Anda di halaman 1dari 93

TATA NASKAH

PEDOMAN DINAS

Desak Made Wismarini


Kepala Biro Umum – Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan
DASAR  Undang-undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan

HUKUM  Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun


tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 43
2012

Tahun 2009 tentang Kearsipan


 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Tata
Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian
Kesehatan
 Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Umum Tata
Naskah Dinas
 Peraturan Menteri Kesehatan No 64 tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan
LATAR
BELAKANG
 Tata naskah dinas mengatur tentang jenis dan format, teknik penyusunan,
kewenangan penandatangan, serta pengamanan naskah dinas yang digunakan dalam
komunikasi kedinasan.

 Tata Naskah Dinas digunakan sebagai pedoman bagi pejabat di lingkungan Kemenkes
dalam pengelolaan persuratan

 Tata Naskah Dinas bertujuan untuk menciptakan kelancaran


komunikasi tulis
intern maupun ekstern yang efektif dan efisien dalam rangka mendukung
tertib administrasi pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan
Kemenkes
PENGERTIAN
 Komunikasi Intern adalah tata hubungan dalam
penyampaian informasi kedinasan yang dilakukan antar
pejabat dalam satuan kerja secara vertikal atau horisontal

 Komunikasi Ekstern adalah tata hubungan dalam


penyampaian informasi kedinasan yang dilakukan oleh
satuan kerja dengan pihak lain di luar lingkungan satuan
kerja yang bersangkutan

 Naskah dinas adalah informasi tertulis sebagai alat


komunikasi kedinasan yang dibuat dan diterima oleh pejabat
yang berwenang di lingkungan Kemenkes dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan
PENGERTIAN
 Kewenangan penandatangan naskah dinas adalah hak dan kekuasaan yang ada pada
seorang pejabat untuk menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab kedinasan pada jabatannya.

 Tembusan surat adalah hasil penggandaan dari suatu naskah dinas yang jumlahnya
sesuai dengan jumlah pejabat atau satuan kerja yang dipandang perlu untuk mengetahui isi
surat dan disebut dalam naskah asli sebagai penerima tembusan.

 Verbal konsep surat adalah rancangan surat yang ditulis dalam bentuk verbal oleh staf
atau pejabat yang terkait dengan substansi isi surat yang kemudian diperiksa dan
disetujui oleh pejabat yang akan menetapkan dan berwenang menandatangani surat
tersebut.
JENIS DAN FORMAT

NASKAH DINAS
1.
NASKAH DINAS
ARAHAN
A.
NASKAH DINAS
PENGATURAN
a. Peraturan
Pengertian Peraturan adalah naskah dinas yang berlaku
dan mengikat secara umum, bersifat mengatur dan
memuat kebijakan pokok. Yang masuk dalam peraturan
adalah Peraturan Menteri dan Peraturan Pimpinan Unit
Eselon I, termasuk pedoman, petunjuk pelaksanaan,
dan petunjuk teknis.

Tata naskah dinas untuk peraturan dilaksanakan sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Instruksi
Instruksi adalah naskah dinas yang
memuat perintah berupa
petunjuk/arahan tentang pelaksanaan
suatu kebijakan yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
c. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Tata Naskah Dinas untuk Standar Operasional
Prosedur (SOP) di lingkungan Kementerian Kesehatan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d. Surat Edaran
Pengertian Surat edaran adalah naskah dinas yang memuat
pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap penting dan
mendesak.
Surat Edaran
Yang ditandatangani oleh Menteri Yang ditandatangani oleh Pejabat Eselon I ke bawah
B.
NASKAH DINAS
PENETAPAN
Yang ditandatangan oleh Menteri

Keputusan
Keputusan
Yang ditandatangan oleh Pejabat Eselon I a.n. Menteri Yang ditandatangan oleh Pejabat Eselon I
C.
NASKAH DINAS
PENUGASAN
a. Surat Perintah
Surat Perintah adalah naskah dinas yang dibuat oleh atasan atau pejabat
yang berwenang kepada bawahan atau pejabat lain yang diperintah, yang
memuat apa yang harus dilakukan. Surat perintah digunakan untuk
penunjukkan sebagai pejabat pelaksana tugas maupun pelaksana harian.
Surat Perintah
b. Surat Tugas
Surat Tugas dibuat dan ditandatangani oleh atasan atau pejabat yang
berwenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung
jawabnya. Apabila atasan yang berwenang menandatangani lokasinya
terletak jauh, maka dapat menggunakan atas nama pejabat tersebut
Surat Tugas
Surat Tugas Apabila pegawai yang bertugas berkelompok
2.
NASKAH DINAS
KORESPONDENSI
A.
NASKAH DINAS
KORESPONDENSI
INTERNAL
a. Nota Dinas
Nota Dinas adalah naskah dinas intern yang dibuat oleh pejabat dalam melaksanakan
tugas guna menyampaikan laporan pemberitahuan, pernyataan, permintaan, atau
penyampaian kepada pejabat lain. Nota Dinas memuat hal yang bersifat rutin, berupa
catatan ringkas yang tidak memerlukan penjelasan yang panjang, dan dapat langsung
dijawab dengan disposisi oleh pejabat yang dituju.

Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan Nota Dinas dibuat oleh:


a. Antar pejabat struktural secara horizontal dalam lingkungan internal satuan kerja; atau
b. Pejabat secara vertikal dalam satu lingkungan satuan kerja atau unit kerja sesuai
dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
Nota Dinas
b. Disposisi
Disposisi adalah petunjuk tertulis
mengenai tidak lanjut/tanggapan
terhadap surat masuk, ditulis secara
jelas pada lembar disposisi, tidak
pada suratnya. Ketika disposisikan,
lembar disposisi merupakan satu
kesatuan dengan surat masuk.
B.
NASKAH DINAS
KORESPONDENSI
EKSTERNAL
a. Surat Dinas
Surat Dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas pejabat dalam
menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan, pernyataan,
permintaan, penyampaian naskah dinas atau barang, atau hal kedinasan
lainnya kepada pihak lain di luar Satuan Kerja dan di luar Kementerian
Kesehatan.
Surat Dinas
Yang ditandatangan oleh Menteri Yang ditandatangan oleh Pejabat Eselon I ke bawah
b. Surat Undangan
Surat Undangan adalah surat dinas yang memuat undangan kepada
pejabat/pegawai yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri
suatu acara kedinasan tertentu, seperti rapat, upacara, dan pertemuan.
Kartu Undangan
Undangan
3.
NASKAH DINAS
KHUSUS
a. Surat Perjanjian
Surat Perjanjian adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan bersama
tentang objek yang mengikat antar kedua belah pihak atau lebih untuk
melaksanakan tindakan atau perbuatan hukum yang telah disepakati
bersama.
Perjanjian Dalam Negeri
Surat Perjanjian Antar Lembaga Dalam Negeri Untuk Non Pejabat Negara
Perjanjian
Luar Negeri
MAP
Perjanjian
Internasional
b. Surat Kuasa
Surat kuasa terdiri dari dua jenis, yaitu surat kuasa biasa dan surat kuasa
untuk penandatanganan perjanjian internasional (full powers).
Surat Kuasa
Surat Kuasa (full power)
c. Berita Acara
Berita acara adalah naskah dinas
yang berisi tentang pernyataan
bahwa memang telah terjadi
suatu proses pelaksanaan
kegiatan pada waktu tertentu
yang harus ditandatangani oleh
para pihak dan para saksi.
d. Surat Keterangan
Surat Keterangan adalah naskah dinas yang berisi informasi mengenai hal
atau seseorang untuk kepentingan kedinasan.
Surat Keterangan
Surat Keterangan tentang seseorang Surat Keterangan tentang kejadian
e. Surat Pengantar
Surat Pengantar adalah naskah
dinas yang digunakan untuk
mengantar/menyampaikan
barang atau naskah.
f. Pengumuman
Pengumuman adalah naskah dinas
yang memuat pemberitahuan
tentang suatu hal yang ditujukan
kepada semua pejabat/
pegawai/perseorangan/instansi
baik di dalam maupun di luar
instansi.
4.
NASKAH DINAS
LAPORAN
Laporan
5.
TELAAHAN
STAF
Telaahan Staf
Telaahan Staf adalah bentuk uraian
yang disampaikan oleh pejabat atau
staf yang memuat analisis singkat
dan jelas mengenai suatu persoalan
dengan memberikan jalan
keluar/pemecahan yang disarankan.
6.
SERTIFIKAT
SERTIFIKAT
Sertifikat adalah surat penghargaan atau surat keterangan tertulis yang
tercetak dan dikeluarkan oleh instansi dan ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang sebagai bukti telah mengikuti suatu kegiatan atau telah
memenuhi standar/prosedur/syarat telah ditetapkan.

Tata naskah dinas untuk sertifikat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan.
PENYUSUNAN

NASKAH DINAS
PENYUSUNAN KONSEP
 Setiap naskah dinas yang akan ditindaklanjuti wajib dilakukan dengan penyusunan konsep
yang harus memenuhi persyaratan sbb:
a. Konsep naskah dinas disusun oleh pejabat dengan menggunakan verbal konsep
b. Setiap verbal konsep yang diajukan kepada pimpinan wajib terlebih dahulu diteliti
oleh pejabat TU mengenai:
 Isi, sesuai dengan kebijakan yang digariskan pimpinan dan dapat
dipertanggungjawabkan
 Redaksi, sesuai dengan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar
 Bentuk, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Konsep naskah dinas dicetak di balik verbal , jika konsep naskah dinas lebih dari
satu halaman dapat menggunakan lembar berikutnya.
d. Net dan verbal diarsipkan oleh pejabat yang menandatangani
• Verbal konsep naskah dinas yang berkaitan dengan pembentukan
peraturan terlebih dahulu diajukan dan disetujui oleh Kepala Biro

PERSETUJUAN Hukum dan Organisasi, kecuali dalam hal pengangkatan pegawai.

KONSEP • Sebagai tanda persetujuan, pejabat yang berwenang menandatangani


naskah dinas, membubuhkan paraf dan tanggal pada verbal konsep
naskah dinas.

• Pada setiap lembar draft dan net naskah dinas verbal wajib dibubuhi
paraf oleh pemeriksa di pojok kanan bawah.

• Naskah dinas tentang keuangan dan kebijakan yang telah disetujui


oleh pejabat penandatangan eselon I dan II, pada setiap halaman
naskah dinas dan lampiran diparaf oleh pejabat tata usaha dari pejabat
penandatangan tersebut.

• Naskah Dinas yang dikirimkan adalah naskah dinas net yang tidak
ada paraf persetujuan dari pejabat
VERBAL
Naskah Dinas yang
ditandatangani
Menteri Kesehatan
VERBAL
Naskah Dinas yang
ditandatangani
Pejabat Eselon I
VERBAL
Naskah Dinas yang
ditandatangani
Pejabat Eselon II
• Setelah naskah dinas mendapat persetujuan dari pejabat yang
REGISTRASI berwenang, konsep tersebut diregistrasi dan diberi nomor
NASKAH naskah dinas dan tanggal.

DINAS • Penomoran naskah dinas berupa peraturan perundang-


undangan hanya menggunakan nomor urut dan tahun berjalan.

• Net asli setiap verbal pembentukan peraturan kecuali dalam


hal pengangkatan pegawai, dilakukan oleh Biro Hukum dan
Organisasi.

• Setiap arsip net asli peraturan perundang-undangan


disimpan oleh Biro Hukum dan Organisasi.
Bentuk naskah dinas di lingkungan Kementerian Kesehatan terdiri
dari 2 (dua) bentuk, yaitu:
PENGETIKAN • Naskah dinas dalam bahasa Indonesia menggunakan bentuk
NASKAH setengah lurus atau setengah balok (semi block style)
DINAS • Naskah dinas dalam bahasa Inggris menggunakan bentuk lurus
atau bentuk balok (block style).
Untuk keseragaman tata naskah dinas, ukuran kertas yang
digunakan sebagai berikut :
• Naskah dinas arahan menggunakan kertas F4 berukuran 210 x
330 mm ;

}
• Naskah dinas korespondensi
• Naskah dinas khusus menggunakan kertas A4
yang berukuran 297 x 210 mm
• Laporan dan
• Telaahan staf
Jenis Kertas
• Untuk naskah dinas, digunakan jenis kertas HVS putih 80 gram.
PENGETIKAN • Untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh menteri menggunakan
kertas Conqueror.
NASKAH
DINAS Bentuk Huruf (fonts)
• Setiap tulisan naskah dinas kecuali pembentukan peraturan perundang-
undangan menggunakan bentuk huruf Arial ukuran 11 (sebelas) atau 12
(dua belas) dan spasi 1 (satu) sampai dengan 1,5 (satu setengah).

• Ruang tepi atas: apabila menggunakan kop naskah dinas, 2 spasi di bawah
kop, dan apabila tanpa kop naskah dinas, sekurang-kurangnya 2 cm dari tepi
atas kertas;
• Ruang tepi bawah : sekurang-kurangnya 2,5 cm dari tepi bawah
kertas;
• Ruang tepi kiri : sekurang-kurangnya 3 cm dari tepi kiri kertas;
• Ruang tepi kanan : sekurang-kurangnya 2 cm dari tepi kanan
kertas.
PEMBUBUHAN Naskah dinas yang ditandatangani oleh Menteri di lingkungan

PARAF
MENTERI KESEHATAN
Sekretariat Jenderal
Sebelum:
 
 
Paraf Menteri Kesehatan, Paraf
Sesjen Eselon II
 
 
Nila Farid Moeloek
 
Sesudah:  
 
Paraf Menteri Kesehatan, Paraf
Eselon II Sesjen
 
 
Nila Farid Moeloek
 
* sesuai dengan Perka ANRI No. 2 tahun 2014 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
Naskah dinas yang ditandatangani oleh Menteri di lingkungan
PEMBUBUHAN
Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan Badan
PARAF
MENTERI KESEHATAN
Sebelum:  
 

Paraf Menteri Kesehatan, Paraf


Sesjen Eselon I
 
 
Nila Farid Moeloek
 
Sesudah:
 
 
Paraf Paraf
Menteri Kesehatan, Sesjen
Eselon I
 
 
Nila Farid Moeloek
 
* sesuai dengan Perka ANRI No. 2 tahun 2014 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
Naskah dinas yang ditandatangani oleh pejabat Eselon I di lingkungan
PEMBUBUHAN
Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan Badan
PARAF
ESELON I
 
Sebelum:
Paraf
Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Paraf
Ses Es I   Eselon II

 
Nama Pejabat
NIP
Sesudah:

Paraf Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Paraf


Eselon II   Ses Es I

 
Nama Pejabat
NIP
 
Naskah dinas yang ditandatangani oleh pejabat Eselon II di
PEMBUBUHAN
lingkungan Direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal, dan Badan
PARAF Sebelum:  

ESELON II Paraf
Es. III
Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan, Paraf
Es. IV
 

 
Nama Pejabat
NIP  

Sesudah:  
 
Paraf Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan, Paraf
Es IV Es III

 
Nama Pejabat
NIP  
PENOMORAN
NASKAH Naskah Dinas yang
ditandatangani

DINAS Menteri Kesehatan

Naskah Dinas yang


ditandatangani
Pejabat Eselon I
PENOMORAN Naskah Dinas yang
ditandatangani Pejabat Eselon II
NASKAH
DINAS

Penomoran Peraturan Menteri Kesehatan


Format: NOMOR ….. TAHUN …..
PEMBUBUHAN
PARAF DAN TANDA
TANGAN
Tinta yang digunakan untuk penulisan surat berwarna hitam, sedangkan
untuk warna tinta yang digunakan dalam pembubuhan paraf dan tanda

tangan berwarna biru tua.


Surat eksternal Kementerian Kesehatan:
PENULISAN
ALAMAT Sebelum:
Yang terhormat,
SURAT Presiden Republik Indonesia
EKSTERNAL Jalan Medan Merdeka Utara No. ...

Sesudah:

Yth. Presiden Republik Indonesia


Jalan Medan Merdeka Utara No. ...

Penulisan nama jabatan tidak menggunakan sebutan bapak


atau ibu.
Untuk perhatian (u.p.) digunakan atau ditujukan
kepada seseorang atau pejabat teknis yang menangani

PENULISAN suatu kegiatan atau suatu pekerjaan tanpa


ALAMAT SURAT memerlukan kebijakan langsung dari pimpinan pejabat
yang bersangkutan.

Sebelum: Sesudah:
Yang terhormat, Yth. Kepala Biro Kepegawaian
Kepala Biro Kepegawaian Setjen Kementerian Kesehatan
Setjen Kementerian Kesehatan u.p. Kepala Bagian Mutasi
u.p. Kepala Bagian Mutasi
• Logo adalah tanda pengenal atau identitas berupa simbol atau

LOGO huruf yang digunakan dalam tata naskah dinas instansi pemerintah
sebagai identitas agar publik lebih mudah mengenalnya.
• Logo Kementerian Kesehatan diletakan di sebelah kiri kop surat.

• Unit Utama menggunakan logo GERMAS disebelah kanan kepala


surat.
• Unit Pelaksana Teknis (UPT) menggunakan logo disebelah kanan
kepala surat.
• Logo akreditasi, sertifikasi, atau sejenisnya dapat dicantumkan di
bawah naskah dinas.
LOGO
Tiga bidang warna Biru turqoise Lima ujung bidang yang membulat

Melambangkan tiga pilar program Indonesia Sehat yaitu Mewakili nilai-nilai Kemenkes yaitu Pro rakyat, Inklusif,
Responsif, Efektif, dan Bersih serta berlandaskan
Penerapan Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan
pancasila
Kesehatan, dan Jaminan Kesehatan Nasional

Bidang warna hijau terang berbentuk Garis busur panah


hati
Mewakili target dan tujuan institusi Kementerian Kesehatan
Melambangkan semangat universal yang tulus dalam yakni mewujudkan Indonesia Sehat sesuai dengan Pancasila dan Undang
mewujudkan seluruh warga negara Indonesia yang sehat tanpa Undang Dasar 45
membedakan suku bangsa, ras, sosial dan budaya.

Palet Warna
Inisial K Biru Turqoise Warna Biru Turqoise:
C: 75 M: 0 Y: 45 K: 0 Melambangkan unsur sehat, kepercayaan, dan integritas
Mewakili betuk sederhana dari singkatan dari kata “kesehatan”,
makna verbal dari bidang yang ditangani oleh institusi Hijau Terang Warna Hijau Terang
Kementerian ini. C: 20 M: 0 Y: 100 K: 0 Memberikan efek ramah, hangat, semangat dalam
melayani.
Hitam
C: 0 M: 0 Y: 0 K:100
Hitam (warna logotype):
Melambangkan makna tegas dan formal selaku badan resmi negara
dalam pembuat regulasi.
• Pada kepala surat dinas kementerian, dicantumkan logo kementerian, nama
kementerian, alamat lengkap tanpa singkatan disertai kode pos, telepon,
KEPALA faksimile, surat elektronik (e-mail) apabila ada, logo germas, serta garis

NASKAH penutup tebal.


• Kop surat ini digunakan untuk Naskah dinas yang ditandatangani pejabat
DINAS eselon I atas nama Menteri
• Pada kepala surat dinas Direktorat dan Badan, dicantumkan Logo kementerian,
KEPALA nama kementerian, nama Badan, alamat lengkap tanpa singkatan disertai kode

NASKAH pos, telepon, faksimile, surat elektronik (e-mail), apabila ada, Logo Germas,
serta garis penutup tebal.
DINAS • Surat yang ditandatangani pejabat eselon I atas nama sendiri, pejabat eselon II
atas nama pejabat eselon I dan pejabat eselon II atas nama sendiri
• Nama unit kerja yang dipimpin oleh pejabat eselon II di

KEPALA lingkungan Kementerian Kesehatan tidak dicantumkan pada

NASKAH kepala surat, kecuali Satuan Kerja/UPT yang alamatnya berbeda


DINAS dengan alamat Kantor Unit Utama seperti Rumah Sakit Vertikal,
Kantor Kesehatan Pelabuhan, Balai Besar, Balai dan Politeknik
Kesehatan, yaitu menggunakan kepala surat dinas nama
kementerian, eselon I, dan Satuan Kerja/UPT yang bersangkutan.
KEPALA Penggunaan kop surat dinas hanya pada lembar pertama naskah
NASKAH dinas.
DINAS
KEPALA Penggunaan kop surat dinas hanya pada lembar pertama naskah
NASKAH dinas.
DINAS
CAP CAP INSTANSI
DINAS
CAP DINAS
CAP JABATAN

Warna Cap/stempel dinas menggunakan tinta berwarna ungu.


PENGGUNAAN

CAP
JABATAN
Cap Menteri Kesehatan digunakan hanya untuk
menyertai tanda tangan Menteri Kesehatan atau Menteri
ad. Intern apabila Menteri Kesehatan sedang
berhalangan/tidak ada.
PENGGUNAAN

CAP
INSTANSI
Cap/stempel instansi Kementerian Kesehatan
digunakan untuk menyertai tanda tangan pejabat
eselon I atas nama Menteri Kesehatan.
PENGGUNAAN

CAP
DINAS
Bahasa Inggris

Penggunaan Cap Dinas berbahasa Inggris sudah tidak


dipergunakan lagi.
PENGGUNAAN Cap Instansi Cap Jabatan

CAP
DINAS
1. Cap Jabatan hanya digunakan untuk menyertai tanda tangan pejabat eselon I yang
bersangkutan dan Pejabat sementara (pjs) yang ditunjuk selama pejabat eselon I yang
bersangkutan sedang berhalangan/tidak ada.
2. Cap Instansi digunakan untuk menyertai tanda tangan pejabat eselon II dan kepala UPT
3. Kepala UPT tidak memiliki cap jabatan tetapi menggunakan cap instansi dari eselon I nya
HALAMAN
NASKAH
DINAS

Nomor halaman ditulis dengan menggunakan nomor urut angka Arab


dan dicantumkan secara simetris di tengah atas dengan membubuhkan
tanda hubung (-) sebelum dan setelah nomor, kecuali halaman pertama
naskah dinas yang menggunakan kop naskah dinas tidak perlu
mencantumkan nomor halaman.
PENCANTUMAN

GELAR Untuk Naskah Dinas Arahan yang


PADA
NASKAH bersifat Pengaturan dan Penetapan
DINAS (Keputusan) tidak lagi
mencantumkan gelar dan NIP
MATRIKS
KEWENANGAN
PENANDATANGANAN
Catt:
Untuk Eselon III hanya dapat
menandatangani:
- Surat Perintah,
- Surat Tugas bagi Es IV
dan Staf
- Surat Pengantar
- Laporan
- Telaahan Staf

*) Ruang lingkup surat undangan yang ditandatangani staf ahli


menteri hanya diperuntukan di lingkungan internal
Kementerian Kesehatan.
**) Kepala Sub Bagian Tata Usaha di lingkungan Direktorat dan
Pusat dapat menandatangani surat tugas untuk
bawahannya
***) Staf Khusus Menteri, Komite, Komisi dan Dewan akan
dibuatkan Surat Keputusan oleh Sekretaris Jenderal
MATRIKS
KEWENANGAN

Catatan :
Untuk Staf Khusus
Menteri, Ketua Komite,
Ketua Komisi dan Ketua
Dewan akan dibuatkan
Surat Keputusan oleh
Sekretaris Jenderal
Pimpinan organisasi instansi pemerintah bertanggung jawab
Penggunaan atas segala kegiatan yang dilakukan di dalam organisasi atau

Garis
Kewenangan
instansinya.
Tanggung jawab tersebut tidak dapat dilimpahkan atau
diserahkan kepada seseorang yang bukan pejabat berwenang.
Garis kewenangan digunakan jika surat dinas ditandatangani
oleh pejabat yang mendapat pelimpahan dari pejabat yang
berwenang.
Bentuk pelimpahan wewenang penandatanganan Naskah dinas adalah sebagai
MATRIKS berikut:
KEWENANGAN
PENANDATANGANAN Atas nama (a.n.)

• Atas nama digunakan jika yang berwenang menandatangani


surat/dokumen melimpahkan wewenang kepada pejabat di bawahnya.

• Pelimpahan wewenang tersebut dalam bentuk tertulis dalam surat


kuasa, keputusan, mandat, instruksi, disposisi;

• Materi wewenang yang dilimpahkan benar-benar menjadi tugas dan


tanggung jawab pejabat yang melimpahkan;

• Rentang pelimpahan paling banyak hanya dua tahap dihitung dari


pelimpahan jenjang pertama, kecuali urusan kepegawaian;
MATRIKS • Tanggung jawab sebagai akibat penandatanganan
KEWENANGAN
PENANDATANGANAN surat berada pada pejabat yang diatasnamakan.

• Contoh :
a.n. Menteri Kesehatan
Sekretaris Jenderal,

Nama Pejabat
NIP
Untuk beliau (u.b.)
MATRIKS
Untuk beliau yang disingkat (u.b.) digunakan jika pejabat yang diberi kuasa
KEWENANGAN
PENANDATANGANAN memberi mandat kepada bawahannya. Oleh sebab itu, u.b. digunakan setelah

a.n.

Contoh:
a.n. Menteri Kesehatan
Sekretaris Jenderal,
u.b.
Kepala Biro Umum

Nama Pejabat
NIP
MATRIKS Pelaksana Tugas (Plt.)
KEWENANGAN Ketentuan penandatanganan pelaksana tugas yang disingkat (Plt.) adalah sebagai
PENANDATANGANAN
Plt. berikut.

• Pelaksana tugas (Plt.) digunakan apabila pejabat yang berwenang


menandatangani naskah dinas belum ditetapkan karena menunggu
ketentuan bidang kepegawaian lebih lanjut.

• Pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai dengan pejabat yang


definitif ditetapkan.

• Untuk Naskah dinas keluar NIP pejabat dapat ditambahkan

Contoh:
Plt. Kepala Biro Umum,

Nama lengkap
MATRIKS Ketentuan penandatanganan pelaksana harian yang disingkat (Plh.) adalah sebagai
KEWENANGAN berikut:
PENANDATANGANAN
Plh. • Pelaksana harian (Plh.) digunakan apabila pejabat yang berwenang menandatangani
naskah dinas tidak berada di tempat sehingga untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan sehari-hari perlu ada pejabat sementara yang menggantikannya.

• Pelimpahan wewenang bersifat sementara, sampai dengan pejabat yang definitif


kembali ke tempat.

• Untuk Naskah dinas keluar NIP pejabat dapat ditambahkan

Contoh :
Plh. Kepala Biro Umum,

Nama lengkap

Mengelola Arsip
berarti menjaga
sejarah dan


menata masa
depan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai