Peserta :
Dedy Cahyadi, A.Md.IP., S.H., M.Si.
Coach :
Muh. Khamdan, MA.Hum.
Mentor :
Abdul Aris, Bc.IP., S.Sos., M.M.
A. PENDAHULUAN…………………………….……………………… 1
1. Latar Belakang………………………….………………………. 1
2. Tujuan…………………………………….……………………… 4
3. Manfaat…………………………………………….……………. 5
B. PROFIL KINERJA ORGANISASI………………….……………... 6
1. Gambaran Umum………………………………………………. 6
2. Tugas dan Fungsi………………………………………………. 7
3. Struktur Organisasi……………………………………………... 8
4. Sumber Daya Manusia………………………………………… 9
5. Sarana dan Prasarana…………………………………………. 11
C. ANALISA MASALAH………………………………….…………… 13
D. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH………….……………. 23
1. Terobosan/Inovasi…………………………….…….………….. 23
2. Tahapan Kegiatan……………………………….….………….. 25
3. Sumberdaya (Peta dab Pemanfaatan)………………………. 29
4. Mananjemen Risiko…………………………….………………. 33
E. PENUTUP…………………………………………….…………….... 35
A.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Semangat reformasi khususnya menyangkut reformasi
administrasi publik telah mewarnai pemberdayagunaan aparatur
negara saat ini. Mewujudkan administrasi negara yang mampu
mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi
dengan mempraktekan prinsip-prinsip Good Governance harus segera
dilakukan. Organisasi berbasis kepemerintahan yang baik (Good
Governance) merupakan isu yang paling mengemuka dalam
pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Masyarakat menuntut agar
pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam
menanggulangi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), sehingga
tercipta pemerintahan yang bersih dan mampu menyediakan layanan
publik sebagaimana yang diharapkan dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Di era perkembangan teknologi yang semakin canggih, layanan
publik yang diselenggarakan oleh pemerintah dituntut lebih cepat,
mudah, efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Bentuk layanan
manual yang membutuhkan jumlah pegawai lebih banyak, biaya yang
lebih besar, dan waktu yang lebih lama serta tidak terukur sangat
bertentangan dengan pola manajemen modern. Penyelenggaraan
pemerintahan dengan cara-cara lama dalam pengelolaan birokrasi,
kedepan sudah tidak relevan lagi dengan perspektif manajemen
modern (digital).
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
memberikan peluang bagi pemerintah untuk meningkatkan peyanan
publik melalui penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
(SPBE) atau e-Government. Pengembangan e-Government
merupakan upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
cepat, mudah, efektif, efisien, transparan dan akuntabel, sehingga
mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan terpercaya.
2. Tujuan
Untuk memetakan tahapan capaian, maka dirumuskan tujuan
sesuai dengan tahapan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
Panjang, yaitu :
a. Tujuan Jangka Pendek
1) Membangun Aplikasi SIRATU CILOK;
2) Melaksanakan Sosialisasi SIRATU CILOK;
3) Melaksanakan Launching SIRATU CILOK.
3. Manfaat
Implementasi dari Rancangan Aksi Perubahan ini diharapkan
dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut :
a. Manfaat Bagi Organisasi
1) Meningkatkan kinerja layanan publik terkait layanan kunjungan;
2) Memberikan layanan informasi kepada keluarga WBP terkait
program integrasi dan remisi;
3) Mewujudkan pencapaian penyelenggaraan birokrasi berbasis
digital;
4) Mewujudkan akuntabilitas dalam pelayanan;
5) Meningkatkan motivasi petugas dalam penguasaan dan
pengelolaan layanan berbasis IT.
1. Gambaran Umum
Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Depok berkedudukan
sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan yang berada
dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat. Sejarah
pembangunan Rutan Kelas I Depok dimulai pada tahun 2014 dengan
terbitnya Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor : M. HH-07-OT.01.01 Tahun 2014 tanggal 17 Oktober
2014 tentang Pembentukan Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Padang,
Bengkulu, Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Depok, dan Rumah
Tahanan Negara Kelas IIB Weda. Peresmiannya dilaksanakan secara
simbolis oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Bapak Yasonna H. Laoly pada tanggal 27 April 2015 di
Direktorat Jendral Permasyarakatan.
Persiapan operasional Rutan Kelas I Depok dimulai pada tanggal
04 Agustus 2015 dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Nomor W11-4133.KP.03.03
Tahun 2014 Tentang Pengangkatan dan Alih Tugas Pegawai Negeri
Sipil dalam dan dari Jabatan Struktural Eselon V di lingkungan Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat. Surat Perintah
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan HAM Jawa Barat
No.W11.KP.04.01-298 Tahun 2015 Tentang Penunjukan Pelaksana
Tugas Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Depok disamping
kepala Rutan dan Struktural, ditempatkan juga 12 (dua belas) orang
petugas fungsional umum. Kemudian pada akhir tahun 2015 bertambah
2 (dua) orang petugas Fungsional Tertentu kemudian pada tahun tahun
2016 bertambah 30 (tiga puluh) orang petugas Fungsional Umum.
Penambahan petugas baru pada akhir tahun 2017 sejumlah 60 (enam
puluh) orang staf baru dengan status CPNS.
1 Kepala Rutan 12 1
2 Eselon lV b 9 3
3 Dokter Muda 9 1
4 Eselon V 8 6
5 Perawat Penyelia 8 1
6 Perawat Mahir 7 1
7 Bendahara Pengeluaran 7 1
8 Pengelola Data Kepegawaian 6 1
9 Pengelola Keuangan 6 1
10 Pengelola BMN 6 1
11 Komandan Jaga 6 4
12 Pengadministrasi Layanan Kunjungan 5 1
13 Penatausahaan 5 1
14 Pengelola Makanan 5 1
15 Pengadministrasi Umum 5 1
16 Petugas/ Anggota Jaga 5 68
Jumlah 93
Skala :
1. Sangat Kecil
2. Kecil
3. Sedang
4. Besar
5. Sangat Besar
a. Strength (Kelebihan)
Strength merupakan situasi atau kondisi yang merupakan
kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bisa memberikan
pengaruh positif pada saat ini ataupun di masa yang akan datang.
Pada Rutan Kelas I Depok memiliki kekuatan sebagai berikut :
2) Dukungan Kebijakan
Setiap langkah inovatif yang dilakukan oleh UPT
Pemasyarakatan dalam rangka meningkatkan pengamanan
tahanan/WBP dan dalam rangka meningkatkan pelayanan
kepada stakeholder, pimpinan selalu memberikan dukungan
yang besar, baik dalam bentuk dukungan kebijakan, maupun
dukungan pembinaan dan pemberdayaan sumber daya.
Adanya Resolusi Pemasyarakatan Tahun 2020 sebagai
bentuk dukungan kebijakan organisasi dalam beberapa hal,
yaitu :
1. Berkomitmen mendorong 681 Satker Pemasyaraktan
mndapatkan predikat WBK/WBBM;
2. Pemberian Hak remisi sebanyak 288.530;
3. Pemberian program integrasi berupa PB, CB, CMB, dan
Asimilasi kepada 69.358 narapidana.
c. Opportunities (Peluang)
Opportunities merupakan situasi atau kondisi yang
merupakan peluang atau kesempatan di luar organisasi yang bisa
memberikan peluang untuk berkembang di kemudian hari. Adapun
beberapa peluang yang ada Rutan Kelas I Depok ialah sebagai
berikut :
d. Threats (Ancaman)
Threats merupakan ancaman-ancaman apa saja yang
mungkin akan dihadapi oleh organisasi yang bisa menghambat laju
perkembangan dari organisasi tersebut. Pada Rutan Kelas I Depok
beberapa ancaman yang mungkin dihadapi sebagai berikut :
a. Jumlah WBP telah melebihi kapasitas
Pada saat ini (sabtu 1/08) jumlah WBP Rutan Kelas I
Depok telah mengalami kelebihan kapasitas, tercatat ada 1.660
orang WBP dari kapasitas/ daya tampung Rutan yang hanya
1.130 orang, Kondisi ini memerlukan pengawasan dan
penanganan lebih lanjut karena dapat berpotensi
mengakibatkan pelayanan publik yang tidak optimal serta
menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban dalam
Rutan. Maka untuk itu dibutuhkan inovasi guna memberikan
STAKEHOLDER
NO PERAN KEPENTINGAN
EKSTERNAL
1 Pemerintah Kota Kerjasama dan kolaborasi Memiliki kepentingan dan pengaruh yang cukup besar
Depok dalam mendukung program dalam mendukung implementasi layanan berbasis IT,
pembinaan bagi WBP dukungan pengembangan inovasi dan layanan.
1 Polresta Depok Dapat mengakses data Memiliki cukup kepentingan dan pengaruh dalam
tertentu dalam aplikasi, memanfaatkan inovasi aksi perubahan
sesuai dengan hak akses
yang diberikan oleh Rutan
Kelas I Depok
2 Kejaksaan Memantau proses integrasi Memiliki kepentingan besar dan pengaruh yang besar
Negeri Depok tehadap aplikasi yang dibangun Rutan Kelas I Depok