Anda di halaman 1dari 118

CUPLIKAN PIDATO PRESIDEN RI

Mengenai Percepatan Reformasi Birokrasi

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Perintah Presiden

REFORMASI BIROKRASI Zona Integritas


Merupakan Miniatur
5 VISI JOKOWI – MA’RUF AMIN
TAHUN KEDEPAN “Kecepatan melayani, kecepatan memberikan
izin, menjadi kunci bagi reformasi birokrasi
Pembangunan
Reformasi Birokrasi di
1. MELANJUTKAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
kita. Begitu saya lihat tidak efisien atau tidak Unit Kerja, untuk
2. MEMPERKUAT PEMBANGUNAN efektif, saya pastikan akan saya pangkas, mewujudkan unit
SUMBER DAYA MANUSIA copot pejabatnya. Kalau ada lembaga-lembaga pelayanan
3. MENGUNDANG INVESTASI SELUAS- yang tidak bermanfaat dan bermasalah, saya yang berkinerja tinggi
LUASNYA
pastikan, saya bubarkan!” dan berintegritas
4. REFORMASI BIROKRASI
5. PENGGUNAAN APBN YANG FOKUS &
TEPAT SASARAN
REFORMASI
BIROKRASI

KEBIJAKAN
REFORMASI BIROKRASI
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
IMPLEMENTASI REFORMASI
BIROKRASI KEMENDAGRI
Menjadi
DYNAMIC 2024
GOVERNANCE Pemerintahan
Kelas Dunia

PERFORMANCE BASED
BUREAUCRACY
2019 Pada tahun 2025, Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Pembangunan Semakin baik yang ditandai dengan:
RULE BASED a. tidak ada korupsi; b. tidak ada pelanggaran; c. APBN
BUREAUCRACY dan APBD baik; d. semua program selesai dengan baik;
2014 e. semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat; f.
komunikasi dengan publik baik; g. penggunaan waktu
(jam kerja) efektif dan produktif; h. penerapan reward
dan punishment secara konsisten dan berkelanjutan; i.
hasil pembangunan nyata (propertumbuhan,
prolapangan kerja, dan propengurangan kemiskinan)

Roadmap 2015-2019 Roadmap 2020-2025


2010 Roadmap 2010-2014
Periode I Periode II Periode III

KEPMENDAGRI NOMOR 061-5923 TH KEPMENDAGRI NOMOR 061-


2015 Jo. KEPMENDAGRI NOOMOR. 4733 TAHUN 2020
061-5295 TH 2016

Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional 2010 - 2025


Kerangka Pelaksanaan Reformasi birokrasi
Prinsip Pelaksanaan:
Outcomes Oriented , Terukur, Efisien,Efektif,
Realistik, Konsisten,
Sinergi,Inovatif,Kepatuhan,Dimonitor
From: To:
Bad Governance PROSES PERBAIKAN Good Governance
8 Area Perubahan

Pemerintah belum Pemerintah yang bersih,


bersih, kurang akuntabel, dan berkinerja
akuntabel dan tinggi
berkinerja rendah
Pemerintah yang efektif
Pemerintah belum dan efisien
efektif dan efisien
Pelayanan publik yang baik
dan berkualitas
Pelayanan publik
masih buruk

Hasil Antara
Isu Strategis Perubahan
Birokrasi • Evaluasi RB
• Evaluasi AKIP  Percontohan
• Evaluasi ZI WBK/WBBM Unit Kerja WBK/WBBM
Pelopor
Penggerak Perubahan
Kapasitas  Mindset (pola pikir)
(Agent of Changes & Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Assesor  Culture set (budaya kerja) Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Role Model)
ARAH KEBIJAKAN RB NASIONAL (RPJMN 2020-2024)

Penguatan implementasi manajemen


ASN, penerapan manajemen talenta
nasional ASN, peningkatan sistem merit
ASN, penyederhanaan eselonisasi, serta
penataan jabatan fungsional; Penataan
kelembagaan dan proses bisnis, melalui:
Transformasi pelayanan publik,
penataan kelembagaan instansi
melalui: pelayanan publik berbasis
pemerintah dan penerapan SPBE
elektronik (e-service), penguatan
terintegrasi
pengawasan masyarakat atas kinerja
pelayanan publik, penguatan
ekosistem inovasi, dan penguatan
pelayanan terpadu

Reformasi sistem akuntabilitas kinerja,


melalui: perluasan implementasi
sistem integritas, penguatan
pengelolaan reformasi birokrasi dan
akuntabilitas kinerja organisasi, serta
reformasi sistem perencanaan dan
penganggaran

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
INDIKATOR TARGET RB NASIONAL (RPJMN 2020-2024)

SASARAN INDIKATOR BASELINE 2019 TARGET 2024

Reformasi Birokrasi dan 1. Persentase Instansi Pemerintah dengan Indeks RB ≥ Baik*


Tata Kelola
Kementerian/Lembaga (%) 93,98 (2018) 85
2.Persentase Instansi Pemerintah dengan Indeks Sistem Merit Kategori≥ Baik

Kementerian/Lembaga (%) 32 (2018) 100


LPNK(%) 24 (2018) 100
3.Instansi Pemerintahan (IP) dengan tingkat 90 per 277 164 per 623
Kepatuhan Pelayanan Publik Kategori Baik (IP)
4.Persentase Instansi Pemerintah dengan Indeks Maturitas SPBE kategori baik
Kementerian/Lembaga (%) 43,3 (2018) 100
5.Persentase Instansi Pemerintah pusat (K/L) yang mendapatkan Opini WTP
Kementerian/Lembaga (%) 94 (2018) 95
Provinsi(%) 94 (2018) 95
6.Persentase Instansi Pemerintah dengan Skor Sakip ≥ B:
Kementerian/Lembaga (%) 92,77 (2018) 100

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Target Indeks Reformasi Birokrasi KMDN
Tahun 2020-2024

93,0
1
91,0
1
89,0
1
87,0
1
85,0
1
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun
2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Dalam Negeri
Tahun 2020-2024
KRITERIA PENYUSUNAN ROAD MAP
•Road Map disusun dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan publik, tata Kelola pemerintahan yang
semakin efektif dan efisien dan perubahan mindset dan culture set Aparatur Sipil Negara (ASN)

•Mengedepankan asas fokus dan prioritas, fokus pada akar masalah tata kelola pemerintahan dan prioritas
perbaikan tata kelola pemerintahan

•Lebih menekankan hal-hal yang bersifat implementatif dibandingkan dengan formalitas

•Program dan kegiatan didesain agar dapat diimplementasikan sampai dengan unit kerja

•Analisis dilakukan secara lebih holistik, komprehensif dan antisipatif

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
EVALUASI AREA PERUBAHAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM
REFORMASI BIROKRASI
HASIL HASIL HASIL HASIL HASIL
NILAI TARGET HASIL EVALUASI 2020 TARGET
AREA PERUBAHAN EVALUASI EVALUASI EVALUASI EVALUASI EVALUASI
RUJUKAN (Indikator Penilaian Baru PermenpanRB 26/2020) 2021
2015 2016 2017 2018 2019
ASPEK ASPEK ASPEK
KOMPONEN PENGUNGKIT 60
PEMENUHAN ANTARA REFORM
1. Manajemen Perubahan 5 3,23 3,23 3,58 3,64 3,48 2,00 - 3,00

2. Deregulasi Peraturan Perundangan 5 2,09 2,09 2,71 2,71 2,56 2,00 - 3,00

6 3,84 4,34 4,34 4,34 4,39 3,00 - 4,50


3. Penataan Dan Penguatan Organisasi
4. Penataan Tatalaksana 5 3,21 3,21 3,47 3,47 3,27 2,50 4,00 3.75

5. Penataan Sistem Manajemen SDM 15 12,09 12,24 12,73 12,71 12,74 3,00 2,00 4,50

6. Penguatan Akuntabilitas 6 3,60 3,60 3,88 4,01 4,05 2,50 1,00 3,75

7. Penguatan Pengawasan 12 6,32 7,27 7,50 7,31 7,38 2,50 2,00 3,75

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6 3,31 3,39 4,60 4,73 4,78 2,50 1,00 3,75

CAPAIAN KOMPONEN PENGUNGKIT 37,69 39,37 42,51 42,93 42,63 20,00 10.00 30,00

KOMPONEN HASIL 40
1. Nilai Akuntabilitas Kinerja 14 9,82 9,89 9,91 10,08 10,23
2. Survei Internal Integritas Organisasi 6 4,99 4,69 4,85 4,08 4,25
3. Survei Eksternal Persepsi Korupsi 7 4,79 5,16 6,09 6,18 6,42
4. Opini BPK 3 2,50 3,00 3,00 3,00 3,00
5. Survei Eksternal Pelayanan Publik 10 7,01 7,10 8,37 8,76 8,90
CAPAIAN KOMPONEN HASIL 29,12 29,84 32,22 32,10 32,80
TOTAL CAPAIAN
100 68,82 (B) 69,21 (B) 75,03 (BB) 75,02 (BB) 75,43 (BB)
KOMPONEN PENGUNGKIT + KOMPONEN HASIL 85,01 (A) 87,00 (A)
TUNJANGAN KINERJA 70% - 80% - -
Keterangan:
Tidak Paham Kinerja Individu, indikator
0 kinerja individu, dan kontribusi kinerjanya
terhadap organisasi
18 14
1 Paham kinerja individu saja
30
37
Paham kinerja individu dan
2 indikatornya/kontribusi terhadap kinerja
organisasi

Paham Kinerja Individu, indikator kinerja


3 individu, dan kontribusi kinerjanya
terhadap organisasi
0 1 2 3

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
HASIL EVALUASI SEMENTARA
Berdasarkan Rekomendasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Peran ITJEN
Mengawal pelaksanaan
RB dari level
5 Kementerian hingga level
Rencana Kerja RB unit kerja secara berkala

Lebih menggambarkan

Proses Bisnis
3 karakter masing-masing
unit kerja
Lebih menggambarkan
sinergitas kinerja
1 seluruh unit kerja

6
Stranas PK
Kegiatan Penguatan
RB Meningkatkan peran
4 Saling terkait dan dan aksi konkrit seluruh
berkesinambungan unit kerja
Sumber Daya Manusia antara level
2 Pola pengembangan Kementerian hingga
level unit kerja
lebih terintegrasi
HASIL EVALUASI SEMENTARA
Berdasarkan Rekomendasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Profesionalisme ASN
Mengembangkan profesionalisme

Quick Wins
9 Pegawai ASN

Melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap
7 pelaksanaan dan
pencapaian quick wins

Organisasi
Melakukan

Pengadaan barang/jasa
10 restrukturisasi
organisasi berbasis
Meningkatkan kualitas kinerja
8 tata Kelola pengadaan
barang/jasa
ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

Lingkungan
Lingkungan Eksternal
Internal 1. Politisasi Dan
Kooptasi Birokrasi;
1. Penyederhanaan 2. Penegakan dan
Struktur dan Kepastian Hukum;
Kelembagaan 3. Administrasi dan
Birokrasi; Kelembagaan;
2. Transformasi 4. Budaya Birokrasi;
Digital; 5. Globalisasi dan
3. Inovasi dan Tujuan Pembangunan
Perubahan Berkelanjutan;
Budaya Kerja; 6. Revolusi Industri;

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN RB KEMENDAGRI

RPJPN 2005-2025

RPJMN 2020-2024

RENSTRA KEMENDAGRI
2020-2024

ROAD MAP
RB KEMENDAGRI 2020-2024
ROAD MAP
RB 12 SATKER 2020-2024

ACTION PLAN
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
TUJUAN DAN SASARAN
REFORMASI BIROKRASI KEMENDAGRI 2020-2024

TUJUAN
Pedoman pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Kementerian Dalam Negeri Tahun 2020-2024,
dengan tahapan pelaksanaan dalam bentuk
Rencana Kerja dan Agenda Prioritas SASARAN
Program/Kegiatan yang tertuang dalam 8 (delapan) Sasaran pelaksanaan agenda Reformasi
area perubahan Road Map, baik yang sifatnya Birokrasi di Lingkungan Kementerian Dalam
penguatan, perbaikan maupun inovasi, guna
Negeri 2020-2024 adalah terwujudnya
mewujudkan tatakelola birokrasi yang bersih dan
akuntabel, birokrasi yang kapabel dan memberikan Kementerian Dalam Negeri yang RESPECT
pelayanan publik yang prima. (Responsive, Effective, Smart,
Professional, Efficient, Creative, and
Menjadi pedoman bagi Aparatur Kementerian
Trust), melalui peningkatan kapasitas
Dalam Negeri dalam melaksanakan reformasi
birokrasi secara terus-menerus untuk menjadi
birokrasi secara terukur, konsisten, terintegrasi,
melembaga dan berkelanjutan. pemerintahan kelas dunia

Menjadi tolak ukur supervisi dan evaluasi terhadap


pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian
Dalam Negeri Tahun 2020-2024 untuk mencapai
target lima tahun ke depan guna mewujudkan
birokrasi Kementerian Dalam Negeri berkelas
dunia yang RESPECT (Responsible, Effective,
Smart, Professional, Efficient, Creative, and
Trust). Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
AGENDA KMDN DALAM SASARAN MESO RB 2020-2024
SASARAN PROGRAM LEADING SECTOR KEGIATAN/TEMA

Sasaran 1. Birokrasi yang Bersih dan Akuntabel


1.1. Menguatnya Integritas dan Kementerian Dalam Negeri Induksi anti korupsi kepada kepala daerah, anggota DPRD dan Pejabat Perangkat
Budaya Antikorupsi dalam (Inspektorat Jenderal dan Ditjen Otonomi Daerah) Daerah.
Birokrasi
1.2. Menguatnya manajemen Kementerian Dalam Negeri • Menciptakan interoperability antara sistem perencanaan, penganggaran, dan
kinerja dalam sistem (Ditjen Bina Keuangan Daerah, Ditjen Bina kinerja di daerah.
pemerintahan yang efektif, Pembangunan Dearah dan Badan Pengembangan • Melakukan monitoring mengenai pelaksanaan perencanaan dan penganggaran
efisien, dan akuntabel Sumber Daya Manusia) berbasis kinerja di daerah
• Melakukan pengembangan kompetensi kepala daerah dalam perencanaan dan
penganggaran berbasis kinerja
• Melakukan monitoring mengenai pelaksanaan perencanaan dan penganggaran
berbasis kinerja di daerah
• Melakukan pengembangan kompetensi kepala daerah dalam perencanaan
dan penganggaran berbasis kinerja
1.3. Meningkatnya fairness, Kementerian Dalam Negeri Mendorong dan memperkuat partisipasi berbagai pemangku kepentingan
transparansi, profesionalisme, (Seluruh Satuan Kerja) (masyarakat, private sector, dan dunia usaha) dalam pembuatan dan implementasi
dan nondiskriminatif dalam kebijakan di daerah
sistem pemerintahan
Sasaran 2. Birokrasi yang Kapabel
2.1. Tertatanya kelembagaan Kementerian Dalam Negeri • Melakukan monitoring evaluasi terhadap pelaksanaan reviu kelembagaan berbasis
kementerian/lembaga/pemerintah (Ditjen Otonomi Daerah, Ditjen Bina Keuangan kinerja yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
daerah yang berbasis kinerja dan Daerah, dan Ditjen Bina Pembangunan Dearah) • Melakukan monitoring evaluasi atas pelaksanaan kebijakan pemisahan antara
prinsip efisiensi pembuat kebijakan (policy maker) dan pelaksana kebijakan (policy implementing
agency) di pemerintahan daerah.
2.2 Meningkatnya profesionalisme ASN Kementerian Dalam Negeri Memperkuat dan mendorong evidence-based policy dengan melibatkan pemangku
berbasis sistem merit (Seluruh Satuan Kerja) kepentingan, seperti perguruan tinggi, riset, dan lembaga penelitian pada level
pemerintah daerah.
Sasaran 3. Pelayanan Publik yang Prima
3.1. Menguatnya pelayanan publik yang Kementerian Dalam Negeri Mendorong Pemerintah Daerah untuk mengembangkan pusat-pusat inovasi
responsif dan berdaya saing (Badan Penilitian dan Pengembangan) pelayanan publik.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
PEDOMAN PELAKSANAAN
EVALUASI REFORMASI
BIROKRASI
Permenpan RB Nomor 26 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Reformasi Birokrasi
KERANGKA LOGIS

HASIL 40%
Manajemen
Perubahan (5%)  AKUNTABILITAS
KINERJA DAN
Penataan Peraturan
Perundang-undangan (5%) KEUANGAN (10%)
 SURVEI KUALITAS
Penataan dan Penguatan PELAYANAN PUBLIK
Organisasi (6%) (10%)
HASIL ANTARA  SURVEI ANTI KORUPSI
Kapasitas dan Akuntabilitas
Organisasi (20%)
Penataan Tatalaksana (10%)
(5%)  KINERJA ORGANISASI Pemerintah yang Bersih dan
(10%) Bebas KKN (10%)
Penataan Sistem
Manajemen SDM (15%)
Peningkatan Pelayanan
Publik (10%)
Penguatan Akuntabilitas
Kinerja (6%)

Penguatan
Pengawasan (12%)

Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik (6%)

3
KERANGKA LOGIS

4
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
1. MANAJEMEN PERUBAHAN (PEMENUHAN)

PEMANTAUAN DAN PERUBAHAN POLA PIKIR DAN


TIM RB ROAD MAP RB
EVALUASI BUDAYA KERJA

1. MANAJEMEN PERUBAHAN (REFORM)

1. PERAN AGEN PERUBAHAN (KONKRET)


2. KOMITMEN PIMPINAN
3. MEMBANGUN BUDAYA KERJA Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
2. DEREGULASI KEBIJAKAN (PEMENUHAN)

SISTEM PENGENDALIAN DALAM


HARMONISASI PENYUSUNAN PERATURAN

2. DEREGULASI KEBIJAKAN (REFORM)

1. PERAN KEBIJAKAN TERKAIT PELAYANAN/PERIJINAN


2. KEBIJAKAN YANG DITERBITKAN TELAH SESUAI
DENGAN PROLEG KEMENTERIAN/PEMDA
3. PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI (PEMENUHAN)

PENATAAN EVALUASI TINDAK LANJUT


ORGANISASI KELEMBAGAAN EVALUASI

3. PENATAAN DAN PENGUATAN ORGANISASI (REFORM)

1. KESESUAIAN ORGANISASI DENGAN PROBIS


2. PETA PROBIS SESUAI DENGAN PENYEDERHANAAN ORGANISASI
3. EVALUASI KELEMBAGAAN SESUAI DENGAN PENYEDERHANAAN
ORGANISASI
4. PENATAAN TATALAKSANA (PEMENUHAN)

PROSES BISNIS KETERBUKAAN


DAN PROSEDUR INFORMASI PUBLIK

SISTEM PEMERINTAHAN

4. PENATAAN TATALAKSANA (REFORM)


1. PENYUSUNAN PROBIS SESUAI DENGAN PENYEDERHANAAN JABATAN
2. MAKIN TERINTEGRASINYA SPBE
3. TRANSFORMASI DIGITAL TELAH MEMBERIKAN MANFAAT OPTIMAL
5. PENATAAN SDM (PEMENUHAN)
Perencanaan
Kebutuhan Pegawai Penetapan Kinerja
Sesuai dengan Individu
Kebutuhan
Organisasi

Penerimaan pegawai Penegakan Aturan


transparan, obyektif , Disiplin/Kode
bebas Etik/Kode Perilaku
KKN Pegawai

Pengembangan Pelaksanaan
Pegawai Berbasis Evaluasi dan Sistem
Kompetensi dan Informasi
Promosi Jabatan Kepegawaian

1. PERHITUNGAN KEBUTUHAN PEGAWAI DIJADIKAN DASAR PEMBUATAN FORMASI


2. PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI KE JABATAN FUNGSIONAL
3. PEMETAAN TALENTA PEGAWAI DIGUNAKAN UNTUK PENEMPATAN JPT DAN JABATAN KRITIKAL LAINNYA
6. PENGUATAN AKUNTABILITAS (PEMENUHAN)

Pengelolaan Keterlibatan
Akuntabilitas Pimpinan
Kinerja

6. PENGUATAN AKUNTABILITAS (REFORM)


1. PENGGUNAAN ANGGARAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
2. PEMANFAATAN APLIKASI AKUNTABILITAS KINERJA
3. CAPAIAN KINERJA MENJADI DASAR REWARD DAN PUNISHMENT
4. PETA STRATEGIS SESUAI DENGAN KERANGKA LOGIS KINERJA
7. PENGUATAN PENGAWASAN (PEMENUHAN)

Pengaduan
Pengendalian Pembangunan
Masyarakat
Gratifikasi Zona Integritas
Whistle-Blowing
System dan
Kapasitas serta
Peran APIP

Penanganan
Penerapan Benturan
SPIP Kepentingan

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
7. PENGUATAN PENGAWASAN (REFORM)

1. KEPATUHAN LHKPN
2. KEPATUHAN LHKASN
3. MEKANISME PENGENDALIAN AKTIVITAS BERJENJANG
4. PENURUNAN PENGADUAN MASYARAKAT
5. KEBERHASILAN PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
6. PENGUATAN PERAN APIP SEBAGAI ASSESS DAN ASSIST

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
8. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

Pengelolaan Pemanfaatan
Pengaduan Teknologi
1. INOVASI TELAH BERHASIL
MENDORONG PERBAIKAN LAYANAN
DAN PERIZINAN
Standar 2. PENANGANAN PENGADUAN
Pelayanan DILAKUKAN PADA BERBAGAI KANAL
SECARA RESPONSIF DAN
BERTANGGUNGJAWAB

Budaya
Penilaian Kepuasan
Pelayanan
terhadap Pelayanan
Prima

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
TIMELINE EVALUASI RB
AGUSTUS-OKTOBER
VERIFIKASI LAPANGAN
JUNI-JULI (JIKA MEMUNGKINKAN)

1 EVALUASI MELALUI
TELECONFRENCE 3 VERIFIKASI ONLINE
(JIKA TIDAK MEMUNGKINKAN)

JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER

JULI-SEPTEMBER

2 MELAKUKAN SURVEY
ON-LINE
CATATAN
Tahun ini evaluasi masih tetap
dilakukan dengan mengambil
sample hingga ke unit kerjanya min.
Eselon I

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
REFORMASI
BIROKRASI

PELAKSANAAN
REFORMASI BIROKRASI
8 AREA PERUBAHAN PELAKSANAAN REFORMASI
BIROKRASI

Birokrasi
01 yang
bersih &
akuntabel
Birokrasi
02 yang
kapabel

Pelayanan
03 Publik
yang Prima

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
AREA PERUBAHAN
Keberlanjutan Pelaksanaan 8 Area Perubahan
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 061-4733 MANAJEMEN PERUBAHAN
Tahun 2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian
Dalam Negeri 2020-2024 Mentransformasi sistem dan mekanisme kerja organisasi
serta mindset (pola pikir) dan cultureset (cara kerja) individu
ASN menjadi lebih adaptif, inovatif, responsive, professional,
dan berintegritas

PENGAWASAN PELAYANAN PUBLIK


Meningkatkan penyelenggaraan
Mewujudkan pelayanan Prima di lingkungan
pemerintahan yang bersih dan bebas
Kemendagri sesuai kebutuhan dan harapan
KKN di Lingkungan Kemendagri
masyarakat

DEREGULASI PER-UU
AKUNTABILITAS Menyederhanakan regulasi dan menghapus
regulasi/kebijakan yang tumpang tindih dan
Menciptakan Kemendagri yang
sifatnya menghambat
akuntabel dan berkinerja tinggi

MANAJEMEN SDM APARATUR


KELEMBAGAAN Menciptakan SDM aparatur di Lingkungan Kemendagri
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang berintegritas, netral, kompeten, capable,
organisasi Kemendagri secara proporsional profesional, berkinerja tinggi, dan sejahtera
sesuai dengan kebutuhan (Oraganisasi yang
tepat ukuran dan fungsi)
TATALAKSANA
Meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem, proses, dan
prosedur kerja di lingkungan Kemendagri
TANTANGAN DAN HAMBATAN
1Bidang Manajemen
Perubahan 5
Bidang Manajemen SDM Aparatur
1. Standar Kompetensi Jabatan
1. Komitmen pimpinan 2. Profil Kompetensi Pegawai
2. Sosialisasi dan internalisasi RB 3. Disiplin Kerja
3. Agen Perubahan sebagai motor penggerak 4. Sistem Pendidikan dan Pelatihan Aparatur berbasis kompetensi
5. Perubahan pola pikir dan budaya kerja
Bidang Peraturan
2 Perundang-
6 Bidang Pengawasan
1. Peran Unit Penanganan Gratifikasi (UPG)
1. undangan
Penataan Ulang Peraturan 2. Opini WBK/WBBM atas pelaksanaan ZI
Perundang-undangan 3. Maturatias SPIP
2. Perundang-undangan yang 4. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
menghambat efektitivas pelaksanaan 5. Kapabilitas APIP
RB 6. Peran APIP

3 Bidang Organisasi
1. Uraian tugas dan fungsi 7 Bidang Akuntabilitas Kinerja
1. Sistem Manajemen Kinerja berbasis teknologi
2. Grand Design penataan kelembagaan 2. Adanya Cascading
3. Kelembagaan UPT 3. Sistem Manajemen Kinerja secara menyeluruh

4 Bidang Tatalaksana 4. Kualitas LAKIP

1.
2.
Peta proses bisnis
Pola Tatalaksana dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi 8 Bidang
Publik
1.
2.
Pelayanan
Pemanfaatan prosedur pelayanan
SOP standar pelayanan
3. Pola sistem ketatalaksanaan (bisnis proses)
4. Pemanfaatan teknologi informasi berbasis elektronik 3. Pemanfaatan ULA pada Satuan Kerja
5. Pengintegrasian teknologi informasi berbasis elektronik 4. Survey secara berkala oleh pihak ketiga
TIM MANAJEMEN PELAKSANAAN RB

Tim Pengarah
Reformasi Birokrasi
KMDN

Tim Pelaksana
Reformasi Birokrasi
KMDN

Tim Pelaksana
Reformasi Birokrasi
Satuan Kerja

Tim Evaluasi Penilaian


Sekretariat Reformasi
Mandiri Reformasi
Birokrasi KMDN
Birokrasi

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
MONITORING DAN EVALUASI
Simonev-Rbdagri Versi 3.0
(http://rb.kemendagri.go.id)

Media Informasi
Pokja dan Unit Kerja.

Monitoring Pelaksanaan Reformasi Evaluasi dan Pelaporan Tahunan Pelaksanaan


Pelaporan PMPRB
Birokrasi di Lingkungan Reformasi Birokrasi di Lingkungan
Pokja dan Unit Kerja.
Kementerian Dalam Negeri: Kementerian Dalam Negeri:

Monitoring pelaksanan reformasi birokrasi di Pelaporan PMPZI Kegiatan evaluasi perkembangan pelaksanaan
Pokja dan Unit Kerja.
lingkungan Kementerian Dalam Negeri, reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian
dilakukan secara periodik melalui Dalam Negeri akan dilakukan secara berkala
Monitoring dan
program/kegiatan percepatan, rapat-rapat, Evaluasi perbulan dan terakumulasi menyeluruh pada
FGD yang pembahasan mengenai setiap akhir tahun dengan basis data/evidence
Tim Asesor RB/APIP
perkembangan pelaksanaan reformasi Itjen dan Tim yang diinput dalam Simonev-RBdagri, yang
birokrasi di lingkungan Kementerian Dalam Evaluator hasilnya akan disusun dalam bentuk Laporan
Negeri dengan basis data/evidence yang KemenPAN dan RB. Tahunan Perkembangan Pelaksanaan
diinput dalam Simonev-RBdagri, didamping Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian
olehTim Evaluasi Penilaian Mandiri Dalam Negeri.
Reformasi Birokrasi.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Satuan Kerja
Menyusun Tim Pelaksana RB Satker

Menyusun Renja Pelaksanaan RB Satker

Mengusulkan Agenda Quick Wins

Mengusulkan PIC Admin Simonev-Rbdagri


V.3.0

Mengisi LKE melaui Simonev-Rbdagri V.3.0

Menindaklanjuti monev pelaksanaan RB

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

Sosialisasi, Konsultasi, dan FGD


pelaksanaan RB
PENYEDERHANAAN BIROKRASI
(Quick Win)

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
PENYEDERHANAAN BIROKRASI

PERATURAN
PERUNDANGAN

1 2
P e r a t u ra n P e m e r int ah N o m o r 1 7 T a h u n 2 0 2 0 P e r a t u ra n M e n t e r i P A N R B N o m o r 2 8 T a h u n 2 0 1 9
s e b a gai P e r u b ah an A t a s P e r a t u ra n P e m e r int a h t e n t a n g P e n y e ta r aan J a b a t an A d m in is tr as i k e
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS D a l a m J a b a t an F u n g s io n al
“CUPLIKAN PENJELASAN VIDEO TENTANG AREA
MANAJEMEN SDM APARATUR”
Arahan Presiden: Reformasi Struktural

PENGATURAN ORGANISASI
ARAHAN
memprioritaskan keberadaan Jabatan
PRESIDEN
Fungsional dalam pengaturan susunan
organisasi

“PENYEDERHANAAN ESELONISASI
BIROKRASI MENJADI 2 (DUA) LEVEL,
DAN DIGANTI DENGAN JABATAN
FUNGSIONAL YANG MENGHARGAI
“Sangat penting bagi kita KEAHLIAN DAN KOMPETENSI”
untuk mereformasi birokrasi
kita. Reformasi struktural!
Agar Lembaga semakin
sederhana, semakin simple,
semakin lincah!” PENATAAN STRUKTURAL
mengalihkan jabatan struktural eselon III ke
bawah ke dalam jabatan fungsional

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Tujuan Penyederhanaan Birokrasi

Percepatan sistem kerja


Birokrasi yang dinamis
dan agile

Mendorong
efektivitas dan
efisiensi kinerja
Mewujudkan
profesionalitas ASN

Fokus pada
pekerjaan fungsional

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia 4


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
PAG
E

Sasaran Penyederhanaan Birokrasi

INSTANSI JABATAN
a. Pusat
• Kementerian a. Administrator/eselon III
• Alat Negara/Lembaga Setingkat Kementerian b. Pengawas/eselon IV
• Lembaga Pemerintah Non Kementerian c. Pelaksana/eselon V
• Sekretariat Jenderal Lembaga Negara
• Sekretariat Jenderal Lembaga Non Struktural
• Lembaga Penyiaran Publik
b. Daerah
• Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi
• Perangkat Daerah Pemerintah Kab/Kota
Manfaat Penyederhanaan Birokrasi

 Alignment Organisasi Rencana strategi dapat



dicascading dengan cepat sehingga organisasi bergerak sebagai satu
kesatuan unit.

 Kejelasan – peningkatan span of control mengarah pada kejelasan


pemahaman yang baik pada top dan middle level dalam pengambilan
keputusan.

 Produktivitas – Dapat melakukan hal yang banyak dan


cepat dengan sedikit layer manajemen.
 Customer Oriented – organisasi lebih mampu dan fokus
memahami kebutuhan publik daripada fokus pada proses
internalisasi birokrasi.
PAG
E

Ruang Lingkup Penyederhanaan Birokrasi

01 TRANSFORMASI ORGANISASI
 Penyederhanaan struktur organisasi menjadi 2 level.
 Perampingan struktur organisasi Jabatan Administrasi pada K/L/D
dengan kriteria tertentu dan memperhatikan karakteristik sifat tugas
01 dari Jabatan Administrasi tersebut.
 Penyederhanaan struktur organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah
melalui koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri.

02 TRANSFORMASI JABATAN
02
 Pengalihan Pejabat Administrasi yang unit organisasinya
PENYEDERHANAAN
dirampingkan menjadi Pejabat Fungsional yang bersesuaian.
BIROKRASI
 Pengembangan Jabatan Fungsional.
 Penyetaraan Penghasilan.
03 03 TRANSFORMASI MANAJEMEN KERJA
 Penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi yang
berorientasi pada percepatan pengambilan keputusan dan perbaikan
pelayanan publik.
 Pengembangan sistem kerja berbasis digital.
PAG
E

Langkah Strategis Penyederhanaan Birokrasi

Transformasi
Transformasi Organisasi Transformasi Jabatan
Manajemen Kerja
 Penyusunan Rancangan
 Penyusunan Rancangan
 Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden mengenai
Peraturan Menteri mengenai
Instruksi Presiden untuk Penyelarasan Penghasilan
Mekanisme Kerja
mempercepat pelaksanaan  Penyesuaian/perubahan pengaturan
Penyederhanaan Birokrasi mengenai Penyetaraan Jabatan  Penyusunan Rancangan
Administrasi ke Jabatan Fungsional, Peraturan Menteri mengenai
 Penyusunan Rancangan Sistem Kerja
Pengembangan Karir Pejabat
Peraturan Menteri PANRB Fungsional, Angka Kredit dan
mengenai Pedoman Kenaikan Pangkat Pejabat
Pelaksanaan Penyederhanaan Fungsional hasil Penyetaraan, dan
Birokrasi Pola Karir
 Penyusunan desain Model  Penyusunan peraturan mengenai
Organisasi berbasis Fungsional Penyetaran Jabatan yang
diduduki prajurit TNI/anggota
POLRI

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
Progress Penyederhanaan Struktur Organisasi pada K/L

TOTAL STRUKTUR TELAH


DISEDERHANAKAN:

76 K/L 39.291
SELESAI
OUTPUT
 Perubahan desain struktur
organisasi
12 K/L  Penyederhanaan
layer/rentang birokrasi

DALAM PROSES

OUTCOME
19 K/L Percepatan dan Peningkatan Kualitas
Capaian Tujuan Organisasi

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia
AGENDA
QUICK WINS

Penguatan manajemen kinerja dalam sistem


pemerintahan yang efektif, efisien, dan
akuntabel
• Pengintegrasian sistem perencanaan,
penganggaran, dan kinerja di daerah.
• Operasionalisasi Sistem Informasi
02
Pemerintahan Daerah.
Penyederhanaan Birokrasi
Penanggung Jawab
Ditjen Bina Bangda, Ditjen Bina Keuda, • Pengalihan Jabatan Struktural Eselon
dan Ditjen Otonomi Dearah. III dan IV ke Fungsional
Penanggung Jawab

01 Biro Organisasi dan Tatalaksana,


Sekretariat Jenderal.

Noted : Sedangkan untuk quick wins tahun 2021-2024 secara berkesinambungan akan diusulkan oleh
masing-masing unit kerja sesuai prioritas tupoksi untuk memberikan kontribusi positif dan kemajuan RB di
lingkungan Kemendagri
5 KRITERIA JABATAN YG DISEDERHANAKAN/
DIALIHKAN KE FUNGSIONAL

Analisis dan penyiapan Koordinasi, pemantauan,


bahan dan/atau kebijakan dan evaluasi kebijakan;

SE
MENDAGRI
Pelayanan teknis 130/1970/OTDA
fungsional.

Pelaksanaan tugas teknis tertentu


dalam menyelenggarakan urusan
Pelaksanaan tugas yang memiliki pemerintahan;
kesesuaian dengan jabatan
fungsional; dan/atau
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri
PAG
E

Penyesuaian Struktur Organisasi Dan Tata Kerja

KONDISI KONDISI
SEBELUM SETELAH  Perlu perubahan mekanisme tata kerja dalam organisasi dengan
PENGALIHAN PENGALIHAN menambahkan fungsi koordinasi (pengelola kegiatan) pada
Jabatan Fungsional Ahli Madya.
 Kesetaraan kelas jabatan fungsional dengan kelas jabatan dalam
jenjang jabatan yang akan diduduki.
JPT Pratama JPT Pratama

Koordinator
Administrator Eselon III atau
(Eselon III) Fungsional
Ahli Madya
 Tugas koordinasi penyusunan rencana, pelaksanaan dan
pengendalian, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pada satu
Pengawas Fungsional
kelompok substansi pada masing-masing pengelompokan uraian
(Eselon IV) Ahli Muda
fungsi.
 Memimpin sekelompok substansi pejabat fungsional dan pelaksana
Pelaksana
dalam melaksanakan tugas dengan dibantu oleh sub-koordinator.
Fungsional
(Eselon V) Ahli Pertama
PAG
E

Perubahan Struktur Organisasi Dan Tata Kerja

STRUKTUR LAMA STRUKTUR BARU

ESELON II/ ESELON II/


JPT PRATAMA JPT PRATAMA

ESELON III/ ESELON III/ ESELON III/ JF AHLI MADYA


ADMINISTRATOR (KOORDINATOR)
ADMINISTRATOR ADMINISTRATOR

ESELON IV/ ESELON IV/


PENGAWAS PENGAWAS KELOMPOK KELOMPOK
JABATAN JABATAN
FUNGSIONAL FUNGSIONAL

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri
Strategi Penyederhanaan Birokrasi Melalui Pengembangan Jabatan Fungsional PAG
E

Membentuk JF Baru
1 3 Mengembangkan JF Eksisting
menjadi beberapa JF baru

3414 Jumlah Nomenklatur


Jabatan Pelaksana

242 Jumlah JF (Eksisting)

Mengubah Jabatan

2 4
Pelaksana Menjadi JF Menata JF Eksisting
70 Proyeksi JF Baru (2021)

 Fasilitasi K/L/D dalam Membentuk JF Baru dan Evaluasi terhadap JF Eksisting


 Inventarisasi dan identifikasi JF yang dibutuhkan pada K/L/D sesuai karakteristik organisasi
 Reviu Peraturan Menteri PANRB mengenai Jabatan Fungsional

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri
PAG
E

LANGKAH KE DEPAN

Percepatan kebijakan mengenai


Penyelarasan Penghasilan antara
Jabatan Fungsional dan Jabatan
Administrasi

Melanjutkan percepatan pembentukan jabatan


fungsional baru untuk mengakomodasi
perpindahan dari jabatan struktural ke jabatan
fungsional

Pengembangan dan penetapan sistem kerja


baru yang berbasis fungsional

Pengembangan/optimalisasi Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik
untuk mendukung sistem kerja baru
PENATAAN KELEMBAGAAN KEMENDAGRI

Penyederhanaan Birokrasi Perpres Kemendagri Permendagri OTK


 65% (99 Eselon III dan 718 Eselon IV)  Pengganti Perpres No. 11 Tahun 2015  Permendagri OTK Kemendagri
 Perubahan nomenklatur Badan  Permendagri OTK IPDN
Penelitiam dan Pengembangan  Permendagri OTK UPT Balai
 Penajaman dan pergeseran beberapa  Permendagri OTK BPSDM Regional
fungsi  Permendagri OTK Set. DKPP

Badan
74 Pengembangan Sumber Daya Manusia i9 presentation to Joe Smith
Kementerian Dalam Negeri
KRITERIA PENYEDERHANAAN BIROKRASI
Sesuai Permenpanrb No. 28 Th. 2019

Potensi tidak dapat dialihkan


Potensi dapat dialihkan 1.Sebagai kepala satuan kerja yang memiliki
kewenangan dan tanggung jawab
1.Melaksanakan analisis dan penyiapan bahan penggunaan anggaran atau pengguna
kebijakan barang/jasa
2.Melaksanakan koordinasi, pemantauan, dan
pelaporan 2.Memiliki tugas dan fungsi berkenaan
3.Melaksanakan tugas teknis tertentu dalam dengan:
mendukung penyelenggaraan urusan  kewenangan otorisasi, legalisasi,
pemerintahan pada kementerian pengesahan atau persetujuan dokumen
4.Melaksanakan tusi teknis tang bersesuaian
 kewenangan kewilayahan
dengan tusi jabatan fungsional

Jabatan administrasi dan pengawas yang dialihkan menjadi jabatan fungsional (dengan diberikan tugas tambahan sebagai
koordinator dan sub koordinator) akan tetap mendapatkan penghasilan yang sama sesuai dengan kelas jabatan administrasi
dan pengawas sebelum dialihkan.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri
PENYAMPAIAN USULAN PENYEDERHANAAN BIROKRASI KEMENDAGRI

Tidak mendapat rekom


4 %

 TAHAP I
54% Mendapat rekom

 TAHAP II 65% Mendapat rekom

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri
Kronologis
6 Januari 2020
Surat Mendagri kepada MENPANRB Nomor 061/58/SJ
Usulan Penyederhanaan birokrasi eselon III & IV masing-masing 11 (3,24%) jabatan dan 44 (4,80%)
jabatan
14 Oktober 2020 & 10 September2020
27 Maret 2020
Surat MENPANRB kepada Mendagri
Surat Sekjen a.n Mendagri kepada MENPANRB Nomor 061/2604/SJ
Persetujuan usulan penyederhanaan Tahap I.
Penegasan kembali surat tgl 6 Januari 2020

5 Oktober 2020
8 Mei 2020 Surat Mendagri kepada MENPANRB
Surat Sekjen a.n Mendagri kepada MENPANRB Nomor 061/3080/SJ Usulan Penyederhanaan Tahap II.
Penegasan kembali surat tgl 6 Januari 2020
29 Desember 2020
Surat MENPANRB
Persetujuan Penyederhanaan Tahap II.

Pelantikan
5 Desember 2019
Kepmendagri No. 100.05 – 5697
Th. 2019 ttg Tim
Penyederhanaan Birokrasi

8 Mei 2020
Surat Sekjen a.n Mendagri kepada MENPANRB Nomor 061/3080/SJ
Penegasan kembali surat tgl 6 Januari 2020
12 Juni 2020
Zoom meeting dengan KemenPANRB
Percepatan penyederhanaan birokrasi, batas waktu paling lambat 30Juni 2020
27 Mei 2020
Surat Menteri PANRB kepada Mendagri Nomor B/519/M.KT.01/2020
Perlu penyederhanaan birokrasi sesuai arahan Bp. Presiden

Sekretariat Jenderal | Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia


Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Dalam Negeri
Lampiran Surat Menteri Dalam Negeri kepada Menteri PANRB Nomor 061/5467/SJ Tanggal 5 Oktober 2020
Hal Penyederhadanaan Birokrasi di Lingkungan Kemendagri Tahap II

REKAPITULASI PENYEDERHANAAN BIROKRASI TAHAP II


DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI

Jumlah Jabatan Administrasi Sebelum Jumlah Jabatan Administrasi yang Jumlah jabatan Administrasi Yang Jumlah jabatan Administrasi Yang
Penyetaraan Jabatan (Eksisting) Diusulkan untuk Disetarakan Diusulkan untuk Dipertahankan Kosong
UNIT ORGANISASI
Eselon III Eselon III Eselon III Eselon III
Eselon IV Pengawas Eselon IV Pengawas Eselon IV Pengawas Eselon IV Pengawas
Administrator Administrator Administrator Administrator

Sekretariat Jenderal 40 115 9 88 31 27 0 0


Ditjen Polpum 28 65 6 54 22 11 0 0
Ditjen Bina Adwil 29 67 6 56 23 11 0 0
Ditjen Otda 29 67 6 56 23 11 0 3
Ditjen Bina Bangda 29 67 6 56 23 11 0 0
Ditjen Bina Pemdes 33 80 7 65 26 15 0 0
Ditjen Bina Keuda 29 67 6 56 23 11 0 0
Ditjen Dukcapil 29 67 6 56 23 11 0 0
Inspektorat Jenderal 4 13 0 4 4 9 0 0
BPP 16 40 12 31 4 9 0 0
BPSDM 29 84 17 65 12 19 4 0
IPDN 36 154 14 123 22 31 0 0
Sekretariat DKPP 6 24 0 8 6 16 0 0

JUMLAH ` 910 95 718 242 192 4 3


PERSENTASE 28% 79% 72% 21% 1% 0%

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri
5 BESAR JABATAN FUNGSIONAL HASIL PENYETARAAN
Di Lingkungan Kemendagri

JUMLAH PEMANGKU JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI


No NOMENKLATUR JABATAN FUNGSIONAL
Orang Prosentase

1. Analis Kebijakan 325 40,22%

2. Analis Kepegawaian 136 16,83%

3. Pengembang Teknologi Pembelajaran 66 8,17%

4. Perencana 59 7,30%

5. Pranata Hubungan Masyarakat 38 4,70%

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Dalam Negeri
REFORMASI
BIROKRASI

PEMBANGUNAN
ZONA INTEGRITAS
Perintah Presiden

REFORMASI BIROKRASI Zona Integritas


Merupakan Miniatur
5 VISI JOKOWI – MA’RUF AMIN
TAHUN KEDEPAN “Kecepatan melayani, kecepatan memberikan
izin, menjadi kunci bagi reformasi birokrasi
Pembangunan
Reformasi Birokrasi di
1. MELANJUTKAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
kita. Begitu saya lihat tidak efisien atau tidak Unit Kerja, untuk
2. MEMPERKUAT PEMBANGUNAN efektif, saya pastikan akan saya pangkas, mewujudkan unit
SUMBER DAYA MANUSIA copot pejabatnya. Kalau ada lembaga-lembaga pelayanan
3. MENGUNDANG INVESTASI SELUAS- yang tidak bermanfaat dan bermasalah, saya yang berkinerja tinggi
LUASNYA
pastikan, saya bubarkan!” dan berintegritas
4. REFORMASI BIROKRASI
5. PENGGUNAAN APBN YANG FOKUS &
TEPAT SASARAN
REFORMASI BIROKRASI DAN
ZONA INTEGRITAS
PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS
Miniatur Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di
Indonesia

Indeks Reformasi Birokrasi


Instansi Pemerintah
Bertujuan untuk membangun program RB
sehingga mampu mengembangkan budaya
kerja birokrasi yang anti korupsi,
berkinerja tinggi, dan memberikan
pelayanan publik yang berkualitas
UNI UNI
TA TC Membangun percontohan (Role Model) pada
UNI UNI
tingkat unit kerja pada Instansi Pemerintah
TB TD sebagai unit menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih
dan Melayani

