Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 4

REFORMASI BIROKRASI
MATA KULIAH PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

Dosen : drg. Yetti Wilda, M.M.Kes


NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
1. Alief Alma Alfiana (P27820419050)

2. Fieko Chandra Damara (P27820419051)

3. Lela Choirunnisa’ Noersiyam (P27820419052)

4. Maulidiyah Nishful Wardah(P27820419053)

5. Merisa Zuliana Wati (P27820419054)

6. Nadela Aqiela Fadia Haya (P27820419059)

7. Novia Maghfiroh Ramadhanti (P27820419066)

8. Nur Fadillah Ivana Anggraeni (P27820419068)

9. Rafy Danio (P27820419075)

10. Thalia Intika Nurmaningsih (P27820419087)

11. Vivi Norma Yunita (P27820419089)


PENGERTIAN REFORMASI
BIROKRASI
Reformasi Birokrasi adalah suatu perubahan signifikan elemen-
elemen birokrasi seperti kelembagaan, sumber daya manusia aparatur,
ketatalaksanaan, akuntabilitas, aparatur, pengawasan dan pelayanan publik,
dalam rangka menyesuaikan diri dengan dinamika lingkungan yang
dinamis.
Perubahan tersebut dilakukan untuk melaksanakan peran dan fungsi
birokrasi secara tepat, cepat dan konsisten. Perubahan kearah yang lebih
baik, merupakan cerminan dari seluruh kebutuhan yang bertitik tolak dari
fakta adanya peran birokrasi saat ini yang masih jauh dari harapan
Penyebab Munculnya Reformasi Birokrasi
a. Adanya kebutuhan melakukan perubahan dan pembaharuan.
Adanya kebutuan melakukan perubahan dan pembaharuan aparatur Negara dan pemerintah itu sangat
tergantung dari kebutuhan dari pimpinan nasioanal kita. Jika pimpinan politik nasional merasa butuh untuk
dilakukan perubahan, pasti perubahan itu akan terwujud.

b. Memahami perubahan yang terjadi di lingkungan strategis nasional.


Perubahan lingkungan strategis nasional Indonesia adalah, terjadi krisis ekonomi/moneter dan perubahan
system politik nasional. Dua kejadian ini yang perlu dijadikan dorongan dan rencana adanya perubahan dan
pembaruan aparatur.

c. Memahami perubahan yang terjadi di lingkungan strategis global.


Perubahan lingkungan strategis global tidak berdiri sendiri, ia memperhatikan factor perubahan global.
Perubahan global antara lain system desentralisasi dan demokrasi yang sedang banyak dipakai oleh Negara
Negara yang menginginkan juga terjadinya kepemerintahan yang. baik.

d. Memahami perubahan yang terjadi dalam paradigma manajemen pemerintahan.


Perubahan global sangat erat kaitannya dengan paradigm tata kelola pemerintah yang baik.
Desentralisasi, otonomi, demokrasi, akuntabilitas public, transparansi, dan ditegakkannya hukum merupakan
dorongan-dorongan yang kuat terhadap lahirnya perubahan dalam lahirnya manajemen pemerintah.
VISI MISI

“Terwujudnya Pemerintahan Kelas Dunia” a. Membentuk/ menyempurnakan peraturan perundang-


undaNgan dalam rangka mewujudkan tata kelola
Visi tersebut menjadi acuan dalam
pemerintahan yang baik.
mewujudkan pemerintahan kelas dunia, yaitu
b. Melakukan penataan dan penguatan organisasi,
pemerintahan yang professional dan
tatalaksana, manajemen sumber daya manusia aparatur,
berintegritas tinggi yang mampu
pengawasan, akuntabilitas, kualitas pelayanan public,
menyelenggarakan pelayanan prima kepada
mindset, dan cultural set.
masyarakat dan manajemen pemerintahan yang
c. Mengembangkan mekanisme control yang efektif
demokratis agar mampu menghadapi tantangan
d. Mengelola sengketa administrated secara efektif dan
pada abad ke 21 melalui tata pemerintahan yang
efisien.
baik pada tahun 2025.
PRINSIP DALAM MELAKSANAKAN
REFORMASI BIROKRASI
a. Outcomes oriented
Seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam kaitan dengan reformasi birokrasi harus
dapat mencapai hasil (outcomes) yang mengarah pada peningkatan kualitas kelembagaan,
tatalaksana, peraturan perundang-undangan, manajemen SDM aparatur, pengawasan, akuntabilitas,
kualitas pelayanan publik, perubahan pola pikir (mindset) dan budaya kerja (culture set) aparatur.

b. Terukur
Pelaksanaan reformasi birokrasi yang dirancang dengan outcomes oriented harus dilakukan secara
terukur dan jelas target serta waktu pencapaiannya.

c. Efisien
Pelaksanaan reformasi birokrasi yang dirancang dengan outcomes oriented harus memperhatikan
pemanfaatan sumber daya yang ada secara efisien dan profesional.
Lanjutan……
d. Efektif
Reformasi birokrasi harus dilaksanakan secara efektif sesuai dengan target pencapaian
sasaran reformasi birokrasi.
e. Realistik
Outputs dan outcomes dari pelaksanaan kegiatan dan program ditentukan secara
realistik dan dapat dicapai secara optimal.
f. Konsisten
Reformasi birokrasi harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, dan
mencakup seluruh tingkatan pemerintahan, termasuk individu pegawai.
g. Sinergi
Pelaksanaan program dan kegiatan dilakukan secara sinergi. Satu tahapan kegiatan
harus memberikan dampak positif bagi tahapan kegiatan lainnya, satu program harus
memberikan dampak positif bagi program lainnya.
Tujuan Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan birokrasi


pemerintah yang profersional dengan karakteristik adapif, berintegritas,
berkinerja tinggi, bersih dan bebas KKN, mampu melayani public, netral,
sejahtera, berdedikasi dan memegang teguh nilai-nilai dasar dank ode
etik aparatur Negara.
Adapun area perubahan yang menjadi tujuan reformasi birokrasi meliputi seluruh aspek
manajemen pemerintahan, seperti yang dikemukanan pada table dibawah ini :

