LATAR BELAKANG
Seiring dengan lahirnya undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, maka setiap daerah terutama daerah-daerah
yang memiliki potensi untuk berkembang dituntut agar dapat
meningkatkan kegiatan-kegiatan pemerintahan dan pembangunan
didaerahnya. Faktor politik yang mempengaruhi perubahan peran
organisasi publik menuntut penerapan Good Governance.
Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik atau Good
Governance harus dijalankan dengan prinsip akuntabilitas dan
transparansi (keterbukaaan) sehingga pengelolaan pemerintah
benar-benar mencapai tujuan yang diharapkan. Akutabilitas sendiri
merupakan bentuk pemberian pertanggungjawaban, berdasarkan
hal tersebut setiap penyelenggaraan pemerintahan harus
mempertanggungjawabkan secara utuh pelaksanaannya.
Untuk mewujudkan tata kelola Inpres tersebut mewajibkan setiap
pemerintahan yang baik, instansi pemerintah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan
pemerintah mengeluarkan Undang- negara untuk
Undang No 28 Tahun 1999 tentang mempertanggungjawabkan
Penyelenggaraan Negara yang pelaksanaan tugas pokok.
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, Pertanggungjawaban dimaksud
dan Nepotisme. berupa laporan yang disampaikan
kepada atasan masing-masing,
lembaga-lembaga pengawasan dan
penilai akuntabilitas, dan akhirnya
disampaikan kepada Presiden
Sebagai tindak lanjut dari produk hukum selaku kepala pemerintahan.
tersebut kemudian diterbitkanlah Laporan tersebut menggambarkan
Instruksi Presiden Republik Indonesia kinerja instansi pemerintah yang
(Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang bersangkutan melalui Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Pemerintah (SAKIP).
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) seharusnya dapat
mendukung terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik. Salah satu tujuan SAKIP adalah
untuk mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berperan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan publik.
A. AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas diartikan sebagai hubungan antara pihak yang memegang kendali dan mengatur entitas
dengan pihak yang memiliki kekuatan formal atas pihak pengendali tersebut (Arja, 2000).
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk
menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang, badan hukum maupun
pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan
untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. Menurut Modul Pembentukan
Auditor Ahli yang berjudul Akuntabilitas Instansi Pemerintah yang dikeluarkan oleh Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP,
Sedangkan kinerja instansi pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi
instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan‐kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Dalam hal ini dibutuhkan juga pihak ketiga yang accountable untuk memberikan penjelasan atau
alasan yang masuk akal terhadap seluruh kegiatan yang dilakukan dan hasil usaha yang diperoleh
sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas dan pencapaian suatu tujuan tertentu. Dalam konteks
penyelenggaraan pemerintahan, akuntabilitas pemerintah tidak dapat diketahui tanpa pemerintah
memberitahukan kepada rakyat tentang informasi sumber daya dan sumber dana masyarakat
beserta penggunaannya.
Akuntabilitas dapat dipandang dari beberapa perspektif yaitu akuntansi, fungsional dan sistem
akuntabilitas (Arja, 2000).
Process accountability
Dari perspektif akuntansi, Sedangkan dari Performance accountability
American Accounting Association perspektif fungsional,
menyatakan bahwa akuntabilitas akuntabilitas dilihat Program accountability
suatu entitas pemerintahan dapat sebagai suatu tingkatan
dibagi dalam empat kelompok dengan lima tahap yang Policy accountability
(Arja, 2000), yaitu akuntabilitas berbeda yang diawali
terhadap: dari tahap yang lebih
1. Sumber daya finansial banyak membutuhkan
2. Kepatuhan terhadap aturan ukuran-ukuran obyektif
hukum dan kebijaksanaan ( legal compliance ) ke
administratif tahap yang
3. Efisiensi dan ekonomisnya membutuhkan lebih
suatu kegiatan banyak ukuran-ukuran
4. Hasil program dan kegiatan subyektif . Tahap-tahap
pemerintah yang tercermin dalam tersebut adalah:
pencapaian tujuan, manfaat dan
Probity and legality
efektivitas.
accountability
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Dari perspektif sistem akuntabilitas,
Aparatur Negara (Permenpan) Nomor:
terdapat beberapa karakteristik pokok
PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman
sistem akuntabilitas ini yaitu :
Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di
1. Berfokus pada hasil (outcomes)
Lingkungan Instansi Pemerintah mendefinisikan
2. Menggunakan beberapa indikator yang
kinerja instansi pemerintah sebagai gambaran
telah dipilih untuk mengukur kinerja
mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun
3. Menghasilkan informasi yang berguna
tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran
bagi pengambilan keputusan atas suatu
dari visi, misi, dan strategi instansi pemerintah
program atau kebijakan
yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan
4. Menghasilkan data secara konsisten
kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
dari waktu ke waktu
sesuai dengan program dan kebijakan yang
5. Melaporkan hasil (outcomes) dan
ditetapkan.
mempublikasikannya secara teratur