Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : PKA


Angkatan : 1 Tahun 2020
Nama Mata Pelatihan : AKUNTABILITAS KINERJA
Nama Peserta : IRMAWATI SAHI
Nomor Daftar Hadir : 03
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : BPSDM Provinsi Sulawesi Tengah

A. POKOK PIKIRAN
Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan salah satu bentuk media untuk
melaporkan keberhasilan atau kegagalan suatu instansi pemerintah atas
pelaksanaan tujuan dan sasaran organisasi. Akuntabilitas kinerja didasarkan pada
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintahmelakukan
akuntabilitas kinerja masing-masing sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam
pencapaian tujuan organisasi sesuai tugas pokok dan fungsinya dalam bentuk
Laporan Kinerja.

Pertanggungjawaban dalam pencapaian tujuan organisasi yang dimaksud berupa


laporan yang disampaikan kepada masing-masing lembaga pengawasan, dan
penilaian akuntabilitas dan akhirnya disampaikan kepada Presiden sekalu Kepala
Pemerintahan. Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang
bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan


hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau
kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang
berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sulawesi Tengah selaku pengemban
amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi
Sulawesi Tengah, yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP), Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2003 tentang
Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

B. PENERAPAN

Berdasarkan Pengertian atau definisi akuntabilitas kinerja diatas, pengukuran


kinerja yang diterapkan pada Dinas PMD Prov Sulteng digunakan untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran
yang telah ditetapkan.

Dalam rangka penyelenggaraan “Good Governance”, diperlukan pengembangan


dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan sah
sehingga pennyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung
secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari
korupsi, kolusi dan nepotisme. Untuk mewujudkan hal tersebut, setiap instansi
pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara diwajibkan untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta
kewenangan pengelolaan sumberdaya dengan didasarkan pada suatu perencanaan
strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi.

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sulawesi Tengah dalam


rangka mewujudkan Misi dan Visi Instansi Pemerintah. Pengukuran kinerja
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan KInerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan
Kinerja Instansi Pemerintah Capaian indikator kinerja utama (IKU) dan capaian
indicator kinerja strategis diperoleh berdasarkan pengukuran atas indicator
kinerjanya masing-masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh
berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan
hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat
capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran.
Indikator kinerja merupakan alat atau media yang digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan suatu instansi dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Penetapan
indikator kinerja Dinas PMD Prov. Sulteng untuk memberikan gambaran ukuran
keberhasilan pencapaian Visi dan Misi Dinas PMD Prov. Sulteng, yang secara
khusus mengukur keberhasilan pembangunan dari sisi Perencanaan Pembangunan
yang transparan, bersinergi, partisipatif dan mandiri. Prestasi Dinas PMD Prov.
Sulteng lima tahun ke depan dapat digambarkan dan ditetapkan secara kualitatif dan
kuantitaif yang mencerminkan gambaran capaian indikator kinerja program
(outcomes/hasil) yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan jangka
menengah dan indikator kegiatan (output/keluaran).

Hasil analisis pencapaian sasaran sesuai indikator kinerja Dinas Pemberdayaan


Masyarakat dan Desa Dengan perubahan struktur yang ada dari SKPD menjadi
OPD pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat pada tahun 2019 ini tentunya
menjadikan tanggung jawab yang lebih besar guna demi Terwujudnya Keberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Yang Maju, Mandiri Dan Sejahtera sesuai
dengan visi dan misi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sulawesi
Tengah Tahun 2016-2021 yaitu : Visi Dinas PMD Provinsi Sulawesi Tengah yaitu
menetapkan kebijaksanaan Daerah dan memfasilitasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya ; 1. Peningkatan
kualitas Sumber Daya Aparatur Dan Sarana Prasarana. 2. Mewujudkan Desa
Berkembang, Maju, Mandiri Dan Sejahtera. 3. Meningkatkan tata kelola administrasi,
sistem informasi dan kerjasama antar Desa. 4. Mewujudkan penguatan
Kelembagaan Desa 5. Mewujudkan Kemandirian Desa.

B. KENDALA

Beberapa kendala yang terjadi setiap tahunnya adalah pencapaian indikator kinerja
SKPD haruslah diwujudkan dengan menjalankan penganggaran sesuai dengan
yang tercantum dalam Renstra disetiap tahunnya. Namun pada kenyataannya yang
terjadi adalah KUA-PPAS yang diterima setiap tahunnya semakin kecil mengingat
banyaknya program dan kegiatan yang harus berjalan dan berkesinambungan
dengan pemerintah pusat misalnya pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa, dengan dua jalur koordinasi yaitu Kementrian Dalam Negeri dan Kemendesa.

Anda mungkin juga menyukai