Arah Kebijakan
Manajemen Talenta
1
PENDAHULUAN
MENUJU INDONESIA 2045
LINGKUNGAN STRATEGIS & KEBUTUHAN ASN BERKUALITAS
TANTANGAN
VUCA 2024 2045
PRIORITAS IMPIAN
Volatility, Uncertainty,
Complexity, Pembangunan SDM Manusia Indonesia yang
Ambiguousity unggul, berbudaya, serta
menguasai ilmu pengetahuan
Pembangunan
SDM ASN yang netral, dan teknologi
Infrastruktur
profesional, berintegritas,
Penyederhanaan Ekonomi yang maju dan
dan kompeten, sangat
Regulasi berkelanjutan
berperan mewujudkan visi
pembangunan di era VUCA Penyederhanaan
Birokrasi Pembangunan yang merata dan
inklusif
Transformasi
Ekonomi Negara yang demokratis, kuat, dan
bersih
KONDISI MANAJEMEN ASN INDONESIA
SAAT INI
PROFESIONALISME ASN
RENDAH
02 PELANGGARAN NETRALITAS ASN
INTERVENSI POLITIK DALAM 01 Pelanggaran Netralitas khusunya yang
BIROKRASI terjadi di daerah banyak muncul ketika
PPK yang merupakan Pejabat Politik pelaksanaan Pilkada
menimbulkan adanya intervensi di
dalam birokrasi
Mereka terapkan ujian secara kompetitif yang membuat Kekaisaran China bertahan
lebih dari 2000 tahun. Yang akan bekerja di pemerintah kekaisaran China, harus
lolos tes yang sangat sulit. Pejabat pemerintah yang melayani kekaisaran adalah
orang yang cerdas dan cakap, dan bukan sekedar pendukung politik kaisar yang
sedang berkuasa atau keluarga dari pejabat sebelumnya.
Peserta dimasukkan dalam ruang yang terkunci selama 24-72 jam dan harus
membuat 6-8 esai tentang gagasan klasik Konfusian dan bagaimana untuk
memecahkan masalah-masalah pemerintahan (Szczepanski 2018).
Model ini telah menjadi sarana mobilitas sosial dalam masyarakat. Mereka yang
berlatarbelakang sosial lapisan bawah memiliki kesempatan untuk menapaki karier
di dalam pemerintahan dan sejajar dengan mereka yang memiliki status sosial
lebih tinggi.
8
Merit System di Amerika Serikat
9
Lanjutan
Pemberhentian sementara 1
DATA PELANGGARAN SISTEM MERIT BERDASARKAN
JENIS INSTANSI
(Data Hingga Tw I 2021)
Pencopotan Eselon 2
18% Pencopotan Eselon 3 dan Eselon 4
Pelanggaran Seleksi Terbuka
Pelanggaran Sistem Merit Lainnya
Pelanggaran Promosi Es. 3 dan Es. 4
18% Pelanggaran Disiplin
64% Pelanggaran Mutasi Es. 3 dan Es. 4
Pelanggaran Mutasi Eselon 2
Pelanggaran Mutasi Es. 2, Es. 3 & Es. 4
0 5 10 15 20 25
K/L Provinsi Kabupaten/Kota K/L Provinsi Kab/Kota
Open Career
2020-2024
System
2015-2019
DYNAMIC
Closed Career GOVERNANCE
System
2010-2014 PERFORMANCE-BASED
BUREAUCRACY
HUMAN CAPITAL Birokrasi Berkelas
MANAGEMENT Dunia
MANAJEMEN
BIROKRASI SDM RPJM 4 (2020-2024)
EKSISTING RULE-BASED Birokrasi Berkelas Dunia
BUREAUCRACY RPJM 3 (2015-2019)
Sistem Merit
ADMINISTRASI
Comfort KEPEGAWAIAN
Zone
RPJM 2 (2010-2014) Reformasi Birokrasi
PERATURAN PERUNDANGAN
SISTEM MERIT
PP No. 11 Tahun
UU No. 5 Tahun 2017 tentang
2014 tentang PP No. 49 Tahun PP No. 30 Tahun 2019
Manajemen PNS jo.
Aparatur Sipil 2018 tentang tentang Penilaian
PP No. 17 Tahun Kinerja PNS
Negara Manajemen PPPK
2020
(pasal 51)
(pasal 134 ayat 2)
1. 2 3 4 5
. . . PNS .
SKJ Sistem Merit Manajemen Manajemen Pola Karier
PermenPANRB No. 38 PermenPANRB No. 40 Talenta ASN Kinerja PNS
Tahun 2017 tentang Tahun 2018 tentang PermenPANRB 6 Tahun PermenPANRB 22
PermenPANRB 3 Tahun
Standar Kompetensi Pedoman Sistem Merit 2022 tentang Tahun 2021
2020 tentang tentang Pola Karier
Jabatan ASN ASN Pengelolaan Kinerja
Manajemen Talenta PNS
ASN Pegawai ASN
3
PENERAPAN
SISTEM MERIT
SISTEM MERIT DALAM MANAJEMEN ASN
Dasar
Pasal 51 UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN “Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan sistem
merit”
Pengertian
kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, yang
diberlakukan secara adil dan wajar dengan tanpa diskriminasi
Merekrut ASN yang profesional dan berintegritas dan menempatkan mereka pada
jabatan-jabatan birokrasi pemerintah sesuai kompetensinya;
Melakukan pengkajian
LAN dan pendidikan dan
pelatihan ASN
8 ASPEK PENILAIAN SISTEM MERIT DALAM MANAJEMEN ASN
(PERMENPANRB NO. 40 TAHUN 2018 dan PERKASN NO. 9 TAHUN 2019)
05 06 07 08
Indikator
Aspek Pengembangan
Karir Perlindunga Pengembangan
Pengembangan karier belum optimal bertumpu n dan Karier; 31%
pada kompetensi, kinerja, dan kualifikasi Pelayanan;
61%
Aspek Promosi & Mutasi
Promosi & mutasi belum optimal berdasarkan
atas pertimbangan kinerja, kompetensi, dan
kualifikasi Penggajian,
Penghargaan, Promosi dan
dan Disiplin; Mutasi; 47%
64% Manajemen Kinerja;
56%
KENDALA DAN TANTANGAN
PENERAPAN SISTEM MERIT DI INDONESIA
Pasal 8(2):
Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan Manajemen Talenta ASN Instansi
berdasarkan analisis kebutuhan yang mengacu pada pencapaian visi, misi, tujuan, dan
sasaran serta strategi organisasi guna mewujudkan prioritas pembangunan nasional.
MANAJEMEN TALENTA
40 40 130 40 24 40 1 24
6
Perencanaan Pengadaan Pengembanga Promosi Manajemen Penggajian Perlindungan Sistem
kebutuhan n Karier Mutasi Kinerja Penghargaa Pelayanan Informas
n Disiplin i
KEMANFAATAN MANAJEMEN TALENTA
DALAM PRAKTEK PENGISIAN JPT
JENIS DAN SELEKSI TERBUKA MANAJEMEN TALENTA
UKURAN
EFEKTIVITAS Kebutuhan Waktu (berkisar 3 Kebutuhan Waktu (dapat real
sd. 5 Bulan) time)
a. Pengumuman Selter a. Melihat Talent Pool
b. Pemetaan Kompetensi (AC) b. Melihat Suksesor untuk
c. Penulisan Presentasi masing-masing Jabatan
Makalah Target
d. Wawancara Akhir
e. Penentuan Suksesor
EFISIENSI Kebutuhan Anggaran (berkisar Kebutuhan Anggaran Sangat
400 juta sd. 500 juta) Minimal (kebutuhan
a. Sekretariat Pansel operasional Tim Manajemen
b. Anggota Pansel Talenta Instansi)
c. Pemetaan Kompetensi (AC)
d. Operasional Seleksi Terbuka
TINGKAT KESIAPAN MANAJEMEN TALENTA INSTANSI
DALAM PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI
14
1. Kemenkeu
14 IP 2. Kemen BUMN
Dikecualikan 3. Kemen KUMHAM
dari SELTER
4. Kemen PUPR
5. Kemen KKP
Ø 5 Kementerian
6. BPKP
Ø 3 Lembaga 7. LAN
15 Ø 2 Provinsi 8. BPOM
9. Pemprov. Jabar
2 Ø 2 Kota
10. Pemprov. Jateng
Ø 1 Kabupaten 11. Pem. Kota Bandung
Ø 1 LNS 12. Pem. Kota Tangerang
Dari 152 Instansi Pemerintah Kategori “Baik”
13. Pemkab. Sumedang
dan “Sangat Baik”, sampai Juni 2022, 14 IP yang
14. Mahkamah Konstitusi
dapat disetujui mengisi JPT melalui Manajemen
Talenta
TANTANGAN PENERAPAN MANAJEMEN TALENTA
UMUM
OPERASIONAL
• Manajemen talenta hanya dipahami oleh unit pengelola
• Materi pembangunan Manajemen Talenta yang
kepegawaian, sehingga kurang mendapat dukungan PPK belum sepenuhnya siap
dan unit pendukung lainnya. • Tantangan dalam merumuskan formulasi
Manajamen Talenta yang sesuai dengan prinsip
• Manajemen talenta lebih hanya sekadar pada struktur baru – prinsip Manajemen Talenta
yang menjalankan proses pemetaan kompetensi dan
• Infrastruktur yang kurang memadai
kinerja pegawai.
• Keterbatasan anggaran
Pengelolaan Profesional
PPK menugaskan tim manajemen
talenta Instansi untuk mengelola
manajemen talenta secara profesional 05 02 Ruang Konsultasi dan
Diskusi
Membuka ruang konsultasi bagi tim
manajemen talenta Instansi serta
memberikan kesempatan untuk
Sosialisasi memberikan masukan dan saran.
Komunikasikan proses
pelaksanaan manajemen talenta
kepada seluruh stakeholder
Pemantauan dan
internal. Evaluasi
Melakukan monev yang melibatkan Tim
04 03 manajemen talenta
Instansi sebagai bahan masukan dan
rekomendasi PPK
TERIMA
KASIH
Komisi Aparatur Sipil Negara
021-7972098
kasn.go.id
facebook.com/KomisiASNResmi
@Komisi_ASN
kasn_ri