UNIT PERCONTOHAN

1. Dianggap sebagai unit yang penting/ strategis


dalam melakukan pelayanan publik
2. Mengelola sumber daya yang cukup besar
3. Memiliki tingkat keberhasilan Reformasi Birokrasi
yang cukup tinggi di unit tersebut
Ilustrasi Indeks RB & ZI WBK/WBBM
INDEKS ZONA INTEGRITAS
REFORMASI BIROKRASI Menuju WBK/WBBM
Instansi Pemerintah Unit Kerja Pelayanan Instansi
(contoh : Pemerintah
Kementerian/Lembaga/Pemda) (contoh: RSUD, PTSP, Kantor
Imigrasi, Bea dan Cukai,
Pelayanan Pajak, Polres,
Samsat, Pengadilan,
Kecamatan, Puskesmas, dsb)
Unsur Pengungkit Unsur Pengungkit
(8 Area Reform) (6 Area Reform)
1. Manajemen Perubahan 1. Manajemen Perubahan
2. Tatalaksana
3. Manajemen SDM 2. Tatalaksana
K/L/P Indeks
RB 4. Akuntabilitas
3. Manajemen SDM
5. Pengawasan
6. Pelayanan Publik 4. Akuntabilitas
WBK
7. Organisasi
/WB Unit Level I Unit Level I
BM Unit Level 8. Peraturan Perundangan 5. Pengawasan
I
6. Pelayanan Publik
WBK Unsur Hasil Unsur Hasil
/WB Unit Level 2 Unit Level 1. Indeks Persepsi Anti Korupsi (IPAK) 1. Indeks Persepsi Anti Korupsi (IPAK)
BM Unit Level
2 2 2. Indeks Persepsi Kualitas Pelayanan Publik 2. Indeks Persepsi Kualitas Pelayanan
(IPP) Publik (IPP)
WBK 3. Indeks Persepsi Integritas Organisasi & 3. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
/WB Unit Level Unit Level
BM Integritas Jabatan Internal/Eksternal
3 3 4. Nilai Akuntabilitas Kinerja
Ilustrasi Pembangunan ZI Unit Kerja WBK/WBBM

K/L/P IndeksRB

WBK/
WBB
Unit Level Unit Level Unit Level
M Unit
I I Level I
I
WBK/
WBB Unit Level Level II
M II

WBK/
Unit Level III Unit Level
WBB
M III

88
Kerangka Logis Pelaksanaan RB & ZI
RB ZI

P E N G U N G K I T ( 6 0 % ) H A S I L ( 4 0 % ) P E N G U N G K I T ( 6 0 % ) H A S I L ( 4 0 % )

PENGUATAN
PENGAWASAN (12%) k Kapasitas
dan
PEMERINTAH YANG BERSIH
DAN BEBAS KKN
a Akuntabilitas
Organisasi
PENATAAN & u (20%) K
PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (5%)

(10)
PENGUATAN PENATAAN TATALAKSANA

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK 6%)


ORGANISASI
(6%)
s (7) a Nilai persepsi korupsi
(survei eksternal) (15)

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK


a u
MANAJEMEN PERUBAHAN (5%)

MANAJEMEN PERUBAHAN (8)


PENATAAN MANAJEMEN
l SDM s Presentase penyelesaian
(10) TLHP (5)
PENATAAN
i Peningkatan
a
TATALAKS BIROKRASI
PROGRAM REFORMASI
ANA (5%) t SASARAN REFORMASIPelayanan
BIROKRASI
Publik (10%)
l
PENGUATAN
a PENGAWASAN (15) I
s t PENINGKATAN PELAYANAN
PENATAAN
SISTEM
PENGUATAN
AKUNTABILITAS KINERJA a PUBLIK
MANAJEMEN
SDM (15%) (10)
s
Pemerintah
yang bersih Nilai persepsi kualitas
dan bebas pelayanan (survei
PENGUATAN KKN (10%) eksternal) (20)
AKUNTABILITAS
KINERJA (6%)

P E R B A I K A N D A N P E M B E L A J A R A N P E R B A I K A N D A N P E M B E L A J A R A N
89
PEMBANGUNAN ZONA
INTEGRITAS
Perkembangan Regulasi Pembangunan ZI WBK/WBBM
 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi.

 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 60 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih
dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah. ( Pengganti Permenpanrb nomor 20 Tahun 2012).

 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah. ( Pengganti Permenpanrb nomor 60 Tahun 2012).

 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014
tentang Tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah ( Pengganti Permenpanrb nomor 52 Tahun
2014).

91
LANGKAH MEMBANGUN
UNIT KERJA MENUJU WBK/WBBM

Instansi Pemerintah Menetapkan unit kerja percontohan yang akan dijadikan Zona Integritas
1
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/ Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
Unit Kerja percontohan yang ditetapkan menyusun rencana aksi Pembangunan Zona
2 Integritas Menuju WBK/WBBM mengacu pada pemenuhan kriteria indikator WBK/WBBM.
(Indikator Pengungkit dan Hasil)

3 Unit kerja percontohan melaksanakan Rencana Aksi Pembangunan yang telah ditetapkan.

Unit kerja percontohan melakukan monitoring dan evaluasi berkala atas capaian
4 pelaksanaan Rencana Aksi Pembangunan.

Tim Penilai Internal melakukan penilaian kepada Unit kerja percontohan atas hasil
5 Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM yang dilakukan.

Apabila Hasil Penilaian Tim Internal , Unit Kerja dinyatakan berhasil memenuhi predikat WBK/WBBM,
6 Unit Kerja tersebut Diajukan Kepada Kementerian PANRB, selaku Tim Penilai Eksternal untuk dilakukan
evaluasi. Hasil Evaluasi akan menetapkan apakah unit kerja lulus atau tidak sebagai WBK/WBBM
SYARAT PENGUSULAN
SYARAT WBK WBBM

Tingkat Instansi Opini BPK minimal “WDP” Opini BPK minimal “WTP”
pemerintah
Nilai AKIP minimal “B”

Mandiri (Prioritas K/L/P) Tingkat unit kerja Unit kerja yang diajukan merupakan core layanan utama dari
instansinya

Mengelola sumber daya yang cukup besar

Memiliki tingkat keberhasilan Reformasi Birokrasi yang cukup


tinggi di unit tersebut

Telah mendapat predikat WBK


sebelumnya
Mandatory
(Stranas PK) LHKASN dan LHKPN 100%
PENGUNGKIT (60)

5 Manajemen 10 Penguatan
Perubahan Akuntabilitas

5 Penataan Tatalaksana
15 Penguatan
Pengawasan
15 Penataan Sistem
Manajemen SDM
10 Peningkata Kualitas
Pelayanan Publik
9
4
HASIL (40)
Pemerintah yang Bersih Kualitas Pelayanan
dan Bebas KKN Publik
(20) (20)
• Nilai Persepsi Korupsi • Nilai Persepsi Kualitas
(Survei Eksternal) (15) Pelayanan
• Persentase temuan (Survei Eksternal)
hasil pemeriksaan (20)
(Internal dan
eksternal) yang
ditindaklanjuti (5)

95
Akuntabilitas Kinerja sebagai dasar
pelaksanaan Reformasi Birokrasi

KINERJA
Memastikan kinerja yang akan diwujudkan
telah sesuai dengan mandat dan
memberikan dampak yang dirasakan oleh
masyarakat

PROSES BISNIS
Memastikan cara yang paling efektif dan
efisien dalam mencapai sasaran/tujuan
PERATURAN organisasi PENGAWASAN
PERUNDANGAN Untuk memastikan
untuk memayungi legalitas setiap aktivitas bebas
setiap pelaksanaan dari penyimpangan dan
STRUKTUR ORGANISASI risiko pencapaian tujuan
aktivitas organisasi
Memastikan organisasi yang paling tepat
fungsi dan tepat ukuran untuk menjalankan
proses bisnis dalam mencapai
sasaran/tujuan organisasi

MANAJEMEN SDM
Memastikan standar kompetensi SDM untuk
mengisi struktur organisasi yang telah
dirancang.
 Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen
pemerintahan di Unit Kerja ZI menuju WBK/WBBM;
 Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dalam proses
Penataan penyelenggaraan manajemen pemerintahan di Unit Kerja Zona
Tatalaksana Integritas menuju WBK/WBBM;
(2)  Meningkatnya transparansi publik di Unit Kerja Z I menuju
WBK/WBBM.
1. Meningkatnya kualitas pelayanan Peningkatan
publik (lebih cepat, lebih murah, Kualitas  Meningkatnya komitmen seluruh
lebih aman, dan lebih mudah
Pelayanan Manajemen
Sasaran
dijangkau) pada Unit Kerja ZI jajaran pimpinan dan pegawai unit
menuju WBK/WBBM; Publik Perubahan kerja dalam mewujudkan Zona
Integritas menuju WBK/WBBM;
Pembangunan
2. Meningkatnya standardisasi (6) (1)
pelayanan menjadi berstandart  Terjadinya perubahan pola pikir dan
internasional pada Unit Kerja menuju budaya kerja pada unit kerja yang

3.
WBK/WBBM; dan
Meningkatnya indeks kepuasan
Zona Integritas diusulkan sebagai Zona Integritas
menuju WBK/WBBM;
 Menurunnya resiko kegagalan yang
masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan pada WBK/WBBM disebabkan kemungkinan timbulnya
resistensi terhadap perubahan.
( 6 area perubahan)
Unit Kerja ZI menuju WBK/WBBM.

 Meningkatnya kepatuhan terhadap  Meningkatnya ketaatan terhadap


pengelolaan keuangan negara pengelolaan SDM aparatur di Unit
pada Unit Kerja Penguatan Kerja menuju WBK/WBBM;
Penataan Sistem  Meningkatnya transparansi dan
 Meningkatnya efektivitas Pengawasan akuntabilitas pengelolaan SDM
pengelolaan keuangan negara (4) Manajemen SDM
aparatur di Unit Kerja menuju
pada Unit Kerja menuju Penguatan (3) WBK/WBBM;
 Menurunnya tingkat Akuntabilitas  Meningkatnya disiplin SDM aparatur
penyalahgunaan wewenang pada (5) di Unit Kerja menuju WBK/WBBM;
Unit Kerja  Meningkatnya efektivitas manajemen
 Meningkatnya budaya kinerja SDM aparatur di Unit Kerja menuju
WBK/WBBM;
Unit Kerja
 Meningkatnya profesionalisme SDM
 Meningkatnya capaian aparatur di Unit Kerja menuju
kinerja Unit Kerja
Struktur Setiap Indikator
1. Pemenuhan Formal
2. Implementasinya 1. SOP Kegiatan Utama
3. Evaluasi atas Implementasi dan tindak lanjut perbaikan
Penataan 2. E-Office
3. Keterbukaan Informasi Publik
Tatalaksana
(2)
1. Standar Pelayanan Peningkatan 1. Tim Kerja
2. Budaya Pelayanan Prima Kualitas Manajemen 2. Dokumen Pembangunan
3. Penilaian Kepuasan Pelayanan Perubahan Zona Integritas
Terhadap Masyarakat Publik (1) 3. Pemantauan dan Evaluasi
(6) Indikator Pembangunan
4. Perubahan Pola Pikir
Area Perubahan Zona Budaya Kerja
Integritas
WBK/WBBM
1. Pengendalian Gratifikasi Penataan 1. Perencanaan Kebutuhan
2. Penerapan Sistem Penguatan Sistem Pegawai Sesuai Kebutuhan
Pengawasan Internal Manajemen 2. Pola Mutasi Internal
Pengawasan
3. Pengaduan Masyarakat (4) SDM 3. Pembangunan Pegawai
4. Wistle Blowing System Penguatan (3) Berbasis Kompetensi
5. Penanganan Benturan Akuntabilitas 4. Penetapan Kerja Individu
Kepentingan (5) 5. Penegakan Aturan
6. LHKPN/LHKASN Disiplin/Kode Etik/Kode
1. Keterlibatan Perilaku Pegawai
Pimpinan 6. Sistem Informasi
2. Pengelolaan Kepegawaian
TRANSPARANSI STANDAR
KEJELASAN DAN KEMUDAHAN DAN PROSEDUR
PERSYARATAN PELAYANAN
KECUKUPAN PETUGAS
LAYANAN KEMUDAHAN STANDAR
KEPASTIAN DAN KESEDERHANAAN DAN PROSEDUR

Persepsi Pelayanan Publik


PROSEDUR PELAYANAN
PERSEPSI
DIPENGARUHI PETUGAS LAYANAN

Persepsi Anti Korupsi


BERKOMPETEN DAN BERETIKA LEGITIMASI KEKUASAAN
PANDANGAN
ATAS SIKAP WAKTU PELAYANAN CEPAT DAN
DAN KEWENANGAN
DAN PERILAKU
SESUAI STANDAR
KENYAMANAN DAN KEAMANAN
SARANA DAN PRASANA PERLAKUAN
KEWAJARAN DAN
SPESIAL/KHUSUS
SIKAP DAN KETERJANGKAUAN BIAYA
PERILAKU KEJELASAN MAKLUMAT
DIPENGARUHI PERBEDAAN LAYANAN
OLEH CARA PELAYANAN
PANDANG DAN KESESUAIAN PELAYANAN BERDASAR NEPOTISME
BERFIKIR DENGAN KETENTUAN
PENYELENGGARA LAYANAN KECENDERUNGAN
DENGAN KOMITMEN TINGGI TINDAKAN MELANGGAR
TERDAPAT PENANGANAN HUKUM
PENGADUAN/ MASUKAN

KECENDERUNGAN
BENTURAN KEPENTINGAN
99
PERMENPANRB 10/2019

Mandatory Mandiri
(Stranas PK) (Prioritas K/L)

SYARAT WBK WBBM


Nilai Total 75 85
Nilai Minimal Pengungkit 40 48
Bobot nilai minimal per area pengungkit 60% 75%
Nilai komponen hasil “Terwujudnya Pemerintah yang
18,50 18,88
Bersih dan Bebas KKN” minimal
Nilai sub-komponen “Survei Persepsi Anti Korupsi” 13,5 (survey 3,60)
13,5 (survey 3,60)
minimal
Nilai sub-komponen “Persentasi TLHP” minimal 5,0 5,0
Nilai komponen hasil “Terwujudnya Peningkatan 18 (survey 3,60)
16 (survey 3,2)
Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat” minimal
PERBEDAAN WBK & WBBM
1. Tingkat kematangan implementasi perubahan
2. Tingkat keberlanjutan perubahan
3. Tingkat Kualitas Pelayanan dan kinerja
LEMBAR KERJA EVALUASI
Penilaian Skor WBK WBBM
(min 60 %) (min 75 %)
A Pengungkit 60 40 48
1 Manajemen Perubahan 5 3 3,75
2 Penataan Tata Laksana 5 3 3,75
3 Penataan SDM 15 9 11,25
4 Penguatan Akuntabilitas 10 6 7,5
5 Penguatan Pengawasan 15 9 11,25
6 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 10 6 7,5
B Hasil 40
1 Pemerintahan Bersih dan Bebas KKN 20 18,5 18,88
2 Kualitas Pelayanan Publik 20 15 17
Total 100 75 85
BOBOT NILAI PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU
WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI 2020
1. Manajemen Perubahan
Tim Kerja.
Dokumen Rencana Pembangunan Zona Integritas
Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan WBK/WBBM
Dalam perubahan pola pikir dan budaya kerja,
(termasuk pembentukan agent of change ataupun role
model)
2. Penataan Tatalaksana
 Prosedur operasional tetap (SOP)
kegiatan utama
 E-Office
 Keterbukaan Informasi Publik
3. Penataan Sistem Manajemen SDM

•Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan


kebutuhan organisasi
•Pola Mutasi Internal
•Pengembangan pegawai berbasis kompetensi
•Penetapan kinerja individu
•Penegakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku
pegawai
•Sistem Informasi Kepegawaian
4. Penguatan Akuntabilitas

•Keterlibatan pimpinan
•Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja
5. Penguatan Pengawasan
•Pengendalian Gratifikasi
•Penerapan SPIP
•Pengaduan Masyarakat
•Whistle-Blowing System
•Penanganan Benturan Kepentingan
6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

•Standar Pelayanan
•Budaya Pelayanan Prima
•Penilaian kepuasan terhadap pelayanan
20 Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN

Persentase temuan hasil pemeriksaan (Internal


5 dan eksternal) yang ditindaklanjuti

15 Nilai Persepsi Anti Korupsi (Survei Eksternal)

Langkah Utama Untuk Meningkatkan Indeks Persepsi Anti Korupsi:


1. Bangun integritas di seluruh tingkatan unit organisasi dan seluruh
pegawai
2. Libatkan pelanggan/stakeholder utama dalam penegakan integritas
3. Sempurnakan SOP pelayanan sehingga dapat menutup peluang terjadinya
pungutan di luar ketentuan dan praktik percaloan
4. Menindaklanjuti setiap keluhan pelanggan/stakeholder menyangkut
pungutan di luar ketentuan dan praktik percaloan, baik keluhan langsung
maupun melalui medsos
20 Kualitas Pelayanan Publik

20 Nilai Persepsi Kualitas Pelayanan


(Survei Eksternal)

Langkah Utama Untuk Meningkatkan Indeks Kualitas Pelayanan:

1. Kenali pelanggan/stakeholder utama


2. Identifikasi harapan yang diinginkan pelanggan/stakeholder utama
3. Sebagai Feedback dalam perbaikan SOP, sarana dan kecepatan pelayanan
4. Menindaklanjuti segera setiap keluhan/masukan pelanggan/stakeholder,
baik keluhan langsung maupun melalui medsos
Beberapa Catatan
Unit Kerja Yang Berhasil Memperoleh WBK/WBBM

•Unit kerja harus mengenali tugas utama (Indikator kinerja Utama), sehingga
seluruh kegiatan dan inovasi yang akan dilakukan sudah dipastikan dapat
mempengaruhi secara langsung terhadap pencapaian indikator kinerja utama.
•Risiko yang kemungkinan dapat menganggu pelaksanaan penegakan integritas
dan penyalagunaan wewenang terpetakan dengan baik dan transparan baik
dari internal maupun dari eksternal, sehingga rencana aksi yang dilakukan
terkoneksi/nyambung, sehingga hasil yang diharapkan dapat terwujud.
•Dalam rencana aksi kadang banyak yang harus dilakukan tapi harus dapat
memilih mana yang lebih prioritas.
•Walaupun hasil Pembangunan penegakan integritas yang dilakukan belum
tercapai secara maksimal, minimal ada progresnya (hasilnya) dan terlihat ada
upaya yang akan dilakukan dalam rencana aksi beserta target berikutnya yang
tertuang dalam perencanaan. Dan rencana kegiatan beserta anggaran betul-
betul di fokuskan pada pencapaian sasaran strategis.
Beberapa Catatan
Unit Kerja Yang Berhasil Memperoleh WBK
•Seluruh anggota unit memahami tujuan organisasi dan ikut berkotribusi dalam pelaksanaan
pembangunan ZI baik pengawai yang terlibat langsung dalam pelayanan maupun yang tidak
terlibat langsung dalam pelayanan, sehingga pada saat melakukan pelayanan atau melakukan
kegiatan apapun itu dapat menunjukkan sikap pemahaman tentang perubahan yang telah
dilakukan unit tersebut serta.
•Pimpinan unit harus melakukan monev terhadap rencana aksi yang telah dibuat dan memberikan
arahan strategi dalam pencapaian rencana aksi tersebut.
•Melakukan komunikasi dan kedekatan yang intensif dengan pengguna layanan & stakeholder
sehingga mengurangi terjadi gap yang antara harapan pengguna layanan dengan kinerja layanan
yang diberikan.
•Unit kerja yang memperoleh WBK memang benar-benar ada perubahan yang lebih/nyata
dibandingkan dengan nominator unit kerja lainnya.
•Unit kerja yang memperoleh WBK memang telah melakukan inovasi2 dalam pembangunan
integritas maupun pelayanan kepada masyarakat (Instansi Pemerintah lainnya), sehingga hasil
survey IPAK dan IKP memenuhi kriteria minimum.
WBBM
CAPAIAN PEMBANGUNAN ZI Unit Kerja WBBM 2016-2020
82

