Anda di halaman 1dari 2

Program Pelatihan : Pelatihan Kepemimpinan Administrastor

Angkatan : 66
Nama Mata pelatihan : Manajemen Risiko
Nama Peserta : Catherian. V. Picauly
Nomor Peserta Hadir : 08
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

A. Pokok Pikiran
Guna memastikan adanya dukungan dan peran aktif seluruh Aparatur Sipil Negara,
terutama yang bertugas terkait dengan pengelolaan keuangan negara,
mengimplementasikan SPIP sepenuhnya, maka dipandang perlu untuk memberikan
materi mengenai SPIP pada seluruh pejabat struktural dari seluruh Kementerian dan
Kementerian/Lembaga yang mengikuti diklat kepemimpinan. Dengan pembekalan dan
pelatihan serta pemberian tugas penulisan, yang terkait dengan perumusan rencana
perbaikan dalam tatakelola di instansinya masing-masing, para pejabat struktural
dapatmemahami sepenuhnya SPIP dan arti penting perlunya penerapan SPIP pada
masing-masing instansi yang akan dipimpinnya.Selanjutnya, penerapan praktek-praktek
Good Governance (tatakelola pemerintahan yang baik) merupakan salah satu upaya yang
efektif dan salah satu langkah kunci untuk mencegah tindakan korupsi. Pelaksanaan Good
Governance merupakan dari aksi yang perlu dilakukan oleh setiap organisasi publik.
Berdasarkan PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP
adalah: Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
terusmenerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujutan organisasi melalui :1) kegiatan yg efektif dan efisien,
2)keandalan pelaporan keuangan, 3)pengamanan aset negara, dan 4)ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
Pengertian Risiko Sebagaimana diuraikan pada Bab I, pada dasarnya tidak ada organisasi
yang dapat mengklaim dirinya bebas dari segala risiko. Baik organisasi besar maupun
kecil, baik organisasi publik maupun privat, organisasi berorientasi mendapatkan kinerja
(profit oriented) maupun organisasi sosial (non-profit oriented), formal maupun non-
formal, pasti menghadapi berbagai faktor internal dan eksternal dan berbagai pengaruh
yang membuat mereka tidak merasa pasti bagaimana dan kapan mereka dapat meraih
sasaran organisasi. Dampak ketidakpastian pada pencapaian sasaran organisasi ini adalah
Risiko.

B. Penerapan
Penerapan yang berkaitan dengan manajemen risiko yang saya lakukan selaku pimpinan
di UPT LPKA Ambon, yakni dalam pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
yang dilakukan setiap triwulan. Ini dilakukan bukan hanya sebagai laporan semata,
namun juga sebagai tolak ukur capaian kinerja dan halangan apa saja yang dialami dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di LPKA Ambon.

Anda mungkin juga menyukai