Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL


PADA PENGADILAN NEGERI BINTUHAN

OPTIMALISASI PENGELOLAAN
BUKU REGISTER PERKARA PIDANA
DI PENGADILAN NEGERI BINTUHAN KELAS II BENGKULU

Oleh:

UCI DIANA, S.H.


NIP.199601072020122006

Peserta Latihan Dasar CPNS Gol. III


Angkatan XII
PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
BADAN LITBANG DIKLAT HUKUM DAN PERADILAN
MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
BOGOR
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS

Nama : UCI DIANA, S.H


NIP. : 199601072020122006
Unit Kerja : PN BINTUHAN
Tempat Aktualisasi : PN BINTUHAN

Telah Disetujui
Pada hari ....... tanggal…..

Pembimbing Mentor

M. Retno D D, AMK, S.Psi., M.Si.. Aris Sugianto, S.H


NIP. 197101172005012011 NIP.198303142011011008

i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena
dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan rancangan aktualisasi sebagai persyaratan menempuh
Pelatihan Dasar CPNS di Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Penyusunan Rancangan Aktualisasi ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak DR. Zarof Ricar, SH., S.Sos., M.Hum., selaku Kepala Badan
Litbang Diklat Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI.
2. Bapak Edward TH. Simarmata, SH., LLM.,MTL., Kepala Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Balitbang
Diklat Kumdil Mahkamah Agung Republik Indonesia.
3. Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Latihan Dasar CPNS Mahkamah
Agung Republik Indonesia;
4. Bapak Purwanta, S.H.,MH selaku Ketua Pengadilan Negeri Bintuhan.
5. Bapak Aris Sugianto S.H selaku Mentor
6. Ibu Dr (cand) M. Retno Daru Dewi, AMK, S.Psi, M.Si, selaku
Pembimbing/Coach.
7. Seluruh widyaiswara Pelatihan Dasar CPNS MA RI 2021.
8. Rekan-rekan Latsar CPNS MA RI Tahun 2021 Gelombang I.
9. Seluruh pegawai Pengadilan Negeri Bintuhan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penyusunan
rancangan aktualisasi yang masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
penulis sangat menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak yang dapat ditujukan ke email ucidiana1212@gmail.com.

Bintuhan, Mei 2021


Penulis

ii
iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat ............................................................................. 3
C. Nilai-Nilai Dasar ASN, Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ........ 4

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI ..................................................... 11


A. Visi, Misi, Nilai dan Struktur Organisasi .............................................. 11
1. Visi............................................................................................... 11
2. Misi .............................................................................................. 11
3. Nilai ............................................................................................. 12
4. Struktur Organisasi ...................................................................... 13
B. Tugas Peserta Di Unit Kerja ............................................................... 14

BAB III ANALISA ISU-ISU DAN GAGASAN PEMECAH ISU ............. 16


A. Identifikasi Isu..................................................................................... 16
B. Isu Terpilih, Penyebab, dan Gagasan Pemecahan Isu ....................... 18

BAB IV HASIL AKTUALISASI NILAI DASAR..................................... 21


A. Rancangan Aktualisasi Nilai Dasar ..................................................... 21
B. Pelaksanaan Kegiatan dan Aktualisasi Nilai Dasar ............................. 34
C. Kendala dan Solusi ............................................................................ 53
D. Rencana Tindak Lanjut.........................................................................53

BAB V PENUTUP ............................................................................... 54


BAB VI DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 31

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara (ASN) dijelaskan bahwa setiap CPNS wajib
menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses
Diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Hal tersebut perlu
dilakukan semata-mata untuk mewujudkan visi Negara sebagaimana
tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Untuk merealisasikan hal tersebut,
diperlukan sebuah penyeleng-garaan Pelatihan yang inovatif dan
terintegrasi. Dalam hal ini, Peraturan Lembaga Administrasi Negara
Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Latsar
Gol. III mengatur mengenai penyelenggaraan Pelatihan yang
memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat
Pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta
mampu menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktulisasikan,
serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS
yang profesional sesuai bidang tugas.
Mahkamah Agung merupakan salah satu lembaga tinggi
negara yang dalam sistem ketatanegaraan Indonesia merupakan
pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah
Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan
lainnya sebagaimana diamatkan oleh UUD 1945. Sebagai salah
satu puncak kekuasaan kehakiman serta peradilan negara tertinggi,
Mahkamah Agung memiliki posisi dan peran strategis di bidang