JUMLAH PENGUSULAN ZI 2016 - 2020 3691


34
2246
485 910 2 6 5
74
2016 2017 2018 2019 2020

2016 2017 2018 2019 2020


WBK
Unit Kerja WBK 2016 - 2020
Instansi pemerintah yang telah mengusulkan unit kerja pelayanannya untuk dievaluasi oleh
Tim Penilai Nasional (TPN) adalah sebanyak 251 Instansi Pemerintah, yang terdiri dari 70
Kementerian/Lembaga, 20 Pemerintah Provinsi, dan 161 Pemerintah Kabupaten/Kota.
Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 179% dibandingkan tahun sebelumnya.
684
Terdapat kenaikan signifikan pada unit kerja pelayanan yang diusulkan pada tahun 2020 469
dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 64% dengan rincian, Dari 2246-unit kerja
200
pelayanan di tahun 2019, menjadi 3691-unit kerja yang diusulkan di tahun 2020. Dari 2246-
15 71
unit kerja tersebut, sebanyak 684-unit kerja pelayanan ditetapkan sebagai WBK dan 82-
unit kerja pelayanan ditetapkan sebagai WBBM. 2016 2017 2018 2019 2020
TARGET DAN SASARAN PEMBANGUNAN ZI
(Permendagri 67 Tahun 2020 tentang Renstra Kemendagri Tahun 2020-2024)
PROGRAM/ TARGET
KEGIATAN SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/INDIKATOR
2020 2021 2022 2023 2024

1 2 4 5 6 7 8

PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN


Sasaran Program 1
Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan transparan di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri
1 Jumlah Unit Kerja yang dibangun Zona Integritas menuju WBK/WBBM di Lingkungan 74 1585 242 329 431
KementeriaN Dalam Negeri Unit Kerja Unit Kerja Unit Kerja Unit Kerja Unit Kerja
Sasaran Program 6
Meningkatnya Kualitas Layanan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Unit KerjaEselon I
KementeriaN Dalam Negeri
1. Persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Unit Kerja 100% 100% 100% 100% 100%
Eselon I Kementerian Dalam Negeri
2. Capaian kinerja pelaksanaan reformasi birokrasi lingkup Sekretariat Jenderal Nilai 12 Nilai 14 Nilai 16 Nilai 18 Nilai 20
3. Capaian kinerja pelaksanaan reformasi birokrasi lingkup Ditjen Politik dan Pemerintahan Nilai 12 Nilai 14 Nilai 16 Nilai 18 Nilai 20
Umum
4. Capaian kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Ditjen Bina Administrasi Nilai 13 Nilai 15 Nilai 17 Nilai 19 Nilai 20
Kewilayahan
5. Capaian kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Ditjen Otda Nilai 10 Nilai 12 Nilai 14 Nilai 16 Nilai 18
6. Capaian kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Ditjen Bina Bangda Nilai 11 Nilai 13 Nilai 15 Nilai 17 Nilai 20
7. Capaian Kinerja Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada lingkup Ditjen Bina Nilai 10 Nilai 12 Nilai 14 Nilai 16 Nilai 18
Pemerintahan Desa
8. Capaian kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Ditjen Bina Keuangan Daerah Nilai 12 Nilai 14 Nilai 16 Nilai 18 Nilai 20
9. Capaian kinerja pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Ditjen Dukcapil Nilai 11 Nilai 13 Nilai 15 Nilai 17 Nilai 20
10. Nilai Capaian Kinerja Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Inspektorat Jenderal Nilai 12 Nilai 14 Nilai 16 Nilai 18 Nilai 20
11. Capaian kinerja pelaksanan reformasi birokrasi pada lingkup Badan Penelitian dan Nilai 10 Nilai 12 Nilai 14 Nilai 16 Nilai 18
Pengembangan
12. Capaian Kinerja Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Badan Pengembangan Sumber Nilai 10 Nilai 12 Nilai 14 Nilai 16 Nilai 18
Daya Manusia
13. Capaian Kinerja Pelaksanaan Reformasi Birokrasi lingkup IPDN Nilai 10 Nilai 12 Nilai 14 Nilai 16 Nilai 18
CAPAIAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN ZI MENUJU WBK
DAN WBBM DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI TAHUN 2020

Pada Tahun 2020 Kemendagri telah mencanangkan pembangunan 74 ZI (71 Unit dan 3 Integrity Island) dan

1 setelah dilakukan Evaluasi oleh Itjen (selaku TPI/Tim Penilai Internal), yang lebih lanjut diusulkan kepada
Kemenpanrb sebanyak 29 ZI untuk dievaluasi menjadi WBK dan berdasarkan hasil penilaian Kemenpanrb
(selaku TPN/Tim Penilai Nasional) hanya 22 ZI yang memenuhi kriterian untuk dievaluasi lebih lanjut oleh
Kemenpanrb. Dimana Hanya 12 ZI yang masuk dalam tahapan evaluasi Akhir TPN dan 3 diantaranya
mendapat predikat WBK Tahun 2020 sesuai KepmenPAN dan RB Nomor 394 Tahun 2020 tentang Unit Kerja
Berpredikat Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani tahun 2020, antara
lain:
a. Direktorat Fasilitasi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan, Ditjen Dukcapil;
b. Direktorat Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan, Ditjen Dukcapil; dan
c. Direktorat Toponimi dan Batas Daerah, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan.
Berkenaan dengan hal tersebut dalam rangka pencapaian target dan sasaran agenda RB kemendagri
2 khususnya pada Area Perubahan Bidang Pengawasan, diperlukannya penyamaan persepsi antara Tim Tim
Quality Assurance ZI Inspektorat Jenderal dan Sekretariat RB Kemendagri, terkait pengusulan dan penunjukan
Unit Kerja Pembangunan ZI di Lingkungan Kemendagri Tahun 2021, terlampir Rancangan Keputusan Menteri
Dalam Negeri tentang Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri Tahun 2021.
HASIL EVALUASI TIM EVALUATOR KEMENTERIAN PAN DAN RB
(UNIT KERJA PEMBANGUNAN ZI YANG BELUM MEMPEROLEH WBK TAHUN 2020)

Kepala Unit pada unit kerja Pembangunan ZI, belum optimal dalam menjelaskan
proses dan hasil pembangunan ZI di masing-masing unit tersebut;

Pemahaman pejabat/pegawai masih belum memadai dalam pelaksanaan


Pembangunan ZI. Kekurangpahaman ini mengakibatkan pembangunan ZI tidak terarah
secara optimal dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik pada unit kerja
tersebut;
Pimpinan unit kerja belum menunjukkan komitmen yang kuat diantaranya seperti
membagi visi (sharing vision) atas perubahan yang harus dilakukan pada unit kerja
tersebut;

Kurangnya inovasi, baik aspek penguatan integritas maupun peningkatan kualitas


pelayanan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan/stakeholders;

Kurangnya strategi komunikasi untuk memastikan setiap aktivitas dan inovasi


perubahan yang telah dilakukan unit kerja untuk diketahui publik/entitasnya; dan

Inspektorat Jenderal sebagai Unit Kerja yang diberikan mandat untuk mendorong
Pembangunan ZI di lingkungan Kemendagri belum secara intensif mengawal
pembangunan ZI sehingga belum dapat secara efektif mewujudkan Unit Kerja yang
bebas dari korupsi dan memberikan layanan prima kepada pengguna layanan.
PERMASALAHAN
Berdasarkan target dan sasaran kinerja diatas diusulkan untuk dilakukan
1 perubahaan:
• Target Unit Kerja Pembangunan ZI Tahun 2021-2024, agar difokuskan kepada Unit Kerja Eselon
II di Lingkungan Kemendagri; dan
• Nomenklatur pada Sasaran Target Program dan Kegiatan, diusulkan untuk dirubah karena yang
tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan dan perlu dilakukan penyesuaian sesuai Presentase Indikator
Penilaian TPI dalam Permen PAN dan RB Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri PAN dan RB Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani Di Lingkungan Instansi
Tindak lanjut dan solusi terkait pemberian Reward kepada 3 (tiga) unit kerja di lingkungan Kemendagri
Pemerintah.
2 yang memperoleh Predikat WBK Tahun 2021, dimana sesuai DIKTUM KETUJUH Kepmendagri Nomor
356-286 Tahun 2020 tetang Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM di Lingkungan Kemendagri
Tahun 2020, bahwa seluruh ASN oada Unit Kerja Penerima Predikat WBK akan mendapatkan
kenaikan tunjang kinerja satu tingkat lebih tinggi.

Berdasarkan Permen PAN dan RB Nomor 10 Tahun 2019, bahwa Tim Penilai Internal (TPI) adalah Tim
3 yang mempunyai tugas melakukan penilaian Unit Kerja dalam memperoleh WBK dan WBBK, dimana
TPI dilaksanakan oleh APIP-Inspektorat Jenderal.

Anda mungkin juga menyukai