Area Hasil yang diharapkan


Organisasi Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran

Tatalaksana Sistem , proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai
dengan prinsip prinsip good governance

Peraturan perundangundangan Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif

Sumber daya manusia aparatur SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profersioanl,
berkinerja tinggi, dan sejahtera
Pengawasan Meningkatnya kapasistas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

Akuntabilitas Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

Pelayanan Publik Pelayanan prima sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat

Pola pikir dan Budaya Aparatur Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi
KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

Beberapa kunci keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi terletak


pada beberapa hal berikut:
a. Komitmen Nasioanal untuk mewujudkan birokrasi yang lebih biak
b. Penggerak Reformasi Birokrasi
c. Muatan Reformasi birokrasi yang bermutu, terarah dan rasional
d. Proses reformasi Birokrasi yang berjalan lancer
Reformasi Birokrasi adalah Pondasi Wujudkan Good and Clean Government

1. Good Governance
  Arti good dalam good governance mengandung dua pengertian sebagai berikut.
Pertama, nilai yang menjunjung tinggi keinginan atau kehendak rakyat, dan nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam
pencapaian tujuan (nasional), kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial.
Kedua, aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut.

a. Konsep Good Governance


  Menurut Horby dalam Jimung (2005:103) istilah good governance memfokuskan diri pada tindakan, fakta atau tingkah laku
governing, yakni mengarahkan atau mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik dalam suatu Negara.
Good governance dapat diartikan sebagai tindakan atau tingkah laku yang didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan,
mengendalikan atau mempengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nilai- nilai tersebut dalam perilaku kehidupan keseharian.
UNDP (United National Development Programme) dalam Jimung (2005:103) mendefinisikan good governance adalah “The
exercise of political, economic and administrative authority to manage a nation affair at all level”.
Artinya good governance mempunyai tiga kaki yakni: ekonomi, politik, dan administrasi. Economic authority meliputi proses-proses
pembuatan keputusan yang memfasilitasi penyelenggaraan ekonomi.
Lanjutan…….
b. Prinsip Good Governance 
Agus Dwiyanto (2008:102) menjelaskan beberapa prinsip yang harus diterapkan demi terwujudnya good governance, dalam
hal ini penulis menggunakan tiga prinsip utama good governance, yaitu:
1. Transparansi
Konsep transparansi menunjuk pada suatu keadaan dimana segala aspek dari proses penyelenggaraan pelayanan bersifat
terbuka dan dapat diketahui dengan mudah oleh para pengguna dan stakeholders yang membutuhkan.
2. Partisipasi
Dalam hal pelayanan publik, prinsip partisipasi dalam upaya mewujudkan good governance ini juga sejalan dengan
pandangan baru yang berkembang di dalam upaya meningkatkan pelayanan publik dengan cara melihat masyarakat tidak hanya
sebagai pelanggan (costumer) melainkan sebagai warga Negara yang memiliki Negara dan sekaligus pemerintahan yang ada di
dalamnya (owner).
3. Akuntabilitas
Untuk menciptakan good governance yang salah satunya ditunjukkan dengan sistem pelayanan birokrasi pemerintah yang
akuntabel, kesadaran diantara pegawai pemerintah mengenai pentingnya mengubah citra pelayanan publik sangat diperlukan.
Akuntabilitas (accountability) adalah suatu derajat yang menunjukkan besarnya tanggungjawab aparat atas kebijakan maupun
proses pelayanan publik yang dilaksanakan oleh birokrasi pemerintah.
Lanjutan……
Teori Pemberantasan Korupsi
Wacana yang mempengaruhi cara berpikir dalam upaya mengurangi korupsi di Indonesia kebanyakan masih terfokus pada
pemberantasan korupsi. Dalam situasi begitu akutnya persoalan korupsi, pemberantasan melalui pendekatan hukum memang harus
senantiasa dilakukan untuk menimbulkan efek jera bagi para koruptor.
Untuk menangkal korupsi secara umum ada tiga pendekatan yang harus dilakukan, yaitu :
1) cara sistemik-struktural
2) cara abolisionistik
Korupsi makin mudah ditemukan di berbagai bidang kehidupan:
1. Melemahnya nilai-nilai sosial, kepentingan pribadi menjadi lebih utama dibanding kepentingan umum, serta kepemilikan benda secara
individual menjadi etika pribadi yang melandasi prilaku sosial sebagaian besar orang.
2. Tidak ada transparansi dan tanggung gugat sistem integritas publik. Birokrasi pelayanan publik justru digunakan oleh pejabat publik
untuk mengejar ambisi politik pribadi, semata-mata demi promosi jabatan dan kenaikan pangkat. Sementara kualitas dan kuantitas
pelayanan publik, bukan prioritas dan orientasi yang utama.
Dalam pengertian sederhana, korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan dan kepercayaan untuk kepentingan pribadi. Karena itu
korupsi dipahami dalam konteks perilaku pejabat-pejabat sektor publik - politisi, pegawai negeri yang memakai kekuasaan dan
wewenang sosial untuk memperkaya diri, atau bersama orang-orang yang dekat dengan mereka (Pope, 2003 : 2)
Thank you

Anda mungkin juga menyukai