Anda di halaman 1dari 12

Undang-Undang

Keterbukaan Informasi Publik

Anggota Kelompok :
- Brenda keke octaviany (010002100472)

- Dini Fatihatul Masduki (010002100527)

- Elma Safira ( 010002100548)

- Nuraida rahmawati (010002100532)

- Jeffer Joe Suhendra (010002100454)

- Shelly ledhy santoso (010002100461)

Dosen :

Dr. Metty Soletri, S.H, M.Kn.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Undang-Undang No. 14 tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik adalah salah satu
produk hukum Indonesia yang dikeluarkan dalam tahun 2008 dan diundangkan pada tanggal
30 April 2008 dan mulai berlaku dua tahun setelah diundangkan.

Undang-undang yang terdiri dari 64 pasal ini pada intinya memberikan kewajiban kepada
setiap Badan Publik untuk membuka akses bagi setiap pemohon informasi publik untuk
mendapatkan informasi publik, kecuali beberapa informasi tertentu.

UU 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menggarisbawahi dengan tebal


bahwa salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang terbuka
adalah hak publik untuk memperoleh Informasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau
diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan
negara dan/ atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai
dengan Undang-Undang
BAB II

PEMBAHASAN

Badan publik
Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain
yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara,
yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau
organisasi non pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.

Keterbukaan informasi publik


Undang-Undang No. 14 tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik
adalah salah satu produk hukum Indonesia yang dikeluarkan dalam tahun 2008
dan diundangkan pada tanggal 30 April 2008 dan mulai berlaku dua tahun
setelah diundangkan. Undang-undang yang terdiri dari 64 pasal ini pada intinya
memberikan kewajiban kepada setiap Badan Publik untuk membuka akses bagi
setiap pemohon informasi publik untuk mendapatkan informasi publik, kecuali
beberapa informasi tertentu.

Sesungguhnya proses advokasi UU ini adalah perjalanan panjang yang cukup


melelahkan. Setelah hampir 8 tahun sejak awal 2000, 42 koalisi LSM
mendorong UU ini. UU ini awalnya sempat berjudul RUU Kebebasan
Mendapat Informasi Publik. Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik
adalah salah satu program legislasi nasional Inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) sejak masa bakti 1999-2004. Undang-Undang Keterbukaan Informasi
Publik dibahas sejak tahun 1999, setelah melewati proses selama sembilan
tahun, karena tuntutan akan tata kelola kepemerintahan yang baik (good
governance) yang mensyaratkan adanya akuntabilitas, tranparansi dan
partisipasi masyarakat dalam setiap proses terjadinya kebijakan publik UU KIP
disahkan DPR pada tanggal 3 April 2008, dan diundangkan pada tanggal 30
April 2008.

UU No. 14 Tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik didasarkan


pertimbangan: a. bahwa informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang
bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian
penting bagi ketahanan nasional; b. bahwa hak memperoleh informasi
merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan
salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan
rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik; c. bahwa
keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan
pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik lainnya
dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik; d. bahwa
pengelolaan informasi publik merupakan salah satu upaya untuk
mengembangkan masyarakat informasi;
UU No. 14 Tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik bertujuan untuk:
a. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan
publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik,
serta alasan pengambilan suatu keputusan publik; b. mendorong partisipasi
masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik; c. meningkatkan peran
aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan
Publik yang baik; d. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu
yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat
dipertanggungjawabkan; e. mengetahui alasan kebijakan publik yang
mempengaruhi hajat hidup orang banyak; f. mengembangkan ilmu pengetahuan
dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau g. meningkatkan pengelolaan
dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan
layanan informasi yang berkualitas.
apa saja informasi yang harus di siarkan dan apa saja informasi yang harus di
rahasiakan!

Informasi adalah pesan, keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda


yang mengandung nilai, (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri
dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan.
Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-
tanda, atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang. Informasi adalah jenis acara
yang mempengaruhi suatu negara dari sistem dinamis. Pada konsep memiliki
banyak arti lain dalam konteks yang berbeda. Informasi bisa di katakan sebagai
pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi.

Fungsi Informasi adalah sebagai berikut:


A). Meningkatkan pengetahuan atau kemampuan pengguna,
B). Mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan,
C). Menggambarkan keadaan sesuatu hal atau peristiwa yang terjadi.
Perlu kita ketahui Bersama informasi terdiri dari 2 bagian yaitu:
1. Informasi yang harus disiarkan
Merupakan informasi yang bersifaat publik artinya adalah informasi yang
dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan diterima oleh suatu badan publik
yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara atau penyelenggaraan badan
publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain
yang berkaitan dengan kepentingan publik.
Informasi publik di atur dalam Undang-undang 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik menggarisbawahi dengan tebal bahwa salah satu
elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang terbuka adalah
hak publik untuk memperoleh Informasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Dengan undang-undang ini jelaslah bagi kita bahwa pemerintah telah
memberikan peluang guna membuktikan bahwa pemerintah telah menunjukkan
keterbukaannya, sehingga dengan undang-undang ini masyarakat dijamin haknya
untuk memperoleh informasi publik yang diinginkannya.
Adapun jenis-jenis informasi yang harus disiarkan yaitu:
1. Informasi tentang peraturan, keputusan dan/atau atau kebijakan Badan
Publik.
2. Informasi tentang organisasi, administrasi, kepegawaian, dan keuangan
Surat-surat perjanjian dengan pihak ketiga berikut dokumen
pendukungnya.
3. Surat-menyurat pimpinan atau pejabat Badan Publik dalam rangka
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
4. Data perbendaharaan atau inventaris.
5. Rencana strategis dan rencana kerja Badan Publik dan Agenda kerja
pimpinan satuan kerja.
6. Informasi mengenai kegiatan pelayanan Informasi Publik yang
dilaksanakan, sarana dan prasarana layanan Informasi Publik yang
dimiliki beserta kondisinya, sumber daya manusia yang menangani
layanan Informasi Publik beserta kualifikasinya, anggaran layanan
Informasi Publik serta laporan penggunaannya.
7. Jumlah, jenis, dan gambaran umum pelanggaran yang ditemukan dalam
pengawasan internal serta laporan penindakannya.
8. Jumlah, jenis, dan gambaran umum pelanggaran yang dilaporkan oleh
masyarakat serta laporan penindakannya.
9. Daftar serta hasil-hasil penelitian yang dilakukan.
10. Informasi Publik lain yang telah dinyatakan terbuka bagi masyarakat
berdasarkan mekanisme keberatan dan/atau penyelesaian sengketa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Undang-Undang Keterbukaan
Informasi Publik.
11. Informasi tentang standar pengumuman informasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 bagi penerima izin dan/atau penerima perjanjian kerja.
12. Informasi dan kebijakan yang disampaikan pejabat publik dalam
pertemuan yang terbuka untuk umum.
2. Informasi yang harus di rahasiakan/dikecualikan
Merupakan segala informasi, apa pun bentuknya, yang bukan dalam ranah
publik dan wajib kita lindungi dari segala penggunaan atau pengungkapan
yang tidak pantas karena penggunaan atau pengungkapan tersebut berpotensi
merugikan. Informasi yang dikecualikan adalah informasi yang tidak dapat
diakses oleh pemohon informasi publik sebagaimana dimaksud dalam pasal
17 Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi
publik.
Informasi yang harus dikecualikan adalah sebagai berikut :
1. Menghambat proses penegakan hukum
2. Menggangu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan
perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat
3. Membahayakan pertahanan dan keamanan negara
4. Mengungkapkan kekayaan alam Indonesia
5. Merugikan ketahanan ekonomi nasional
6. Merugikan kepentingan hubungan luar negeri
7. Mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan
terakhir ataupun wasiat seseorang
8. Mengungkap rahasia pribadi seseorang
9. Memorandum atau surat-surat antar badan publik atau intra badan publik
yang menurut sifatnya dirahasiakan, kecuali atas putusan Komisi
Informasi atau Pengadilan
10. Informasi Publik yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-
Undang

Struktur kepemimpinan tahun 2022-2026:


Ketua : Donny Yoegiantoro
Wakil Ketua : Arya Sandhiyudha
Ketua Bidang Advokasi Sosialisasi dan Edukasi : Samrotunnajah Ismail,
Ketua Bidang Penelitian dan Dokumentasi : Rospita Vici Paulyn.
Sesuai Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik (UU KIP), mulai Mei 2010 UU tersebut berlaku. Sehubungan dengan itu
pasal 64 ayat (2) menegaskan bahwa penyusunan dan penetapan Peraturan
Pemerintah, petunjuk teknis, sosialisasi, sarana dan prasarana serta hal-hal lain
yang terkait dengan pelaksanaan UU ini harus rampung paling lambat tanggal
30 April 2010 atau dua tahun sejak UU KIP diundangkan.
Salah satu hal mutlak yang dibutuhkan kehadirannya untuk implementasi UU
KIP adalah terbentuknya Komisi Informasi, yang terdiri dari Komisi Informasi
Pusat (KIP), dan Komisi Informasi Daerah (KID), baik provinsi maupun
kabupaten/kota. Sebab menurut pasal 23, Komisi Informasi itulah yang akan
menjalankan UU KIP dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk
teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa informasi
publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi (penyelesaian sengketa
tanpa melalui proses pengadilan). Anggota KIP berjumlah 7 orang, dan KID
terdiri dari 5 orang yang mencerminkan unsur pemerintah dan masyarakat.

TUGAS

(1) Komisi Informasi bertugas:

Menerima, memeriksa, dan memutus permohonan penyelesaian Sengketa


Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi yang diajukan
oleh setiap Pemohon Informasi Publikberdasarkan alasan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini menetapkan kebijakan umum pelayanan
Informasi Publik menetapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.

(2) Komisi Informasi Pusat bertugas:


Menetapkan prosedur pelaksanaan penyelesaian sengketa melalui Mediasi
dan/atau Ajudikasi nonlitigasi;
menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik di daerah
selama Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota
belum terbentuk; dan
memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya berdasarkan Undang-
Undang ini kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
setahun sekali atau sewaktu-waktu jika diminta.
(3) Komisi Informasi Provinsi dan/atau Komisi Informasi Kabupaten/Kota
Bertugas menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik di
daerah melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi.
FUNGSI
KIP berfungsi menjalankan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dan
peraturan Pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan
Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik melalui
Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi.

WEWENANG
Dalam menjalankan tugasnya, Komisi Informasi memiliki wewenang:
memanggil dan/atau mempertemukan para pihak yang bersengketa;
meminta catatan atau bahan yang relevan yang dimiliki oleh Badan Publik
terkait untuk mengambil keputusan dalam upaya menyelesaikan Sengketa
Informasi Publik;
meminta keterangan atau menghadirkan pejabat Badan Publik ataupun pihak
yang terkait sebagai saksi dalam penyelesaian Sengketa Informasi Publik;
mengambil sumpah setiap saksi yang didengar keterangannya dalam Ajudikasi
nonlitigasi penyelesaian Sengketa Informasi Publik; dan
membuat kode etik yang diumumkan kepada publik sehingga masyarakat dapat
menilai kinerja.
Komisi Informasi
Kewenangan Komisi Informasi Pusat meliputi kewenangan penyelesaian
Sengketa Informasi Publik yang menyangkut Badan Publik pusat dan Badan
Publik tingkat provinsi dan/atau Badan Publik tingkat kabupaten/kota selama
Komisi Informasi di provinsi atau Komisi Informasi kabupaten/kota tersebut
belum terbentuk.
Kewenangan Komisi Informasi provinsi meliputi kewenangan penyelesaian
sengketa yang menyangkut Badan Publik tingkat provinsi yang bersangkutan.
Kewenangan Komisi Informasi kabupaten/kota meliputi kewenangan
penyelesaian sengketa yang menyangkut Badan Publik tingkat kabupaten/kota
yang bersangkutan.

Contoh kasus

KPK dijerat pengadilan karena diduga menutup-nutupi berkas perkara


bansos. Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) menggugat Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) atas penanganan kasus dugaan suap pengadaan
bantuan sosial (bansos) Covid-19 Jabodetabek yang terkesan tidak transparan
dan lambat.

Gugatan praperadilan diajukan ke PN Jakarta Selatan pada Jumat (19/2) hari


ini. "MAKI selaku pemohon telah melakukan pendaftaran gugatan praperadilan
melawan KPK selaku termohon," kata Koordinator MAKI Boyamin Saiman
dalam keterangan yang diterima, Jumat (19/2).

Boyamin menilai KPK telah menelantarkan penanganan kasus suap ini. Dewan
Pengawas setidaknya sudah menerbitkan izin untuk 20 kegiatan penggeledahan.
Namun, kata Boyamin, tim penyidik baru melakukan sekitar lima kali
penggeledahan.

Boyanin menduga hal itu mengakibatkan terhambatnya perampungan berkas


perkara mantan Menteri Sosial Juliari P Batubara dan dua mantan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) Kemensos Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono
selaku tersangka penerima suap.

"Bahwa dalam penanganan perkara tersebut diduga termohon menelantarkan 20


izin penggeledahan yang telah dikeluarkan oleh Dewan KPK yang
mengakibatkan belum lengkapnya berkas perkara para tersangka lainnya
sehingga belum dapat dilimpahkan berkas perkara untuk segera disidangkan.
Bahwa diduga ada 20 izin penggeledahan yang dikeluarkan oleh Dewas KPK
untuk keperluan penanganan perkara tersebut, namun sampai saat ini termohon
KPK tidak melaksanakan seluruh izin tersebut," kata Boyamin.

Selain itu, MAKI juga mempertanyakan lambannya penyidik KPK memeriksa


eks Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Fraksi PDIP Ihsan Yunus.

Padahal, penyidik telah menggeledah rumah orangtua Ihsan Yunus, dan


memeriksa adik Ihsan Yunus Rakyan Ikram.

Bahkan, dalam rekonstruksi yang dilakukan KPK terungkap adanya pemberian


uang sebesar Rp 1,5 miliar dan dua unit sepeda merek Brompton kepada Ihsan
melalui Agustri Yogasmara yang disebut sebagai operator.

"Termohon melalui Plt Jubir Ali Fikri memberikan rilis berita yang berisi KPK
telah memanggil Ihsan Yunus, namun kenyataannya adalah tidak ada bukti apa
pun telah terjadi pemanggilan kepada Ihsan Yunus sehingga nampak termohon
tidak serius dan main-main menangani perkara korupsi penyaluran sembako
bansos Kemensos," katanya.

Menurut Boyamin, dengan penelantaran 20 izin penggeledahan dan tidak


diperiksanya Ihsan Yunus telah menghambat penanganan perkara. Bahkan,
Boyamin menyebut tindakan-tindakan tersebut sebagai bentuk penghentian
penyidikan kasus suap bansos secara materiel, diam-diam, menggantung dan
menimbulkan ketidakpastian hukum terhadap tersangka lainnya.

Kasus Paracetamol sirop

dalam kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia, Ikatan


Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan kasus mencapai 192 orang per
tanggal 18-10-2022.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan Kementerian Kesehatan


(Kemenkes) menghindari penggunaan paracetamol sirop.

Kemenkes pun merespons dengan menginstruksikan seluruh apotek yang


beroperasi di Indonesia untuk sementara ini tidak menjual obat bebas dalam
bentuk sirup kepada masyarakat.

Sementara itu, Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Noffendri Roestam


mengatakan pihaknya masih akan rapat dengan dewan pakar soal setop
penjualan paracetamol sirop.
BAB III
KESIMPULAN

UU No. 14 Tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik didasarkan pertimbangan:

a. bahwa informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi
dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional;

b. bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan
informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung
tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik;

c. bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan


pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik lainnya dan
segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik;

d. bahwa pengelolaan informasi publik merupakan salah satu upaya untuk


mengembangkan masyarakat informasi

Dengan demikian undang-undang ini jelaslah bagi kita bahwa pemerintah telah memberikan
peluang guna membuktikan bahwa pemerintah telah menunjukkan keterbukaannya, sehingga
dengan undang-undang ini masyarakat dijamin haknya untuk memperoleh informasi publik
yang diinginkannya

Hanya saja adanya ketidakjelasan dalam beberapa halpun dapat meresahkan masyarakat,seperti
kasus paracetamol yang dimana seharusnya pemerintah dapat bertindak lebih tegas lagi
DAFTAR PUSTAKA
https://ppid.agamkab.go.id/Halaman/jenisjenis-informasi-publik
https://kec.girimarto.wonogirikab.go.id/jenis-jenis-informasi-publik/
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-14-2008-keterbukaan-informasi-publik
https://bappeda.baliprov.go.id/daftar-dikecualikan/

Anda mungkin juga menyukai