KEBIJAKAN
REFORMASI BIROKRASI
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
IMPLEMENTASI REFORMASI
BIROKRASI KEMENDAGRI
Menjadi
DYNAMIC 2024
GOVERNANCE Pemerintahan
Kelas Dunia
PERFORMANCE BASED
BUREAUCRACY
2019 Pada tahun 2025, Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Pembangunan Semakin baik yang ditandai dengan:
RULE BASED a. tidak ada korupsi; b. tidak ada pelanggaran; c. APBN
BUREAUCRACY dan APBD baik; d. semua program selesai dengan baik;
2014 e. semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat; f.
komunikasi dengan publik baik; g. penggunaan waktu
(jam kerja) efektif dan produktif; h. penerapan reward
dan punishment secara konsisten dan berkelanjutan; i.
hasil pembangunan nyata (propertumbuhan,
prolapangan kerja, dan propengurangan kemiskinan)
Hasil Antara
Isu Strategis Perubahan
Birokrasi • Evaluasi RB
• Evaluasi AKIP Percontohan
• Evaluasi ZI WBK/WBBM Unit Kerja WBK/WBBM
Pelopor
Penggerak Perubahan
Kapasitas Mindset (pola pikir)
(Agent of Changes & Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Assesor Culture set (budaya kerja) Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Role Model)
ARAH KEBIJAKAN RB NASIONAL (RPJMN 2020-2024)
93,0
1
91,0
1
89,0
1
87,0
1
85,0
1
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun
2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri
Tahun 2020-2024
KRITERIA PENYUSUNAN ROAD MAP
•Road Map disusun dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan publik, tata Kelola pemerintahan yang
semakin efektif dan efisien dan perubahan mindset dan culture set Aparatur Sipil Negara (ASN)
•Mengedepankan asas fokus dan prioritas, fokus pada akar masalah tata kelola pemerintahan dan prioritas
perbaikan tata kelola pemerintahan
•Program dan kegiatan didesain agar dapat diimplementasikan sampai dengan unit kerja
2. Deregulasi Peraturan Perundangan 5 2,09 2,09 2,71 2,71 2,56 2,00 - 3,00
5. Penataan Sistem Manajemen SDM 15 12,09 12,24 12,73 12,71 12,74 3,00 2,00 4,50
6. Penguatan Akuntabilitas 6 3,60 3,60 3,88 4,01 4,05 2,50 1,00 3,75
7. Penguatan Pengawasan 12 6,32 7,27 7,50 7,31 7,38 2,50 2,00 3,75
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6 3,31 3,39 4,60 4,73 4,78 2,50 1,00 3,75
CAPAIAN KOMPONEN PENGUNGKIT 37,69 39,37 42,51 42,93 42,63 20,00 10.00 30,00
KOMPONEN HASIL 40
1. Nilai Akuntabilitas Kinerja 14 9,82 9,89 9,91 10,08 10,23
2. Survei Internal Integritas Organisasi 6 4,99 4,69 4,85 4,08 4,25
3. Survei Eksternal Persepsi Korupsi 7 4,79 5,16 6,09 6,18 6,42
4. Opini BPK 3 2,50 3,00 3,00 3,00 3,00
5. Survei Eksternal Pelayanan Publik 10 7,01 7,10 8,37 8,76 8,90
CAPAIAN KOMPONEN HASIL 29,12 29,84 32,22 32,10 32,80
TOTAL CAPAIAN
100 68,82 (B) 69,21 (B) 75,03 (BB) 75,02 (BB) 75,43 (BB)
KOMPONEN PENGUNGKIT + KOMPONEN HASIL 85,01 (A) 87,00 (A)
TUNJANGAN KINERJA 70% - 80% - -
Keterangan:
Tidak Paham Kinerja Individu, indikator
0 kinerja individu, dan kontribusi kinerjanya
terhadap organisasi
18 14
1 Paham kinerja individu saja
30
37
Paham kinerja individu dan
2 indikatornya/kontribusi terhadap kinerja
organisasi
Lebih menggambarkan
Proses Bisnis
3 karakter masing-masing
unit kerja
Lebih menggambarkan
sinergitas kinerja
1 seluruh unit kerja
6
Stranas PK
Kegiatan Penguatan
RB Meningkatkan peran
4 Saling terkait dan dan aksi konkrit seluruh
berkesinambungan unit kerja
Sumber Daya Manusia antara level
2 Pola pengembangan Kementerian hingga
level unit kerja
lebih terintegrasi
HASIL EVALUASI SEMENTARA
Berdasarkan Rekomendasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Profesionalisme ASN
Mengembangkan profesionalisme
Quick Wins
9 Pegawai ASN
Melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap
7 pelaksanaan dan
pencapaian quick wins
Organisasi
Melakukan
Pengadaan barang/jasa
10 restrukturisasi
organisasi berbasis
Meningkatkan kualitas kinerja
8 tata Kelola pengadaan
barang/jasa
ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
Lingkungan
Lingkungan Eksternal
Internal 1. Politisasi Dan
Kooptasi Birokrasi;
1. Penyederhanaan 2. Penegakan dan
Struktur dan Kepastian Hukum;
Kelembagaan 3. Administrasi dan
Birokrasi; Kelembagaan;
2. Transformasi 4. Budaya Birokrasi;
Digital; 5. Globalisasi dan
3. Inovasi dan Tujuan Pembangunan
Perubahan Berkelanjutan;
Budaya Kerja; 6. Revolusi Industri;
RPJPN 2005-2025
RPJMN 2020-2024
RENSTRA KEMENDAGRI
2020-2024
ROAD MAP
RB KEMENDAGRI 2020-2024
ROAD MAP
RB 12 SATKER 2020-2024
ACTION PLAN
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
TUJUAN DAN SASARAN
REFORMASI BIROKRASI KEMENDAGRI 2020-2024
TUJUAN
Pedoman pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Kementerian Dalam Negeri Tahun 2020-2024,
dengan tahapan pelaksanaan dalam bentuk
Rencana Kerja dan Agenda Prioritas SASARAN
Program/Kegiatan yang tertuang dalam 8 (delapan) Sasaran pelaksanaan agenda Reformasi
area perubahan Road Map, baik yang sifatnya Birokrasi di Lingkungan Kementerian Dalam
penguatan, perbaikan maupun inovasi, guna
Negeri 2020-2024 adalah terwujudnya
mewujudkan tatakelola birokrasi yang bersih dan
akuntabel, birokrasi yang kapabel dan memberikan Kementerian Dalam Negeri yang RESPECT
pelayanan publik yang prima. (Responsive, Effective, Smart,
Professional, Efficient, Creative, and
Menjadi pedoman bagi Aparatur Kementerian
Trust), melalui peningkatan kapasitas
Dalam Negeri dalam melaksanakan reformasi
birokrasi secara terus-menerus untuk menjadi
birokrasi secara terukur, konsisten, terintegrasi,
melembaga dan berkelanjutan. pemerintahan kelas dunia
HASIL 40%
Manajemen
Perubahan (5%) AKUNTABILITAS
KINERJA DAN
Penataan Peraturan
Perundang-undangan (5%) KEUANGAN (10%)
SURVEI KUALITAS
Penataan dan Penguatan PELAYANAN PUBLIK
Organisasi (6%) (10%)
HASIL ANTARA SURVEI ANTI KORUPSI
Kapasitas dan Akuntabilitas
Organisasi (20%)
Penataan Tatalaksana (10%)
(5%) KINERJA ORGANISASI Pemerintah yang Bersih dan
(10%) Bebas KKN (10%)
Penataan Sistem
Manajemen SDM (15%)
Peningkatan Pelayanan
Publik (10%)
Penguatan Akuntabilitas
Kinerja (6%)
Penguatan
Pengawasan (12%)
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik (6%)
3
KERANGKA LOGIS
4
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
1. MANAJEMEN PERUBAHAN (PEMENUHAN)
SISTEM PEMERINTAHAN
Pengembangan Pelaksanaan
Pegawai Berbasis Evaluasi dan Sistem
Kompetensi dan Informasi
Promosi Jabatan Kepegawaian
Pengelolaan Keterlibatan
Akuntabilitas Pimpinan
Kinerja
Pengaduan
Pengendalian Pembangunan
Masyarakat
Gratifikasi Zona Integritas
Whistle-Blowing
System dan
Kapasitas serta
Peran APIP
Penanganan
Penerapan Benturan
SPIP Kepentingan
1. KEPATUHAN LHKPN
2. KEPATUHAN LHKASN
3. MEKANISME PENGENDALIAN AKTIVITAS BERJENJANG
4. PENURUNAN PENGADUAN MASYARAKAT
5. KEBERHASILAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
6. PENGUATAN PERAN APIP SEBAGAI ASSESS DAN ASSIST
Pengelolaan Pemanfaatan
Pengaduan Teknologi
1. INOVASI TELAH BERHASIL
MENDORONG PERBAIKAN LAYANAN
DAN PERIZINAN
Standar 2. PENANGANAN PENGADUAN
Pelayanan DILAKUKAN PADA BERBAGAI KANAL
SECARA RESPONSIF DAN
BERTANGGUNGJAWAB
Budaya
Penilaian Kepuasan
Pelayanan
terhadap Pelayanan
Prima
1 EVALUASI MELALUI
TELECONFRENCE 3 VERIFIKASI ONLINE
(JIKA TIDAK MEMUNGKINKAN)
JULI-SEPTEMBER
2 MELAKUKAN SURVEY
ON-LINE
CATATAN
Tahun ini evaluasi masih tetap
dilakukan dengan mengambil
sample hingga ke unit kerjanya min.
Eselon I
PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI
8 AREA PERUBAHAN PELAKSANAAN REFORMASI
BIROKRASI
Birokrasi
01 yang
bersih &
akuntabel
Birokrasi
02 yang
kapabel
Pelayanan
03 Publik
yang Prima
DEREGULASI PER-UU
AKUNTABILITAS Menyederhanakan regulasi dan menghapus
regulasi/kebijakan yang tumpang tindih dan
Menciptakan Kemendagri yang
sifatnya menghambat
akuntabel dan berkinerja tinggi
3 Bidang Organisasi
1. Uraian tugas dan fungsi 7 Bidang Akuntabilitas Kinerja
1. Sistem Manajemen Kinerja berbasis teknologi
2. Grand Design penataan kelembagaan 2. Adanya Cascading
3. Kelembagaan UPT 3. Sistem Manajemen Kinerja secara menyeluruh
1.
2.
Peta proses bisnis
Pola Tatalaksana dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi 8 Bidang
Publik
1.
2.
Pelayanan
Pemanfaatan prosedur pelayanan
SOP standar pelayanan
3. Pola sistem ketatalaksanaan (bisnis proses)
4. Pemanfaatan teknologi informasi berbasis elektronik 3. Pemanfaatan ULA pada Satuan Kerja
5. Pengintegrasian teknologi informasi berbasis elektronik 4. Survey secara berkala oleh pihak ketiga
TIM MANAJEMEN PELAKSANAAN RB
Tim Pengarah
Reformasi Birokrasi
KMDN
Tim Pelaksana
Reformasi Birokrasi
KMDN
Tim Pelaksana
Reformasi Birokrasi
Satuan Kerja
Media Informasi
Pokja dan Unit Kerja.
Monitoring pelaksanan reformasi birokrasi di Pelaporan PMPZI Kegiatan evaluasi perkembangan pelaksanaan
Pokja dan Unit Kerja.
lingkungan Kementerian Dalam Negeri, reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian
dilakukan secara periodik melalui Dalam Negeri akan dilakukan secara berkala
Monitoring dan
program/kegiatan percepatan, rapat-rapat, Evaluasi perbulan dan terakumulasi menyeluruh pada
FGD yang pembahasan mengenai setiap akhir tahun dengan basis data/evidence
Tim Asesor RB/APIP
perkembangan pelaksanaan reformasi Itjen dan Tim yang diinput dalam Simonev-RBdagri, yang
birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Evaluator hasilnya akan disusun dalam bentuk Laporan
Negeri dengan basis data/evidence yang KemenPAN dan RB. Tahunan Perkembangan Pelaksanaan
diinput dalam Simonev-RBdagri, didamping Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian
olehTim Evaluasi Penilaian Mandiri Dalam Negeri.
Reformasi Birokrasi.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Satuan Kerja
Menyusun Tim Pelaksana RB Satker
PERATURAN
PERUNDANGAN
1 2
P e r a t u ra n P e m e r int ah N o m o r 1 7 T a h u n 2 0 2 0 P e r a t u ra n M e n t e r i P A N R B N o m o r 2 8 T a h u n 2 0 1 9
s e b a gai P e r u b ah an A t a s P e r a t u ra n P e m e r int a h t e n t a n g P e n y e ta r aan J a b a t an A d m in is tr as i k e
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS D a l a m J a b a t an F u n g s io n al
“CUPLIKAN PENJELASAN VIDEO TENTANG AREA
MANAJEMEN SDM APARATUR”
Arahan Presiden: Reformasi Struktural
PENGATURAN ORGANISASI
ARAHAN
memprioritaskan keberadaan Jabatan
PRESIDEN
Fungsional dalam pengaturan susunan
organisasi
“PENYEDERHANAAN ESELONISASI
BIROKRASI MENJADI 2 (DUA) LEVEL,
DAN DIGANTI DENGAN JABATAN
FUNGSIONAL YANG MENGHARGAI
“Sangat penting bagi kita KEAHLIAN DAN KOMPETENSI”
untuk mereformasi birokrasi
kita. Reformasi struktural!
Agar Lembaga semakin
sederhana, semakin simple,
semakin lincah!” PENATAAN STRUKTURAL
mengalihkan jabatan struktural eselon III ke
bawah ke dalam jabatan fungsional
Mendorong
efektivitas dan
efisiensi kinerja
Mewujudkan
profesionalitas ASN
Fokus pada
pekerjaan fungsional
INSTANSI JABATAN
a. Pusat
• Kementerian a. Administrator/eselon III
• Alat Negara/Lembaga Setingkat Kementerian b. Pengawas/eselon IV
• Lembaga Pemerintah Non Kementerian c. Pelaksana/eselon V
• Sekretariat Jenderal Lembaga Negara
• Sekretariat Jenderal Lembaga Non Struktural
• Lembaga Penyiaran Publik
b. Daerah
• Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi
• Perangkat Daerah Pemerintah Kab/Kota
Manfaat Penyederhanaan Birokrasi
01 TRANSFORMASI ORGANISASI
Penyederhanaan struktur organisasi menjadi 2 level.
Perampingan struktur organisasi Jabatan Administrasi pada K/L/D
dengan kriteria tertentu dan memperhatikan karakteristik sifat tugas
01 dari Jabatan Administrasi tersebut.
Penyederhanaan struktur organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah
melalui koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri.
02 TRANSFORMASI JABATAN
02
Pengalihan Pejabat Administrasi yang unit organisasinya
PENYEDERHANAAN
dirampingkan menjadi Pejabat Fungsional yang bersesuaian.
BIROKRASI
Pengembangan Jabatan Fungsional.
Penyetaraan Penghasilan.
03 03 TRANSFORMASI MANAJEMEN KERJA
Penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi yang
berorientasi pada percepatan pengambilan keputusan dan perbaikan
pelayanan publik.
Pengembangan sistem kerja berbasis digital.
PAG
E
Transformasi
Transformasi Organisasi Transformasi Jabatan
Manajemen Kerja
Penyusunan Rancangan
Penyusunan Rancangan
Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden mengenai
Peraturan Menteri mengenai
Instruksi Presiden untuk Penyelarasan Penghasilan
Mekanisme Kerja
mempercepat pelaksanaan Penyesuaian/perubahan pengaturan
Penyederhanaan Birokrasi mengenai Penyetaraan Jabatan Penyusunan Rancangan
Administrasi ke Jabatan Fungsional, Peraturan Menteri mengenai
Penyusunan Rancangan Sistem Kerja
Pengembangan Karir Pejabat
Peraturan Menteri PANRB Fungsional, Angka Kredit dan
mengenai Pedoman Kenaikan Pangkat Pejabat
Pelaksanaan Penyederhanaan Fungsional hasil Penyetaraan, dan
Birokrasi Pola Karir
Penyusunan desain Model Penyusunan peraturan mengenai
Organisasi berbasis Fungsional Penyetaran Jabatan yang
diduduki prajurit TNI/anggota
POLRI
76 K/L 39.291
SELESAI
OUTPUT
Perubahan desain struktur
organisasi
12 K/L Penyederhanaan
layer/rentang birokrasi
DALAM PROSES
OUTCOME
19 K/L Percepatan dan Peningkatan Kualitas
Capaian Tujuan Organisasi
Noted : Sedangkan untuk quick wins tahun 2021-2024 secara berkesinambungan akan diusulkan oleh
masing-masing unit kerja sesuai prioritas tupoksi untuk memberikan kontribusi positif dan kemajuan RB di
lingkungan Kemendagri
5 KRITERIA JABATAN YG DISEDERHANAKAN/
DIALIHKAN KE FUNGSIONAL
SE
MENDAGRI
Pelayanan teknis 130/1970/OTDA
fungsional.
