Anda di halaman 1dari 4

ANALISA DIAGRAM TULANG IKAN SURAT KEPUTUSAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI DI LINGKUNGAN MAHKAMAH AGUNG DAPAT DICETAK

I. PENDAHULUAN Penulis memilih topik tentang masalah Surat Keputusan (SK) Kenaikan Pangkat Pegawai di Lingkungan Mahkamah Agung dapat dic etak karena beberapa motif atau sebab. Pertama, masalah ini sangat dekat dengan keseharian kerja penulis yang saat ini bekerja di Biro Kepegawaian Mahkamah Agung Pusat Jakarta. Penulis bertugas untuk membantu proses Kenaikan Pangkat (KP) pegawai Mahkamah Agung Republik Indonesia dan pensiunnya. Kedua, masalah SK KP ini penting dan menarik untuk dibahas mengingat Kenaikan Pangkat adalah bentuk penghargaan penting Instansi atas masa kerja dan kinerja pegawai yang bersangkutan dan menarik karena banyak hal yang menjadi sebab SK Kenaikan Pangkat ini dapat dicetak. Terakhir, penulis berharap dengan analisa ini proses Kenaikan Pangkat pegawai di instansi Mahkamah Agung dapat berjalan efektif dan lancar. II. ISI Berikut ini adalah analisa diagram ikan dari SK Kenaikan Pangkat Pegawai di lingkungan Mahkamah Agung dapat dicetak. II.1 Kenaikan Pangkat Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seseorang PNS dalam rangkaian susunan kepegawaian yang digunakan sebagai dasar penggajian sedangkan Kenaikan Pangkat adalah penghargaan yang diberikan, atas prestasi kerja dan pengabdian PNS terhadap Negara. Berdasarkan Undang Undang No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian yang berisi tentang Kenaikan Pangkat diketahui bahwa sistem Kenaikan Pangkat ini dibagi 4 macam, yaitu 1. Kenaikan Pangkat Reguler 2. Kenaikan Pangkat Pilihan 3. Kenaikan Pangkat Anumerta - Tewas 4. Kenaikan Pangkat Pengabdian

- Meninggal dunia, - BUP (Batas Usia Pensiun) dan cacat II.2 Kenaikan Pangkat Reguler Berdasarkan Pasal 7 PP No.12 Tahun 2002 KP Reguler diberikan kepada PNS yang tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu, termasuk: 1. Yang melaksanakan tugas belajar 2. Diperkerjakan/diperbantukan secara penuh di luar instansi induk 3. Diberikan sepanjang tidak melampaui pangkat atasan langsungnya 4. Diberikan kepada PNS dari pangkat II/a s.d. IV/b, dari mulai ijazah SD s.d. S3 (Doktor) 5. Diberikan kepada PNS apabila sekurang-kurangnya telah 4 tahun dalam pangkat terakhir dan setiap unsur DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir. II.3 Proses Kenaikan Pangkat Reguler Dalam proses Kenaikan Pangkat Reguler proses bermula dari usulan Kenaikan Pangkat hingga dicetaknya SK Kenaikan Pangkat. Dalam proses tersebut ada beberapa hal atau sebab yang mendukung ataupun yang mendasari dicetaknya SK Kenaikan Pangkat

II.3.1 Dasar-Dasar Peraturan dan Perundang-Undangan Dasar hukum Kenaikan Pangkat adalah sebagai berikut 1. UU No.3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung 2. UU No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 3. PP No.9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil 4. PP No.99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil 5. PP No11 Tahun 2011 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil

II.3.2 Kelengkapan Berkas Usulan Kenaikan Pangkat harus disertakan dengan kelengkapan berkas yang meliputi: 1. SK terakhir Kenaikan Pangkat 2. DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) 2 tahun terakhir bernilai minimal baik 3. Kartu Pegawai (Karpeg) II.3.3 Masa Pengajuan Usulan Kenaikan Pangkat Usulan Kenaikan Pangkat ini dilakukan hanya pada bulan April dan Oktober setiap bulannya. Oleh karena itu proses persiapan harus dimulai jauh sebelum bulan tersebut.

II.3.4 Pelaksana Kenaikan Pangkat Pelaksana proses Kenaikan Pangkat in dilakukan oleh 2 pihak yaitu Mahkamah Agung, sebagai instansi induk pemohon dan Badan Kepegawaian Nasional (BKN) sebagai instansi yang mencetak SK Kenaikan Pangkat. Dari pihak Mahkamah Agung, proses ini dikerjakan oleh bagian Pemberhentian dan Pensiun, Biro Kepegawaian pada Badan urusan Administrasi (BUA) Mahkamah Agung. Sedangkan untuk BKN proses ini dikerjakan oleh unit Kenaikan Pangkat.

II.3.5 Proses Input Data Proses Kenaikan Pangkat sebelum SK dicetak harus melalui tahap-tahap tertentu, yaitu: 1. Pembuatan Nota Usul dari Kepala Biro (Karo) Kepegawaian ke Kepala BUA. Proses ini harus menyertakan kelengkapan berkas untuk mengetahui apakah pemohon layak untuk mendapat Kenaikan Pangkat 2. Proses SAPK. Proses ini adalah memasukkan data-data dari berkas pemohon dan menyesuaikannya dengan database yang ada pada BKN sehingga dapat disetujui oleh BKN. Proses ini dilakukan secara online atau melalui internet dengan mengakses https://sapk.bkn.go.id/.

3. Penyerahan Berkas ke BKN. Proses ini dilakukan setelah proses SAPK dan mencetak Nota Nominatif
KP beserta Surat Pengantar. Dalam proses ini pihak MA harus mengirim seseorang sebagai Penghubung untuk mengantarkan berkas pemohon ke BKN.

4. Proses Pemeriksaan Data dan Pengetikan. Proses ini adalah untuk mensinkronisasikan antara berkas
pemohon dengan data yang telah ada pada database BKN yang diakses melalui SAPK.

5. SK Kenaikan Pangkat dicetak. Setelah semua kelengkapan dan data-data sesuai barulah pihak BKN
akan mencetak SK tersebut.

II.3.6 Sarana dan Prasarana Untuk mendukung keseluruhan proses-proses di atas maka perlu didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai yang meliputi 1. Komputer yang memiliki spesifikasi memadai dan terhubung baik dengan internet. 2. Mesin ketik listrik untuk mengetik DP3 3. Alat tulis 4. Uang SPJ untuk biaya transportasi dari MA ke BKn dan sebaliknya

III. PENUTUPAN Proses Kenaikan Pangkat sekali lagi melibatkan banyak hal yang harus diperhatikan seperti kelengkapan data dan Sumber Daya Manusia yang handal untuk mengerjakannya. Saran penulis adalah agar proses ini dapat dilakukan secara professional dan transparan. Kerjasama dari 2 pihak, yaitu Mahkamah Agung dan BKN sangat diperlukan guna lancarnya proses ini. Akhirnya jika SK Kenaikan Pangkat dapat dicetak maka Pegawai akan merasa dihargai dan mereka dapat mendapatkan Kenaikan Gaji yang layak sesuai pangkat mereka.

Anda mungkin juga menyukai