

f. Personil K3

g. Fasilitas Sarana Kesehatan

h. Rambu-rambu

i. Kegiatan protokol pencegahan Corona Virus DISEASE 2019 (COVID-19)

j. Lain-lain terkait pengendalian resiko K3,

Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 10 Kg

16. PROSES PELAKSANAAN


a Dalam proses pelaksanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang
diminta, kontraktor pelaksana harus menyusun jadwal pertemuan berkala
minimal sekali dalam sepekan atau sewaktu waktu bila diperlukan dengan
Konsultan MK/Pengawas , Konsultan Perencana, PPK/Tim Teknis.

b Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk kegiatan yang harus


dihasilkan kontraktor pelaksana sesuai dengan rencana keluaran yang
ditetapkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

c Dalam pelaksanaan tugas, kontraktor pelaksana harus selalu


memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.

17. PROGRAM KERJA

a. Kontraktor pelaksana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi

1. Jadwal kegiatan secara detail di setiap tahapan, meliputi jadwal mobilisasi


personil, peralatan, bahan/material, pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan.

2. Alokasi tenaga yang lengkap. Tenaga inti (tenaga pelaksana) yang diusulkan
oleh kontraktor pelaksana harus mendapatkan persetujuan dari PPK. PPK
berdasarkan hasil analisa dan rekomendasi Konsultan MK/Pengawas
dan/atau Tim Teknis dapat meminta pergantian personil tenaga
inti/pelaksana.

3. Penjelasan waktu dibuat dalam suatu network planning sehingga dapat


menjelaskan urutan pekerjaan dan menggambarkan penyelesaian
pekerjaan.

4. Konsep penanganan pekerjaan konstruksi.

5. informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;

6. organisasi kerja penyedia;

7. prosedur pelaksanaan pekerjaan;

8. prosedur instruksi kerja; dan

9. pelaksana kerja.

b. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi


kerja, setelah sebelumnya diajukan oleh Kontraktor Pelaksana kepada
Konsultan MK/Pengawas dan mendapatkan pendapat teknis dari Tim Teknis.
18. PELAPORAN

1. Laporan Harian

- Berisi perkembangan pekerjaan (diantaranya tidak terbatas pada jumlah


dan jenis bahan, alat dan personil) kendala dan dokumentasi di tiap harinya.
Laporan ini diserahkan setiap hari dan paling lambat diserahkan pada
hari berikutnya sejumlah 5 (lima) rangkap setelah disetujui oleh Konsultan
Pengawas

2. Laporan Mingguan

- Berisi rekap perkembangan pekerjaan (diantaranya tidak terbatas pada


jumlah dan jenis bahan, alat dan personil), kendala dan dokumentasi di tiap
minggunya.

Laporan ini paling lambat diserahkan hari pertama di pekan berikutnya

sejumlah 5 (lima) rangkap setelah disetujui oleh Konsultan


Pengawas

3. Laporan Bulanan

- Berisi rekap perkembangan pekerjaan (diantaranya tidak terbatas pada


jumlah dan jenis bahan, alat dan personil), kendala, dokumentasi, backup
quality (hasil tes / pengujian jika ada),

Laporan ini paling lambat diserahkan hari pertama di bulan berikutnya


sejumlah 7 (tujuh) rangkap setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas

4. Gambar Shop Drawing

- Berisi perubahan gambar dari gambar rencana yang terjadi di lapangan


selama pekerjaan. Dilaporkan secara berkala kepada Konsultan
MK/Pengawas untuk dikoordinasikan dengan konsultan perencana dan
mendapat izin PPK. Laporan ini paling lambat diserahkan sebelum
dilakukannya serah terima pertama pekerjaan konstruksi sejumlah 5 (lima)
rangkap setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

5. Gambar As-built Drawing.

- Berisi hasil akhir gambar sesuai pekerjaan di lapangan. Laporan ini paling
lambat diserahkan sebelum dilakukannya serah terima pertama pekerjaan
konstruksi sejumlah 5 (lima) rangkap setelah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

6. Laporan akhir kegiatan

a. Laporan Akhir kegiatan PHO

Berisi check list pemeriksaan hasil pekerjaan konstruksi, dokumentasi dan


defect list (jika ada).

Laporan ini paling lambat diserahkan 3 (tiga) hari setelah dilakukannya


serah terima pertama pekerjaan konstruksi (PHO) sejumlah 5 (lima)
rangkap setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

b. Laporan Akhir kegiatan FHO

Berisi check list hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan pekerjaan


konstruksi, dokumentasi. Laporan ini paling lambat diserahkan 3 (tiga) hari
setelah dilakukannya serah terima kedua pekerjaan konstruksi (FHO)
sejumlah 5 (lima) rangkap setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

19. KETENTUAN

A. Setelah Spesifikasi Teknis ini diterima, maka kontraktor pelaksana


hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari
bahan masukan lain yang dibutuhkan.

B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut kontraktor pelaksana agar segera menyusun


program kerja untuk dibahas dengan Pemberi kerja.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI

13.1 Peraturan Perundang –Undangan

1. Umum

a. Terdapat beberapa produk hukum yang mengatur pelaksanaan


K3. Konstruksi yaitu:

 Masing-masing No.3Tahun1996 tentang pemenuhan social


tenaga kerja.
 Peraturan pemerintah No.14Tahun1996 tentang
penyelenggaraan program pemenuhan social tenaga kerja.

b. Keputusan Presiden No.22 Tahun 1993 tentang penyakit yang timbul


akibat hubungan kerja.

c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER.01/MEN/1980 tentang


Keselamatan dan Kesehatan pada Konstruksi Bangunan Peraturan
Pelaksanaan dari UU No.1Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

2. Pelaporan

Ketentuan didalam Buku Pedoman bahwa setiap kejadian kecelakaan atau


kejadian berbahaya harus dilaporkan kepada Departemen Tenaga Kerjadan
Departemen Pekerjaan Umum yang dalam hal ini dapat diinterprestasikan
Kadepatau Kanwil masing-masing.

3. Pengawasan

Selanjutnya SKB tersebut diatas menyebutkan bahwa pengawasan atas


pelaksanaan ketentuan- ketentuan didalam SK tersebut secara fungsiona
loleh Departemen Tenaga Kerja dan Departemen PU sesuai dengan ruang
lingkup tugas dan tanggungjawab masing-masing,

4. Sanksi

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER.01/MEN/1980 menyebutkan bahwa


pelanggar ketentuan K3 Konstruksi dapat dipidana selama-lamanya
3(tiga)bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.100.000,-. Didalam SKB
disebutkan bahwa MenteriPU berwenang memberi sanksi administrative
terhadap pihak-pihak yang tidak mentaati ketentuan K3 Konstruksi telah
ditetapkan.
13.2 Organisasi K3 Konstruksi Pada Pelaksanaan Pekerjaan

Pada pelaksanaan suatu proyek,Penyedia Jasa pelaksana perlu membentuk


organisasi K3 Konstruksi dengan ketentuan sebagaiberikut:

A. Ketentuan

Penyedia Jasa harus menunjuk petugas k3 Konstruksi yang bertanggung


jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk
menghindarkan resiko bahaya kecelakaan. Petugas K3 Konstruksi harus
bekerja full-timeuntuk mengurus dan menyelenggarakan K3 Konstruksi.
Penyedia jasa yang mempekerjakan pekerjaan dengan jumlah minimal 100
orang atau kondisi dari sifat proyek memang memerlukan ,wajib membentuk
unit structural dari organisasi Penyedia Jasa. Petugas K3 konstruksi dan Unit
Pembina k3 Konstruksi bekerja sebaik-baiknya dibawah koordinasi
PenyediaJasa Serta bertanggung jawab kepada Manajer Proyek.

B. Kewajiban Petugas K3 Konstruksi

Melakukan latihan dan penerangan kepada tenaga kerja untuk dapat memahami
kewajiban- kewajibannya dalam pelaksanaan K3 Konstruksi.

Mengusahakan pembuatan sarana dan prasarana yang diharuskan dalam K3


Konstruksi untuk menghindari kecelakaan atau bahaya kesehatan pada
penyelenggaraan proyek. Menyelenggarakan keselamatan kerja dan pertolongan
pertama pada kecelakaan.

Memeriksa secara berkala semua tempat kerja,peralatan,sarana sarana


pencegahan kecelakaan,lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaankerja yang
aman.

Membuat laporan-laporan tentang kecelakaan kerja dilingkungan proyek kepada


Departemen Tenaga Kerja dan dapat diperiksaoleh Panitia Pembina K3 Konstruksi
tentang pelaksanaan K3 Konstruksidi proyek.

C. Kewajiban Penyedia Jasa

Menanggung biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan K3 Konstruksi.


Memberikan fasilitas kepada Unit Pembina K3 Konstruksi untuk melaksanakan
tugasnya.

Jika dalam satu proyek terdapat lebih dari satu Penyedia Jasa,maka harus
bekerjasama dalam kegiatan K3 Konstruksi.
13.3. Perlengkapan K3 Konstruksi

Perlengkapan untuk melindungi tubuh dari kecelakaan akibat kerja.

Tutup Kepala

1. Helm untuk melindungi kepala dari benturan benda keras.

2. Topi untukmelindungi dari terik matahari.

Masker

Untuk melindungi pernafasan dari kotoran-kotoran debu atau gas beracun.

Kaca Mata Hitam

Untuk melindungi dari sinar yang terlalu terang.

Sarung Tangan

Untuk melindungi tangan dari luka akibat


gesekan atau zat-zat. Sabuk Pengaman

Untuk melindungi dari kecelakaan ditempat yang tinggi atau terperosok dalam
lubang Atau lumpur yang dalam. Sepatu Karet

Untuk melindungi kaki dari luka akibat menginjak benda-benda tajam dan
menghindari dari tergelincir akibat jalan licin/ dari adukan coran.

E. Perancah

Dalam pelaksanaan pekerjaan diketinggian yang tidak dapat dikerjakan secara


aman Maka perlu dibuat perancah dengan ketentuan sebagaiberikut:

Perancah harus dibuat dan dirubah oleh orang ahli.

Untuk perancah dapat digunakan bahan sebagai berikut:

-Kayu ntuk konstruksi harus berurat lurus,padat,tak ada mata kayu


yang besar,kering, tidak busuk, tidak ada cacat atau kerusakan
yang memperlemah.

-Bambu dari jenis yang tebal, tua, kering, tidak lapuk, lurus, dipakai
secara utuh, digunakan tali pengikat dari tambang ijuk atau kawat
dan dilarang untuk hanya menggunakan paku sebagai pengikat.

-Besi pipa logam untukkonstruksi harus dari material yang baik, lurus
dan bebas karat.
-Perancah gantung yang menggunakan tali harus mempunyai serat
material yang baik,tidak lapuk/berkarat atau kena asam atau
bahankimia.

-Papan lantai perancah harus tahan retak/pecah.

Konstruksi perancah harus memenuhi syarat-syarat :

-Faktor pengaman sebesar 4 kali beban maksimal.

-Diberi penguat (braced) yang cukup sehingga stabil/tidak goyang.

-Tidak boleh melebihi angker yang tinggi.

-Konstruksi tiang (gelagar memanjang dan melintang) dihubungkan


dengan Kuat pada tiang/tembok penyangga.

Perancah harus secara periodic diperiksa (stabilitas, bahan, konstruksi


dan sambungan- sambungannya).

Perancah yang dibuat dari kayu bulat (dolken) atau bamboo harus
memenuhi ketentuan:

-Tiang Vertikal

a. Penyambungan tiang vertical harus overlap1,5m.

b. Sambungan harus menumpu di atas balok memanjang/melintang


atau perletakan yang memadai.

c. Sambungan dilakukan dengan coakan (2klaimbulat),pada tempat


yang tidak menerima banyak goyangan, kecuali untuk bamboo tidak
diperkenankan membuat coakan.

d. Pengaman atas benturan pada bagian bawah tiang perancah.

-Balok Memanjang

a. Jarak vertical balok memanjang tidak boleh melebihi 4m.

b. Sambungan balok memanjang harus diikat erat-erat menjadi


satu dengan tiang vertikal.

c. Balok memanjang harus dipasang menerus pada seluruh


panjang perancah. d. Balok memanjang harus diberi palang
penguat(braced) yang cukup.
-Balok Kopel

a. Tiang perancah yang dipasang pada suatu bangunan harus


dikopel, secara diagonal dari atau kebawah pada seluruh
panjangnya.

b. Balok kopel diikat erat pada balok memanjang dan


tiang vertical pada titik-titiksilangnya.

c. Tiang perancah yang berdiri bebas harus dikopel


dengan menggunakan palang penguat.

13.5 Kecelakaan Kerja

A. Pengertian Istilah

1. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan


baik di dalam maupun diluar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa
atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Pengusaha adalah:

a. Orang,persekutuan atau badan hokum yang


menjalankan suatuperusahaan miliksendiri.

b. Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara


berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan
miliknya.

c. Orang,persekutuan atau badan hukum yang berada diIndonesia,


mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b
yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

3. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang mempekerjakan


tenaga kerja dengan tujuan mencari untung atau tidak,baikmilik swasta
maupun milik Negara.

4.Kecelakaan kerjaa dalah kecelakaan yang terjad iberhubungan dengan


hubungan kerja termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja.
Demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari
rumah menuju tempat kerja,dan pulang kerumah melalui jalan yang bisa
atau wajar dilalui.
5. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) adalah suatu perlindungan bag
itenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian
dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat
peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan
kerja, sakit, hamil,bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

6. Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) meliputi:

a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).

b. Jaminan Kematian (JK).

c. Jaminan Hari Tua (JHT).

d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).

B. Pelaksanaan

1. Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 10


(sepuluh)orang tenaga kerja atau membayar upahkepada seluruh tenaga
kerja,kerjanya paling sedikit Rp1.000.000,- (satujutarupiah) sebulan,
wajib mengikut sertakan kerjanya dalam program jaminan social tenaga
kerja.

2. Program jaminan sosial tenaga karja sebagaimana dimaksud di atas


Diselelnggarakan oleh Badan Penyelenggara,dalam hal ini PT.Jamsostek.

3. Pengusaha yang telah menyelenggarakan sendiri program pemeliharaan


Kesehatan bagi tenaga kerjanya dengan manfaat yang lebih baik dari paket
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar menurut Peraturan Pemerintah
ini,tidak wajib ikut dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang
diselenggarakan oleh PT. Jamsostek.

4. Kepesertaan tenaga kerja harian lepas,tenaga kerja borongan dan tenaga


kerja kontrak dalam program jaminan sosial tenaga kerja diatur lebih lanjut oleh
Menteri.

5. Untuk tenaga kerja borongan dan tenaga kerja lepas diatur oleh:

a. Surat Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja dan


Menteri Pekerjaan Umum No. : KEP-07/MEN/1984 dan
No. : 30/KPTS/1984 tertanggal 29 Januari 1984, khusus
bagi pekerja yang bekerja di proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum.

b. Keputusan Menteri Tenaga KerjaNo.:KEP.425/MEN/1984 tentang


petunjuk pelaksanaan Program Astek bagi tenaga kerja
borongan/harian lepas pada Penyedia Jasa jasa konstruksi khusus
bagi pekerja pada:

- Proyek-proyek APBD, Inpres dan lain-lain pemotongan iuran ASTEK


Dilaksanakan oleh bendaharawan proyek.

- Proyek-proyek APBN,pembayaran iuran dilakukan oleh Penyedia


Jasa dengan menyetorkan langsung kebank yang ditunjuk atas
rekening Perum ASTEK.

- Proyek-proyek swasta, pembayaran iuran dilakukan oleh Penyedia


Jasa/pemilikproyekpada saat menerima Ijin Mendirikan Bangunan
dan/atau

6. Program asuransi ini memberikan perlindungan bagi tenaga kerja terhadap


resiko kecelakaan kerjayangmeliputi seluruhbiaya
pengangkutan,pengobatan, perawatan di rumah sakit dan tunjangan
sementara tidak mampu bekerja, tunjangan cacat,tunjangan kematian dan
biaya penguburan.

7. Apabila ada yang mengalami kecelakaan kerja,tenaga kerja atau siapa saja
harus Secepatnya memberitahukan keperusahaan/pengusaha.

8. Pengusaha wajib memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan bagi


tenagakerja yang tertimpa kecelakaan. Pengusaha wajib menigisi dan
mengirimkan formulir Jamsostek 3 kepada Depnaker dan PT.JAMSOSTEK
(Persero) setempat sebagai Laporan Kecelakaan Kerja Tahap 1tidak lebih
dari 2x24 (duakali dua puluh empat)jam terhitung Sejak terjadinya
kecelakaan.

10. Pengusaha wajib melaporkan Kecelakaan Tahap kepada Kantor Depnaker


dan PT.Jamsostek (Persero) setempat dengan mengisi formulir Jamsostek 3a
dalam waktu tidak lebih dari 2x24 (duakaliduapuluhempat) jam setelah
menerima surat keterangan dokter (formulirJamsostek3b) yang menerangkan:

a. Keadaan sementara tidak mampu bekerja telah berakhir.


b. Keadaan cacat sebagian untuk selama-lamanya, atau

c. Keadaan cacat total tetap untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental,
atau

d. Meninggal Dunia.

C. Santunan

1. Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan


kecelakaan kerja.Dalam hal ini adalah mereka yang memborong pekerjaan
sendiri.

2. Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja

Kepada Kantor DepartemenTenaga Kerja dan Badan


Penyelenggaradalamwaktu tidak lebih dari 2kali 24jam.

3. Pengusaha wajib melaporkan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja


dan Badan Penyelenggara dalam waktutidak lebih dari 2kali24jam setelah
tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan oleh dokter yang merawatnya
dinyatakan sembuh, cacat atau meninggaldunia.

4. Pada dasarnya pembayaran jaminan yang menjadi hak tenaga kerja


dibayarkan Langsung kepada yang bersangkutan,dalam hal tenaga kerja
meninggal dunia kepada ahli waris nya yang sah.
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN REHABILITASI BPP PANTI DAN PRASARANA PENUNJANG

1. KETERANGAN UMUM

a. Lingkup Pekerjaan

Kegiatan : Pembangunan Prasarana Pertanian

Pekerjaan : Pembangunan BPP Kecamatan Panti Dan Prasarana Penunjang

b. Peraturan Tehnis Bangunan Yang Digunakan

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan tersebut
di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :

• Perlem LKPP No. 12 Tahun 2021


• UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa konstuksi
• PP No. 29 tentang Jasa tata cara penyelenggaraan Jasa konstruksi.
• Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 332/KPTS/M/2002
tanggal 21 Agustus 2002
• Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI).
• Peraturan Umum mengenai pelaksanaan instalasi listrik (PUIL) 2011.
• Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
• Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan.
• Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun 1972.
• Peraturan Muatan Indonesia.
• Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
c. Persetujuan Konsultan Pengawas

Yang dimaksud dengan persetujuan Konsultan Pengawas adalah merupakan persetujuan


Konsultan Pengawas secara tertulis yang berisi persetujuan untuk sesuatu hal yang
termasuk dalam persyaratan ini.

d. Daerah Pekerjaan

Adalah daerah termasuk segala sesuatu yang ada didalam daerah tersebut yang dikuasai
untuk segala keperluan pekerjaan

e. Rencana Kerja.
Dalam waktu 2 minggu setelah penandatanganan Kontrak, Kontraktor wajib menyerahkan
suatu Rencana Kerja yang meliputi :

• Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan pembangunan masing-


masing bagian pekerjaan.
• Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan-bahan.
• Jam kerja yang diusulkan untuk pekerjaan-pekerjaan di lapangan.
• Jumlah pegawai Kontraktor yang diusulkan, selama pekerjaan berlangsung, dengan
disebutkan fungsi atau keahliannya.
f. Buku Harian.

Kontraktor harus menyediakan buku harian untuk mencatat semua petunjuk-petunjuk,


keputusari-keputusan, dan detail-detail penting dari pekerjaan.

g. Quality Control

Kontraktor harus sudah memperhitungkan semua biaya-biaya untuk Quality Control kepada
Pihak Ketiga.

h. Ukuran

Ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran skala pada Gambar
Rencana.Jika terjadi keragu-raguan tentang ukuran-ukuran, harus segera dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapat petunjuk lebih lanjut

i. Peralatan
• Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan yang akan
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus disetujui Konsultan
Pengawas dalam hal tahun pembuatannya, pabrik pembuatnya, nomor pengenal,
kondisi dan “RENCANA WAKTU TIBA DI TEMPAT PEKERJAAN”. Kontraktor wajib
mendatangkan alat tersebut tepat pada waktunya dan dalam keadaan apapun tidak
dibenarkan untuk memindahkan alat-alat tersebut sebagian atau seluruhnya tanpa
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
• Kontraktor diharuskan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk
melaksanakan tiap tahap pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai. Kerusakan
pada bagian atau keseluruhan dari alat-alat tersebut yang akan mengganggu
pekerjan harus segera diperbaiki atau diganti sehingga Konsultan Pengawas
menganggap pekerjaan tersebut dapat dimulai.
j. Material.
• Sumber dan Macam Material.
Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan tentang nama perusahanan, tempat asal (sumber) material.
Sebelum memberi persetujuan, Konsultan Pengawas dapat minta didatangkan contoh
barang/material/bahan baku, untuk keperluan pemeriksaan.

• Penyimpanan Material.

Material harus disimpan sedemikian rupa agar mutunya tidak menjadi berkurang.
Penyimpanan hendaknya dilandasi dengan lantai yang keras, bersih dan diberi atap dan
dinding. Cara penyusunan material harus diatur sedemikian sehingga mudah untuk
diadakan pemeriksaan sewaktu-waktu. Demikian juga penyimpanannya diatur sehingga
pengambilannya dapat diatur menurut datangnya material tersebut.

k. Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan


• Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya, tentang
langkah-langkah yang akan diambil untuk suatu tahap pekerjaan yang akan dimulai
pelaksanaannya.
• Dalam keadaan apapun tidak diperbolehkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanent tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
l. Mutu Tenaga Kerja.

Tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga ahli/terlatih dan


berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai
dengan ketentuan dalam spesifikasi maupun petunjuk Konsultan Pengawas

m. Perlindungan Terhadap Cuaca.

Kontraktor harus mengusahakan, atas tanggungannya langkah-langkah dan peralatan yang


diperlukan untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan yang digunakan, tidak rusak oleh
cuaca.

n. Pekerjaan dan Bahan-bahan

Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya seperti


yang disebut dalam spesifikasi ini, Gambar Rencana, petunjuk Konsultan Pengawas di
lapangan harus tercakup dalam pembiayaan, untuk tenaga kerja, harga bahan, organisasi
kerja, biaya tak terduga, keuntungan biaya penggantian atas kerusakan milik pihak ketiga
dan kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja.
o. Gambar Rencana.

Gambar Rencana untuk proyek ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Dokumen
Kontrak. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi masih mungkin diadakan dalam masa
pelaksanaan.

Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi
ini maupun spesifikasi yang lainnya dan tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari
kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada Gambar Rencana atau perbedaan
antara Gambar Rencana dan isi Spesifikasi.

Konsultan Pengawas akan mengoreksi dan menjelaskan Gambar Rencana tersebut untuk
kelengkapan yang telah disebut dalam Spesifikasi. Dimensi dalam Gambar Rencana harus
dihitung dengan teliti dan tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa Gambar Rencana
tersebut dibuat pada skala yang benar, kecuali atas petunjuk Konsultan Pengawas.

Penyimpangan antara keadaan lapangan terhadap Gambar Rencana akan ditentukan


selanjutnya oleh Konsultan Pengawas dan akan disampaikan kepada Kontraktor secara
tertulis.

Kontraktor harus membuat shop Drawing sebelum memulai suatu pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas

p. Tanggung Jawab Kontraktor

Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat


persetujuan Konsultan Pengawas tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung
Jawab pada pekerjaan tersebut sesuai dengan Kontrak maupun peraturan Pemerintah yang
berlaku

q. Ketidak sesuaian antara Gambar Rencana dan Uraian dan Syarat-Syarat.

Bilamana ada ketidak sesuaian antara Gambar-gambar Rencana, dan Spesifikasi Pekerjaan
dengan Syarat-syarat Umum atau Syarat-syarat Khusus, maka hal ini harus segera
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk selanjutnya diputuskan oleh Pemberi Tugas .

r. Perbedaan Antara Item Pekerjaan Dengan Gambar Rencana Spesifikasi

Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan biaya tambahan atau menarik keuntungan apabila
dalam hal ini. terdapat perbedaan antara item pekerjaan dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi. Dalam hal ini Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi ini tanpa biaya tambahan.

s. Contoh-contoh.
Contoh-contoh material/bahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau Wakilnya harus
segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya. Kontraktor, dan contoh-contoh material/
bahan tersebut harus sesuai dengan standard yang ditentukan dalam Spesifikasi ini.

Contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara demikian rupa sehingga dapat
dianggap bahwa bahan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti

1. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1.1 Lingkup Pekerjaan

• Pemasangan Plank Merek


• Pembongkaran Dan Pembersihan Lapangan
• Pek. Pengukuran dan Pemasangan Blowplank

1.2 Uraian Teknis

• Pasangan Bouwplank
 Bouwplank dipasang pada patok kayu kasau kelas III berukuran 5/7, tertancap
ditanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak
maksimum 1.50 m satu dengan yang lainnya.
 Bouwplank dibuat dari papan dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 25 cm dipasang
lurus dan diserut rata pada sisi disebelah atasnya. Tinggi sisi atas papan bangunan
harus sama satu dengan yang lainnya dan rata/waterpass, kecuali dikehendaki lain
oleh Konsultan Pengawas
 Bouwplank dipasang minimum sejarak 2 m dari as pondasi terluar. Apabila kondisi
lapangan tidak memungkinkan, bouwplank diletakkan sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.
 Setelah selesai pemasangan bouwplank, Pemborong harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dan harus menjaga serta
memelihara keutuhan dan ketetapan letak bouwplank selama pembangunan, sampai
dinyatakan tidak diperlukan lagi oleh Konsultan Pengawas.
• Pekerjaan Pengukuran
 Sebelum memulai pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mempelajari dengan
seksama rencana tapak dan titik mula/awal pembangunan dan referensi koordinat,
pengukuran sesuai dengan peteunjuk Konsultan Pengawas atau seperti yang
tercantum dalam gambar kerja.
 Bila ada ketidak sesuaian ukuran dilapangan terhadap gambar kerja, Pemborong
diwajibkan memberitahukan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas secara tertulis
untuk mendapatkan cara penyelesaian yang terbaik.
 Jumlah BM/patok ukur yang harus dibuat oleh Pemborong minimum 2 (dua) buah,
lokasi penanaman sesuai petunjuk Konsultan Pengawas sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu dan atau terganggu selama pembangunan berlangsung
 Patok ukur dibuat tertancap kuat ditanah dengan bagian yang muncul diatas muka
tanah cukup untuk memberikan indikasi peil P +/- 0.00 sesuai dengan gambar kerja.
Diatasnya dicantumkan indikasi peil P +/- 0.00 sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
 Untuk daerah yang mempunyai perbedaan elevasi sangat tajam, diperlukan patok
ukur tambahan yang dapat dipakai sebagai patokan elevasi - elevasi didaerah
tersebut
 Patok ukur dibuat permanen, tidak dapat diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga
keutuhannya sampai pembangunan selesai. Pembongkaran hanya dapat dilakukan
bila ada instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas.
• Sewa Scafolding
 Kontraktor harus menyediakan scafolding dalam pelaksanaan pekerjaan dalam
jumlah yang cukup.
 Keselamatan tenaga kerja dilapangan harus diperhatikan dengan baik
• Pembongkaran Pagar
 Kontraktor harus melakukan pembongkaran pagar dengan sebaik-baiknya tanpa
merusak areal sekitarnya.
• Direksi Keet, Gudang dan Barak Kerja
 Pemborong harus membuat Direksi Keet untuk Pemborong, Pengawas dan gudang
material yang dapat dikunci diatas tapak pekerjaan dengan ukuran sesuai dengan
kebutuhan.
 Pemborong harus membuat barak untuk tempat tinggal pekerja yang dilengkapi
dengan kakus dan tempat mandi para pekerja.
 Lokasi / tempat gudang penyimpanan / material, harus sedemikian rupa sehingga
mudah dicapai untuk truck pengangkut/material dari luar tapak dan tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
 Setelah selesai pembangunan Direksi Keet, barak dan gudang penyimpanan
material harus dibongkar dan disingkirkan keluar tapak, kecuali ditentukan lain oleh
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
• Air Kerja
 Air untuk bekerja harus disediakan Pemborong dengan mengambil sumber dari
sumur yang ada dilokasi proyek atau dari luar lokasi atau mengambil sumber dari
instalasi yang ada dengan persetujuan pihak Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
 Apabila sumber air yang ada tidak dapat menjamin kelancaran air, Pemborong harus
membuat bak penampungan air/reservoir dengan kapasitas yang mencukupi untuk
air kerja, dibuat dari drum-drum atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
• Keamanan
 Pemborong harus menempatkan personil satuan pengaman (Satpam ) untuk
kepentingan Pemborong sendiri ditapak pekerjaan dengan persetujuan pihak
Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas sampai pembangunan selesai.
• Penerangan Listrik
 Listrik untuk bekerja harus disediakan Pemborong dengan menggunakan diesel
pembangkit tenaga listrik / arus dari PLN dengan kapasitas daya mencukupi untuk
keperluan kerja.
• Mobilisasi dan Demobilisasi
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus mengadakan mobilisasi
peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menunjang jalannnya pekerjaan.
 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah Surat Perintah Kerja (SPK) diterima oleh
Pemborong. Demobilisasi dilaksanakan, apabila pekerjaan dianggap telah selesai
dan dengan persetujuan Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
• Pagar Proyek
 Pemborong diwajibkan memelihara dan melengkapi /mengganti pagar yang rusak
disekeliling tempat pekerjaan agar tetap rapi dan tidak merusak pemandangan
selama pelaksanaan serta membongkar setelah penyelesaian pekerjaan. Semua
harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Dinas Tata Kota setempat.
(Pagar Proyek harus dicat dengan warna yang menarik).
 Semua pembiayaan pekerjaan / kegiatan yang sifatnya untuk kelancaran pekerjaan
merupakan tanggung jawab pemborong dan tidak masuk kedalam harga penawaran
yang wajib disediakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

3. PASANGAN PONDASI

3.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pasangan pondasi terdiri dari:

• Pondasi batu kali


• Pasangan Angkur Pondasi

3.2 Persyaratan Bahan


 Untuk pekerjaan batu kali/belah digunakan Batu kali/belah yang berukuran
maksimum 10 cm – 15 cm, berwarna abu-abu hitam dan tidak berpori. Pondasi batu
kali dengan menggunakan spesi 1PC : 4 PP, bagian bawah pondasi dibuatan
anstampang dari batu kali kosong yang dipasang berdiri rapat , setebal 20 cm
dengan tidak terdapat batu-batu bertumpuk.
 Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi persyaratan
yang diuraikan dalam pasal beton bertulang

3.3 Persyaratan Pekerjaan

• Batu yang akan digunakan minimal 2/3 berupa batu belah


• Pasangan batu kali naatnya harus dibuat zig-zag (tidak segaris lurus ke atas).
• Kecuali aanstamping, pasangan pondasi tidak boleh ada batu yang saling
bersinggungan, harus ada sela yang terisi spesi.

Langkah-langkah pengerjaan

• Gali tanah tempat pondasi akan dipasang, dengan ukuran sesuai gambar rencana
• Bersihkan galian dari segala kotoran seperti sisa tumbuhan, sampah, dsb.
• Urug pasir setebal minimal 5cm di dasar galian
• Pasang batu kosong dengan posisi berdiri dan sela-sela batu diisi dengan pasir dan
disiram air supaya pasir dapat mengisi sela-sela batu.
• Pasang batu kali belah dengan spesi 1 PC : 4 Psr.
• Pasang angkur sloof dari besi tulangan Ø 10mm setiap jarak satu meter.
• Permukaan atas pasangan pondasi dirapikan dan dibuat rata
• Urug dengan tanah yang bersih pada kanan kiri pondasi sambil dipadatkan

3.4 Pengukuran Hasil Kerja

Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

4. PEKERJAAN BETON /DINDING

4.1 PEKERJAAN BETON

a. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk dalam pekerjaan struktur beton :

1. Pekerjaan Sloof 15/20


2. Pekerjaan Kolom
3. Pekerjaan Balok Latei
4. Pekerjaan Reng Balok
5. Pekerjaan Dak Dapur
6. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar
rencana.
b. B a h a n

1. Semen

 Digunakan PCC Merah menurut NI - 8 tahun 1972 dan memenuhi S - 400 menurut
Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8
tahun 1972).
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen,
tidak diperkenankan pemakaiannnya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab
agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan
30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
2. Pasir beton.

Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI - 1971.

3. Kerikil/Split

 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.
 Untuk Beton mutu fc’= 19.3 Mpa (K-225), fc’= 21.7 Mpa (K-250) dan fc’= 26.04 Mpa
(K-300) mengunakan material kerikil beton batu pecah (Split)
 Penumpukan material kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis
material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.
4. A i r

Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
5. Besi beton.

Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu :

a. Besi Beton Polos BJTP 280

b. Bessi Ulir BJTS 420 B

Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahan lainnya.

Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.

Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang


dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta
persetujuan Direksi terlebih dahulu.

Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang
terdekat dengan catatan :

 Harus ada persetujuan Direksi


 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah
luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi
tanggung jawab pemborong.

6. Cetakan dan Acuan

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil
akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang
ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.

Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasal


5.1 PBI 1971.

7. Mutu beton

Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan struktur adalah fc’ = 21,7 Mpa (K 250) ,
dan untuk Coran lantai dipakai Beton Mutu fc’ = 14,5 Mpa (K-175). Sebelum
dilaksanakanya pekerjaan beton harus ada perhitungan mix disain untuk komposisi
campuran Mutu beton yang akan dipakai sebagai pedoman untuk pekerjaan beton
tersebut.

8. Pada Bagian beton yang ada pekerjaan lanjutannya harus dibuatkan stek besi
sepanjang 1m’ atau menurut petunjuk direksi (pengawas Lapangan)

c. Pedoman Pelaksanaan :

1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai PBI 1971.
2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan
yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
3. Adukan beton dan Pengangkutan

Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk (Mixer). Komposisi campuran


dari masing masing material seperti Semen, Pasir Kerikil dan Air harus sesuai dengan
takaran yang susdah disetujui pengawas/direksi serta berdasarkan Job Mix.

Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus


dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :

 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.


 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton
harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.
4. Pengecoran

Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama
pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas
penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan
papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah
dapat dicabut pada saat beton dicor.

Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus


disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian
diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran
kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.

5. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling
sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai
berikut:

 Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup beton.


 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak
mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton,
dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki
segera atas resiko pemborong.
d. Pengukuran Hasil Kerja

• Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai
dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan
oleh Direksi/Pengawas Lapangan

4.2 PEKERJAAN DINDING


a. Lingkup Pekerjaan

1. Dinding bata

Pemasangan dinding bata merah setebal 1/2 bata dilakukan untuk seluruh pembatas
ruangan yang tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.

b. Persyaratan Bahan

1. Bata

Bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku
dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang
merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya,
yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air

2. Pasir

Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 % berat

3. Semen dan Air


Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan
pada pasal beton bertulang

c. Pedoman Pelaksanaan

1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :

a. Pasangan kedap air ( 1 PC : 2 PS )


Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 40 cm diatas lantai
Pasangan dinding saluran keliling bangunan
Pasangan dinding WC setinggi 200 cm diatas permukaan lantai
Pasangan dinding septicktank
b. Pasangan adukan 1 PC : 4 PS berada diatas pasangan kedap air tersebut.
2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang
kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah
mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi
dengan adukan yang baru.

3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai gambar,
dengan syarat :

Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan
dengan benang.

Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh
melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.

4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah
panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata,
kecuali pasangan pada sudut.

5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun dan
tidak tegak bergigi untuk menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat
tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan
dengan tebal dinding.

6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat
pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester).
Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran
yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran
seluruh bidang tembok.

d. Pengukuran Hasil Kerja

Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

5. PEKERJAAN PINTU / JENDELA

5.1 Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan Pemasangan Kuzen pintu jendela

2. Pekerjaan Pasangan Daun pintu/jendela dan ventilasi Aluminium

5.2 Persyaratan Bahan

1. Untuk semua kozen pintu dan jendela, daun pintu, jendela dan Rangka Partisi,
digunakan kayu klas II balok.

2. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang.

3. Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.

4. Kaca dipakai :

-. Kaca Bening T = 5 mm

-. Kaca Ryben Warna Hijau Uk. 5 mm , 8 mm, dan 12 mm

Ukuran type dan ketebalan kaca penempatanya harus sesuai dengan gambar bestek

5. Rangka Kusen menggunakan kayu kelas I atau II.

5.3 Pedoman Pelaksanaan

1. Kozen pintu dan jendela Kayu

Ukuran kayu untuk kozen pintu adalah 5/12 cm (ukuran setelah jadi dibuat).
Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan harus
menggunakan pen kayu keras yang sebelumnya bidang sambungan ini harus dilumuri
dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik.

Setiap kozen pintu harus dilengkapi angker minimal 3 buah untuk kiri kanan kozen
yang melekat ke tembok. Untuk kozen jendela 2 buah di kiri kanan kozen yang
melekat ke tembok. Khusus untuk kozen pintu dibawah kozen dilengkapi dengan dork
yang diangker kedalam neut beton.

Semua bidang kozen yang bersinggungan dengan dinding/beton dibuat alur-alur


kapur.

2. Daun pintu/jendela dan ventilasi kayu

Daun pintu dibuat dengan kayu klas I, bentuk dan ukuran disesuaikan dengan gambar,
dan disyaratkan agar Kontraktor memesan langsung pada tempat khusus pembuat
pintu atau pada toko.

Jendela dibuat sesuaikan dengan gambar detail Kaca mati disamping jendela
dipasang kaca polos tebal 5 mm untuk tebal 8 mm dan 10 mm Warna. Pasangan kaca
harus memperhatikan muai susut baik dari kozen, maupun bahan kaca tersebut

3. Pekerjaan Kusen Aluminium.

- Pembuatan Kusen Aluminium harus mengikuti ketentuan dalam spesifikasi ini atau
spesifikasi lainnya dan menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

- Dinding atau beton yang akan berhubungan dengan kusen aluminium harus
terlebih dahulu diberi lapisan clear methacylate laquar atau dempul alastis agar
kedap air.

- Profil aluminium yang berdekatan dengan tembok dan selesai dipasang agar diberi
lapisan pelindung yang disetujui konsultan pengawas untuk melindungi permukaan
aluminium agar tidak terkena percikan adukan atau benda lain dan mudah untuk
dibersihkan dan tidak akan merusak bentuk asli permukaan aluminium tersebut

- Profil aluminium yang digunakan harus dari profil yang dipilih dan tidak bengkok
serta cacat lain yang merugikan.

- Pekerjaan pemasangan ini harus dilakukan oleh tukang yang ahli dalam bidangnya
dan terlatih sehingga semua detail dan pertemuan runcing, halus, rata, bersih dari
goresan-goresan, bidang permukaan rangka tersebut rata, lurus waterpas dan betul-
betul tegak (vertikal)
- Seluruh rangka dapat merekat dengan baik pada dinding, dengan menggunakan
sekrup dan fisher yang sesuai dan menurut petunjuk konsultan pengawas.

- Pemasangan jalusi alluminium maupun kaca harus mengikuti petunjuk Konsultan


Pengawas,

- Celah/alur untuk memasang kaca harus diberi sealant/karet agar kedap air sesudah
kaca dipasang.

5.4 Pengukuran Hasil Kerja

 Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai
dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan
oleh Direksi/Pengawas Lapangan

Pekerjaan Folding Gate

• Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi
ini akan ditolak dan kontraktor harus mengganti segera tanpa biaya tambahan.
• Untuk bagian-bagian yang harus dilakukan dengan las listrik serta pengelasannya
sudah melalui ujian (test) dan harus memiliki ijazah yang menetapkan kwalifikasi
serta jenis pengelasan yang diperkenankan kepadanya.
• Bagian konstruksi yang segera akan dilas harus dibersihkan dari bekas cat, karat,
lemak dan kotoran.
• Pengelasan konstruksi, baik secara keseluruhan maupun pengelasan-pengelasan
bagiannya-bagiannya hanya boleh dilakukan setelah diperiksa bahwa hubungan-
hubungan yang akan dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku
untuk konstruksi itu.
• Kedudukan konstruksi bahan yang segera akan dilas harus menjamin situasi yang
paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.
• Profil pegangan folding gate harus rata dan lurus, sambungan pada folding gate
harus rapi.
• Semua bagian folding gate sebelum dipasang harus diperiksa oleh Pengawas.
• Pemasangan tiang folding gate harus tegak lurus dan jarak antara tiang harus sama.

6. PEKERJAAN KAP/ATAP
6.1 Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan Rangka Atap dengan Baja Ringan.

2. Pekerjaan Penutup Atap


Kontraktor harus menyediakan material, peralatan dan tenaga yang cakap untuk dapat
menjamin kelancaran keamanan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Alat pengangkat
(crane), katrol atau sejenisnya yang akan digunakan harus disetujui Konsultan
Pengawas

6.2 Bahan yang digunakan

1. Baja Ringan untuk Bahan Atap dipakai bahan baja lapis mutu tinggi terbuat dari baja
high tensile (Hi-Ten) G550/450-550 MPa (4500-5500 kg/cm2) dengan lapisan tahan
karat Zinc-Aluminium dengan 100 gr/cm2 dengan Komposisi 43.5 % Zinc, 55 %
Aluminium dan 15 % Silicon atau telah memiliki lulus uji struktur
Nasional/internasional serta dibuktikan dengan surat keterangan / Jaminan pabrik
pada waktu pelaksanaan.

2. Dimensi atau ukuran dan penempatan disesuaikan dengan gambar rencana.

3. Bahan Penutup Atap yang dipakai adalah Atap Seng BJLS 25 Warna (CROSWAN).

Untuk warna yang digunakan akan ditentukan kemudian dengan persetujuan


Pengawas dan Pernberi Tugas

6.3 Pedoman Pelaksanaan

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan rangka atap (Fabrikasi), Kontraktor harus


membuat shop drawing terlebih dahulu yang mencakup tentang dimensi batang,
ukuran batang, elevasi, detail dudukkan lengkap dengan anker, detail sambungan
antar komponen lainnya seperti penutup atap maupun detail dan informasi lainnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan pengawas.

2. Pemasangan atap langsung pada reng dengan menggunakan baut/screw

3. Tiap sambungan pemasangan atap diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik
atau petunjuk pengawas dan direksi, sehingga hasil akhir pasangan akan rapi dan
tidak bocor.

4. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan


kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya, maka bagian yang
bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru.

6.4 Pengukuran Hasil Kerja

Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan
7. PEKERJAAN PLESTERAN

7.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, atau yang tertera dalam
gambar bestek

7.2 Persyaratan Bahan

Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal
beton bertulang.

7.3 Pedoman Pelaksanaan

1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :


Dinding dibersihkan dari semua kotoran
Dinding dibasahi dengan air
Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0.5 cm
Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat
merekat dengan baik.
Dinding Harus dilot.
2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 PC : 2 PS, sedangkan
plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 PC : 4 PS

3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.

Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk
mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang
dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan
vertikal.

4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan


memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya
dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru
harus rata dengan sekitarnya.

5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak


permulaan plesteran.

6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanaka setelah pekerjaan penutup atap selesai
dipasang
7.4 Pengukuran Hasil Kerja

Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai
dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan
oleh Direksi/Pengawas Lapangan

8. PEKERJAAN PLAFOND

8.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup plafond pada seluruh ruangan


termasuk teras keliling bangunan serta km/WC. Termasuk dalam lingkup pekerjaan
ini adalah semua pekerjaan rangka langit-langit.

8.2 Persyaratan Bahan

1. Untuk Rangka dan gantungan Plafond di pakai rangka kayu

2. Untuk penutup plafond dipakai :

- Ruangan dalam dan teras : Triplek 4 mm, paku triplek

- Luar Bangunan /Tritisan atap : GRC 4 mm, Screw

8.3 Pedoman Pelaksanaan

1. Rangka Plafond mengunakan rangka kayu dipasang dengan urutan pertama, yang
dibautkan/di paku pada plafond. Untuk rangka pembagi juga mengunakan balok kayu.
Gantungan Plafon dilekatkan/dipaku langsung pada kuda kuda baja/dinding
bangunan. Jarak gantungan plafond disesuaikan dengan analisa rangka plafond.

3. Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung jawab atas
kerapian pemasangan rangka ini.

4. Penutup Plafond triplek/GRC dipasang pada rangka ini, dengan menggunakan


paku/screw. Hasil akhir harus siku dan waterpas.

5. Pada bagian plafond yang berhubungan dengan dinding diberi List Profil Kayu

8.4 Pengukuran Hasil Kerja

Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.
9. PEKERJAAN LANTAI

9.1 Lingkup Pekerjaan

Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, dan dinyatakan dalam
gambar bestek. Finishing lantai dipakai Keramik yang ukuran disesuai kan dengan
gambar bestek atau ditentukan lain oleh direksi/pengawas lapangan.

9.2 Bahan yang digunakan

1. Pasir Urug

2. Coran dasar lantai dengan mutu beton fc’ = 14.5 MPa setebal 5- 7 cm

3. Granit 60 x 60 Ikad/indogress

4. Untuk penempatan/pemasangan material tersebut diatas disesuaikan dengan gambar


bestek serta petunjuk direksi dan pengawas lapangan.

9.3 Pedoman Pelaksanaan

1. Pada lantai baru dihampar Pasir urug setebal 10 cm disiram dengan air dan
dipadatkan pakai stamper pemadat.

2. Pemeriksaan

Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-pipa,


saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik
sebelum pemasangan lantai dimulai.

3. Adukan

 Untuk perataan lantai lantai Dicor dengan beton mutu fc’ 14.5 Mpa setebal 7 – 8 cm.
 Adukan untuk Granit 1 PC : 3 Ps
 Adukan untuk pemasangan Granit yaitu semen dicampur air, sehingga didapat
campuran yang plastis.
 Adukan perekat untuk keramik harus betul-betul padat/penuh agar tidak terdapat
rongga-rongga dibawah keramik/granit tersebut yang dapat melemahkan
konstruksi. Sambungan antara keramik/granit dengan keramik lainnya harus sama
lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen (tepung AFA) yang warnanya
disesuaikan dengan warna keramik atau ditentukan kemudian oleh direksi teknis.
Hasil pasangan akhir harus rata dan waterpass dan tidak bergelombang
 Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya.
Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus dibongkar
sampai berbetuk bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.
 Permukaan pasangan keramik harus datar dan waterpass.
9.4 Pengukuran Hasil Kerja

Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan

10. PEKERJAAN PENGECATAN


10.1 Lingkup pekerjaan

1. Meni kayu untuk bidang kozen yang melekat ketembok dan lain-lain.

2. Meni besi untuk baut-baut dan besi strip.

3. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak, daun pintu panel dan
ventilasi kayu, serta list plafond.

4. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond.

5. Cat Impra Melamin untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak, daun pintu panel
dan ventilasi kayu, list dan partisi kayu.

10.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :

1. Meni kayu dan besi sekualitas Nippon Pain.

2. Plamir merk RJ

3. Cat tembok sekualitas Catylac

4. Residu kualitas baik tidak luntur.

10.3 Pedoman pelaksanaan

1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond.

2. Pekerjaan meni, residu harus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan minimal 2
(dua) kali.
3. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
pengeringan jenis bahan yang digunakan.

4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :

Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap
dengan kain basah hingga bersih.

Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul
kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.

Pengecatan dengan cat tembok emulsion sampai rata, minimal 2 (dua) kali.

Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata dan sama.

5. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :

Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.

Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang


merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.

6. Warna yang digunakan

Apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas maka digunakan warna sebagai
berikut:

Dinding dalam/luar digunakan warna Putih

Kozen pintu dan jendela digunakan warna Candy Brown dari daftar warna cat Platone
atau yang sekualitas.

Daun pintu Panel dan digunakan warna Candy Brown dari daftar warna cat Platone
atau yang sekualitas

10.4 Pengukuran Hasil Kerja

Pekerjaan ini dapat di nilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang
sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh
Direksi/Pengawas Lapangan
11 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
11.1 Lingkup Pekerjaan
• Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan perlengkapan daun
pintu/jendela dan alat bantu lainnya untuk melaksankan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
• Pemasangan alat pengantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang
ditunjukkan/disyaratkan dalam detail gambar.
11.2. Perlengkapan Pintu Dan Jendela
Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
• Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagai berikut :
1. Kunci Tanam biasa : Merk setara SES
2. Engsel : Merk setara HPP
3. Grendel : Merk setara Bossini
4. Back Plat : Merk setara Dekkson
5. Engsel (Butt Hinges) : Merk setara Dekkson
6. Engsel lantai (Floor Hinges) : Merk setara Dorma
• Untuk panel-panel listrik, pintu shaff dan lain-lain, kunci yang dipakai merk setara
Dekkson.
• Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk setara Dekkson.
• Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu, sesuai
gambar rencana.
• Pegangan pintu masuk Utama dipakai handle merk setara Dekkson.
Pekerjaan Engsel
• Untuk pintu-pintu panil pada umumnya mengunakan engsel pintu merk setara
Dekkson, warna ditentukan kemudian, dipasang sekurang-kuranya 3 buah untuk
setiap daun dengan warna menggunakan sekrup kembang dengan warna yang
sama dengan engsel. Jumlah engsel yang harus dipasasang harus diperhitungkan
menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
• Untuk pintu aluminium mengunakan engsel lantai (floor higes) double action, merk
setara Dekkson dipasang dengan baik pada lantai sehingga terjamin kekuatan dan
kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
• Untuk jendela digunakan engsel merk setara Dekkson.
• Untuk daun pintu-pintu aluminium mengunakan engsel merk setara Dekkson, distel
dengan posisi single action.
Persyaratan Pelaksanaan
• Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas/Perencana
untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan / penyerahan harus disertai brosur/
spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
• Apabila dianggap perlu, Direksi Pengawas dapat meminta untuk mengadakan test-
test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan
sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab
kontraktor.
• Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari sisi as pintu ke bawah. Engsel bawah
dipasang + 32 cm (as) dari permukaan lantai keatas. Engsel tengah dipasang
ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
• Untuk pintu toilet engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm (as) dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
• Pemasangan Locksace, handle dan bankplat serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Direksi Pelaksana.
• Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor memperbaiaki tanpa tambahan biaya.
• Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat pintu terbuka.
• Door holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu.
• Pemasangan harus baik sehingga pada saat ditekan ke bawah, karet holder akan
menekan lantai pada posisi yang dikehendaki. Door holder dipasang hanya pintu
yang tidak mengunkan door closer.
• Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
• Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
• Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan
• Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan senua data yang diperlukan
termasuk ketyerangan produk, cara pemasangan atau detail -detail khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak sesuai dengan
Standar Spesifikasi Pabrik.
• Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Direksi
Pengawas/Perencana.

12 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


12.1 Lingkup pekerjaan.
• Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di dalam
bangunan, penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC, tiang Listrik dan
sebagainya sehingga listrik menyala, Jumlah Titik Lampu dan Stop Kontak yang
harus dipasang disesuaikan dengan jumlah yang tertera di gambar. Titik Lampu dan
Stop Kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak yang
dipasanmg kabel-kabel yang diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada
titik tersebut.
12.2 Bahan yang digunakan.
• Kabel dengan 5 inci
• Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti, lapisan metal yang menyelubungi secara
keseluruhan sebagai earing conductor.
• Kabel NYM.
• Kabel dengan 3 inti untuk satu pass.
• Inti copper dibungkus dengan isolasi PVS
• Isolasi 2 lapis menyelubungi inti.
• Kabel NYA
• Isolasi PVC luas penampang yang boleh digunakan 2,5 mm2
• Kawat BC, kawat tembaga yang telanjang.
• Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebornit kualitas baik.
• Bola Lampu SE (Saving Energy) adalah produksi Nasional merk Philips atau
sekualitas, dengan syarat-syarat berikut :
Lampu SE :
• Body dari plat besi, tebal minimum 0.9 mm, dicat putih didepan, abu-abu dibelakang.
• Balast merk Sinar atau sejenisnya.
• Pengabelan didalam harus di solder
• Macam-macam switch/outlet yang digunakan untuk tegangan 220 volt adalah :
Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)
 Pole : Phase +Neutral +Earth
 Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 Hz.
 Rating arus : 16 Ampere.
 Type : Pemasangan sistim tanam.
 Bahan : Ebornit warna putih.
Plug dan socket 1 phase untuk power
 Pole : Phase +Neutral +Earth
 Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 Hz.
 Rating arus : 25 Ampere.
 Type : Pemasangan diluar dan diberi landasan kayu
 Bahan : Ebornit warna putih.
Sekering Box
Main panel terdapat pada panel pertama menerima daya dari gardui induk ataupun
Genset.
Outlet/stop kontak biasa (General Purpose Outlet)
 Bahan : Rangka profil 30 mm
 Cover : Besi plat 2 mm
 Module : Minimum (30x40) tinggi maxsimum 175 cm.
 Potongan : Puc Standing kuat tidak bergetar.
 Warna : Abu-abu.
Apabila jaringan berjarak 200 m’ dari lokasi maka Pelaksana wajib menambah tiang listrik
dari beton pra cetak.
Kabel NBODY dipergunakan sebagai penghubung antara main panel di gardu induk
kedistribution panel-panel tiap bangunan. Diluar bangunan dipasang sebagai kabel tanah
dengan memperhatikan peraturan-peraturan berlaku.
o Kabel NYM digunakan sebagai instalasi penerangan di dalam dinding.
o Kabel NYA dipergunakan sebagai instalasi penerangan.

Bahan yang digunakan.


 Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu.stop kontak serta jenis
armatur lampu yangdipajkai dan harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi
listrik. Sedangkan sistim pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton
harus tertanam (sistin inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel diatas plafon
diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1.20 m atau jaringan kabel
diatas plafon tersebut dimasukkan dalam pipa PVC . Khusus untuk instilasi Stop
kontak harus dilengkapi dengan kabel arde (pentahanan) sesuai dengan peraturan
yang berlaku (mencapai dan terendam dengan air tanah).
 Pemasangan instalasi listrik bwerikut dengan penggunaan bahan/ komponen –
komponennya harus disesuaikan dengan sistim tegangan lokal 220 volt 2 (dua)
RKB 6 Ampere.
 Untuk pengerjaan instalasi listrik , atas persetujuan direksi , Pelaksana boleh
menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memeliki izin usaha instalasi listrik
sebagai instalatur yang berlaku dari PLTMH . Pelaksana tetap bertanggung jawab
penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap dipergunakan),
termasuk biaya pengujian dari pihak PLTMH.
 Pengujian instalasi listrik harus dilakukan Pelaksana pada beban penuh selama 1 x
24 jam secar terus menerus . Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini
menjadi tanggung jawab Pelaksana.
Pelaksana berkewajiban memasukkan arus bersumber dari instalasi PLTMH. Pemasukan
arus ini bila menambah tiang maka Pelaksana harus menambah tiang beton pra cetak .
Biaya penambahan tiang dan kabel listrik menjadi beban Pelaksana.

13 PEKERJAAN SANITASI
13.1 Ketentuan Umum
• Pekerjaan yang dimaksudkan dalam pasal ini meliputi semua tenaga kerja, bahan
dan alat yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan sanitair, seperti yang
tercantum dalam gambar.
• Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas / Perencana untuk
mendapatkan persetujuan.
• Bahan yang cacat maupun perlengkapannya kurang, tidak diperkenankan untuk
dipasang dan harus diluarkan dari site dengan seizing Direksi Pengawas /
Perencana.
13.2. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan sanitair ini adalah :
• Pekerjaan Instalasi Air
• Pekerjaan Kloset Jongkok
• Pekerjaan Washtafel
• Pekerjaan Accesories : Kran-kran
• Floor drain
• Serta seperti yang tercantum dalam gambar perencanaan.
13.3. Bahan dan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan Closet Duduk
• Kloset Duduk yang dipakai adalah : Produk : setara America Standart
• Warna : ditentukan kemudian
• Lengkap dengan notasi kelengkapan dari produsen atau brosur.
• Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tidak ada
bagian yang rusak, retak atau cacat-cacat lainnya dengan telah disetujui oleh Direksi
Pengawas/Perencana.
• Untuk kedudukan dasar kloset dipakai adukan dengan campuran 1PC:2Psr:2 1/2 Kr,
finish sealant.
• Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar rencana.
Semua noda-noda harus dibersihkan, sehubungan pipa di sealant (untuk mencegah
bau dan kebocoran air)
b. Pekerjaan closet Jongkok
• Kloset Jongkok yang dipakai adalah : Produk : setara American Standart
• Warna : ditentukan kemudian
• Dan kloset yang akan dipasang adalah telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian
yang rusak, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Direksi
Pengawas/Perencana.
• Kloset harus terpasang dengan kokoh, letak dan ketinggian sesuai gambar rencana,
waterpass, semua noda harus dibersihkan.
c. Pekerjaan Wastafel
• Wastafel yang akan dipakai : Produk setara Folk
• Warna ditentukan kemudian
• Semuanya lengkap dengan siphoon, fitting dan perlengkapan lainya (lengkap
dengan notasi kelengkapan dari produsen / brosur)
• Wastafel yang akan dipasang telah diseleksi baik, tidak ada bagian yang gompal,
retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Direksi Pengawas/Perencana.
• Ketinggian dan konstruksi pemotongan harus sesuai dengan gambar rencana serta
ketentuan dari brosur yang dikeluarkan oleh produsennya. Pemasangan harus baik,
rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran atau noda dan penyambungan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
• Pemasangan wastafel meja dilaksanakan dengan ketentuan dari gambar
• perencanaan juga ketentuan dari produsennya.
• Mengenai type telah diuraikan dibagian atas, untuk ketinggian disesuaikan dengan
gambar detail.
• Untuk bagian wastafel yang menenpel pada dinding meja diberi selant.
• Antara bibir wastafel bagian bawah dengan adukan diberi sealant.
e. Pekerjaan Kran-kran
• Semua kran yang dipasang adalah merek setara TOTO terbuat dari stainless steel,
ukuran disesuaikan dengan keperluan masing-masing seperti gambar rencana
plumbing dan brosur alat-alat sanitair (notasi kelengkapan sesuai dengan brosur).
• Kran-kran tembok dipakai type yang sesuai gambar dan mempunyai ring dudukan
yang harus dipasang menempel pada dinding (notasi kelengkapan sesuai dengan
brosur).
• Kran-kran yang dipasang dihalam type Standard harus mempunyai ulir untuk
sambungan selang (notasi kelengkapan sesuai dengan brosur).
• Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat dan siku.
• Penempatan harus sesuai dengan gambar rencana, dan tidak ada kebocoran.
• Floor Drain yang digunakan adalah yang terbuat dari stainless steel, (notasi
kelengkapan sesuai dengan brosur).
• Floor drain dipasang pada tempat yang ditentukan pada gambar rencana.
• Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat dan disetujui oleh
Direksi/Perencana.
• Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus diberi
lubang yang rapi dengan bentuk dan ukuran floor drain yang sesuai.
• Floor drain terpasang dengan rapi, waterpass, dan bersih dari noda-noda semen dan
kotoran-kotoran lainnya.
f. Pekerjaan Kaca Cermin
• Bentuk dan ukuran kaca cermin yang digunakan lengkap dengan alat penggantung
dan perlatan lainnya.
• Kaca cermin adalah float glass tebal 6 mm, dan pantulannya harus baik, tidak
menimbulkan distorsi. Tepi-tepinya harus dipotong lurus atau garis lengkung dan
lingkaran menurut gambar, kemudian digosok halus dan sudut-sudutnya dibulatkan
dengan batu carborunoum.
• Pada pinggiran kaca cermin dibevel.
• Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih yang
mengandung amonia.
g. Pekerjaan Perlengkapan Toilet
• Perlengkapan toilet seperti : tempat tissue dan lain-lain yang diperlukan sesuai
petunjuk Direksi Pengawas/Perencana.
• Untuk itu kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh atau brosur-brosur kepada
Direksi Pengawas/Perencana. Untuk persetujuan.

14 PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR


14.1 Lingkup pekerjaannya adalah Pekerjaan Administrasi/dokumentasi, Biaya
keamanan/jaga malam, obat-obatan/P3K. Penjelasan masing-masing Lingkup pekerjaan ini
telah dijabarkan pada masing –masing pasal diatas, kecuali pekerjaan administrasi proyek
berupa :
• Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala sesuatunya
yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak.
• Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan jika
diminta oleh direksi pekerjaan/Pemilik untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu
dapat diserahkan.
• Dokumen Foto, Kontraktor diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum
pekerjaan dimulai sampai pekerjaan 100 % dan tiap tahap permintaan angsuran
disertai keterangan lokasi, arah pengambilan dan tahap pelaksanaan pembangunan
serta disusun secara rapih dan diketahui oleh Direksi Pekerjaan/Pemilik dan
Pengelola Teknis.
• Syarat-syarat foto dokumentasi :
 Tiap Unit bangunan diambil empat arah.
 Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah.
 Sudut pengambilan gambar dan tiap-tiap tahap harus tetap pada
sudut pengambilan tersebut pada butir a).
• Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada pemilik melalui Direksi
pekerjaan rangkap 5 (lima). Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Pelaksana.
Foto-foto tersebut harus dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran
pembayaran.
• Segala laporan catatan tersebut dibuat dalam bentuk buku harian rangkap 5 (lima) di
isi pada formulir yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Pemilik dan harus selalu
berada ditempat pekerjaan.
15.2 Apabila ada pekerjaan yang tidak disebutkan , yang ternyata pekerjaan tersebut harus
ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan oleh Pelaksana atas perintah tertulis Pemimpin kegiatan.
15.3 Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh penyedia
Jasa dan Pengguna Jasa dalam melaksanakan pekerjaan ini.

15. P E N U T U P
• Pelaksana harus membersihkan ruangan, bangunan, dan pekarangan dari segala
sisa-sisa pekerjaan, sehingga seluruh halaman dan bangunan kelihatan bersih dan
rapi. Semua bahan sisa-sisa pekerjaan tersebut harus diangkut keluar lokasi
pekerjaan.
• Semua pekerjaan yang tercantum dalam bestek, RAB dan gambar serta risalah-
risalah/berita acara Aanwijzing adalah merupakan kesatuan yang ditawar dan wajib
dilaksanakan dengan sempurna secara keseluruhan oleh Pelaksana tanpa dalih.
• Walaupun dalam bestek ini tidak lengkap tercantum satu persatu baik keur maupun
bahan dan lain-lainnya, tapi tercantum dalam AV maka pekerjaan tersebut harus
dikerjakan, bukan merupakan pekerjaan tambahan.
• Apabila ada pekerjaan yang tidak disebutkan dalam uraian Spesifikasi Teknis ini,
yang ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang
sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor atas
perintah tertulis Pejabat Pembuat Komitmen.
• Rencana Kerja dan Syarat–Syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh
Kontraktor dan Direksi Pekerjaan serta Pejabat Pembuat Komitmen dalam
melaksanakan pekerjaan ini. 

Lubuk Sikaping, Juni 2022


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
(PPK)

Ir. SYAFRIALIS., M.M


NIP : 19621231 198303 1 114

Anda mungkin juga menyukai