KONDISI KONDISI
SEBELUM SETELAH Perlu perubahan mekanisme tata kerja dalam organisasi dengan
PENGALIHAN PENGALIHAN menambahkan fungsi koordinasi (pengelola kegiatan) pada
Jabatan Fungsional Ahli Madya.
Kesetaraan kelas jabatan fungsional dengan kelas jabatan dalam
jenjang jabatan yang akan diduduki.
JPT Pratama JPT Pratama
Koordinator
Administrator Eselon III atau
(Eselon III) Fungsional
Ahli Madya
Tugas koordinasi penyusunan rencana, pelaksanaan dan
pengendalian, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pada satu
Pengawas Fungsional
kelompok substansi pada masing-masing pengelompokan uraian
(Eselon IV) Ahli Muda
fungsi.
Memimpin sekelompok substansi pejabat fungsional dan pelaksana
Pelaksana
dalam melaksanakan tugas dengan dibantu oleh sub-koordinator.
Fungsional
(Eselon V) Ahli Pertama
PAG
E
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
Membentuk JF Baru
1 3 Mengembangkan JF Eksisting
menjadi beberapa JF baru
Mengubah Jabatan
2 4
Pelaksana Menjadi JF Menata JF Eksisting
70 Proyeksi JF Baru (2021)
LANGKAH KE DEPAN
Pengembangan/optimalisasi Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik
untuk mendukung sistem kerja baru
PENATAAN KELEMBAGAAN KEMENDAGRI
Badan
74 Pengembangan Sumber Daya Manusia i9 presentation to Joe Smith
Kementerian Dalam Negeri
KRITERIA PENYEDERHANAAN BIROKRASI
Sesuai Permenpanrb No. 28 Th. 2019
Jabatan administrasi dan pengawas yang dialihkan menjadi jabatan fungsional (dengan diberikan tugas tambahan sebagai
koordinator dan sub koordinator) akan tetap mendapatkan penghasilan yang sama sesuai dengan kelas jabatan administrasi
dan pengawas sebelum dialihkan.
TAHAP I
54% Mendapat rekom
5 Oktober 2020
8 Mei 2020 Surat Mendagri kepada MENPANRB
Surat Sekjen a.n Mendagri kepada MENPANRB Nomor 061/3080/SJ Usulan Penyederhanaan Tahap II.
Penegasan kembali surat tgl 6 Januari 2020
29 Desember 2020
Surat MENPANRB
Persetujuan Penyederhanaan Tahap II.
Pelantikan
5 Desember 2019
Kepmendagri No. 100.05 – 5697
Th. 2019 ttg Tim
Penyederhanaan Birokrasi
8 Mei 2020
Surat Sekjen a.n Mendagri kepada MENPANRB Nomor 061/3080/SJ
Penegasan kembali surat tgl 6 Januari 2020
12 Juni 2020
Zoom meeting dengan KemenPANRB
Percepatan penyederhanaan birokrasi, batas waktu paling lambat 30Juni 2020
27 Mei 2020
Surat Menteri PANRB kepada Mendagri Nomor B/519/M.KT.01/2020
Perlu penyederhanaan birokrasi sesuai arahan Bp. Presiden
Jumlah Jabatan Administrasi Sebelum Jumlah Jabatan Administrasi yang Jumlah jabatan Administrasi Yang Jumlah jabatan Administrasi Yang
Penyetaraan Jabatan (Eksisting) Diusulkan untuk Disetarakan Diusulkan untuk Dipertahankan Kosong
UNIT ORGANISASI
Eselon III Eselon III Eselon III Eselon III
Eselon IV Pengawas Eselon IV Pengawas Eselon IV Pengawas Eselon IV Pengawas
Administrator Administrator Administrator Administrator
4. Perencana 59 7,30%
PEMBANGUNAN
ZONA INTEGRITAS
Perintah Presiden
UNIT PERCONTOHAN
K/L/P IndeksRB
WBK/
WBB
Unit Level Unit Level Unit Level
M Unit
I I Level I
I
WBK/
WBB Unit Level Level II
M II
WBK/
Unit Level III Unit Level
WBB
M III
88
Kerangka Logis Pelaksanaan RB & ZI
RB ZI
P E N G U N G K I T ( 6 0 % ) H A S I L ( 4 0 % ) P E N G U N G K I T ( 6 0 % ) H A S I L ( 4 0 % )
PENGUATAN
PENGAWASAN (12%) k Kapasitas
dan
PEMERINTAH YANG BERSIH
DAN BEBAS KKN
a Akuntabilitas
Organisasi
PENATAAN & u (20%) K
PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (5%)
(10)
PENGUATAN PENATAAN TATALAKSANA
P E R B A I K A N D A N P E M B E L A J A R A N P E R B A I K A N D A N P E M B E L A J A R A N
89
PEMBANGUNAN ZONA
INTEGRITAS
Perkembangan Regulasi Pembangunan ZI WBK/WBBM
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 60 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih
dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah. ( Pengganti Permenpanrb nomor 20 Tahun 2012).
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah. ( Pengganti Permenpanrb nomor 60 Tahun 2012).
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014
tentang Tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah ( Pengganti Permenpanrb nomor 52 Tahun
2014).
91
LANGKAH MEMBANGUN
UNIT KERJA MENUJU WBK/WBBM
Instansi Pemerintah Menetapkan unit kerja percontohan yang akan dijadikan Zona Integritas
1
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/ Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
Unit Kerja percontohan yang ditetapkan menyusun rencana aksi Pembangunan Zona
2 Integritas Menuju WBK/WBBM mengacu pada pemenuhan kriteria indikator WBK/WBBM.
(Indikator Pengungkit dan Hasil)
3 Unit kerja percontohan melaksanakan Rencana Aksi Pembangunan yang telah ditetapkan.
Unit kerja percontohan melakukan monitoring dan evaluasi berkala atas capaian
4 pelaksanaan Rencana Aksi Pembangunan.
Tim Penilai Internal melakukan penilaian kepada Unit kerja percontohan atas hasil
5 Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM yang dilakukan.
Apabila Hasil Penilaian Tim Internal , Unit Kerja dinyatakan berhasil memenuhi predikat WBK/WBBM,
6 Unit Kerja tersebut Diajukan Kepada Kementerian PANRB, selaku Tim Penilai Eksternal untuk dilakukan
evaluasi. Hasil Evaluasi akan menetapkan apakah unit kerja lulus atau tidak sebagai WBK/WBBM
SYARAT PENGUSULAN
SYARAT WBK WBBM
Tingkat Instansi Opini BPK minimal “WDP” Opini BPK minimal “WTP”
pemerintah
Nilai AKIP minimal “B”
Mandiri (Prioritas K/L/P) Tingkat unit kerja Unit kerja yang diajukan merupakan core layanan utama dari
instansinya
5 Manajemen 10 Penguatan
Perubahan Akuntabilitas
5 Penataan Tatalaksana
15 Penguatan
Pengawasan
15 Penataan Sistem
Manajemen SDM
10 Peningkata Kualitas
Pelayanan Publik
9
4
HASIL (40)
Pemerintah yang Bersih Kualitas Pelayanan
dan Bebas KKN Publik
(20) (20)
• Nilai Persepsi Korupsi • Nilai Persepsi Kualitas
(Survei Eksternal) (15) Pelayanan
• Persentase temuan (Survei Eksternal)
hasil pemeriksaan (20)
(Internal dan
eksternal) yang
ditindaklanjuti (5)
95
Akuntabilitas Kinerja sebagai dasar
pelaksanaan Reformasi Birokrasi
KINERJA
Memastikan kinerja yang akan diwujudkan
telah sesuai dengan mandat dan
memberikan dampak yang dirasakan oleh
masyarakat
PROSES BISNIS
Memastikan cara yang paling efektif dan
efisien dalam mencapai sasaran/tujuan
PERATURAN organisasi PENGAWASAN
PERUNDANGAN Untuk memastikan
untuk memayungi legalitas setiap aktivitas bebas
setiap pelaksanaan dari penyimpangan dan
STRUKTUR ORGANISASI risiko pencapaian tujuan
aktivitas organisasi
Memastikan organisasi yang paling tepat
fungsi dan tepat ukuran untuk menjalankan
proses bisnis dalam mencapai
sasaran/tujuan organisasi
MANAJEMEN SDM
Memastikan standar kompetensi SDM untuk
mengisi struktur organisasi yang telah
dirancang.
Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen
pemerintahan di Unit Kerja ZI menuju WBK/WBBM;
Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam proses
Penataan penyelenggaraan manajemen pemerintahan di Unit Kerja Zona
Tatalaksana Integritas menuju WBK/WBBM;
(2) Meningkatnya transparansi publik di Unit Kerja Z I menuju
WBK/WBBM.
1. Meningkatnya kualitas pelayanan Peningkatan
publik (lebih cepat, lebih murah, Kualitas Meningkatnya komitmen seluruh
lebih aman, dan lebih mudah
Pelayanan Manajemen
Sasaran
dijangkau) pada Unit Kerja ZI jajaran pimpinan dan pegawai unit
menuju WBK/WBBM; Publik Perubahan kerja dalam mewujudkan Zona
Integritas menuju WBK/WBBM;
Pembangunan
2. Meningkatnya standardisasi (6) (1)
pelayanan menjadi berstandart Terjadinya perubahan pola pikir dan
internasional pada Unit Kerja menuju budaya kerja pada unit kerja yang
3.
WBK/WBBM; dan
Meningkatnya indeks kepuasan
Zona Integritas diusulkan sebagai Zona Integritas
menuju WBK/WBBM;
Menurunnya resiko kegagalan yang
masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan pada WBK/WBBM disebabkan kemungkinan timbulnya
resistensi terhadap perubahan.
( 6 area perubahan)
Unit Kerja ZI menuju WBK/WBBM.
KECENDERUNGAN
BENTURAN KEPENTINGAN
99
PERMENPANRB 10/2019
Mandatory Mandiri
(Stranas PK) (Prioritas K/L)
•Keterlibatan pimpinan
•Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja
5. Penguatan Pengawasan
•Pengendalian Gratifikasi
•Penerapan SPIP
•Pengaduan Masyarakat
•Whistle-Blowing System
•Penanganan Benturan Kepentingan
6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
•Standar Pelayanan
•Budaya Pelayanan Prima
•Penilaian kepuasan terhadap pelayanan
20 Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN
•Unit kerja harus mengenali tugas utama (Indikator kinerja Utama), sehingga
seluruh kegiatan dan inovasi yang akan dilakukan sudah dipastikan dapat
mempengaruhi secara langsung terhadap pencapaian indikator kinerja utama.
•Risiko yang kemungkinan dapat menganggu pelaksanaan penegakan integritas
dan penyalagunaan wewenang terpetakan dengan baik dan transparan baik
dari internal maupun dari eksternal, sehingga rencana aksi yang dilakukan
terkoneksi/nyambung, sehingga hasil yang diharapkan dapat terwujud.
•Dalam rencana aksi kadang banyak yang harus dilakukan tapi harus dapat
memilih mana yang lebih prioritas.
•Walaupun hasil Pembangunan penegakan integritas yang dilakukan belum
tercapai secara maksimal, minimal ada progresnya (hasilnya) dan terlihat ada
upaya yang akan dilakukan dalam rencana aksi beserta target berikutnya yang
tertuang dalam perencanaan. Dan rencana kegiatan beserta anggaran betul-
betul di fokuskan pada pencapaian sasaran strategis.
Beberapa Catatan
Unit Kerja Yang Berhasil Memperoleh WBK
•Seluruh anggota unit memahami tujuan organisasi dan ikut berkotribusi dalam pelaksanaan
pembangunan ZI baik pengawai yang terlibat langsung dalam pelayanan maupun yang tidak
terlibat langsung dalam pelayanan, sehingga pada saat melakukan pelayanan atau melakukan
kegiatan apapun itu dapat menunjukkan sikap pemahaman tentang perubahan yang telah
dilakukan unit tersebut serta.
•Pimpinan unit harus melakukan monev terhadap rencana aksi yang telah dibuat dan memberikan
arahan strategi dalam pencapaian rencana aksi tersebut.
•Melakukan komunikasi dan kedekatan yang intensif dengan pengguna layanan & stakeholder
sehingga mengurangi terjadi gap yang antara harapan pengguna layanan dengan kinerja layanan
yang diberikan.
•Unit kerja yang memperoleh WBK memang benar-benar ada perubahan yang lebih/nyata
dibandingkan dengan nominator unit kerja lainnya.
•Unit kerja yang memperoleh WBK memang telah melakukan inovasi2 dalam pembangunan
integritas maupun pelayanan kepada masyarakat (Instansi Pemerintah lainnya), sehingga hasil
survey IPAK dan IKP memenuhi kriteria minimum.
WBBM
CAPAIAN PEMBANGUNAN ZI Unit Kerja WBBM 2016-2020
82
1 2 4 5 6 7 8
Pada Tahun 2020 Kemendagri telah mencanangkan pembangunan 74 ZI (71 Unit dan 3 Integrity Island) dan
1 setelah dilakukan Evaluasi oleh Itjen (selaku TPI/Tim Penilai Internal), yang lebih lanjut diusulkan kepada
Kemenpanrb sebanyak 29 ZI untuk dievaluasi menjadi WBK dan berdasarkan hasil penilaian Kemenpanrb
(selaku TPN/Tim Penilai Nasional) hanya 22 ZI yang memenuhi kriterian untuk dievaluasi lebih lanjut oleh
Kemenpanrb. Dimana Hanya 12 ZI yang masuk dalam tahapan evaluasi Akhir TPN dan 3 diantaranya
mendapat predikat WBK Tahun 2020 sesuai KepmenPAN dan RB Nomor 394 Tahun 2020 tentang Unit Kerja
Berpredikat Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani tahun 2020, antara
lain:
a. Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan, Ditjen Dukcapil;
b. Direktorat Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan, Ditjen Dukcapil; dan
c. Direktorat Toponimi dan Batas Daerah, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan.
Berkenaan dengan hal tersebut dalam rangka pencapaian target dan sasaran agenda RB kemendagri
2 khususnya pada Area Perubahan Bidang Pengawasan, diperlukannya penyamaan persepsi antara Tim Tim
Quality Assurance ZI Inspektorat Jenderal dan Sekretariat RB Kemendagri, terkait pengusulan dan penunjukan
Unit Kerja Pembangunan ZI di Lingkungan Kemendagri Tahun 2021, terlampir Rancangan Keputusan Menteri
Dalam Negeri tentang Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2021.
HASIL EVALUASI TIM EVALUATOR KEMENTERIAN PAN DAN RB
(UNIT KERJA PEMBANGUNAN ZI YANG BELUM MEMPEROLEH WBK TAHUN 2020)
Kepala Unit pada unit kerja Pembangunan ZI, belum optimal dalam menjelaskan
proses dan hasil pembangunan ZI di masing-masing unit tersebut;
Inspektorat Jenderal sebagai Unit Kerja yang diberikan mandat untuk mendorong
Pembangunan ZI di lingkungan Kemendagri belum secara intensif mengawal
pembangunan ZI sehingga belum dapat secara efektif mewujudkan Unit Kerja yang
bebas dari korupsi dan memberikan layanan prima kepada pengguna layanan.
PERMASALAHAN
Berdasarkan target dan sasaran kinerja diatas diusulkan untuk dilakukan
1 perubahaan:
• Target Unit Kerja Pembangunan ZI Tahun 2021-2024, agar difokuskan kepada Unit Kerja Eselon
II di Lingkungan Kemendagri; dan
• Nomenklatur pada Sasaran Target Program dan Kegiatan, diusulkan untuk dirubah karena yang
tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan dan perlu dilakukan penyesuaian sesuai Presentase Indikator
Penilaian TPI dalam Permen PAN dan RB Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri PAN dan RB Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani Di Lingkungan Instansi
Tindak lanjut dan solusi terkait pemberian Reward kepada 3 (tiga) unit kerja di lingkungan Kemendagri
Pemerintah.
2 yang memperoleh Predikat WBK Tahun 2021, dimana sesuai DIKTUM KETUJUH Kepmendagri Nomor
356-286 Tahun 2020 tetang Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM di Lingkungan Kemendagri
Tahun 2020, bahwa seluruh ASN oada Unit Kerja Penerima Predikat WBK akan mendapatkan
kenaikan tunjang kinerja satu tingkat lebih tinggi.
Berdasarkan Permen PAN dan RB Nomor 10 Tahun 2019, bahwa Tim Penilai Internal (TPI) adalah Tim
3 yang mempunyai tugas melakukan penilaian Unit Kerja dalam memperoleh WBK dan WBBK, dimana
TPI dilaksanakan oleh APIP-Inspektorat Jenderal.