2
MASALAH KOMUNIKASI 2. KOMUNIKASI INTERPERSONAL
3
MASALAH KOMUNIKASI CONTOH KOMUNIKASI INTERPERSONAL
4
3. KOMUNIKASI DALAM KELOMPOK
BENTUK
KOMUNIKASI Komunikasi dalam kelompok ialah komunikasi antara
50%
seorang dengan orang-orang lain dalam kelompok,
berhadapan satu dengan lainnya, sehingga
memungkinkan terdapatnya kesempatan bagi setiap
orang untuk memberikan respon secara verbal (Hadi,
2009: 3).
Contoh komunikasi kelompok dalam tugas dan fungsi
selaku pejabat pengawas yaitu dengan briefing staf dan
coffee morning 2 kali dalam 1 bulan dengan staf
40%
pelaksana. Agenda nya yaitu membahas rencana
persiapan kegiatan yang akan dilaksanakan dan
melakukan evaluasi atas kegiatan yang telah
dilaksanakan. Komunikasi dibangun 2 arah sehingga
pesan yang disampaikan dapat disepakati bersama untuk
mencapai hasil dan tujuan yang efektif dan efisien. 5
4. KOMUNIKASI PUBLIK
BENTUK
KOMUNIKASI
50%
adalah komunikasi strategis yang digunakan ketika seseorang
atau sekelompok orang mengumpulkan dan berbagi
informasi kepada sekelompok orang untuk menyampaikan
pesan tentang topik tertentu. Ini adalah salah satu bentuk
komunikasi yang penting, biasanya dilakukan untuk tujuan
tertentu.
Contoh :
Menginformasikan kepada OPD tentang Mekanisme
40%
Penyampaian Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah
(RKBMD), Mekanisme Pencatatan BMD Pada Aplikasi
ATISISBADA dan Mekanisme Pencatatan Barang Persediaan
pada Aplikasi SIAP.
6
BENTUK KOMUNIKASI 5. KOMUNIKASI ORGANISASI
7
BENTUK KOMUNIKASI
Contoh bentuk komunikasi masa yang
6. KOMUNIKASI MASA
ada dalam UPT PPD Pandeglang
1. Proses di mana organisasi membuat dan
1. Informasi pelayanan melalui
menyebarkan pesan kepada khalayak banyak
facebook, Instagram, dan web
(publik) melalui media. organisasi
2. Organisasi-organisasi media ini akan 2. Informasi kegiatan pelayanan
penerimaan pajak dan penagihan
menyebarluaskan pesan-pesan yang akan
pajak kendaraan dan sosialisasi
memengaruhi dan kegiatan dan pelayanan di infokan
mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu melalui radio dan media cetak dan
online
informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada
khalayak luas yang beragam.
3. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah
satu institusi yang kuat di masyarakat.
4. Dalam komunikasi massa, media massa menjadi
otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi
pesan, dan menyampaikannya pada khalayak.
BENTUK KOMUNIKASI
7. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Contoh
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi -Sering melakukan interaksi
diantara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang dan briefing serta melakukan
berbeda bisa beda ras, etnik, atau sosial ekonomi, atau penyesuaian, tetapi satu tujuan
gabungan dari semua perbedaan ini. kebudayaan adalah untuk terlaksana suatu
cara hidup yang berkembang dan dianut oleh masyarakat kegiatan dalam pekerjaan
serta berlangsung dari generasi kegenerasi. -Membuat kesepakatan khusus
untuk melakukan komunikasi
Bahasa Sebagai Cermin Budaya diluar jam kerja
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan
budaya, makin perbedaan komunikasi baik dalam bahasa
maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin besar
perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin besar
perbedaan komunikasi), makin sulit komunikasi
dilakukan.Kesulitan ini dapat mengakibatkan, misalnya, lebih
banyak kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan
kalimat, lebih besar kemungkinan salah paham, makin
banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas
BENTUK KOMUNIKASI 8. KOMUNIKASI INTERNASIONAL
Ketentuan Internasional dalam Pengelolaan Perikanan.
Sumber daya ikan (SDI)) merupa- kan aset suatu bangsa, bahkan aset dunia, maka pengelolaan dan pemanfaatan secara
internasional diberlakukan ketentuan dan kesepakatan internasional sebagaimana dirumuskan dalam United Nations Convention on
the Law of the Sea atau UNCLOS 1982, konvensi FAO tentang Code of Conduct for Fisheries (CCRF) 1995, dan Illegal, Unregulated
and Unreported (IUU) Fishing. Pemanfaatan SDI perlu diatur dan diawasi. Indonesia telah meratifikasi konvensi Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) tentang Hukum Laut Internasional melalui UU No. 17/1985, oleh karena itu Indonesia harus segera menerapkan UN-
Fish Stock Agreement dan segera menerapkannya secepat mungkin. Terdapat beberapa ketentuan yang penting dalam konvensi PBB
dimaksud, yaitu dalam pasal 61 ayat 2, 3, dan 5, serta pasal 63 dan pasal 64.
10
BENTUK KOMUNIKASI 8. KOMUNIKASI INTERNASIONAL………Lanjutan
Pasal 63, mengatur sediaan-sediaan ikan yang berimigrasi terbatas (stradding stock), baik antar ZEE, di dalam ZEE, maupun di luar
ZEE. Jenis ikan yang diatur secara langsung antar negara-negara yang bersangkutan atau melalui organisasi sub-regional atau
regional dalam perumusanupaya konservasinya. Pasal 64 mengatur jenis- jenis ikan berimigrasi jauh (high migratory spceies). Upaya
konservasi jenis ikan ini yang warganya turut serta memanfaatkan suatu wilayah, baik secara langsung melalui organisasi
internasional. Apabila organisasi semacam itu belum terbentuk, maka negara-negara di wilayah tersebut harus membentuknya dan
bekerjasama dalam pelaksanaannya.
Konvensi FAO tentang CCRF 1995 yang disahkan oleh FAO pada
bulan Oktober 1995 setelah diterimanya UN fish stock agreement in
high sea fisheries oleh PBB pada bulan Agustus 1985. Tujuan perjanjian
ini adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip pengelolaan perikanan
yang bertanggungjawab. Konvensi ini harus diimplementasikan sejalan
dengan ketentuan hukum internasional lainnya yang terkait seperti
UNCLOS 1982 dan UN fish stock agreement.
Konvensi tentang IUU fishing merupakan kesepakatan negara-negara
anggota FAO dalam pertemuan di Roma pada bulan Maret 2001, yang
ditujukan sebagai upaya pencegahan terhadap penangkapan yang tidak
resmi (illegal), tidak memenuhi prinsip pengelolaan yang bertanggung
jawab (unregulated) serta tidak melaporkan hasil tangkapannya
(unreported) kepada negara ataupun badan regional yang
berkepentingan sesuai dengan
11
BENTUK KOMUNIKASI 8. KOMUNIKASI INTERNASIONAL………Lanjutan
CONTOH
12
BENTUK KOMUNIKASI
KEPEMIMPINAN OTORITER
Kepemimpinan otoriter atau bisa di sebut kepemimpinan otokratis atau kepemimpinan diktator adalah suatu
kepemimpinan dimana seorang pemimpin ber tindak sebagai diktator, pemimpin adalah penguasa, semua
kendali ada di tangan pemimpin.
Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya meeting, rapat apalagi musyawarah karena bagi seorang diktator
tidak menghendaki adanya perbedaan dan pastinya suka dg memaksakan kehendaknya.
Dengan kepemimpinan diktator semua kebijakan ada di tangan pemimpin, semua keputusan ada di tangan
pemimpin, semua bentuk hukuman, larangan peraturan dpt juga brubah sesuai dg suasana hati pemimpin.
Jika kita lihat dari sisi gaya kepemimpinan secara ekstrim kepemimpinaan otoriter
menempati urutan pertama karena kita lihat dari seberapa besar pengaruh ato campur
tangan pemimpin kemudian di lanjutkan kepemimpinan demokratis di mana pemimpin
dan bawahan bsa saling bekerja sama dan yg ketiga atau titik ekstrim terakhir adalah
kepemimpinan laissez faire yaitu pemimpin yg tidak bertindak sebagai pemimpin semua
kebijakan bebas di tentukan sendiri oleh anggotanya.
Tipe kepemimpinan otoriter jika di terapkan sekarang mungkin kurang relevan, namun
jika kita lihat lagi menurut gaya kepemimpinan situasional tipe kepemimpinan ini bisa di
terapkan terhadap anggota atau bawahan dengan tingkat kematangan rendah yaitu
ketika seorang pemimpin menghadapi bawahan yg blm bisa atau blm menguasai hampir
semua bidang yg menjadi tanggung jawabnya.
13
BENTUK KOMUNIKASI
KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS
14
TERIMA KASIH