Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

TEKNIK KOMUNIKASI PUBLIK


KELOMPOK I
1. AGUNG SUGIARTO, SE, M.Si
2. AHMAD HAFIDZ, S.Sos, M. Ak
3. ANDA ABDUL HASIS, SE
4. ANDE RUCHIYAT, SE, MM
5. ANDRI ROCHMANSYAH, SH, MM
6. ARI KURNIANTO, SE
7. AWAL PASENGGONG, SH, MH
8. BEBY SOBARIYAH, SE, M.Si
9. BODANG WINATA, SE., M.Si
10. DEDEN ANDRIE SUPRIADI RUKMAN, ST

PENDIDIKAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN


PENGAWAS ANGKATAN VIII
BENTUK KOMUNIKASI 1. KOMUNIKASI INTRA PERSONAL
Komunikasi Intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi di
dalam diri sendiri atau komunikasi satu orang saja, seperti
berbicara kepada diri sendiri, memberikan makna (intelektual
dan emosional) kepada lingkungan, memikirkan suatu
masalah, mempertimbangkan sampai mengambil keputusan,
dan lain-lain.

Salah satu Bentuk Komunikasi intrapersonal di era sekarang


ini yaitu komunikasi melalui pesan dari hp/Gadget

•contohnya yaitu membaca pesan dari seorang teman


dengan mengundang ke suatu acara, pemikiran yang
dihasilkannya dan keputusan yang kita buat hingga kita
menanggapi pesan tersebut adalah bentuk komunikasi
intrapersonal

2
MASALAH KOMUNIKASI 2. KOMUNIKASI INTERPERSONAL

• Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran


informasi, ide, pendapat, dan perasaan yang terjadi
antara dua orang atau lebih. Contoh komunikasi
interpersonal (antarpribadi) seperti percakapan antara
kedua atau lebih teman kerja/staf dalam
seksi/subbag/subid/bidang, percakapan keluarga, dan
percakapan antara tiga orang. Komunikasi
interpersonal bisa terjadi dimana saja ketika menonton
film, belajar, dan bekerja. Komunikasi interpersonal
bisa disebut komunikasi antarpribadi. Efektivitas
antarpribadi ditentukan oleh seberapa jelas pesan
yang disampaikan.
• Komunikasi Interpersonal tersebut sudah biasa
dilakukan oleh kita sebagai pejabat pengawas :
• Kita dengan staf
• Kita dengan atasan (Kepala Bidang)
• Kita dengan mitra kerja/seksi lainnya dalam satu bidang

3
MASALAH KOMUNIKASI CONTOH KOMUNIKASI INTERPERSONAL

1. BREAFING STAF SEKSI PPSDP SETIAP HARI SENIN


 MEMINTA LAPORAN KEPADA STAF ADMINISTRASI KEUANGAN/SPJ
 MEMINTA LAPORAN KEPADA STAF TEKNIS LAPANGAN
 MEMINTA LAPORAN HASIL PENGAWASAN MINGGU SEBELUMNYA
 MEMINTA LAPORAN STAF TEKNIS LAPBUL DAN SAKIP
 MEMINTA LAPORAN PERSIAPAN JADWAL PENGAWASAN SUB KEGIATAN
PENANGKAPAN IKAN, PEMBUDIDAYAAN IKAN, PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN HASIL PERIKANAN (TUJUAN LOKASI, PERSONIL DAN
WAKTU)
 EVALUASI SEKALIGUS BIMBINGAN STAF TERKAIT PEKERJAAN MASING-
MASING DAN HASIL PENGAWASAN PERIKANAN
2. LAPORAN KEPADA KEPALA BIDANG :
 LAPORAN HASIL PENGAWASAN MINGGU SEBELUMNYA
 LAPORAN PENYELESAIAN ADMINITRASI KEUANGAN/SPJ
 LAPORAN KENDALA DAN HAMBATAN PENGAWASAN PERIKANAN
 LAPORAN TEKNIS PENYELESAIAN LAPBUL, SAKIP
 LAPORAN PERSIAPAN PENGAWASAN PERIKANAN MINGGU BERIKUTNYA
 EVALUASI HASIL PENGAWASAN

4
3. KOMUNIKASI DALAM KELOMPOK
BENTUK
KOMUNIKASI Komunikasi dalam kelompok ialah komunikasi antara
50%
seorang dengan orang-orang lain dalam kelompok,
berhadapan satu dengan lainnya, sehingga
memungkinkan terdapatnya kesempatan bagi setiap
orang untuk memberikan respon secara verbal (Hadi,
2009: 3).
Contoh komunikasi kelompok dalam tugas dan fungsi
selaku pejabat pengawas yaitu dengan briefing staf dan
coffee morning 2 kali dalam 1 bulan dengan staf

40%
pelaksana. Agenda nya yaitu membahas rencana
persiapan kegiatan yang akan dilaksanakan dan
melakukan evaluasi atas kegiatan yang telah
dilaksanakan. Komunikasi dibangun 2 arah sehingga
pesan yang disampaikan dapat disepakati bersama untuk
mencapai hasil dan tujuan yang efektif dan efisien. 5
4. KOMUNIKASI PUBLIK
BENTUK
KOMUNIKASI
50%
adalah komunikasi strategis yang digunakan ketika seseorang
atau sekelompok orang mengumpulkan dan berbagi
informasi kepada sekelompok orang untuk menyampaikan
pesan tentang topik tertentu. Ini adalah salah satu bentuk
komunikasi yang penting, biasanya dilakukan untuk tujuan
tertentu.

Contoh :
Menginformasikan kepada OPD tentang Mekanisme
40%
Penyampaian Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah
(RKBMD), Mekanisme Pencatatan BMD Pada Aplikasi
ATISISBADA dan Mekanisme Pencatatan Barang Persediaan
pada Aplikasi SIAP.
6
BENTUK KOMUNIKASI 5. KOMUNIKASI ORGANISASI

Komunikasi Organisasi adalah sebuah proses


penciptaan serta saling menukar pesan dalam
satu jaringan hubungan yang bergantung oleh
satu sama lain untuk mengatasi lingkungan tidak
pasti atau lingkungan yang berubah-ubah
(Goldhaber,1986).

contoh : menyampaikan arahan dalam rapat


bulanan terkait dengan rencana kerja, laporan
hasil pemeriksaan, juga menerima saran dan
masukan dari para pegawai terkait target kinerja,
serta penyelesaian kasus ketenagakerjaan.

7
BENTUK KOMUNIKASI
Contoh bentuk komunikasi masa yang
6. KOMUNIKASI MASA
ada dalam UPT PPD Pandeglang
1. Proses di mana organisasi membuat dan
1. Informasi pelayanan melalui
menyebarkan pesan kepada khalayak banyak
facebook, Instagram, dan web
(publik) melalui media. organisasi
2. Organisasi-organisasi media ini akan 2. Informasi kegiatan pelayanan
penerimaan pajak dan penagihan
menyebarluaskan pesan-pesan yang akan
pajak kendaraan dan sosialisasi
memengaruhi dan kegiatan dan pelayanan di infokan
mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu melalui radio dan media cetak dan
online
informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada
khalayak luas yang beragam.
3. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah
satu institusi yang kuat di masyarakat.
4. Dalam komunikasi massa, media massa menjadi
otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi
pesan, dan menyampaikannya pada khalayak.
BENTUK KOMUNIKASI
7. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Contoh
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi -Sering melakukan interaksi
diantara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang dan briefing serta melakukan
berbeda bisa beda ras, etnik, atau sosial ekonomi, atau penyesuaian, tetapi satu tujuan
gabungan dari semua perbedaan ini. kebudayaan adalah untuk terlaksana suatu
cara hidup yang berkembang dan dianut oleh masyarakat kegiatan dalam pekerjaan
serta berlangsung dari generasi kegenerasi. -Membuat kesepakatan khusus
untuk melakukan komunikasi
Bahasa Sebagai Cermin Budaya diluar jam kerja
Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan
budaya, makin perbedaan komunikasi baik dalam bahasa
maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin besar
perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin besar
perbedaan komunikasi), makin sulit komunikasi
dilakukan.Kesulitan ini dapat mengakibatkan, misalnya, lebih
banyak kesalahan komunikasi, lebih banyak kesalahan
kalimat, lebih besar kemungkinan salah paham, makin
banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas
BENTUK KOMUNIKASI 8. KOMUNIKASI INTERNASIONAL
Ketentuan Internasional dalam Pengelolaan Perikanan.
Sumber daya ikan (SDI)) merupa- kan aset suatu bangsa, bahkan aset dunia, maka pengelolaan dan pemanfaatan secara
internasional diberlakukan ketentuan dan kesepakatan internasional sebagaimana dirumuskan dalam United Nations Convention on
the Law of the Sea atau UNCLOS 1982, konvensi FAO tentang Code of Conduct for Fisheries (CCRF) 1995, dan Illegal, Unregulated
and Unreported (IUU) Fishing. Pemanfaatan SDI perlu diatur dan diawasi. Indonesia telah meratifikasi konvensi Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) tentang Hukum Laut Internasional melalui UU No. 17/1985, oleh karena itu Indonesia harus segera menerapkan UN-
Fish Stock Agreement dan segera menerapkannya secepat mungkin. Terdapat beberapa ketentuan yang penting dalam konvensi PBB
dimaksud, yaitu dalam pasal 61 ayat 2, 3, dan 5, serta pasal 63 dan pasal 64.

Pasal 61 ayat (2), mengharuskan apabila dianggap perlu, negara pantai


bekerjasama dengan organisasi inter- nasional yang berkompoten untuk
merumuskan upaya konservasi dan pengelolaan untuk menjamin bahwa
pemanfaatan sumber daya alam hayati di Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak
terancam dari bahaya tangkap lebih (over exploitation). Pasal 61 ayat (3), meng-
haruskan bahwa negara pantai dalam rangka upaya konservasi sumber daya alam
hayati laut perlu memperhatikan, antara lain: rekomendasi internasional mengenai
sub regional, regional dan global. Pasal 61 ayat (5) mengharuskan negara pantai
untuk bekerjasama dalam bentuk pertukaran informasi secara teratur yang berupa
hasil penelitian, statistik penangkapan ikan dan data lainnya yang relevan untuk
konservasi. Kerjasama ini dapat dilakukan melalui organisasi internasional yang
berkompeten, baik dalam lingkup sub-regional, regional maupun global, termasuk
negara-negara yang warganya diijinkan untuk beroperasi di ZEE.

10
BENTUK KOMUNIKASI 8. KOMUNIKASI INTERNASIONAL………Lanjutan
Pasal 63, mengatur sediaan-sediaan ikan yang berimigrasi terbatas (stradding stock), baik antar ZEE, di dalam ZEE, maupun di luar
ZEE. Jenis ikan yang diatur secara langsung antar negara-negara yang bersangkutan atau melalui organisasi sub-regional atau
regional dalam perumusanupaya konservasinya. Pasal 64 mengatur jenis- jenis ikan berimigrasi jauh (high migratory spceies). Upaya
konservasi jenis ikan ini yang warganya turut serta memanfaatkan suatu wilayah, baik secara langsung melalui organisasi
internasional. Apabila organisasi semacam itu belum terbentuk, maka negara-negara di wilayah tersebut harus membentuknya dan
bekerjasama dalam pelaksanaannya.

Konvensi FAO tentang CCRF 1995 yang disahkan oleh FAO pada
bulan Oktober 1995 setelah diterimanya UN fish stock agreement in
high sea fisheries oleh PBB pada bulan Agustus 1985. Tujuan perjanjian
ini adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip pengelolaan perikanan
yang bertanggungjawab. Konvensi ini harus diimplementasikan sejalan
dengan ketentuan hukum internasional lainnya yang terkait seperti
UNCLOS 1982 dan UN fish stock agreement.
Konvensi tentang IUU fishing merupakan kesepakatan negara-negara
anggota FAO dalam pertemuan di Roma pada bulan Maret 2001, yang
ditujukan sebagai upaya pencegahan terhadap penangkapan yang tidak
resmi (illegal), tidak memenuhi prinsip pengelolaan yang bertanggung
jawab (unregulated) serta tidak melaporkan hasil tangkapannya
(unreported) kepada negara ataupun badan regional yang
berkepentingan sesuai dengan

11
BENTUK KOMUNIKASI 8. KOMUNIKASI INTERNASIONAL………Lanjutan
CONTOH

• Pidio Komunikasi Internasional: Pengejaran dan Penangkapan Kapal


Perikanan Negara Lain

12
BENTUK KOMUNIKASI
KEPEMIMPINAN OTORITER

Kepemimpinan otoriter atau bisa di sebut kepemimpinan otokratis atau kepemimpinan diktator adalah suatu
kepemimpinan dimana seorang pemimpin ber tindak sebagai diktator, pemimpin adalah penguasa, semua
kendali ada di tangan pemimpin.
Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya meeting, rapat apalagi musyawarah karena bagi seorang diktator
tidak menghendaki adanya perbedaan dan pastinya suka dg memaksakan kehendaknya.
Dengan kepemimpinan diktator semua kebijakan ada di tangan pemimpin, semua keputusan ada di tangan
pemimpin, semua bentuk hukuman, larangan peraturan dpt juga brubah sesuai dg suasana hati pemimpin.
Jika kita lihat dari sisi gaya kepemimpinan secara ekstrim kepemimpinaan otoriter
menempati urutan pertama karena kita lihat dari seberapa besar pengaruh ato campur
tangan pemimpin kemudian di lanjutkan kepemimpinan demokratis di mana pemimpin
dan bawahan bsa saling bekerja sama dan yg ketiga atau titik ekstrim terakhir adalah
kepemimpinan laissez faire yaitu pemimpin yg tidak bertindak sebagai pemimpin semua
kebijakan bebas di tentukan sendiri oleh anggotanya.
Tipe kepemimpinan otoriter jika di terapkan sekarang mungkin kurang relevan, namun
jika kita lihat lagi menurut gaya kepemimpinan situasional tipe kepemimpinan ini bisa di
terapkan terhadap anggota atau bawahan dengan tingkat kematangan rendah yaitu
ketika seorang pemimpin menghadapi bawahan yg blm bisa atau blm menguasai hampir
semua bidang yg menjadi tanggung jawabnya.

13
BENTUK KOMUNIKASI
KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS

Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya sebagai indikator, hubungan


dengan bawahannya bukan sebagai majikan terhadap pembantunya, melainkan sebagai saudara
tua diantara temen-teman sekerjanya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi
bawahannya agar bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan
usaha-usahanya, selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, serta
mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.
Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan
terpenting dalam organisasi. Tipe ini diwujudkan dengan dominasi perilaku
sebagai pelindung dan penyelamat dari perilaku yang ingin memajukan dan
mengembangkan organisasi. Di samping itu, diwujudkan juga melalui perilaku
pimpinan sebagai pelaksana.
Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin yang demokratis mau menerima
bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari bawahannya, juga kritik-
kritik yang dapat membangun dari para bawahan yang diterimanya sebagai
umpan balik dan dijadikan bahan pertimbangan dalam tindakan-tindakan
berikutnya.

14
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai