BAHAN AJAR
MATA DIKLAT INTEGRITAS
PENTINGNYA INTEGRITAS BAGI APARATUR PEMERINTAH
APARATUR PEMERINTAH
1. Diskripsi
2. Tujuan Pembelajaran
3. Hasil belajar
1
Integritas 2018
Keberhasilan pembangunan dan daya saing suatu negara amat ditentukan oleh
komitmen dan usaha sistematik untuk membenahi aparatur pemerintah. Tidak bisa
tidak karena aparatur pemerintah bukan saja pelaksana kebijakan, tetapi adalah juga
fasilitator pembangunan bagi masyarakat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), yang dimaksud dengan
”aparat” adalah badan pemerintahan; instansi pemerintah; pegawai negeri; alat negara.
Sedangkan istilah ”aparatur pemerintah” diartikan sebagai pegawai negeri; alat negara;
aparatur negara.
Kata aparatur sendiri berarti perangkat, alat (negara, pemerintah); para pegawai
(negeri). Aparatur negara merupakan alat kelengkapan negara, terutama meliputi
bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian, yang mempunyai tanggung
jawab melaksanakan roda pemerintahan sehari-hari.
Ukuran profesionalisme dari aparat adalah tingkat efektivitas dan efesiensi produk yang
mereka hasilkan. Dengan profesionalisme diharapkan mampu memberikan pelayanan
yang cepat, tepat dan akurat sesuai target dan sasaran yang dicanangkan.
Setiap aparatur pemerintah harus mempunyai etika yang dapat penjadi pedoman dalam
tingkah lakunya. Bila tidak mengerti dan memahami etika, maka aka ada pelanggaran-
pelanggaran yang dilakukan oleh seorang aparatur pemerintah, misalnya korupsi, tidak
disiplin, dan pelanggaran lainnya.
2
Integritas 2018
Pelayanan publik
Pelayanan publik masih memiliki berbagai kelemahan, antara lain Mohammad, (2003) 7
3
Integritas 2018
Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya
sangat kurang berkoordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih ataupun
pertentangan kebijakan antara satu instansi pelayanan dengan instansi
pelayanan lain yang terkait.
4
Integritas 2018
Sementara itu, dari sisi kelembagaan, kelemahan utama terletak pada desain
organisasi yang tidak dirancang khusus dalam rangka pemberian pelayanan kepada
masyarakat, penuh dengan hirarki yang membuat pelayanan menjadi berbelit-belit
(birokratis), dan tidak terkoordinasi. Kecenderungan untuk melaksanakan dua fungsi
sekaligus, fungsi pengaturan dan fungsi penyelenggaraan, masih sangat kental
dilakukan oleh pemerintah, yang juga menyebabkan pelayanan publik menjadi tidak
efisien Mohamad, (2003). Terkait dengan itu, berbagai pelayanan publik yang
disediakan oleh pemerintah tersebut masih menimbulkan persoalan.
Akibat permasalahan tersebut, citra buruk pada pengelolaan pelayanan publik
masih melekat sampai saat ini sehingga tidak ada kepercayaan masyarakat pada
pengelola pelayanan. Kenyataan ini merupakan tantangan yang harus segera diatasi
terlebih pada era persaingan bebas pada saat ini. Profesionalitas dalam pengelolaan
pelayanan publik dan pengembalian kepercayaan masyarakat kepada pemerintah
harus diwujudkan.
A. Definisi Akuntabilitas
Istilah akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris accounta
bility yang berarti pertanggunganjawab atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan
atau keadaan untuk diminta pertanggunganjawaban. Akuntabilitas
(accountability) yaitu berfungsinya seluruh komponen penggerak jalannya kegiatan
perusahaan, sesuai tugas dan kewenangannya masing-masing. Akuntabilitas dapat
diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari individu-individu atau penguasa yang
dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan
dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggung
jawabannya.
Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi
publik pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif parlemen
dan lembaga yudikatif Kehakiman) yang mempunyai beberapa arti antara lain, hal
ini sering digunakan secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat
5
Integritas 2018
rendah.
Dengan komitmen tiga pihak yakni Lembaga Administrasi Negara (LAN),
Sekretariat Negara, dan BPKP, maka pemerintah mulai memperlihatkan
perhatiannya pada implementasi akuntabilitas ini. Hal ini terlihat jelas dengan
diterbitkannya Inpres No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Inpres ini menginstruksikan setiap akhir tahun seluruh instansi
pemerintah (dari eselon II ke atas) wajib menerbitkan Laporan Akuntabilitas Kinerja
(LAK). Dengan LAK seluruh instansi pemerintah dapat menyampaikan
pertanggungjawabannya dalam bentuk yang kongkrit ke arah pencapaian visi dan
misi organisasi.
Perkembangan penyelenggaraan negara di Indonesia memperlihatkan upaya
sungguh-sungguh untuk menghasilkan suatu pemerintahan yang berorientasi pada
pemenuhan amanah dari seluruh masyarakat. Undang-undang Nomor 28 Tahun
1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN menguraikan
mengenai azas akuntabilitas dalam penyelenggaraan negara dan pengelolaan
pemerintahan. Hal ini mengisyaratkan bahwa untuk mewujudkan suatu
pemerintahan yang responsif, bebas KKN serta berkinerja, kondisi akuntabilitas
merupakan sufficient condition atau kondisi yang harus ada .
Wujud lain dari implementasi akuntabilitas di Indonesia adalah dengan
lahirnya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
khususnya di pasal 14 ayat (2) yang menyatakan bahwa instansi pemerintah
diwajibkan menyusun rencana kerja dan anggaran yang didasarkan pada prestasi
kerja yang akan di capainya. Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara
anggaran pemerintah (APBN dan APBD) dengan kinerja yang akan dicapainya
berdasarkan perencanaan stratejik tersebut.
Namun demikian, impelementasi konsep akuntabilitas di Indonesia bukan tanpa
hambatan. Beberapa hambatan yang menjadi kendala dalam penerapan konsep
akuntabilitas di Indonesia antara lain adalah:
rendahnya standar kesejahteraan pegawai sehingga memicu pegawai
untuk melakukan penyimpangan guna mencukupi kebutuhannya dengan
melanggar azas akuntabilitas,
8
Integritas 2018
A. Definisi Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti kebiasaan atau watak.
Solomon (dalam Kumorotomo, 2007: 7) menjelaskan bahwa etika mencakup dua
hal yaitu pertama, etika sebagai disiplin ilmu yang mempelajari nilai-nilai yang
dianut oleh manusia beserta pembenarannya dan kedua, nilai-nilai hidup dan
hukum-hukum yang mengatur tingkah laku manusia. Pendapat Solomon
menekankan bahwa etika merupakan cabang ilmu dan nilai-nilai untuk mengatur
tingkah laku manusia. Sedangkan Bertens (dalam Keban, 2008:167)
menyimpulkan bahwa etika meliputi (1) nilai-nilai moral dan norma-norma moral
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya, (2) kumpulan asas atau nilai moral yang dikenal dengan kode
etik, (3) ilmu tentang baik dan buruk atau yang disebut dengan filsafat moral.
Pada dasarnya pendapat Solomon dan Bertens mengemukakan dua substansi
yaitu dari sudut keilmuan dan praktik. Sudut pandang keilmuan etika dipandang
sebagai cabang ilmu, sedangkan dari sisi praksis etika merupakan nilai yang
dijadikan pedoman untuk mengatur tingkah laku. Jadi, etika merupakan nilai-nilai
yang dianut untuk mengatur tingkah laku manusia dalam ruang kehidupannya.
9
Integritas 2018
4. Lain-lain:
Etika dalam proses kebijakan publik, etika dalam pelayanan publik, etika dalam
penataan dan pengaturan kelembagaan pemerintah, etika dalam pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat, etika dalam kemitraan antar-pemerintahan dengan
swasta dan dengan masyarakat, dan lain sebagainya.
Nilai-nilai tersebut memang sangat baik jika diterapkan dengan sungguh-
sungguh sebagai acuan perilaku dalam memberikan pelayanan publik. Namun,
dalam konteks empirisnya nilai-nilai diatas belum menjadi budaya organisasi.
Walaupun Good Governance telah masuk dalam menjalankan mesin birokrasi,
namun sejauh ini etika pelayanan publiknya belum berubah secara signifikan.
Komitmen pemimpin dan anggota untuk menciptakan budaya organisasi yang
baik adalah kunci awal untuk menciptakan etika pelayanan publik yang luhur.
13
Integritas 2018
Integritas pribadi seseorang menyampaikan arti keutuhan dan kekuatan dari jati
diri yang asli. Artinya, tidak ada kepalsuan dari pikiran, suasana hati, ucapan, tindakan,
dan sikap. Jati diri selalu konsisten bertindak dengan integritas diri untuk melakukan
apa yang benar melalui kejujuran diri sendiri.
Orang – orang yang hidup dengan integritas pribadi yang kuat adalah mereka yang
dipandu oleh seperangkat prinsip inti, yang memberdayakan kepribadian dan karakter
mereka, untuk berperilaku secara konsisten dengan standar nilai-nilai yang menjadi
dasar dari integritas. Dan pada umumnya, prinsip-prinsip inti dari integritas adalah nilai-
nilai kehidupan yang membawa makna untuk kebajikan, kasih sayang, kepedulian,
ketergantungan, kedermawanan, kejujuran, kemanusiaan, kebaikan, anti korupsi, anti
manipulasi, anti kolusi, anti nepotisme, anti kekerasan, kesetiaan, kedewasaan,
objektifitas, kepercayaan, kehormatan, dan kebijaksanaan.
Integritas pribadi selalu akan diuji oleh realitas sosial. Mengingat integritas pribadi
adalah sesuatu yang dihasilkan dari dalam diri, maka kekuatan di luar diri bisa saja
tidak memiliki integritas. Sering sekali realitas kehidupan sosial, politik, ekonomi selalu
mempersembahkan integritas yang sangat miskin dan lemah. Dampaknya, integritas
pribadi yang kuat harus menjadi sangat bermoral dan berkualitas tinggi. Untuk itu, Anda
wajib memiliki keberanian agar dapat mengalahkan tantangan dari realitas integritas di
luar diri, yang lemah dan tak berdaya.
Keberanian Anda untuk menerima tanggung jawab pribadi, haruslah diikuti dengan
kemampuan untuk memperkuat integritas pribadi, dan Anda harus dapat menjadi
pribadi yang dibutuhkan banyak orang untuk mengekspresikan kejujuran, keadilan,
14
Integritas 2018
Integritas adalah apa yang menyediakan nilai kehidupan dari dalam diri untuk
mengubah kesadaran ke dalam tindakan. Bila integritas dilengkapi dengan panduan
etika yang unggul dan konsisten, maka saat ada ujian dari luar diri, diri akan memiliki
kekuatan untuk membangkitkan keberanian agar memenangkan integritas pribadi dari
ujian realitas sosial, politik, dan ekonomi kepentingan.
Etika itu sendiri adalah sebuah sistem eksternal melalui aturan, hukum, dan kode
etik. Jadi, diri yang unggul dengan integritas pribadi adalah diri yang secara internal
pribadi telah memiliki sebuah sistem kejujuran diri sendiri terhadap nilai-nilai yang
diyakini. Oleh karena itu, saat panduan etika bisnis dan kode etik perilaku kerja
diterapkan, maka orang-orang dengan integritas tinggi akan memiliki kepatuhan
sempurna terhadap etika bisnis dan kode etik.
BAB VI;
Nilai etika harus dituangkan ke dalam berbagai aturan atau standar perilaku agar
dapat menjadi kerangka perilaku yang dipedomani seluruh pegawai. Nilai etika bukan
sekadar bermanfaat untuk membentuk (memotivasi dan mendorong) perilaku pegawai
sehari-hari, namun juga membimbing mereka ketika melakukan proses pengambilan
keputusan. Sehingga jika nilai etika dapat ditegakkan secara konsisten dan konsekuen
maka fondasi good governance di dalam organisasi akan semakin berdiri kokoh.
Nilai etika yang sering dikumandangkan oleh aparatur pemerintah sebagai pegawai
negeri sipil (PNS), misalnya seperti:
15
Integritas 2018
6. Sumpah Jabatan:
Dilarang menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapa
saja yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu bersangkutan
atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan PNS yang
bersangkutan.
Dilarang menerima segala pemberian dalam bentuk apa saja, baik langsung
maupun tidak langsung dari masyarakat (investor), sesama pegawai, atau pihak
lain yang menyebabkan Pegawai yang menerima, patut diduga memiliki
kewajiban yang berkaitan dengan jabatan atau pekerjaan.
8. Lain-lain:
Etika dalam proses kebijakan publik, etika dalam pelayanan publik, etika dalam
penataan dan pengaturan kelembagaan pemerintah, etika dalam pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat, etika dalam kemitraan antar-pemerintahan dengan
swasta dan dengan masyarakat, dan lain sebagainya.
Jika dirumuskan dengan cermat, nilai etika dapat menjadi sarana bagi organisasi
untuk mewujudkan sebuah ajaran tentang sisi kemuliaan manusia. Melalui nilai etika,
setiap individu ditanamkan untuk selalu berperilaku baik dan benar sesuai dengan nilai-
nilai keutamaan (hakikat) keberadaan dirinya.
16
Integritas 2018
DAFTAR PUSTAKA
RukmanaNana, Etika dan Integritas: solusi persoalan bangsa, Sarana bhakti Media,
Tangerang 2013.
http://spip-penanaman-modal.blogspot.co.id/2010/07/ilustrasi-1-penegakan-integritas-
dan.html
https://kecerdasanmotivasi.wordpress.com/2012/06/29/integritas-adalah-pilihan-bukan-
kewajiban-dan-etika-adalah-kewajiban-bukan-pilihan/
http://makassar.lan.go.id/index.php/survei/publikasi/artikel/456-aparat-negara-atau-
aparat-pemerintah-dalam-frame-pelayanan-publik-muskamal-s-sos-m-si
https://zizer.wordpress.com/2009/12/01/etika-dan-karakter-aparatur-pemerintah-2/
17