Anda di halaman 1dari 3

Mekanisme Pengawasan APBN

Pada tahap ini pengawasan terhadap pelaksanaan APBN dilakukan oleh


atasan/kepala kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga dalam lingkungannya.
Atasan langsung bendahara melakukan pemeriksaaan kas bendahara sekurang-
kurangnya tiga bulan sekali.
Selain pengawasan yang dilakukan oleh pihak eksekutif, terdapat pula
pengawasan yang dilakukan oleh DPR atau legislatif baik secara langsung mupun tidak
langsung. Pengawasan secara langsung dilakukan melalui mekanisme monitoring
berupa penyampaian laporan semester I kepada DPR selambat-lambatnya satu bulan
setelah berakhirnya semester I tahun anggaran yang bersangkutan dan dibahas pada
rapat kerja bersama menteri keuangan.
Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penyampaian hasil pemeriksaan
BPK atas pelaksanaan APBN kepada DPR. Pemeriksaan yang dilakukan BPK
menyangkut tanggung jawab pemerintah dalam melaksanakan APBN.
Mekanisme Pengawasan APBD
Pengawasan DPRD dijalankan berdasarkan masukan dari media masa, laporan pribadi,
laporan masyarakat termasuk LSM dan organisasi sosial kemasyarakatan serta laporan
dari Lingkungan Pemerintah Daerah. DPRD juga melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan. Artinya setelah BPK melakukan audit terhadap penggunaan APBD oleh
pemerintah daerah dan terdapat kesalahan dalam penggunaan APBD maka DPRD
menindak lanjuti hasil pemeriksaan tersebut dengan fungsinya sebagai lembaga
pengawasan. DPRD provinsi juga berhak mendapatkan laporan hasil pemeriksaan
keuangan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Kemudian DPRD dapat
meminta klarifikasi atas temuan laporan hasil pemeriksaan laporan keuangan kepada
Badan Pemeriksa Keuangan.
Jenis-Jenis Pengawasan Pelaksanaan APBN
1. Pengawasan eksternal pemerintah
Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku (pasal 30 ayat 1 dan 2
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan ketentuan dalam setiap Undang-
Undang APBN), Pemerintah berkewajiban memberikan pertanggungjawaban
atas pelaksanaan APBN yang telah disetujui oleh DPR. Pengawasan ini
dilakukan oleh
1) Pengawasan oleh DPR RI
Pengawasan oleh DPR dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003
tersebut dimuat dalam pasal 26 ayat 1 mengenai Tugas dan wewenang DPR
terdapat poin:
1. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang,
anggaran pendapatan dan belanja negara, serta kebijakan pemerintah;
2. membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh
DPD terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai pelaksanaan APBN
serta hasil pemeriksaan pertanggungjawaban keuangan negara yang
disampaikan BPK;

2) Pengawasan oleh BPK


Pada hakekatnya, BPK melaksanakan pemeriksaan atas tanggung jawab
Keuangan Negara dan pelaksanaan APBN yang berpedoman pada UU NO 15
TAHUN 2004 meliputi pengujian apakah pengeluaran uang negara terjadi
menurut ketentuan APBN dan ketentuan-ketentuan tentang penguasaan dan
pengurusan keuangan negara lainnya.

3) Pengawasan oleh masyarakat


Pengawasan yang melibatkan peran serta masyarakat dengan hak dan
kewajiban yang dimilikinya diharapkan dapat melakukan kontrol sosial secara
optimal terhadap penyelenggaraan Negara dalam rangka mewujudkan
penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN.

2. Pengawasan internal pemerintah


Struktur pengawasan APIP pada saat ini terdiri atas Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektur Jenderal Departemen/Unit
Pengawasan LPND, Satuan Pengawas Intern pada setiap BUMN.
Tujuan pengawasan APIP adalah mendukung kelancaran dan ketepatan
pelaksanaan kegiatan Pemerintahan dan pembangunan, sedangkan ruang
lingkup pemeriksaannya adalah pemeriksaan operasional/pemeriksaan
komprehensif.
Jenis-Jenis Pengawasan Pelaksanaaan APBD
1) Pengawasan Internal
merupakan pengawasan yang dilakukan dari dalam organisasi yang
bersangkutan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakakan oleh
Pemerintah yang meliputi pelaksanaan urusan pemerintah di daerah dan
peraturan daerah dan peraturan kepala daerah
2) Pengawasan eksternal
Pengasan ektern atau pengawasan dari luar, yakni pengawasan yang menjadi
subyek pengawas adalah pihak luar dari organisasi obyek yang diawasi.
Berdasarkan Sifatnya dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Pengawasan Preventif
Pengawsan Preventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum pelaksanaan,
yakni pengawasan yang dilakukan terhadap sesuatu yang bersifat rencana.
2) Pengawasan represif
Pengawasan Represif merupakan pengawasan yang dilakukan setelah
pekerjaan atau kegiatan dilaksanakan.
3) Pengawasan umum adalah jenis pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah
terhadap segala kegiatan pmemerintah daerah untuk menjamin
penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan baik.

Tujuan Pengawasan Pelaksanaan APBN dan APBD


1. Untuk menjaga agar anggaran yang disusun benar-benar dapat dijalankan.
2. Untuk menjaga agar kegiatan pengumpulan penerimaan dan pembelanjaan
pengeluaran negara sesuai dengan anggaran yang telah digariskan.
3. Untuk menjaga agar pelaksanaan APBN benar-benar dapat dipertanggung-
jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai