Anda di halaman 1dari 30

MATERI

BAGIAN PENEMPATAN DAN MUTASI PEGAWAI


BIRO KEPEGAWAIAN

Jakarta, Agustus 2019


DASAR HUKUM
 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara;

 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen


Pegawai Negeri Sipil;

 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin


Pegawai Negeri Sipil;
 Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 jo Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Kenaikan Pangkat PNS

 Perka BKKBN Nomor 72 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata


Kerja
STRUKTUR BAGIAN PENEMPATAN DAN MUTASI
PEGAWAI

KEPALA BAGIAN
PENEMPATAN DAN MUTASI PEGAWAI

Puji Prihatiningsih, S.Psi, MM

SUBBAGIAN MUTASI Plt. SUBBAGIAN PANGKAT SUBBAGIAN


JABATAN PEGAWAI DAN GAJI PEGAWAI PENGANGKATAN DAN
PEMBERHENTIAN PEGAWAI

Fahrini, SH Anggar Lingga R, S.Kom Ghana Renaldi Pasca Surya, SH


TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN
Berdasarkan Perka BKKBN No. 72 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Tugas Pokok:
Melaksanakan Pengelolaan Penempatan dan Mutasi
Pegawai
Fungsi Jabatan:
1. Pelaksanaan Administrasi Pengangkatan dan
Pemberhentian Pegawai
2. Pelaksanaan Administrasi Pangkat dan Gaji Pegawai;
3. Pelaksanaan Administrasi Mutasi Jabatan Pegawai;
4. Mewakili Atasan dalam Berbagai Kegiatan;
5. Pembinaan dan Pengembangan Bawahan.
PENGANGKATAN PEGAWAI
Berdasarkan PP No.11 Tahun 2017 Tentang Manajemen PNS (Pasal 33)

 Telah menjalani masa percobaan selama 1 (satu) tahun;


 Lulus pendidikan dan Latihan Dasar;
 Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya
bernilai baik;
 Telah memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk
diangkat PNS;
Bagi yang tidak memenuhi syarat tersebut dapat diberhentikan
sebagai CPNS.
Bagi yang telah memenuhi syarat, dapat diangkat sebagai PNS
dengan wajib mengucapkan SUMPAH/JANJI
KENAIKAN PANGKAT

 Kenaikan Pangkat adalah Penghargaan yang


diberikan Atas Prestasi Kerja dan Pengabdian;
 Kenaikan Pangkat dilaksanakan Secara Terpadu
antara BKKBN Bersama Badan Kepegawaian Negara
(BKN) Yang Pelaksanaannya dilakukan 2 Periode
pada Bulan April dan Oktober;
 Masa kerja untuk kenaikan pangkat pertama PNS
dihitung sejak pengangkatan sebagai CPNS
Sistem Kenaikan Pangkat

 Kenaikan pangkat Reguler


 Kenaikan pangkat Pilihan
Selain itu ada kenaikan pangkat:
 Kenaikan Pangkat Pengabdian, bagi PNS yang
meninggal dunia, mencapai BUP, cacat karena dinas
dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan
negeri (Perka BKN No 12 tahun 2002);
 Kenaikan pangkat anumerta, bagi PNS yang
dinyatakan tewas
Kelengkapan berkas untuk usulan kenaikan
pangkat
 SK CPNS;
 Penilaian Prestasi (2 Tahun Terakhir);
 Daftar Riwayat Hidup;
 Surat Pernyataan Pelantikan;
 Surat Penetapan Angka Kredit (PAK) dari KP Terakhir Berurutan s.d
PAK Terakhir Asli;
 Surat Ijin Belajar/Surat Tugas Belajar;
 Ijazah dan Transkip Nilai Yang dilegalisir oleh Pejabat Berwenang.
NO PANGKAT GOLONGAN RUANG
1 Juru Muda I a
2 Juru Muda Tk.I I b
J 3 Juru I c
E
N 4 Juru Tk. I I d
J 5 Pengatur Muda II a
A 6 Pengatur Muda Tk. I II b
N
G 7 Pengatur II c
P 8 Pengatur Tk. I II d
A 9 Penata Muda III a
N
G 10 Penata Muda Tk. I III b
K 11 Penata III c
A 12 Penata Tk. I III d
T
P 13 Pembina IV a
N 14 Pembina Tk. I IV b
S 15 Pembina Utama Muda IV c
16 Pembina Utama Madya IV d
17 Pembina Utama IV e
Kenaikan Gaji Berkala (KGB)

 Kenaikan Gaji Berkala diberikan kepada


PNS setiap 2 (dua) tahun sekali
 Kenaikan Gaji Berkala dapat berlaku surut
untuk maksimal 2 (dua) tahun
JABATAN
APARATUR SIPIL NEGARA
Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN

Jabatan Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri atas :


 Jabatan Administrasi :
Sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi
pemerintahan dan pembangunan
 Jabatan Fungsional :
Sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan
pada keahlian dan keterampilan tertentu
 Jabatan Pimpinan Tinggi :
Sekelompok jabatan tinggi pada instansi pemerintah
Jabatan Administrasi

Jabatan Administrator, yang


bertanggung jawab memimpin setara dengan
pelaksanaan seluruh kegiatan jabatan eselon
pelayanan publik serta administrasi III
pemerintahan dan pembangunan

Jabatan Pengawas, yang setara dengan


bertanggung jawab mengendalikan
jabatan eselon
pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh pejabat pelaksana
IV

Jabatan Pelaksana, yang


bertanggung jawab melaksanakan
setara dengan
kegiatan pelayanan publik serta jabatan eselon V
administrasi pemerintahan dan dan fungsional
pembangunan umum
Jabatan Fungsional
Terdiri atas : ahli
utama

ahli
madya
Jabatan Fungsional Keahlian
ahli
pratama
ahli
pertama

penyelia

Jabatan Fungsional
Keterampilan mahir

terampil

pemula
Terdiri atas :
 setara dengan
jabatan eselon I a kepala
JABATAN PIMPINAN
lembaga pemerintah non
TINGGI UTAMA
kementerian

 setara dengan jabatan


JABATAN PIMPINAN jabatan eselon I a dan
TINGGI MADYA eselon I b

 JABATAN PIMPINAN setara dengan


TINGGI PRATAMA Jabatan eselon II
Struktur BKKBN
Struktur Biro Kepegawaian

KETERANGAN :
- Pelaksana : 14 Org
- PraKom : 3 Org
- Arsiparis : 2 Org
- AnPeg : 1 Org
Pengangkatan PNS dalam Jabatan
Struktural
 Berstatus PNS;
 Maksimal memiliki 3 (tiga) anak;
 Serendah-rendahnya memiliki pangkat 1 (satu) tingkat di
bawah jenjang pangkat yang ditentukan;
 Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan;
 Semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya
bernilai baik dalam 2(dua) tahun terakhir;
 Memiliki hasil kompetensi jabatan yang diperlukan
(berdasarkan hasil asesmen kompetensi);
 Sehat jasmani dan rohani;
 PNS yang telah selesai menjalankan masa hukuman disiplin
Jenjang pangkat, golongan/ruang
terendah dan tertinggi dalam jabatan struktural
NO. ESELON JENJANG PANGKAT, GOL./RUANG
TERENDAH TERTINGGI
PANGKAT GOL./ PANGKAT GOL./
RUAN RUANG
G
1 I.a Pembina Utama IV/e Pembina Utama IV/e
2 I.b Pembina Utama IV/d Pembina Utama IV/e
Madya
3 II.a Pembina Utama IV/c Pembina Utama Madya IV/d
Muda
4 II.b Pembina Tk. I IV/b Pembina Utama Muda IV/c
5 III.a Pembina IV/a Pembina Tk. I IV/b
6 III.b Penata Tk. I III/d Pembina IV/a
7 IV.a Penata III/c Penata Tk. I III/d
8 IV.b Penata Muda Tk. I III/b Penata III/c
9 V Penata Muda III/a Penata Muda Tk. I III/b
Perka BKKBN nomor 253/PER/B2/2012 tentang Pedoman Pengangkatan,
Pemberhentian, dan Pemindahan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan
Struktural

Kewenangan
a. PUSAT Eselon I = Keputusan Presiden,
dengan pertimbangan
tertulis Komisi
Kepegawaian Negara
Eselon II, III (PUSAT DAN
PROVINSI) DAN Eselon
IV Pusat = Keputusan
Kepala BKKBN dengan
pertimbangan
BAPERJAKAT BKKBN Pusat
b. Provinsi
Eselon IV ditentukan oleh
BAPERJAKAT Perwakilan BKKBN
Provinsi
PROMOSI PNS DALAM JABATAN STRUKTURAL

 Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama


untuk dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi
 Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional
PNS dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian setelah
mendapat pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi
Pemerintah.
 Promosi Jabatan Administrasi tetap dilaksnakan dengan
ketentuan Seleksi terbuka sederhana di provinsi masing2 secara
internal
Surat Kepala BKKBN Nomor : 2299/KP.04.06/B2/2018 tanggal 31
Agustus 2018 tentang Seleksi Terbuka Internal Jabatan Administrasi
Kekosongan Jabatan

Dalam hal terjadi kekosongan jabatan, maka :


 Jika kekosongan jabatan sifatnya sementara akibat pejabat
definitif berhalangan hadir karena dinas luar, cuti, dll (minimal 7
hari kerja) maka dapat ditetapkan Pelaksana Harian
 Jika kekosongan jabatan akibat tidak ada pejabat definitif, maka
dapat ditetapkan Pelaksana Tugas.
Pelaksana harian (Plh)

1. Plh ditunjuk apabila pejabat definitif berhalangan minimal 7 hari


kerja;
2. a. Kepala BKKBN berhalangan, Kepala BKKBN
menunjuk Eselon I;
b. Eselon I berhalangan, Kepala BKKBN menunjuk
Eselon I/II;
c. Eselon II berhalangan, Eselon I di lingkungannya
menunjuk Eselon II/III di lingkungannya;
d. Eselon III berhalangan, Eselon II di lingkungannya
menunjuk Eselon III/IV di lingkungannya;
e. Eselon IV berhalangan, Eselon III di lingkungannya
menunjuk Eselon IV/Staf di lingkungannya.
Pelaksana harian (Plh) Lanjutan

3. Plh ditunjuk dengan surat perintah;


4. Plh ditunjuk dengan Surat Perintah yg ditandatangani oleh :
a. Plh Es I dan Es II pada Per. BKKBN Prov. oleh
Kepala BKKBN
b. Plh Es II, III dan IV oleh Sekretaris Utama
c. Plh Es III dan IV Prov. oleh Ka. Perwakilan BKKBN
5. Plh tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan yang
mengikat, seperti DP3, menjatuhkan hukuman disiplin, dsb;
6. Pelaksana harian tidak diberikan tunjangan jabatan.
Pelaksana Tugas (Plt)

1. Plt ditunjuk apabila belum ditunjuk pejabat yang definitif, karena


tidak ada PNS yang memenuhi syarat kepangkatan;
2. Pejabat Es I mengusulkan Plt Es II, III, dan IV di lingk. ke Biro
Kepegawaian
3. Plt ditunjuk dengan Surat Perintah yg ditandatangani oleh :
a. Plt Es II oleh Kepala BKKBN
b. Plt Es III dan IV oleh Sekretaris Utama
c. Plt Es III dan IV Prov. oleh Ka. Perwakilan BKKBN
Catatan :
1. Plt tidak dilantik dan tidak diambil sumpahnya;
2. Plt tidak diberikan tunjangan jabatan;
3. PNS hanya bisa diangkat sebagai pelaksana tugas dari jabatan yang
eselonnya sama dengan jabatan definitifnya/ setingkat lebih tinggi;
4. Plt tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan yang
mengikat, seperti DP3, menjatuhkan hukuman disiplin, dsb.
Pemberhentian dari Jabatan Struktural
a. Mengundurkan diri;
b. Mencapai BUP;
c. Diberhentikan sebagai PNS;
d. Diangkat dalam jabatan struktural lain atau jabatan fungsional;
e. Cuti di Luar Tanggungan Negara, kecuali Cuti di Luar Tanggungan Negara
karena persalinan;
f. Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
g. Perampingan organisasi;
h. Tidak memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani;
i. Pindah tugas ke instansi luar dan atau wilayah kerja, wajib melepaskan
jabatannya terlebih dahulu;
j. Hal lain yang diatur peraturan perundang-undangan yang berlaku
PEMBERHENTIAN PNS
Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN

Dasar Pemberhentian :
 Pemberhentian atas Permintaan Sendiri
 Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun
 Pemberhentian karena Perampingan Organisasi atau
Kebijakan Pemerintah
 Pemberhentian karena tidak Cakap Jasmani dan/atau
Rohani
 Pemberhentian Karena Meninggal Dunia, Tewas, atau
Hilang
PEMBERHENTIAN PNS (Lanjutan)
Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN

Dasar Pemberhentian :
 Pemberhentian karena Melakukan Tindak Pidana/Penyelewengan
 Pemberhentian karena Pelanggaran Disiplin
 Pemberhentian karena Mencalonkan Diri atau Dicalonkan
MenjadiPresiden dan Wakil Presiden, Ketua, Wakil Ketua, dan
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Ketua, Wakil Ketua, dan
Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Gubernur dan Wakil
Gubernur, atau Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Walikota
 Pemberhentian karena Menjadi Anggota dan/atau Pengurus Partai
Partai Politik
 Pemberhentian karena tidak Menjabat Lagi Sebagai Pejabat
Negara
 Pemberhentian karena Hal-hal lain
Jenis Pemberhentian
A. Pemberhentian Dengan Hormat :
 Meninggal dunia;
 Atas permintaan sendiri;
 Mencapai batas usia pensiun;
 Perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang
mengakibatkan pensiun dini;
 Tidak mampu secara jasmani atau rohani sehingga tidak
dapat menjalankan kewajiban
b. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri karena melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat
berat;
Jenis Pemberhentian (lanjutan)
C. Pemberhentian tidak dengan hormat
 Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD
1945;
 Dihukum penjara berdasarkan Putusan Pengadilan yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana
umum;
 Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
 Dihukum penjara berdasarkan Putusan Pengadilan yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana penjara paling singkat 2 tahun dan pidana
yang dilakukan dengan berencana
We Are TEAM
(Togther wE Achieve More)

SEKIAN & TRIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai