Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANDIRI

EVALUASI AKADEMIK
PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN 5
TAHUN 2021

Pascal Zainuddin, S.Sos., M.Si


Kasubbag Umum dan Logistik
Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Tengah
NDH : 29

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS


ANGKATAN 5 TAHUN 2021
PROVINSI SULAWESI TENGAH
EVALUASI AKADEMIK PKP 5 TAHUN 2021

Aparatur Sipil Negara yang menjabat jabatan Pengawas bisa menjadi salah
satu ujung tombak dalam membenahi organisasi demi tercapainya pelayanan yang
terbaik bagi masyarakat serta mencapai perubahan yang diinginkan.
Untuk mencapai kompetensi kepemimpinan melayani maka Pejabat
pengawas yang mengikuti pelatihan kepemimpinan Pengawas, akan dihadapkan
pada empat agenda. Dua diantaranya adalah agenda kepemimpinan pelayanan dan
agenda pengendalian Pekerjaan. Berdasar hal tersebut, Bapak Ibu diminta untuk
menjelaskan :

1. Konsep kepemimpinan pelayanan dengan segala dukukungannya yang terdapat


dalam agenda kepemimpinan pelayanan (terkait seluruh materi Agenda 2)
2. Konsep pelaksaan pengendalian pekerjaan dengan segala dukungannya
sebagaimana yang terdapat pada agenda pengendalian pekerjaan (terkait
seluruh materi Agenda 3)
3. Keterkaitan kedua agenda tersebut di atas yakni kepemimpinan Pelayanan
(Agenda 2) dan pengendalian pekerjaan (Agenda 3).

1. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain


yang umumnya melalui motivasi untuk bekerja sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang berlaku. Gaya kepemimpinan yang dilakukan akan sangat
mempengaruhi bagaimana perilaku bawahan agar bekerja untuk mencapai
tujuan yang sudah dibuat.
Pelatihan Kepemimpinan Pengawas bertujuan untuk Mewujudkan Sosok
Kepemimpinan Berkinerja yang Diindikasikan dengan Kemampuan :
- Membangun karakter dan sikap perilaku Kepemimpinan Pancasila yang
berintegritas, menjunjung tinggi etika birokrasi yang berwawasan
kebangsaan, serta bertanggung jawab dalam memimpin seluruh Kegiatan
Pelayanan Publik di unit instansinya sbg bentuk kepemimpinan Pancasila dan
Bela Negara;
- Mengaktualisasikan Kepemimpinan Pelayanan dan Pengendalian Pekrjaan
sesuai bidang tugasnya dgn melakukan inovasi, kolaborasi, dan
mengoptimalkan seluruh potensi sumberdaya internal dan eksternal dalam
rangka peningkatan Kegiatan Pelayanan Publik serta administrasi
pemerintahan dan pembangunan di unit instansinya.

Salah satu tipe atau model kepemimpinan yang dikembangkan untuk mengatasi
krisis kepemimpinan yang dialami oleh suatu masyarakat atau bangsa adalah
Kepemimpinan yang melayani (servant leadership). Para pemimpin-pelayan
(servant leader) mempunyai kecenderungan lebih mengutamakan kebutuhan,
kepentingan dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya di atas dirinya.
Orientasinya adalah untuk melayani, cara pandangnya holistik dan beroperasi
dengan standar moral spiritual. Pada tataran ini Pejabat Pengawas biasanya
yang langsung berhadapan dengan pelanggan dan pemangku kepentingan
harus mampu memberikan pelayanan prima sehingga dapat menjamin
kepuasan pelanggan.

Karakteristik servant leadership (Spears, 2002:27-29) yaitu sebagai berikut:


1. Mendengarkan (listening)
Servant leader mendengarkan dengan penuh perhatian kepada orang lain,
mengidentifikasi dan membantu memperjelas keinginan kelompok, juga
mendengarkan suara hati dirinya sendiri;
2. Empati (empathy)
Pemimpin yang melayani adalah mereka yang berusaha memahami rekan
kerja dan mampu berempati dengan orang lain;
3. Penyembuhan (healing)
Servant leader mampu menciptakan penyembuhan emosional dan
hubungan dirinya, atau hubungan dengan orang lain, karena hubungan
merupakan kekuatan untuk transformasi dan integrasi;
4. Kesadaran (awareness)
Kesadaran untuk memahami isu-isu yang melibatkan etika, kekuasaan, dan
nilai-nilai. Melihat situasi dari posisi yang seimbang yang lebih terintegrasi;
5. Persuasi (persuasion)
Pemimpin yang melayani berusaha meyakinkan orang lain daripada
memaksa kepatuhan. Ini adalah satu hal yang paling membedakan antara
model otoriter tradisional dengan servant leadership;
6. Konseptualisasi (conceptualization)
Kemampuan melihat masalah dari perspektif konseptualisasi berarti
berfikir secara jangka panjang atau visioner dalam basis yang lebih luas;
7. Kejelian (foresight)
Jeli atau teliti dalam memahami pelajaran dari masa lalu, realitas saat ini,
dan kemungkinan konsekuensi dari keputusan untuk masa depan;
8. Keterbukaan (stewardship)
Menekankan keterbukaan dan persuasi untuk membangun kepercayaan
dari orang lain;
9. Komitmen untuk Pertumbuhan (commitment to the growth of people)
Tanggung jawab untuk melakukan usaha dalam meningkatkan
pertumbuhan profesional karyawan dan organisasi;
10. Membangun Komunitas (building community)
Mengidentifikasi cara untuk membangun komunitas.

Dengan demikian, karakteristik utama yang membedakan antara


kepemimpinan pelayan dengan model kepemimpinan lainnya adalah keinginan
untuk melayani hadir sebelum adanya keinginan untuk memimpin. Selanjutnya
mereka yang memiliki kualitas kepemimpinan akan menjadi pemimpin.
Sedangkan prioritas kepemimpinan pelayan yang pertama dan utama adalah
pada pengembangan bawahan yang menghasilkan nilai tambah bagi pelanggan,
lalu terciptanya kepuasan pelanggan yang diikuti dengan keberhasilan yang
berkesinambungan.

Seorang pemimpin juga harus memiliki visi yang mampu membawa organisasi
dengan melakukan perubahan (inovasi) kearah yang lebih baik. Langkah awal
untuk melakukan perubahan yaitu dengan cara mendiagnosa organisasi yaitu
dengan melakukan penilaian terhadap fungsi-fungsi organisasi sesuai jenjang
jabatannya dalam rangka merancang perubahan secara tepat.
Manfaat mendiagnosa organisasi dan upaya untuk melakukan
perbaikan/perubahan atas masalah yang ada :
- Pemimpin lebih percaya diri untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih
baik (continuous improvement, better performance);
- Pemimpin mempunyai argumentasi yang tepat untuk meyakinkan
stakeholders;
- Beberapa Instrumen Diagnosa yaitu :
a. Memilih masalah prioritas dengan menggunakan :
- APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan)
- ASTRID (Aktual, SPesifik, Transformatif, Relevan, Inovatif dan Dapat
dilaksanakan)
- Analysis Urgency, Seriousness, Growth (USG).
b. Menganalisis penyebab masalah :
- Fishbone diagram;
- Causal map;
- Pohon masalah.
- Pempimpin harus berpikir kreatif dan mempunyai rancangan strategi inovasi
pelayanan publik atas masalah yang dihadapi, pentingnya berpikir kreatif :
a. Tuntutan masyarakat yang menginginkan pelayan terbaik;
b. Masyarakat cenderung membandingkan swasta dgn pemerintah;
c. Pemecahan masalah yang cepat dan kreatif;
d. Kinerja aparatur harus selalu ditingkatkan agar mampu untuk terus
berkreasi dan berinovasi;
e. Berkembangnya Kreasi dan Inovasi akan meningkatkan derajat
kehidupan.

2. Pejabat pengawas merupakan pejabat yang strategis karena berada di lini depan
atau berada di ujung tombak yang berhadapan langsung dengan masyarakat
yang dilayani. Oleh sebab itu, dalam Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP),
para peserta dibekali dengan kompetensi kepemimpinan melayani, sehingga
diharapkan dapat membentuk sosok pemimpin yang memiliki standar
kompetensi manajerial jabatan pengawas.Pengendalian pekerjaan dalam
manajemen pengawasannya sosok kepemimpinan pelayanan harus mampu
mengimplementasi kebijakannya dalam sistem pemerintahan Indonesia,
sehingga mampu mencegah terjadinya kesalahan administratif (mal-
administrasi) dan kesalahan dalam penggunaan wewenang pada pada saat
menjalankan tugas, guna mewujudkan good governance di instansi peserta
pelatihan.

3. Kepemimpinan yang melayani memiliki kelebihan karena hubungan antara


pemimpin (leader) dengan pengikut (followers) berorientasi pada sifat melayani
dengan standar moral spiritual. Pemimpin-pelayan mempunyai tanggung jawab
untuk melayani kepentingan pengikut agar mereka menjadi lebih sejahtera,
sebaliknya para pengikut memiliki komitmen penuh dalam bekerja untuk
mencapai tujuan organisasi dan keberhasilan pemimpin. Kepemimpinan yang
melayani dapat diterapkan pada semua bidang profesi, Beberapa ciri dan
keutamaan kepemimpinan yang melayani yang harus melekat pada diri seorang
pemimpin-pelayan adalah sMemiliki Visi Pemimpin. Visi adalah arah ke mana
organisasi dan orang-orang yang dipimpin akan dibawa oleh seorang pemimpin.
Visi pemimpin akan menginspirasi tindakan dan membantu membentuk masa
depan, pengaruhnya lebih kuat terhadap orang-orang yang bekerja untuk
kepentingan organisasi. Visi adalah masa depan yang realistis, dapat dipercaya
dan menjembatani masa kini dengan masa depan yang lebih baik sesuai kondisi
(sosial politik, ekonomi dan budaya) yang diharapkan. Visi juga mengandung
harapan- harapan (atau bahkan mimpi) yang memberi semangat bagi orang-
orang yang dipimpin. Ada ungkapan bahwa pemimpin adalah “pemimpi” (tanpa
n) yang sanggup mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan. Maka keterkaitan
nya dengan agenda III adalah pemimpin-pelayan harus mampu mengendalikan
tugas nya yang mencakup konsep manajemen, konsep Pengawasan, konsep
Manajemen pengawasan, kebijakan tentang pengawasan, Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP), dan peran, fungsi, dan tugas APIP dalam pemeriksaan
sampai dengan pemantauan tindak lanjut, sebagai upaya untuk pembinaan dan
pengawasan, memahami konsepsi tentang manajemen pengawasan dan
substasi pengawasan dalam kebijakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP), serta mampu menerapkannya dalam pelaksanaan tugas dan fungsi,
untuk mencegah terjadinya mal-administrasi atau penyalahgunaan wewenang
atau kesalahan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam
penyelenggaraan pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai