2. Korupsi
Masyarakat pada umumnya menggunakan istilah korupsi untuk merujuk
pada serangkaian tindakan-tindakan terlarang atau melawan hukum dalam rangka
mendapatkan keuntungan dengan merugikan orang lain. Perilaku korupsi identik
dengan penekanan pada penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan publik untuk
keuntungan sendiri.
B. Penyelenggara Negara
Meliputi :
1. Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara
2. Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara
3. Menteri
4. Gubernur
5. Hakim
6. Pejabat negara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya
dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
C. Bentuk Korupsi
Bentuk Korupsi Bentuk Korupsi Menurut M.
Amien Rais
D. Jenis Korupsi
Memperhatikan UU Nomor 31 Tahun 1999 dan UU Nomor 20 tahun 2001
tindak pidana korupsi dapat dilihat dari dua segi yaitu korupsi aktif (melakukan,
memberi, menyalahgunakan wewenang, dsbnya) dan korupsi pasif (menerima
pemberian, janji, bahan baku, hadiah, dsbnya). Sedangkan dalam prakteknya
dikenal 2 jenis korupsi, yaitu :
1. Administrative Corruption dimana segala sesuatu yang dijalankan adalah sesuai
dengan hukum/peraturan yang berlaku akan tetapi individu-individu tertentu
memperkaya dirinya sendiri.
2. Againts The Rule Corruption, yaitu korupsi yang dilakukan adalah sepenuhnya
bertentangan dengan hukum.
E. Penyebab Korupsi
Menurut Prof. Dr. Nur Syam, M.Si penyebab seseorang melakukan korupsi
adalah karena ketergodaannya akan dunia materi atau kekayaan yang tidak mampu
ditahannya. Sedangkan menurut Erry R. Hardjapamekas, penyebab tingginya kasus
korupsi di Indonesia diantaranya:
1. Kurangnya keteladanan dan kepemimpinan elite bangsa
2. Rendahnya gaji PNS
3. Lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan
4. Rendahnya integritas dan profesionalisme
5. Mekanisme pengawasan internal di semua lembaga perbankan, keuangan, dan
birokrasi belum mapan
6. Kondisi lingkungan kerja, tugas jabatan, dan lingkungan masyarakat
7. Lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, moral dan etika
F. Ciri-ciri Korupsi
Korupsi dimana pun dan kapan pun selalu memiliki ciri khas, diantaranya:
1. Melibatkan lebih dari satu orang
2. Korupsi tidak hanya berlaku dikalangan PNS atau birokrasi namun juga
diorganisasi usaha swasta
3. Korupsi dapat mengambil bentuk menerima sogok, uang kopi, salam tempel,
uang semir, uang pelancar, baik dalam bentuk uang tunai atau benda atau
wanita
4. Umumnya serba rahasia, kecuali sudah membudaya
5. Melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik yang tidak selalu
berupa uang
6. Setiap tindakan korupsi mengandung penipuan
7. Setiap perbuatan korupsi melanggar norma-norma tugas dan
pertanggungjawaban dalam tatanan masyarakat
8. Di bidang swasta korupsi dapat berbentuk menerima pembayaran uang untuk
membuka rahasia perusahaan dengan mengambil komisi
G. Akibat Korupsi
Korupsi terutama korupsi sistematis selalu membawa konsekuensi negatif,
diantaranya:
1. Korupsi mendelegetimasi proses demokrasi dengan mengurangi kepercayaan
publik terhadap proses politik melalui politik uang.
2. Korupsi mendistorsi pengambilan keputusan pada kebijakan publik, membuat
tiadanya akuntabiilitas publik dan menafikan the rule of law.
3. Korupsi meniadakan sistem promosi dan hukum hanya melayani kekuasaan dan
pemilik modal
4. Kerupsi mengakibatkan proyek-proyek pembangunan dan fasilitas umum
bermutu rendah dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
5. Korupsi mengakibatkan jatuhnya sistem ekonomi karena produk yang tidak
kompetitif dan penumpukan beban hutang luar negeri.