Anda di halaman 1dari 37

RANCANGAN AKSI PERUBAHAN

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR


ANGKATAN LXI

“OPTIMALISASI LAYANAN PUBLIK


DENGAN MEMBANGUN APLIKASI SISTEM INFORMASI
RUTAN KELAS I CILODONG DEPOK
(SIRATU CILOK)”

Peserta :
Dedy Cahyadi, A.Md.IP., S.H., M.Si.

Coach :
Muh. Khamdan, MA.Hum.

Mentor :
Abdul Aris, Bc.IP., S.Sos., M.M.

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TAHUN 2020
DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN…………………………….……………………… 1
1. Latar Belakang………………………….………………………. 1
2. Tujuan…………………………………….……………………… 4
3. Manfaat…………………………………………….……………. 5
B. PROFIL KINERJA ORGANISASI………………….……………... 6
1. Gambaran Umum………………………………………………. 6
2. Tugas dan Fungsi………………………………………………. 7
3. Struktur Organisasi……………………………………………... 8
4. Sumber Daya Manusia………………………………………… 9
5. Sarana dan Prasarana…………………………………………. 11
C. ANALISA MASALAH………………………………….…………… 13
D. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH………….……………. 23
1. Terobosan/Inovasi…………………………….…….………….. 23
2. Tahapan Kegiatan……………………………….….………….. 25
3. Sumberdaya (Peta dab Pemanfaatan)………………………. 29
4. Mananjemen Risiko…………………………….………………. 33
E. PENUTUP…………………………………………….…………….... 35
A.PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Semangat reformasi khususnya menyangkut reformasi
administrasi publik telah mewarnai pemberdayagunaan aparatur
negara saat ini. Mewujudkan administrasi negara yang mampu
mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi
dengan mempraktekan prinsip-prinsip Good Governance harus segera
dilakukan. Organisasi berbasis kepemerintahan yang baik (Good
Governance) merupakan isu yang paling mengemuka dalam
pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Masyarakat menuntut agar
pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam
menanggulangi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), sehingga
tercipta pemerintahan yang bersih dan mampu menyediakan layanan
publik sebagaimana yang diharapkan dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Di era perkembangan teknologi yang semakin canggih, layanan
publik yang diselenggarakan oleh pemerintah dituntut lebih cepat,
mudah, efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Bentuk layanan
manual yang membutuhkan jumlah pegawai lebih banyak, biaya yang
lebih besar, dan waktu yang lebih lama serta tidak terukur sangat
bertentangan dengan pola manajemen modern. Penyelenggaraan
pemerintahan dengan cara-cara lama dalam pengelolaan birokrasi,
kedepan sudah tidak relevan lagi dengan perspektif manajemen
modern (digital).
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
memberikan peluang bagi pemerintah untuk meningkatkan peyanan
publik melalui penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE) atau e-Government. Pengembangan e-Government
merupakan upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
cepat, mudah, efektif, efisien, transparan dan akuntabel, sehingga
mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan terpercaya.

PKA LXI 2020 | 1


Dalam hal pelayanan publik terhadap Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP), Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan
Rumah Tahanan Negara (Rutan) sebagai Unit Pelaksana Teknis
Pemasyarakatan menjalankan sistem pemasyarakatan dalam rangka
membentuk WBP agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari
kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana
sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat
aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar
sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.
Pada saat ini, jumlah penghuni Rutan Kelas I Depok telah melebihi
kapasitas yang ada. Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan
kedudukan Rutan yang semestinya hanya sebagai tempat untuk
melaksanakan perawatan terhadap tersangka atau terdakwa tetapi juga
difungsikan sebagai tempat pembinaan narapidana, baik itu narapidana
pindahan dari UPT lain maupun tahanan yang telah inkracht dan
menjalani masa pidana di Rutan Kelas I Depok. Dari jumlah penghuni
sebanyak 1.660 orang (sabtu 01/08), pada saat ini terdapat tahanan
sebanyak 230 orang dan narapidana sejumlah 1.430 orang. Kondisi ini
mengakibatkan fungsi pembinaan yang dilakukan oleh Rutan kurang
berjalan optimal, baik itu pembinaan kerohanian maupun pembinaan
kemandirian.
Permasalahan overcrowded tentunya membutuhkan perhatian
yang serius dan harus segera diatasi karena dapat menimbulkan
dampak negatif yang mengakibatkan tidak optimalnya pelayanan
pemasyarakatan. Tahanan dan narapidana yang sedang dirampas
kebebasannya di dalam Rutan tetap memiliki hak-hak yang harus
dipenuhi dan negara bertanggung jawab atas pemenuhan hak tersebut.
Seperti hak memperoleh perawatan kesehatan, makan, minum,
pakaian, tempat tidur, latihan keterampilan, olah raga, atau rekreasi.
Kondisi ini mengakibatkan pelaksanaan tugas dan fungsi Rutan dalam
melakukan pelayanan menjadi kurang optimal sehingga tidak
tercapainya tujuan pemasyarakatan.

PKA LXI 2020 | 2


Selanjutnya karena kurang optimalnya pemenuhan standar
pelayanan yang diberikan, overcrowded dapat mengakibatkan WBP
dalam Rutan mengalami ketidakpuasan. Hal ini mengakibatkan fungsi
Rutan dalam pemeliharaan keamanan dan tata tertib Rutan tidak dapat
berjalan dengan optimal. Kondisi ini jika tidak ditangani dengan baik
dapat berpotensi menimbulkan kerusuhan dan gangguan keamanan.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul memiliki peran penting
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pemasyarakatan, salah satunya
pada fungsi pengamanan. Saat ini jumlah petugas pemasyarakatan
pada Rutan Kelas I Depok tercatat aktif sebanyak 93 orang. Terdiri dari
10 orang pejabat struktural, 72 orang petugas pengamanan, 2 orang
petugas pembinaan, 6 orang petugas keuangan, kepegawaian, dan
perlengkapan, serta 3 orang petugas kesehatan. Keterbatasan jumlah
petugas yang dimiliki dapat menyebabkan pelaksanaan tugas dan
fungsi pemasyarakatan kurang optimal. Sebagai contoh didalam
pelaksanaan pengamanan, kurangannya jumlah petugas pengamanan
mengakibatkan salah satu pos pengamanan tidak 24 jam dijaga oleh
petugas. Sebagaimana dijelaskan dalam Keputusan Direktur Jenderal
Pemasyarakatan Nomor : PAS-14.OT.02.02. Tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Pemasyarakatan dibutuhkan 7 orang petugas
kesehatan, yang mana pada saat ini baru dapat dilaksanakan oleh 3
orang pegawai Jabatan Fungsional Tetap (JFT) yang terdiri dari 1 orang
dokter dan 2 orang perawat sehingga dapat mengakibatkan pemberian
layanan kesehatan berjalan kurang optimal.
Berkaitan dengan SDM, komposisi petugas Rutan Kelas I Depok
didominasi oleh 63% ASN yang baru direkrut pada tahun 2017 dengan
kompetensi dan kemampuan terbatas dalam pengetahuan teknis dan
penguasaan aturan-aturan. Kondisi ini tentunya dapat mempengaruhi
profesionalisme petugas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi. Pada
saat ini ASN baru tersebut memerlukan pembinaan dan penguatan
integritas lebih lanjut untuk meminimalisir terjadinya penyalahgunaan
wewenang.

PKA LXI 2020 | 3


Layanan publik yang diberikan oleh Rutan Kelas I Depok telah
berjalan dengan baik namun dalam pelaksanaanya pada saat ini
beberapa layanan publik masih diberikan secara parsial (belum
terintegrasi). Belum optimalnya layanan yang diberikan, mengakibatkan
belum adanya mekanisme pelayanan yang cepat, mudah, efektif,
efisien, transparan, professional, dan akuntabel yang berbasis digital.
Kondisi ini berpotensi menimbulkan penyalahgunaan wewenang
hingga terjadinya pungutan liar. Sehingga upaya-upaya dalam
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
serta peningkatan pelayanan publik yang efektif dan efisien masih
belum optimal.
Berbagai permasalahan tersebut di atas kiranya segera dapat
diatasi melalui upaya-upaya perbaikan dan peningkatan secara
konsisten dengan melibatkan para pihak, baik internal maupun
eksternal. Diharapkan dengan aksi perubahan yang dilakukan dapat
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Rutan sebagaimana yang
telah diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan dapat
berjalan dengan optimal.

2. Tujuan
Untuk memetakan tahapan capaian, maka dirumuskan tujuan
sesuai dengan tahapan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
Panjang, yaitu :
a. Tujuan Jangka Pendek
1) Membangun Aplikasi SIRATU CILOK;
2) Melaksanakan Sosialisasi SIRATU CILOK;
3) Melaksanakan Launching SIRATU CILOK.

b. Tujuan Jangka Menengah


1) Melaksanakan Integrasi SIRATU CILOK dengan aplikasi di
Kejaksaan Negeri Depok;

PKA LXI 2020 | 4


2) Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi implementasi SIRATU
CILOK;

c. Tujuan Jangka Panjang


1) Melaksanakan pengembangan SIRATU CILOK;
2) Mengimplementasikan SIRATU CILOK hasil pengembangan.

3. Manfaat
Implementasi dari Rancangan Aksi Perubahan ini diharapkan
dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut :
a. Manfaat Bagi Organisasi
1) Meningkatkan kinerja layanan publik terkait layanan kunjungan;
2) Memberikan layanan informasi kepada keluarga WBP terkait
program integrasi dan remisi;
3) Mewujudkan pencapaian penyelenggaraan birokrasi berbasis
digital;
4) Mewujudkan akuntabilitas dalam pelayanan;
5) Meningkatkan motivasi petugas dalam penguasaan dan
pengelolaan layanan berbasis IT.

b. Manfaat Bagi Stakeholder


1) Memberikan kemudahan akses pihak kejakasaan dalam
memberikan ijin berkunjung tahanan;
2) Menyediakan data digital WBP dan keluarga atau kerabat yang
berkunjung bagi Polisi, BIN, BNPT dan Densus 88.

c. Manfaat Bagi Masyarakat


1) Memberikan layanan kunjungan yang lebih mudah, cepat dan
berkualitas;
2) Memberikan kepastian hukum terkait status WBP;
3) Memberikan informasi yang komprehensif tentang layanan
yang ada di Rutan Kelas I Depok.

PKA LXI 2020 | 5


B. PROFIL KINERJA ORGANISASI

1. Gambaran Umum
Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Depok berkedudukan
sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan yang berada
dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat. Sejarah
pembangunan Rutan Kelas I Depok dimulai pada tahun 2014 dengan
terbitnya Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor : M. HH-07-OT.01.01 Tahun 2014 tanggal 17 Oktober
2014 tentang Pembentukan Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Padang,
Bengkulu, Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Depok, dan Rumah
Tahanan Negara Kelas IIB Weda. Peresmiannya dilaksanakan secara
simbolis oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Bapak Yasonna H. Laoly pada tanggal 27 April 2015 di
Direktorat Jendral Permasyarakatan.
Persiapan operasional Rutan Kelas I Depok dimulai pada tanggal
04 Agustus 2015 dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Nomor W11-4133.KP.03.03
Tahun 2014 Tentang Pengangkatan dan Alih Tugas Pegawai Negeri
Sipil dalam dan dari Jabatan Struktural Eselon V di lingkungan Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat. Surat Perintah
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan HAM Jawa Barat
No.W11.KP.04.01-298 Tahun 2015 Tentang Penunjukan Pelaksana
Tugas Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Depok disamping
kepala Rutan dan Struktural, ditempatkan juga 12 (dua belas) orang
petugas fungsional umum. Kemudian pada akhir tahun 2015 bertambah
2 (dua) orang petugas Fungsional Tertentu kemudian pada tahun tahun
2016 bertambah 30 (tiga puluh) orang petugas Fungsional Umum.
Penambahan petugas baru pada akhir tahun 2017 sejumlah 60 (enam
puluh) orang staf baru dengan status CPNS.

PKA LXI 2020 | 6


Selanjutnya pada tahun 2018 mengalami peningkatan
nomenklatur menjadi Kelas I berdasarkan Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M. HH-11-
OT.01.03 Tahun 2018 tanggal 10 April 2018 tentang Peningkatan Kelas
Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Pondok Bambu menjadi Rumah
Tahanan Negara Kelas I Pondok Bambu, Rumah Tahanan Negara
Kelas IIB Labuhan Deli menjadi Rumah Tahanan Negara Kelas I
Labuhan Deli, Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Pekan Baru menjadi
Rumah Tahanan Negara Kelas I Pekan Baru, dan Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Depok menjadi Rumah Tahanan Negara Kelas I
Depok.
Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Depok berlokasi di Jl. M Nasir
No. 52 Cilodong Kota Depok, dengan keadaan area di tengah
pemukiman penduduk, posisi lokasi yang strategis tidak jauh dari
Instansi Penegak Hukum dan Instansi Pemerintahan diantaranya
kurang lebih jarak 3km dari Polsek Sukmajaya Depok, 100m dari Kantor
Kelurahan Cilodong, 200m dari Kantor Kecamatan Cilodong, 700m dari
Kostrad Cilodong, dan 170km dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan HAM Jawa Barat.

2. Tugas Pokok dan Fungsi


Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI : M.04-PR.07.03
Tahun 1985 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Tahanan
Negara Dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Menteri
Kehakiman Republik Indonesia, Rutan Kelas I Depok tugas
melaksanakan perawatan terhadap tersangka atau terdakwa sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan fungsi
Rutan sebagai berikut :
a. melakukan pelayanan tahanan;
b. melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib Rutan;
c. melakukan pengelolaan Rutan; dan
d. melakukan urusan tata usaha.

PKA LXI 2020 | 7


3. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Rutan Kelas I Depok terdiri atas:
a. Kepala Rumah Tahanan Negara;
b. Kepala Urusan Tata Usaha;
c. Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan;
d. Kepala Seksi Pelayanan Tahanan yang membawahi :
1) Kepala Sub Seksi Administrasi Perawatan
2) Kepala Sub Seksi Bantuan Hukum dan Penyuluhan
3) Kepala Sub Seksi Bimbingan Kerja
e. Kepala Seksi Pengelolaan Rutan yang membawahi :
1) Kepala Sub Seksi Keuangan dan Perlengkapan
2) Kepala Sub Seksi Umum

Adapun Struktur Organisasi Rutan Kelas I Depok dapat


digambarkan pada diagram di bawah ini.

Gambar Struktur Organisasi Rutan Kelas I Depok

Khaerul Anam Deden Dinasty, S.H


NIP. 19920414 201012 1 002

PKA LXI 2020 | 8


Adapun tugas dan fungsi dari tiap-tiap bagian masing-masing
pejabat struktural organisasi Rutan Kelas I Depok adalah sebagai
berikut :
a. Kepala Seksi Pengelolaan, mengemban tugas dan fungsi untuk
mengkoordinasikan pengurusan keuangan, perlengkapan, rumah
tangga dan kepegawaian dalam lingkungan Rutan.
b. Kepala Seksi Pelayanan Tahanan, mengemban tugas dan fungsi
untuk mengkoordinasikan tugas pelayanan tahanan yang berkaitan
dengan administrasi dan perawatan, bantuan dan penyuluhan
hukum, serta bimbingan kegiatan kerja.
c. Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan, mengemban tugas dan fungsi
untuk mengkoordinasikan tugas pengamanan dan ketertiban dengan
melakukan pengaturan jadwal penjagaan, penggunaan peralatan
pengamanan dan pembagian petugas jaga agar terciptanya kondisi
aman dan tertib dalam lingkungan Rutan.

4. Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh Rutan Kelas I
Depok pada saat ini berjumlah 93 orang dengan komposisi 83 orang
petugas laki-laki dan 10 orang petugas perempuan yang memiliki
kualifikasi jenjang pendidikan beragam mulai dari lulusan Sekolah
Menengah Atas (SMA), Diploma III (D3), Sarjana (S1), dan Pasca
Sarjana (S2). Adapun komposisi petugas berdasarkan jenjang
Pendidikan sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel Komposisi Petugas berdasarkan jenjang pendidikan

No Jenjang Pendidikan Jumlah %


1 Sekolah Menengah Atas (SMA)/ sederajat 75 81%
2 Diploma III (D3), 5 5%
3 Sarjana (S1) 10 11%
4 Pasca Sarjana (S2) 3 3%
5 S3 - -
Total Pegawai 93 100%

PKA LXI 2020 | 9


Selanjutnya dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Rutan,
dilakukan pendelegasian dan penempatan jabatan sesuai dengan
standar kompetensi dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing
petugas. Terdiri dari 10 orang pejabat struktural, 72 orang petugas
pengamanan, 2 orang petugas pembinaan, 6 orang petugas keuangan,
kepegawaian, dan perlengkapan, serta 3 orang petugas kesehatan.
Adapun penempatan jabatan petugas yang telah berjalan sebagaimana
dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel Komposisi Petugas berdasarkan jenjang Pendidikan

No Jabatan Grade Jumlah

1 Kepala Rutan 12 1
2 Eselon lV b 9 3
3 Dokter Muda 9 1
4 Eselon V 8 6
5 Perawat Penyelia 8 1
6 Perawat Mahir 7 1
7 Bendahara Pengeluaran 7 1
8 Pengelola Data Kepegawaian 6 1
9 Pengelola Keuangan 6 1
10 Pengelola BMN 6 1
11 Komandan Jaga 6 4
12 Pengadministrasi Layanan Kunjungan 5 1
13 Penatausahaan 5 1
14 Pengelola Makanan 5 1
15 Pengadministrasi Umum 5 1
16 Petugas/ Anggota Jaga 5 68
Jumlah 93

PKA LXI 2020 | 10


5. Sarana dan Prasarana
Rutan Kelas I Depok memiliki luas lahan 36.536 m2 dengan
pemanfaatan dengan luas gedung 12.744 m2 dengan pemanfaatan
sebagai berikut :
a. Gedung kantor I, diperuntukan sebagai kantor utama untuk ruangan
kerja Kepala Rutan, Pengelolaan, Tata Usaha, Ruang Rapat, dan
Lobby dan Aula;
b. Gedung kantor II, diperuntukan sebagai ruangan kerja
Pengamanan Pintu Utama (P2U), Bimbingan Hukum dan
Penyuluhan (BHP), Ruang Pembinaan, Humas dan Ruang
Kunjungan;
c. Gedung kantor III, dipergunakan sebagai ruangan kerja Kesatuan
Pengamanan Rutan, Pelayanan Tahanan dan Poliklinik;
d. Gedung blok hunian, terdiri dari Gedung Blok A, Gedung Blok B,
dan Gedung Blok C yang dipergunakan sebagai tempat hunian
WBP laki-laki;
e. Bangunan Blok Wanita, dipergunakan sebagai tempat hunian WBP
wanita;
f. Bangunan Dapur, dipergunakan sebagai tempat pengolahan bahan
makanan untuk memenuhi kebutuhan makan WBP;
g. Bangunan pembinaan bimbingan kerja, dipergunakan sebagai
tempat pelatihan dan pembinaan kemandirian bagi narapidana;
h. Bangunan masjid, gereja, dan vihara, dipergunakan sebagai
tempat pembinaan kerohanian bagi WBP;
i. Bangunan genset dan hidran, dipergunakan sebagai tempat
penempatan unit genset dan pompa hidran.

Dalam menjalankan fungsi pemeliharaan keamanan dan tata tertib


Rutan, dibutuhkan sarana pendukung guna mengoptimalkan
pelaksanaan tugas. Adapun sarana pengamanan yang dimiliki oleh
Rutan Kelas I Depok adalah sebagaimana dijelaskan dalam tabel
berikut.

PKA LXI 2020 | 11


Tabel Sarana Pengamanan
No Jenis Sarana Jumlah Keterangan
1 X-Ray 1 unit; Dalam perbaikan
2 Hand Metal Detector 1 unit Kondisi baik
3 Body Metal Detector 1 unit Kondisi baik
4 Rompi Tactical 20 unit Kondisi baik
5 Helm Tactical 20 unit Kondisi baik
6 Senjata api laras pendek 5 unit Kondisi baik
7 Senjata api laras pajang 10 unit Kondisi baik
8 CCTV 20 unit Beberapa dalam perbaikan

9 Emergency Lamp 10 titik Kondisi baik


10 Handy Talky 40 unit Kondisi baik
11 Megaphone 1 unit Kondisi baik
12 Exseption Miror 1 unit Kondisi baik
13 Kunci Gembok 105 unit Kondisi baik
14 Borgol 30 unit Kondisi baik
15 Perlengkapan Huru Hara 10 unit Kondisi baik
16 Lonceng 7 unit Kondisi baik

PKA LXI 2020 | 12


C. ANALISA MASALAH

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada latar


belakang, dapat dijabarkan permasalahan-permasalahan yang ada
pada Rutan Kelas I Depok sebagai berikut :
1. Rutan Kelas I Depok pada saat ini telah mengalami kelebihan
kapasitas;
2. Kelebihan kapasitas dapat mengakibatkan pemenuhan hak-hak
WBP tidak dapat terpenuhi dengan baik sehingga pelayanan
tahanan berjalan kurang optimal;
3. Kondisi pemenuhan hak-hak WBP yang tidak optimal dapat
berpotensi menyebabkan gangguan keamanan dan ketertiban;
4. Keterbatasan jumlah petugas / SDM menyebabkan pelaksanaan
tugas dan fungsi Rutan kurang optimal;
5. Komposisi pegawai didominasi oleh SDM baru (63% PNS angkatan
2017) yang memiliki keterbatasan kompetensi dan kemampuan
dalam pengetahuan teknis dan penguasaan aturan-aturan serta
memerlukan pembinaan lebih lanjut sehingga mempengaruhi
profesionalisme dan integritas dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi;
6. Belum adanya mekanisme pelayanan yang cepat, mudah, efektif,
efisien, transparan, professional, dan akuntabel berbasis digital.
Sehingga upaya penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good
governance) dan peningkatan pelayanan publik yang efektif dan
efisien belum optimal. Sehingga dibutuhkan upaya mewujudkan
Birokrasi Digital sebagai solusi kondisi tersebut.

Selanjutnya untuk menentukan prioritas masalah utama tersebut,


penulis menggunakan metode USG yaitu singkatan dari (Urgency,
Seriousness, Growth). Metode ini merupakan salah satu cara
menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode teknik
pembobotan nilai masing-masing masalah, selanjutnya bobot nilai yang

PKA LXI 2020 | 13


paling tinggi menunjukkan masalah prioritas diantara masalah yang
lainnya. Proses pembobotan nilai dalam metode ini melibatkan seluruh
Pejabat Struktural sehingga dihasilkan pembobotan nilai seperti yang
tercantum pada tabel dibawah ini.

Tabel Analisa USG


Kriteria
No Masalah Total
U S G
Rutan Kelas I Depok pada saat ini telah
1. 3 3 4 10
mengalami kelebihan kapasitas
Kelebihan kapasitas dapat mengakibatkan
pemenuhan hak-hak WBP tidak dapat
2. 3 4 3 10
terpenuhi dengan baik sehingga pelayanan
tahanan berjalan kurang optimal
Kondisi pemenuhan hak-hak WBP yang tidak
3. optimal berpotensi menyebabkan gangguan 3 3 3 9
keamanan dan ketertiban
Keterbatasan jumlah petugas / SDM
4. menyebabkan pelaksanaan tugas dan fungsi 3 3 4 10
Rutan kurang optimal
Komposisi pegawai didominasi oleh ASN baru
yang memiliki keterbatasan kompetensi dan
5. kemampuan sehingga mempengaruhi 4 4 3 11
profesionalisme dan integritas dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi;
Belum adanya mekanisme pelayanan yang
cepat, mudah, efektif, efisien, transparan,
professional, dan akuntabel berbasis digital.
Sehingga upaya penyelenggaraan
6. pemerintahan yang baik (good governance) 3 4 5 12
dan peningkatan pelayanan publik yang efektif
dan efisien belum optimal. Sehingga
dibutuhkan upaya mewujudkan Birokrasi
Digital sebagai solusi kondisi tersebut.

PKA LXI 2020 | 14


Berdasarkan hasil pembobotan nilai dari masing-masing
permasalahan yang ada pada Rutan Kelas I Depok, dapat diketahui
bahwa permasalahan dengan bobot nilai tertinggi adalah ”Kurang
optimalnya pelaksanaan layanan publik sehingga belum adanya
mekanisme pelayanan yang cepat, mudah, efektif, efisien, transparan,
professional, dan akuntabel. Sehingga upaya penyelenggaraan
pemerintahan yang baik (good governance) dan peningkatan
pelayanan publik yang efektif dan efisien belum optimal”.

Adapun hasil pembobotan nilai untuk permasalahan tersebut


adalah sebagai berikut :
1. U (Urgent) Mendesak permasalahannya : 3
2. S (Serious) Akibat jika tidak segera diatasi : 4
3. G (Growth) Berkembangnya masalah jika dibiarkan : 5

Skala :
1. Sangat Kecil
2. Kecil
3. Sedang
4. Besar
5. Sangat Besar

Untuk mengatasi permasalahan utama tersebut project leader


memiliki rencana untuk melakukan aksi perubahan dengan tema
“Optimalisasi Layanan Publik dengan Membangun Aplikasi
Sistem Informasi Rutan Kelas I Cilodong Depok (SIRATU CILOK)”.

Untuk menganalisis masalah kinerja organisasi maka digunakan


Teknik analisis SWOT. SWOT adalah metode perencanaan
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam suatu proyek atau suatu kegiatan yang akan
menghasilkan output dalam rangka meningatkan kinerja organisasi.
Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).

PKA LXI 2020 | 15


Gambar Matrik Analisis SWOT
STRENGTHS WEAKNESSES
• Dukungan kebijakan; • Jumlah pegawai kurang
• Dukungan Pimpinan. • 63% pegawai angkatan
2017 yang memiliki
keterbatasan kompetensi
dan kemampuan;
• Belum terintegrasinya
system layanan publik
berbasis IT.
OPPORTUNITIES THREATS
• Adanya kebijakan terkait • Jumlah WBP over
peningkatan kualitas kapasitas;
layanan; • Adanya aduan masyarakat;
• Pencanangan ZI menuju • Pandemic Covid-19.
WBK dan WBBM.

Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari proyek


atau suatu kegiatan yang akan menghasilkan output. Mengidentifikasi
faktor internal dan eksternal yang mendukung dan menghambat dalam
mencapai tujuan dari proyek tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan
dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam
gambar matrik SWOT, di mana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan
(strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu
membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah
ancaman baru.

PKA LXI 2020 | 16


Secara umum, analisa SWOT dapat dibagi ke dalam dua kategori,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal tersebut
meliputi Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan), sedangkan
faktor eksternal meliputi Opportunities (Peluang) dan Threats
(Ancaman).

a. Strength (Kelebihan)
Strength merupakan situasi atau kondisi yang merupakan
kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bisa memberikan
pengaruh positif pada saat ini ataupun di masa yang akan datang.
Pada Rutan Kelas I Depok memiliki kekuatan sebagai berikut :

1) Dukungan Organisasi / Pimpinan


Adanya Surat Edaran Direktur Jenderal
Pemasyarakatan Nomor : PAS-20 PR.01.01 tahun 2020
tentang Langkah Progresif dalam Penanggulangan
Penyebaran Virus Corona Disease (Covid-19) pada Unit
Pelaksana Teknis Pemasyarakatan.
Sebagai Institusi Pemerintah, Rutan Kelas I Depok wajib
memberikan pelayanan terbaik kepada Masyarakat dan
Warga Binaan. Seperti yang tertuang pada aturan diatas,
Penyelenggara Pelayanan Publik wajib memberikan
pelayanan dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat
dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan dengan berasaskan pada kepentingan umum,
adanya kepastian hukum, adanya kesamaan hak, adanya
keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan,
partisipatif, persamaan dalam perlakuan/tidak diskriminatif,
keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus
bagi kelompok rentan, ketepatan waktu dan kecepatan,
kemudahan dan keterjangkauan dan bertujuan agar batasan
dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,

PKA LXI 2020 | 17


kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait
dengan penyelenggaraan pelayanan publik, menjalankan
sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai
dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang
baik dalam penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan memberikan
perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
mendapatkan penyelenggaraan pelayanan publik.

2) Dukungan Kebijakan
Setiap langkah inovatif yang dilakukan oleh UPT
Pemasyarakatan dalam rangka meningkatkan pengamanan
tahanan/WBP dan dalam rangka meningkatkan pelayanan
kepada stakeholder, pimpinan selalu memberikan dukungan
yang besar, baik dalam bentuk dukungan kebijakan, maupun
dukungan pembinaan dan pemberdayaan sumber daya.
Adanya Resolusi Pemasyarakatan Tahun 2020 sebagai
bentuk dukungan kebijakan organisasi dalam beberapa hal,
yaitu :
1. Berkomitmen mendorong 681 Satker Pemasyaraktan
mndapatkan predikat WBK/WBBM;
2. Pemberian Hak remisi sebanyak 288.530;
3. Pemberian program integrasi berupa PB, CB, CMB, dan
Asimilasi kepada 69.358 narapidana.

Tentu dukungan tersebut sangat dibutuhkan UPT


pemasyarakatan untuk terus melakukan pembenahan dan
melakukan perbaikan atas system yang sudah ada. Dukungan
pimpinan akan menjadi kekuatan bagi Rutan Kelas I Depok
dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan
lebih maju.

PKA LXI 2020 | 18


b. Weakness (Kelemahan)
Weakness merupakan situasi atau kondisi yang merupakan
kelemahan yang dimiliki oleh organisasi yang bisa memberikan
pengaruh negatif pada saat ini atau pun di masa yang akan datang.
Pada Rutan Kelas I Depok memiliki kelemahan sebagai berikut :
1) Jumlah SDM Kurang
Rutan Kelas I Depok saat ini memiliki jumlah pegawai
sebanyak 93 orang yang terdiri dari dari 10 orang pejabat
struktural, 72 orang petugas pengamanan, 2 orang petugas
Pembinaan, 6 orang petugas keuangan, kepegawaian dan
perlengkapan serta 3 orang petugas kesehatan. Dengan
pegawai sejumlah tersebut, mengakibatkan pelaksanaan
tugas dan fungsi pemasyarakatan bagi 1.657 orang belum
optimal.

2) SDM memiliki keterbatasan kompetensi dan kemampuan


Mayoritas SDM yang dimiliki Rutan Kelas I Depok adalah
pegawai baru angkatan 2017 dengan jenjang pendidikan SMA
sederajat, memiliki keterbatasan kompetensi dan kemampuan
dalam pengetahuan teknis dan penguasaan aturan-aturan
sehingga mempengaruhi profesionalisme dan integritas
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi;

3) Layanan Publik yang diberikan belum terintegrasi secara


digital
Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE) atau e-Government pada Rutan Kelas I Depok belum
terlaksana dengan optimal. Saat ini pengembangan layanan
berbasis digital yang telah dilaksanakan diantaranya
pemberian layanan Self Service, Layanan Kunjungan Video
Call, layanan pengaduan E-Lapor, dan Sistem Database
Pemasyarakatan (SDP). Layanan publik tersebut belum

PKA LXI 2020 | 19


dijalankan secara terpadu mengakibatkan belum adanya
mekanisme pelayanan yang cepat, pasti, dan mudah diakses
(berbasis android / iOS) sehingga upaya penyelenggaraan
pemerintahan yang baik (good governance) dan peningkatan
pelayanan publik yang efektif dan efisien belum optimal.

c. Opportunities (Peluang)
Opportunities merupakan situasi atau kondisi yang
merupakan peluang atau kesempatan di luar organisasi yang bisa
memberikan peluang untuk berkembang di kemudian hari. Adapun
beberapa peluang yang ada Rutan Kelas I Depok ialah sebagai
berikut :

1) Adanya kebijakan peningkatan kualitas layanan publik seperti:


i. Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional e-Government;
ii. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik;
iii. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96
Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik;
iv. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia 15 Tahun 2014
tentang Pedoman Standar Pelayanan;
v. Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE);

Kebijakan-kebijakan tersebut diatas menjadi dasar/


pedoman bari setiap Instansi Pemerintah untuk senantiasa
berupaya melakukan peningkatan kualitas dan jangkauan
layanan publik. Setiap Penyelenggara Pelayanan Publik wajib
menetapkan dan menerapkan Standar Pelayanan Publik.

PKA LXI 2020 | 20


Sehingga hal ini menjadi peluang bagi Rutan Kelas I Depok
untuk terus berupaya untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas layanan yang memberikan
kemudahan, kecepatan dan kejelasan dalam memberikan
pelayanan, baik kepada masyarakat maupun kepada warga
binaan Pemasyarakatan.

2) Pencanangan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM


Dalam beberapa tahun ini, Kementerian Hukum dan HAM
menginstruksikan kepada seluruh satuan kerja dan unit kerja
termasuk Unit Pelaksana Teknis, untuk mencanangkan
pemberlakukan Zona Integritas yang berorientasi pada
pencapaian Predikat WBK dan WBBM. Tentu ini menjadi
peluang bagi Rutan Kelas I Depok untuk berbenah dari sisi
sarana dan prasarana, system kerja, administrasi
perkantortan dan membangun integritas pegawai Rutan Kelas
I Depok dalam memberikan layanan kepada stakeholder.

d. Threats (Ancaman)
Threats merupakan ancaman-ancaman apa saja yang
mungkin akan dihadapi oleh organisasi yang bisa menghambat laju
perkembangan dari organisasi tersebut. Pada Rutan Kelas I Depok
beberapa ancaman yang mungkin dihadapi sebagai berikut :
a. Jumlah WBP telah melebihi kapasitas
Pada saat ini (sabtu 1/08) jumlah WBP Rutan Kelas I
Depok telah mengalami kelebihan kapasitas, tercatat ada 1.660
orang WBP dari kapasitas/ daya tampung Rutan yang hanya
1.130 orang, Kondisi ini memerlukan pengawasan dan
penanganan lebih lanjut karena dapat berpotensi
mengakibatkan pelayanan publik yang tidak optimal serta
menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban dalam
Rutan. Maka untuk itu dibutuhkan inovasi guna memberikan

PKA LXI 2020 | 21


layanan terbaik bagi Warga Binaan Pemasyarakatan yang ada
di Rutan Kelas I Depok.

b. Adanya aduan masyarakat


Tanpa disadari seiring berjalannya waktu dan semakin
kompleksnya kebutuhan berbagai pihak, dimana semua
memerlukan penanganan yang baik, terkadang masih muncul
aduan yang disampaikan masyarakat maupun keluarga WBP.
Adanya aduan ini tentu menjadi ancaman bagi
keberlangsungan organisasi jika tidak segera ditangani dengan
baik. Diperlukan satu komitmen bersama dari semua pegawai
di lingkungan Rutan Kelas I Depok untuk bekerja dengan
professional dan berintegritas serta memberikan pelayanan
yang bebas pungli dalam memberikan pelayanan kepada WBP
maupun stakeholder lainnya.

c. Adanya Pandemi Covid-19


Dampak dari terjadinya pandemi global Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19) telah merambah ke banyak sektor,
termasuk pemerintahan. Bahaya virus corona atau Covid-19
mengancam kesehatan dan keselamatan petugas dan WBP.
Dalam rangka mengurangi dampak penyebaran dan penularan
wabah Corona Virus Disease (Covid-19) yang begitu cepat
diperlukan langkah antisipatif untuk menanggulangi kondisi
pandemi ini.

PKA LXI 2020 | 22


D. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

Dengan memperhatikan analisis SWOT yang telah diuraikan pada


bagian sebelumnya, dirumuskan beberapa langkah strategi penyelesaian
masalah sebagai berikut :
1. Terobosan/Inovasi
Salah satu langkah yang dapat diambil sebagai upaya
mewujudkan good governance di Rutan Kelas I Depok, sesuai dengan
kendala yang diangkat sebagai prioritas permasalahan maka diusulkan
gagasan aksi perubahan berupa implementasi layanan publik berbasis
digital melalui penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang
terintegrasi. Adapun sistem aplikasi yang akan dibangun adalah Sistem
Informasi Rutan Kelas I Cilodong Depok atau yang disingkat SIRATU
CILOK. Sistem ini dapat diakses melalui website dan aplikasi android
yang memuat layanan kunjungan, layanan program integrasi dan remisi
serta layanan informasi dan pengaduan.

Gambar Konsep Aplikasi SIRATU CILOK

PKA LXI 2020 | 23


Adapun penerapan layanan publik berbasis digital terintegrasi
pada Rutan Kelas I Depok sebagai berikut :
a. Layanan kunjungan yang dapat diakses untuk melampirkan surat
ijin kunjungan tahanan dan mempermudah pada masyarakat
dalam pendaftaran kunjungan baik kunjungan tatap muka maupun
melalui layanan kunjungan virtual;
b. Layanan program integrasi dan remisi, berupa informasi layanan
integrasi (Pembebasan Bersyarat, Cuti Bersyarat, Cuti Menjelang
Bebas, dan Asimilasi) dan Remisi;
c. Layanan Informasi dan pengaduan, memberikan kemudahan
kepada pengunjung, keluarga WBP, dan masyarakat dalam
memperoleh informasi yang terpercaya terkait layanan publik
yang diberikan serta menjadi sarana penyampaian pengaduan,
usul, dan saran yang informatif untuk dapat ditanggulangi dengan
cepat;
d. Layanan e-commerce sebagai bentuk dukungan publikasi dan
pemasaran terhadap program pembinaan kemandirian yang
dijalankan serta memberikan kemudahan kepada masyarakat
luas untuk membeli produk hasil karya WBP.

Adapun penerapan SIRATU CILOK pada Rutan Kelas I Depok


bertujuan sebagai berikut :
a. Mempermudah keluarga WBP / masyarakat dalam memperoleh
informasi layanan pemasyarakatan;
b. Meningkatkan akuntabilitas, kualitas dan jangkauan pelayanan
publik;
c. Meningkatkan motivasi petugas dalam penguasaan layanan
berbasis IT guna mendukung terciptanya e-Government.
d. Mengoptimalkan program pembinaan kemandirian;

PKA LXI 2020 | 24


2. Tahapan Kegiatan
Tahapan kegiatan akan dilakukan melalui beberapa tahap waktu sesuai dengan karakteristiknya, yang dibagi dalam
tiga tahapan besar sebagai berikut :
1) Jangka Pendek

No Tahap Utama Kegiatan Output

1. Membangun SIRATU a. Membentuk tim kerja; • SK Tim


CILOK b. Membuat desain aplikasi; • Desain aplikasi
c. Memprogram aplikasi; • Aplikasi
d. Melakukan uji coba aplikasi; • Catatan hasil uji coba
e. Menyusun manual book • Manual book
2. Melaksanakan sosialisasi a. Menyusun materi sosialisasi; • Materi sosialisasi
SIRATU CILOK b. Menunjuk petugas yang memberikan • Surat perintah
materi sosialisasi; • Foto/video sosialisasi
c. Melaksanakan sosialisasi; • Laporan sosialisasi
d. Melaporkan hasil sosialisasi.
3. Melaksanakan Integrasi a. Melaksanakan pertemuan antara Tim IT • Dokumentasi
SIRATU CILOK dengan
Rutan dengan Tim IT Kejaksaan; • Catatan hasil
b. Melaksanakan proses integrasi; pertemuan
aplikasi di Kejaksaan c. Melaksanakan uji coba hasil integrasi • Foto/video

PKA LXI 2020 | 25


2) Jangka Menengah

No Tahap Utama Kegiatan Output

1. Melaksanakan a. Mengundang para stakeholder; • Surat Undangan


launching SIRATU b. Meresmikan pemanfaatan SIRATU CILOK (Fitur • Foto/video peresmian
CILOK Layanan Kunjungan, Layanan Program Integrasi Laporan launching
dan Remisi, serta Layanan Informasi dan
Pengaduan;
d. Melaporkan hasil launching.
2. Melaksanakan a. Menetapkan instrument monev; • Kumpulan instrument
monitoring dan b. Menetapkan petugas dan waktu pelaksanaan monitoring
evaluasi monev; • Surat perintah
implementasi aplikasi c. Mengolah hasil monev; melaksanakan monev
SIRATU CILOK d. Memberikan kesimpulan tindak lanjut; • Data monev yang sudah
diolah
• Narasi tindak lanjut

PKA LXI 2020 | 26


3) Jangka Panjang

No Tahap Utama Kegiatan Output

1. Melaksanakan a. Membahas tindak lanjut hasil monev; • Catatan hasil


pengembangan b. Merencanakan pengembangan aplikasi pembahasan
SIRATU CILOK SIRATU CILOK; • Rencana
c. Merancang desain pengembangan SIRATU pengembangan
CILOK; • Desain pengembangan
d. Melaksanakan pengembangan SIRATU CILOK aplikasi
dengan penambahan fitur Layanan e- • Foto/video
Commerce; • Catatan hasil uji coba
e. Melakukan uji coba aplikasi hasil • Manual book yang sudah
pengembangan. direvisi
f. Melakukan revisi manual book.
2. Mengimplementasikan a. Membuat surat edaran/ pengumuman • Surat Edara
SIRATU CILOK hasil pemanfaatan SIRATU CILOK; • Daftar masukan/saran
pengembangan b. Membuka dan menerima masukan atas
implementasi aplikasi SIRATU CILOK hasil
pengembangan.

PKA LXI 2020 | 27


Adapun pembagian waktu pelaksanaan (Timeline) dari tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan implementasi
SIRATU CILOK pada Rutan Kelas I Depok sebagaimana diuraikan pada tabel dibawah ini.

Tabel Timeline Pelaksanaan Kegiatan RAP


Agustus September Oktober Movember Desember Januari
No Tahapan Kegiatan M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5

1 Membuat dan melakukan seminar RAP

2 Membangun SIRATU CILOK


3 Melaksanakan sosialisasi SIRATU CILOK

4 Melaksanakan Integrasi SIRATU CILOK


dengan aplikasi di Kejaksaan Negeri
5 Melaksanakan launching SIRATU CILOK

6 Melaksanakan monitoring dan evaluasi


implementasi aplikasi SIRATU CILOK
7 Membuat dan melakukan seminar Laporan
Aksi Perubahan
8 Melaksanakan pengembangan SIRATU
CILOK
9 Mengimplementasikan SIRATU CILOK hasil
pengembangan

PKA LXI 2020 | 28


3. Sumberdaya (Peta dan Pemanfaatan)
a. Tim Kerja

NO TIM KERJA PERAN RENCANA PEMBERDAYAAN


1 Tim infrastruktur Sebagai tim pendukung Memanfaatkan sumber daya yang ada di Rutan Kelas I
untuk menganalisa Depok, baik sumber daya manusianya maupun sarana
kebutuhan perangkat dan dan prasarana yang dibutuhkan.
jaringan
2 Tim IT Sebagai Pemrogram Memanfaatkan programmer yang memang mempunyai
Aplikasi, Penyusun Manual keahlian khusus untuk membangun aplikasi. Ini sebagai
Book, dan melakukan tantangan baru, agar memaksimalkan keahlian teknis
integrasi dengan Aplikasi yang mereka miliki
Kejaksaan
3 Tim Pelaksana Sebagi tim yang bekerja Anggota tim tetap masih memanfaatkan tenaga atau
Sosialisasi dan menyiapkan, materi, tempat, petugas Rutan khususnya yang selama sering
Pelatihan fasilitator sosialisasi dan melaksanakan bimbingan kepada tahanan.
pelatihan

PKA LXI 2020 | 29


b. Jejaring Kerja
STAKEHOLDER
NO PERAN KEPENTINGAN
INTERNAL
1 Kepala Divisi Memantau setiap Memiliki kepentingan dan pengaruh yang sangat besar
Pemasyarakatan perkembangan pelaksanaan dalam mendukung keberhasilan proyek perubahan.
setiap kegiatan dalam
mencapai target.
2 Kepala Menyiapkan tahanan yang Memiliki kepentingan dan pengaruh yang besar dalam
Pengamanan memerlukan layanan mendukung implementasi layanan berbasis IT
Rutan
3 Kepala Seksi Menyiapkan database Memiliki kepentingan dan pengaruh yang besar dalam
Pelayanan tahanan yang berada dalam mendukung implementasi layanan berbasis IT
Tahanan Rutan
4 Kasubag Tata Menyiapkan anggaran untuk Memiliki kepentingan yang cukup, tapi pengaruhnya besar
Usaha pelaksanaan aksi untuk keberhasilan dalam aksi perubahan khususnya
perubahan dalam menyiapkan anggaran
5 Kepala Seksi Menyiapkan infrastruktur Memiliki kepentingan dan pengaruh yang besar dalam
Pengelolaan dan jaringan yang mendukung implementasi layanan berbasis IT
dibutuhkan

PKA LXI 2020 | 30


6 Kasubsi Umum Mengidentifikasi kebutuhan Memiliki kepentingan dan pengaruh yang cukup besar
infrastruktur dalam mendukung implementasi layanan berbasis IT
7 Kasubsi Menyiapkan Memiliki kepentingan dan pengaruh yang cukup besar
Keungan dan pertanggungjawaban dalam mendukung implementasi layanan berbasis IT
Peralatan anggaran

STAKEHOLDER
NO PERAN KEPENTINGAN
EKSTERNAL
1 Pemerintah Kota Kerjasama dan kolaborasi Memiliki kepentingan dan pengaruh yang cukup besar
Depok dalam mendukung program dalam mendukung implementasi layanan berbasis IT,
pembinaan bagi WBP dukungan pengembangan inovasi dan layanan.
1 Polresta Depok Dapat mengakses data Memiliki cukup kepentingan dan pengaruh dalam
tertentu dalam aplikasi, memanfaatkan inovasi aksi perubahan
sesuai dengan hak akses
yang diberikan oleh Rutan
Kelas I Depok
2 Kejaksaan Memantau proses integrasi Memiliki kepentingan besar dan pengaruh yang besar
Negeri Depok tehadap aplikasi yang dibangun Rutan Kelas I Depok

PKA LXI 2020 | 31


3 BINDA Melakukan pengawasan Memiliki kepentingan dan pengaruh yang cukup signifikan
terhadap tahanan terhadap informasi yang disampaikan kepada Rutan Kelas
I Depok
4 Keluarga WBP Dapat mengakses data Memiliki kepentingan yang besar tapi pengaruhnya kecil
keluarganya yang menjadi terkait dengan aplikasi yang dibangun Rutan Kelas I
tahanan Rutan Kelas I Depok
Depok
5 Masyarakat Ikut memantau kinerja Memiliki kepentingan dan pengaruh yang cukup
layanan Rutan Kelas I
Depok
6 Wartawan Mencari dan menyampaikan Kurang memiliki kepentingan dan pengaruh terhadap
berita terkait situasi dan pembangunan aplikasi
kondisi Rutan Kelas I Depok
7 Lembaga Memantau kinerja layanan Memiliki cukup kepentingan dan tapi pengaruhnya kecil
Swadaya Rutan Kelas I Depok
Masyarakat

PKA LXI 2020 | 32


4. Manajemen Risiko
NO KENDALA RESIKO MITIGASI RESIKO

1 Resistensi anggota Aksi Memberikan


Tim terkait perubahan pemahaman terkait
kesibukan dengan menjadi arti pentingnya aksi
pelaksanaan tugas- tersendat/tidak perubahan guna
tugas rutin. sesuai time menunjang
schedule kelancaran
pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi
Rutan Kelas I Depok
dan memberikan
dorongan agar lebih
berperan aktif dalam
kegiatan aksi
perubahan
2 Kesibukan masing- Perhatian melakukan
masing stakeholder kurang komunikasi secara
dalam maksimal, intensif dengan
melaksanakan berpotensi masing-masing
tugas pokok dan mengganggu stakeholder,
fungsinya kelancaran melaporkan
pelaksanaan perkembangan aksi
aksi perubahan kepada
perubahan mentor dan coach
3 Keterbatasan Aksi Memaksimalkan
anggaran perubahan anggaran yang
menjadi tersedia
tersendat
4 Adanya kegiatan Pelaksanaan Melakukan
Hari Kemerdekaan Proyek penyesuaian jadwal
RI Perubahan yang sudah ada

PKA LXI 2020 | 33


dapat tertunda namun aksi
dari jadwal perubahan harus
yang sudah tetap jalan.
ditentukan
5 Penyelesaian Aksi Melakukan control
aplikasi tidak perubahan secara ketat setiap
sebagaimana mundur atu progress tugas dan
komitmen tertunda dari capaian Tim IT
programmer jadwal yang
dengan waktu yang ditetapkan
diberikan/disepakati

PKA LXI 2020 | 34


E. PENUTUP

Rancangan Aksi Perubahan (RAP) ini merupakan langkah penting


untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik pada Rutan Kelas I
Depok dengan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan tugas dan fungsi pemasyarakatan pada Rutan Kelas
I Depok saat ini telah berjalan dengan baik, namun masih
memerlukan pengembangan guna meningkatkan kualitas layanan
publik yang lebih optimal;
2. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan
peluang bagi pemerintah untuk meningkatkan peyanan publik dan
melakukan tata kelola pemerintahan yang baik melalui penerapan
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) atau e-
Government;
3. Pengembangan aplikasi SIRATU CILOK diharapkan mampu
memberikan manfaat yang besar bagi organisasi, masyarakat,
dan stakeholder;
4. Seluruh tahapan kegiatan RAP harus dilakukan secara konsisten
dengan melibatkan para pihak, baik internal maupun eksternal
sehingga akan dapat mencapai target perubahan yang maksimal
dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik (good
governance) dan meningkatkan pelayanan publik yang efektif dan
efisien.

PKA LXI 2020 | 35

Anda mungkin juga menyukai