100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
36 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas mengenai mekanisme pengawasan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dilakukan oleh eksekutif, legislatif, dan lembaga pemeriksa seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Jenis pengawasan mencakup preventif, represif, serta pengawasan internal dan eksternal dengan tujuan menjaga pelaksanaan anggaran se
Dokumen tersebut membahas mengenai mekanisme pengawasan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dilakukan oleh eksekutif, legislatif, dan lembaga pemeriksa seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Jenis pengawasan mencakup preventif, represif, serta pengawasan internal dan eksternal dengan tujuan menjaga pelaksanaan anggaran se
Dokumen tersebut membahas mengenai mekanisme pengawasan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dilakukan oleh eksekutif, legislatif, dan lembaga pemeriksa seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Jenis pengawasan mencakup preventif, represif, serta pengawasan internal dan eksternal dengan tujuan menjaga pelaksanaan anggaran se
Pada tahap ini pengawasan terhadap pelaksanaan APBN dilakukan oleh
atasan/kepala kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga dalam lingkungannya. Atasan langsung bendahara melakukan pemeriksaaan kas bendahara sekurang- kurangnya tiga bulan sekali. Selain pengawasan yang dilakukan oleh pihak eksekutif, terdapat pula pengawasan yang dilakukan oleh DPR atau legislatif baik secara langsung mupun tidak langsung. Pengawasan secara langsung dilakukan melalui mekanisme monitoring berupa penyampaian laporan semester I kepada DPR selambat-lambatnya satu bulan setelah berakhirnya semester I tahun anggaran yang bersangkutan dan dibahas pada rapat kerja bersama menteri keuangan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penyampaian hasil pemeriksaan BPK atas pelaksanaan APBN kepada DPR. Pemeriksaan yang dilakukan BPK menyangkut tanggung jawab pemerintah dalam melaksanakan APBN. Mekanisme Pengawasan APBD Pengawasan DPRD dijalankan berdasarkan masukan dari media masa, laporan pribadi, laporan masyarakat termasuk LSM dan organisasi sosial kemasyarakatan serta laporan dari Lingkungan Pemerintah Daerah. DPRD juga melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Artinya setelah BPK melakukan audit terhadap penggunaan APBD oleh pemerintah daerah dan terdapat kesalahan dalam penggunaan APBD maka DPRD menindak lanjuti hasil pemeriksaan tersebut dengan fungsinya sebagai lembaga pengawasan. DPRD provinsi juga berhak mendapatkan laporan hasil pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Kemudian DPRD dapat meminta klarifikasi atas temuan laporan hasil pemeriksaan laporan keuangan kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Jenis-Jenis Pengawasan Pelaksanaan APBN 1. Pengawasan eksternal pemerintah Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku (pasal 30 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan ketentuan dalam setiap Undang- Undang APBN), Pemerintah berkewajiban memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN yang telah disetujui oleh DPR. Pengawasan ini dilakukan oleh 1) Pengawasan oleh DPR RI Pengawasan oleh DPR dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tersebut dimuat dalam pasal 26 ayat 1 mengenai Tugas dan wewenang DPR terdapat poin: 1. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, anggaran pendapatan dan belanja negara, serta kebijakan pemerintah; 2. membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai pelaksanaan APBN serta hasil pemeriksaan pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan BPK;
2) Pengawasan oleh BPK
Pada hakekatnya, BPK melaksanakan pemeriksaan atas tanggung jawab Keuangan Negara dan pelaksanaan APBN yang berpedoman pada UU NO 15 TAHUN 2004 meliputi pengujian apakah pengeluaran uang negara terjadi menurut ketentuan APBN dan ketentuan-ketentuan tentang penguasaan dan pengurusan keuangan negara lainnya.
3) Pengawasan oleh masyarakat
Pengawasan yang melibatkan peran serta masyarakat dengan hak dan kewajiban yang dimilikinya diharapkan dapat melakukan kontrol sosial secara optimal terhadap penyelenggaraan Negara dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN.
2. Pengawasan internal pemerintah
Struktur pengawasan APIP pada saat ini terdiri atas Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektur Jenderal Departemen/Unit Pengawasan LPND, Satuan Pengawas Intern pada setiap BUMN. Tujuan pengawasan APIP adalah mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan kegiatan Pemerintahan dan pembangunan, sedangkan ruang lingkup pemeriksaannya adalah pemeriksaan operasional/pemeriksaan komprehensif. Jenis-Jenis Pengawasan Pelaksanaaan APBD 1) Pengawasan Internal merupakan pengawasan yang dilakukan dari dalam organisasi yang bersangkutan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakakan oleh Pemerintah yang meliputi pelaksanaan urusan pemerintah di daerah dan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah 2) Pengawasan eksternal Pengasan ektern atau pengawasan dari luar, yakni pengawasan yang menjadi subyek pengawas adalah pihak luar dari organisasi obyek yang diawasi. Berdasarkan Sifatnya dibagi menjadi 3 yaitu : 1) Pengawasan Preventif Pengawsan Preventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum pelaksanaan, yakni pengawasan yang dilakukan terhadap sesuatu yang bersifat rencana. 2) Pengawasan represif Pengawasan Represif merupakan pengawasan yang dilakukan setelah pekerjaan atau kegiatan dilaksanakan. 3) Pengawasan umum adalah jenis pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap segala kegiatan pmemerintah daerah untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan baik.
Tujuan Pengawasan Pelaksanaan APBN dan APBD
1. Untuk menjaga agar anggaran yang disusun benar-benar dapat dijalankan. 2. Untuk menjaga agar kegiatan pengumpulan penerimaan dan pembelanjaan pengeluaran negara sesuai dengan anggaran yang telah digariskan. 3. Untuk menjaga agar pelaksanaan APBN benar-benar dapat dipertanggung- jawabkan.