Anda di halaman 1dari 2

Program Pelatihan : Pelatihan Kepemimpinan Administrastor

Angkatan : 66
Nama Mata pelatihan : Manajemen Perubahan Sektor Publik
Nama Peserta : Catherian. V. Picauly
Nomor Peserta Hadir : 08
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

A. Pokok Pikiran
Manajemen perubahan adalah suatu proses sistematis untuk melakukan sesuatu yang
berbeda dan menuju arah yang lebih baik untuk perorangan (individu, pegawai) maupun
organisasi. Tujuan utama mempelajari manajemen perubahan yakni agar kelak suatu
organisasi bahkan individu mampu mencapai kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
Bagi instansi pemerintah, perubahan yang dilakukan melalui rencana perubahan
(grand design, rencana strategis, rencana kerja atau lainnya) adalah untuk mencapai suatu
kondisi lebih baik dari kondisi semula, kinerja kurang menjadi kinerja baik, kinerja baik menjadi
kinerja lebih baik dan bahkan mencapai tingkat organisasi berkinerja tinggi. Untuk mencapai
kinerja yang tinggi diperlukan perubahan dan proses perubahan tersebut harus dilakukan
dengan baik dengan menerapkan inovasi-inovasi yang dapat mempercepat pencapaian
kinerja secara siginifikan. Misalnya, pelayanan publik yang semula manual, menjadi e-service
dengan dukungan sistem dan prosedur yang lebih baik, jelas dan terukur serta sumber daya
manusia yang kompeten, serta penerapan teknologi informasi. Hasilnya, pelayanan yang
semula rumit, lama dengan biaya yang kurang jelas, menjadi lebih sederhana, cepat, dan
biaya pasti. Contoh nyata yang ada dalam UPT Pemasyarakatan yakni adanya Sistem
database Pemasyatakatan (SDP) yang memudahkan administrator UPT dalam menginput
data tahanan/narapidana dan saling terhubung dengan operator di tingkat kanwil bahkan di
kementerian sehingga memudahkan ketika ada usulan remisi maupun integrasi. Tidak hanya
itu, tersedia juga layanan self service untuk mengetahui lama pidana dan tanggal pentahapan
integrasi tahanan/narapidana yang merupakan keluarga mereka. Contoh diatas ada karena
inovasi-inovasi yang telah dipikirkan sebelumnya. inovasi tidak hanya tentang ide atau
pemikiran yang baru, hebat atau cemerlang, tetapi yang lebih penting adalah menerapkan ide
atau pemikiran tersebut menjadi nyata, bermanfaat dan membawa perubahan bagi organisasi
dan individunya. Sehebat apapun ide atau pemikiran yang inovatif, tetapi jika tidak
dilaksanakan, dibuat dan diterapkan, maka tidak akan menjadi inovasi.
Manajemen perubahan dimaksudkan untuk melakukan perubahan yang disengaja dan
terencana baik, dan diaksanakan, dikendalikan dan dievaluasi dengan baik, sesuai fungsi-
fungsi manajemen. Perubahan tersebut adalah perubahan yang inovatif, yaitu perubahan
yang mengandung sesuatu yang baru setidak-tidaknya bagi organisasi atau unit organisasi
tersebut, yang diimplementasikan dan memberi manfaat bagi peningkatan kinerja organisasi
dan individunya. Adapun nilai-nilai dasar manajemen perubahan antara lain Visioner,
kolaboratif, kemitraan, Informatif, Responsif dan Adaptif.
Nilai-nilai inilah yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam melaksanakan
manajemen perubahan. Terkait hal ini, peran pimpinan dituntut untuk piawai dalam
membangun tim yang kuat untuk mengarahkan perubahan, membangun kepercayaan dan
mengarahkan. Tim harus terdiri dari orang-orang yang memiliki karakter yang tepat agar tim
menjadi kuat dan solid dan memiliki keyakinan dan komitmen untuk mencapai tujuan
bersama. Pemimpin juga harus berani mengambil resiko, tentunya resiko yang
diperhitungkan. Resiko ini tidak berarti akan menyebabkan tidak berjalannya proses
perubahan, atau kegiatan kurang berkembang, akan tetapi pimpinan harus tetap dapat
menguasai dan memanfaatkan peluang, kesempatan serta dapat menerapkan berbagai
strategi dalam menghadapi kendala, tantangan dan hambatan yang muncul secara dinamis
maupun masalah yang memang terantisipasi.
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang inovatif termasuk budaya
organisasi yang inovatif. Setiap organisasi berkinerja tinggi dipastikan memiliki budaya
inovatif. Membangun organisasi berkinerja tinggi, harus diawali dengan mendiagnosa kondisi
organisasi yang eksisting, mencari fakfor-faktor utama penyebab yang mempengaruhinya,
dan merumuskan rencana upaya-upaya inovatif untuk mencapaikan kinerja yang lebih baik.
Mendiagnosa organisasi, berarti menganalisasi berbagai elemen atau unsur-unsur yang
berpengaruh terhadap organisasi dan merupakan langkah awal untuk melakukan perubahan
mencapai kinerja yang lebih baik, menuju organisasi berkinerja tinggi.
Aktivitas mendiagnosa harus dilakukan sungguh-sungguh dengan tujuan menemukan
permasalahan yangakan diubah. Mendiagnosa dilakukan dengan membaca, melihat, menilai
yang dilandasi dengan, niat atau tujuan untuk mengetahui secara mendalam tentang
permasalahan organisasi dan merumuskan solusinya untuk mencapai kondisi yang
diharapkan. Hal ini dapat dilakukan dengan pengamatan, dengan pengisian kuesioner, dan
wawancara mendalam. Untuk menghasilkan analisa yang tajam, kita dapat melakukan
ketiganya dalam suatu aktivitas diagnosa yang sama. Tujuan mendiagnosa adalah
menemukan secara tepat permasalahan dalam organisasi termasuk mengetahui faktor-faktor
penyebab terjadinya permasalahan tersebut, kebutuhan dan tujuan untuk melakukan
perubahan pada elemen atau faktor-faktor apa saja dan pada tingkatan mana, dan
merumuskan solusinya. Perumusan solusinya secara tepat dilakukan pada tahap
perencanaan perubahan.

B. Penerapan
Penerapan yang berkaitan dengan manajemen perubahan yang saya lakukan selaku
pimpinan di UPT LPKA Ambon, diantaranya :
1. Anak pidana berhak memperoleh pendidikan di dalam rutan/lapas/lpka. Namun di
maluku, terdapat kendala karena lokasi tempat tinggal anak yang jauh dan pihak
sekolah yang tidak bersedia untuk menerima anak yang bermasalah dengan hukum.
Maka dari itu, saya selaku pimpinan membuat MoU dengan dinas pendidikan kota
ambon dan provinsi agar anak-anak tetap dapat bersekolah di dalam LPKA dan
memperoleh ijazah. Selain itu saya juga membuat sanggar belajar mandiri untuk anak
dimana tenaga pengajar berasal dari pegawai lpka yang memiliki kompetensi/latar
belakang pendidikan sarjana. Sehingga saat ini sanggar belajar tersebut sedang
dalam proses pengurusan izin untuk mengubah sanggar menjadi PKBM. Harapan
saya dengan adanya PKBM di LPKA Ambon maka anak-anak yang telah putus
sekolah tetap memperoleh pendidikan dan bisa mengikuti ujian kesetaraan ijazah
paket baik paket A/B/C.
2. Saat pandemi covid-19 terjadi di Indonesia. Hingga diberlakukan layanan video call
untuk menggantikan layanan kunjungan di lapas/rutan. LPKA Ambon sejak pertama
kali diresmikan telah menyediakan layanan telepon gratis maupun layanan video call
gratis. Sehingga ketika adanya edaran yang mengharuskan layanan kunjungan diganti
dengan layanan video call maka itu bukan sesuatu yang baru di LPKA Ambon.

Anda mungkin juga menyukai