1
kekuasaan kehakiman karena tidak hanya membawahi 4 (empat)
lingkungan peradilan tetapi juga manajemen MA dituntut untuk
menunjukkan kemampuannya mewujudkan organisasi lembaga yang
profesional, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Oleh
karenanya, Mahkamah Agung memiliki visi untuk mewujudkan
peradilan Indonesia yang Agung pada tahun 2035. Untuk
mendukung visi ini, Mahkamah mengeluarkan Perma Nomor 7
Tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja kepaniteraan, dan
kesekretariatan agar tata organisasi yang terdapat di lembaga
peradilan dibawahnya dapat melakukan kinerjanya dengan baik.
ASN mempunyai andil yang amat penting dalam
menyelenggarakan pelayanan yang profesional dan berkualitas
kepada masyarakat sesuai dengan tugasnya yang diatur dalam
peraturan dan perundang-undangan. Selain itu, ASN juga berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan yang dirumuskan oleh pejabat
pemerintah yang berwenang serta menjadi sarana perekat persatuan
dan kesatuan NKRI.
Pada era globalisasi saat ini, masyarakat semakin kritis
terhadap segala aspek, termasuk terhadap pelayanan di bidang
hukum. Sejalan dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kemudahan akses oleh masyarakat khususnya bagi
penerima layanan di bidang hukum. Sebagai bagian dari aparatur
sipil negara sebagai bagian yang sangat penting dalam pendukung
tujuan pencapaikan peradilan di Indonesia yang agung perlu
memiliki karakter berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA, memahami
dengan benar peran PNS dalam NKRI, ataupun kepatuhan
terhadap kode etik Hakim itu sendiri. Harus diakui dalam pandangan
masyarakat bahwa kinerja dari ASN, terutama di bidang peradilan
dinilai masih belum merata dengan baik. Dalam bidang pelayanan,
masih terdapat beberapa pengadilan yang belum menerapkan dan
menjalankan standar prima pelayanan. Kenyataan ini membuat
2
masyarakat menganggap bahwa ASN belum dapat menerapkan
nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu,
dan anti korupsi sebagai pelayan masyarakat. Tak hanya yang secara
langsung berkaitan dengan pelayanan publik ada kalanya ASN itu sendiri
dalam melakukan pelayanan justru mengalami hambatan-hambatan yang
disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya seperti yang terjadi pada
Bagian Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bintuhan khususnya pada
pencatatan buku register.
Pencatatan setiap perkara pidana masih belum maksimal hal ini
dapat dilihat dari kondisi buku yang menumpuk dan belum sempat terisi,
posisi buku register yang hanya diletakan dilantai diakibatkan oleh tempat
khusus yang belum tersedia. Selain itu masih banyak point-point dari
perkara yang masuk ke PN BINTUHAN yang belum tercatat di buku
register, padahal buku register perkara pidana sangat penting sebagai
back up dan sebagai pedoman dalam menentukan nomor penahanan
yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan. Oleh sebab itu beberapa gagasan
dibutuhkan untuk meningkatkan proses penyusunan dan pencatatan
perkara pada buku register, dengan pencatatan yang maksimal berarti kita
telah berusaha untuk mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan yang ada di Pengadilan Negeri Bintuhan karena setiap
informasi yang berkaitan dengan perkara pidana dapat dilihat dengan
mudah pada buku register yang terisi dan tertata rapi. Berdasarkan uraian
tersebut di atas maka penulis mencoba untuk mengangkat isu tentang
“Optimalisasi Pengelolaan Buku Register Perkara Pidana Di
Pengadilan Negeri Bintuhan Kelas II Bengkulu”
B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi
a. Tujuan
1. Dengan membuat laporan aktualisasi CPNS diharapkan mampu
melakukan internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi (ANEKA) sebagai Aparatur Sipil Negara di instansi
3
tempat bekerja agar mampu melaksanakan tugas sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Apartur Sipil
Negara;
2. Ikut serta meningkatkan komitmen mutu dan pelayanan publik
dalam rangka melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai ASN di
Pengadilan Negeri Bintuhan
3. Ikut dan berperan serta dalam rangka penyusunan dan
pencatatan buku register demi mendorong kelancaran dan
kenyamanan pelayanan publik di Pengadilan Negeri Bintuhan.
b. Manfaat

Bagi peserta Latsar, dapat mengimplementasikan nilai-nilai


dasar ASN dalam setiap kegiatannya sehingga terbentuk ASN
yang profesional dan berkarakter; Serangkaian proses latsar juga
bermanfaat untuk peserta latsar menjadi lebih faham dengan apa
yang menjadi tugas, peran dan fungsi ASN

C. Nilai-Nilai Dasar ASN, Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


1. Nilai-Nilai Dasar ASN (Aparatur Sipil Negara)
a. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang


berlaku pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu
kewajiban jabatandalam memberikan pertanggungjawaban
laporan kegiatan kepada atasannya. Dalam beberapa hal,
akuntabilitas sering diartikan berbedabeda. Adanya norma yang
bersifat informal tentang perilaku PNS yang menjadi kebiasaan
(“how things are done around here”) dapat mempengaruhi
perilaku anggota organisasi atau bahkan mempengaruhi aturan
formal yang berlaku. Seperti misalnya keberadaan PP No. 53
Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, belum
sepenuhnya dipahami atau bahkan dibaca oleh setiap CPNS

4
atau pun PNS. Oleh sebab itu, pola pikir PNS yang bekerja
lambat, berdampak pada pemborosan sumber daya dan
memberikan citra PNS berkinerja buruk. Dalam kondisi
tersebut, PNS perlu merubah citranya menjadi pelayan
masyarakat dengan mengenalkan nilai-nilai akuntabilitas untuk
membentuk sikap, dan prilaku PNS dengan mengedepankan
kepentingan publik, imparsial, dan berintegritas. Akuntabilitas
publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
a) Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran
demokrasi); dengan membangun suatu sistem yang
melibatkan stakeholders dan users yang lebih luas
(termasuk masyarakat, pihak swasta, legislatif, yudikatif
dan di lingkungan pemerintah itu sendiri baik di tingkat
kementrian, lembaga maupun daerah);
b) Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (peran konstitusional);
c) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran
belajar).
b. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai
ASN. Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan
dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa dan negara. Pegawai ASN akan berpikir tidak lagi
sektoral dangan mental blocknya, tetapi akan senantiasa
mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan
negara. Nilai-nilai yang senantiasa berorientasi pada
kepentingan publik (kepublikan) mejadi nilai dasar yang harus
dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
5
c. Etika Publik
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
d. Komitmen Mutu

Merujuk kriteria kinerja yang berorientasi nilai-nilai dasar


orientasi mutu sebagaimana dipaparkan pada Bab III, perlu
ditegaskan kembali bahwa target utama kinerja aparatur yang
berbasis komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan

6
masyarakat yang menerima layanan (customer satisfaction).
Apalagi dikaitkan dengan tiga fungsi utama pegawai ASN (pasal
10), yaitu sebagai: (1) pelaksana kebijakan publik, (2) pelayan
publik, dan (3) perekat dan pemersatu bangsa, maka dalam
implementasi fungsi tersebut pegawai ASN harus menunjukkan
perilaku yang komitmen terhadap mutu, bukan sekedar
menggugurkan kewajiban formal atau menjalankan rutinitas
pelayanan. Dengan demikian, pegawai ASN harus mampu
menjadi pelayanan publik yang handal dan profesional, menjadi
pendengar yang baik atas berbagai keluhan dan pengaduan
masyarakat, sekaligus mampu menindaklanjutinya dengan
memberikan solusi yang tepat melalui langkah perbaikan secara
nyata, bukan sekedar janji-janji muluk untuk gejolak masyarakat
e. Anti Korupsi
1. Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian
keuangan negara namun dapat menimbulkan kerusakan
kehidupan yang tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi
dapat pula bersifat jangka panjang
2. Membahas fenomena dampak korupsi sampai pada
kerusakan kehidupan dan dikaitkan dengan tanggungjawab
manusia sebagai yang diberi amanah untuk mengelolanya
dapat menjadi sarana untuk memicu kesadaran diri para
PNS untuk anti korupsi
3. Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui
pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan
keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu
ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk
anti korupsi
4. Tanggung jawab spiritual yang baik pasti akan menghasilkan
niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi
7
yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan
proses atau usaha terbaik.
2. Kedudukan ASN

Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi


selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi
yang professional. Untuk dapat membangun profesionalitas
birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut
harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan


2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi


syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang


memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

Dengan kehadiran PPPK tersebut dalam manajemen ASN,


menegaskan bahwa tidak semua pegawai yang bekerja untuk
pemerintah harus berstatus PNS, namun dapat berstatus sebagai
pegawai kontrak dengan jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan
untuk menciptakan budaya kerja baru menumbuhkan suasana
kompetensi di kalangan birokrasi yang berbasis pada kinerja.

8
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi
anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan
persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian,
pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh
karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di
daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karier
tertinggi.
3. Peran ASN

Peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas


penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan


kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus

9
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik.

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN


berfungsi sebagai berikut:

1) Pelaksana kebijakan publik;


2) Pelayan publik; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa

Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:

1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina


Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan
berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia

10
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI
A. Visi, Misi, Nilai dan Struktur Organisasi
1. Visi
Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan
yang berisikan cita‐cita dan citra yang ingin diwujudkan. Visi
Mahkamah Agung yang berhasil dirumuskan pada 10 September
2009 adalah “TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA
YANG AGUNG”.
Badan Peradilan tersebut di atas, dirumuskan dengan merujuk
pada Pembukaan UUD 1945, terutama alinea kedua dan alinea
keempat sebagai tujuan Negara Republik Indonesia. Melalui visi ini,
ingin menjadikan Mahkamah Agung dan badan peradilan di
bawahnya sebagai lembaga yang dihormati, dimana didalamnya
dikelola oleh hakim dan pegawai yang memiliki kemuliaan dan
kebesaran serta keluhuran sikap dan jiwa dalam melaksanakan
tugas pokoknya. Sehingga Pengadilan Negeri Bintuhan menetapkan
visi sebagai berikut :

“Mewujudkan Pengadilan Negeri Bintuhan Yang Agung”.

2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Negeri Bintuhan
menetapkan misi yang menggambarkan hal yang harus
dilaksanakan, yaitu:
1) Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Bintuhan.
2) Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada
pencari keadilan di Pengadilan Negeri Bintuhan.
3) Meningkatkan kualitas kepemimpinan Pengadilan Negeri
Bintuhan.

11
4) Meningkatkan kredibilitas dan transparansi Pengadilan Negeri
Bintuhan.
3. Nilai Organisasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Pembangunan Zona
Integritas menuju WBK/WBBM yang telah dilaksanakan Mahkamah
Agung dan badan peradilan yang ada dibawahnya bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kinerja organisasi dan membentuk SDM
aparatur peradilan yang profesional. Salah satu area perubahan yang
bertujuan pada Reformasi Birokrasi adalah terwujudnya Pola Pikir
(Mind Set) dan Budaya Kerja (Culture Set) dimana kedua hal tersebut
selaras dengan tata nilai Mahkamah Agung. Implementasi dari hal
tersebut akan terlaksana jika mucul dari dalam internal individu-
individu bukan karena faktor eksternal. Untuk membentuk Birokrat dan
Birokrasi yang efektif, efisien dan produktif serta professional maka
penerapan nilai-nilai organisasi yang diyakini kebenarannya harus
menjadi dasar pelaksanaan tusi sehari-hari di lingkungan Mahkamah
Agung dan badan peradilan yang ada dibawahnya. Oleh karena itu 8
nilai utama Mahkamah Agung harus tertancap kuat dan
diimplementasikan dalam pikiran, ucapan serta tindakan setiap
individu dalam kehidupan berorganisasi dengan pola pikir yang
melayani masyarakat, profesionalitas kinerja yang tinggi dan
berorientasi pada hasil. Adapun 8 Nilai Utama Mahkamah Agung
adalah:

1. Kemandirian
2. Integritas
3. Kejujuran
4. Akuntabilitas
5. Responsibilitas
6. Keterbukaan
7. Ketidakberpihakan

12
8. Perlakuan yang sama di hadapan hukum
4. Struktur Organisasi
Susunan organisasi Pengadilan Negeri Bintuhan berdasarkan
SEMA No. 5 Tahun 1996 tanggal 18 Agustus 1996 dan perubahan
PERMA No. 7 Tahun 2015 tanggal 7 Oktober 2015. Adapun struktur
Organisasi pada Pengadilan Negeri Bintuhan adalah sebagai berikut
:
Gambar 1. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Bintuhan

Berdasarkan Bagan di atas, jumlah pegawai di Pengadilan Negeri


Bintuhan terdapat 21 orang PNS yang terdiri dari 7 orang majelis hakim
(termasuk ketua), 10 orang bagian kepaniteraan dan 4 orang bagian
kesekretariatan. Selain itu di Pengadilan Negeri Bintuhan juga terdapat 5
tenaga honorer yang turut membantu sehingga total jumlah personel di
satuan kerja adalah kurang lebih 26 orang.

13
B. Tusi Peserta di Unit Kerja
Tugas dan fungsi peserta sebagai analis perkara peradilan di
Pengadilan Negeri Bintuhan yaitu sebagai berikut:
a. Menerima pelimpahan berkas perkara pidana biasa dari
penuntut umum, perikanan, singkat, ringan dan cepat
/lalu lintas dari penuntut umum
b. Menerima pendaftaran pra peradilan
c. Menerima permohonan perlawanan, banding, kasasi,
peninjauan kembali dan grasi
d. Menerima permohonan pencabutan perlawanan,
banding, kasasi, dan peninjauan kembali.
e. Menerima permohonan izin/persetujuan penggeledahan,
penyitaan, pemusnahan dan atau pelelangan barang
bukti.
f. Menerima permohonan perpanjangan penahanan dari
penyidik dan penuntut umum.
g. Layanan lain yang berhubungan dengan proses dan
informasi penyelesaian perkara pidana
h. Mencatat segala sesuatu yang berkaitan dengan
registrasi berkas perkara pada buku register perkara

Pada bab selanjutnya akan dijelaskan mengenai permasalahan


yang diangkat dalam laporan aktualisasi ini yaitu berkaitan dengan
tugas dan fungsi peserta pada huruf H yaitu mengenai pencatatan
perkara pada buku register perkara pidana.

14
BAB III
ANALISIS ISU-ISU DAN GAGASAN PEMECAH ISU
A. Indentifikasi Isu
Tabel 1.1. Identifikasi isu

NO ISU DESKRIPSI DAMPAK


1 Tidak optimalnya Pengelolaan perkara pidana pada buku register tidak Dampak dari pencatatan perkara pidana yang tidak maksimal
Pengelolaan buku optimal. Tidak maksimal secara spesifik dirincikan sebagai akan berpengaruh pada sulitnya informasi terkait perkara
register perkara pidana berikut: kurangnya SDM, buku register perkara pidana pidana yang semuanya tertuang pada buku register seperti
yang banyak dan tebal hanya ditaruh dilantai dan tidak nomor surat penahanan yang ditentukan berdasarkan jumlah
tertata rapi, lemari tempat menyusun mengalami penahanan yang tercatat pada buku register.
kerusakan. setiap perkara pidana yang masuk tidak dapat
dicatat secara langsung dan banyak yang tertinggal,
pada saat pemeriksaan oleh hakim pengawas sering
didapati buku register yang belum terisi, sulit
menemukan dan mencari buku register mana yang
sudah lengkap terisi dan mana yang belum
2 Kurang maksimalnya Kurang naksimalnya pelayanan di PTSP Pidana di PN Masyarakat yang datang untuk meminta pelayanan tidak
pelayanan pada PTSP Bintuhan, staff pidana tidak selalu standbay dibagian dapat dilayani secara cepat kadang- kadang harus
Pidana PTSP, pendaftaran perkara pidana berada di ruangan menunggu karena petugas harus dipanggil terlebih Dahulu
padmud pidana tidak berada di meja PTSP, sehingga

15
petugas harus bolak balik dari ruangan ke PTSP.

3 Penumpukan surat tanda Registrasi perkara dilakukan secara terburu-buru dan Jika tidak segera diselesaikan maka akan terjadi
terima pelimpahan barang tidak efisien. Disebabkan oleh pihak jpu yang melakukan penumpukan surat tanda terima pelimpahan barang bukti
bukti pelimpahan perkara datang pada jam – jam sore dan yang akan menghambat proses pemberkasan, karena
diwakilkan oleh honorer kejaksaan tidak dilipahkan oleh jaksa yang harus menandatangani tidak datang
jaksa yang bersangkutan dengan berkas secara langsung.
4 Monitor penayangan hari Penyebabnya tidak ada pegawai yang rutin Masyarakat sulit mendapat informasi mengenai jadwal
sidang yang tersedia menayangkan jadwal sidang sidang
tidak berfungsi dengan
baik

16
B. Isu Utama, Penyebab dan Gagasan Pemecah Isu

1. Penentuan Isu Utama


Dari beberapa isu di atas dapat dilakukan penapisan isu untuk
menentukan core issue yang akan diangkat untuk menjadi isu
utama dalam rancangan aktualisasi, yaitu dengan menggunakan
metode aktual, problematik, kekhalayakan, kelayakan (apkl).
Metode apkl merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya dalam
kegiatan aktualisasi.
Metode apkl ini menggunakan teknik scoring dalam penetapan
prioritas isu. Penetapan nilai untuk setiap isu didasarkan pada
diskusi yang melibatkan atasan/ ppk rumah susun di lingkungan
snvt penyediaan perumahan provinsi jawa barat. Aktual, artinya isu
atau pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan sedang
menjadi pembicaraan orang banyak. Problematik, artinya isu yang
menyimpang dari kondisi yang seharusnya, standar ketentuan yang
menimbulkan kegelisahan yang perlu dicari penyebab dan
pemecahannya. Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung
menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelayakan, artinya isu
bersifat logis dan patut dibahas sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab. Analisa apkl menggunakan rentang nilai berupa matriks skor
yaitu 1 – 5, yang menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti
isu tersebut bersifat mendesak untuk segera dicari
penyelesaiannya.

17
1.2. TABEL APKL – MENETAPKAN ISU UTAMA

NO ISU A P K L SKO RANKIN


R G
1 Tidak Optimalnya Pengelolaan 5 5 5 5 20 I
Buku Register Di Pengadilan
Negeri Bintuhan Kelas II Bengkulu
2 Kurang maksimalnya pelayanan 5 5 4 5 19 II
PTSP Pidana

3 Penumpukan surat tanda terima 4 5 4 4 17 III


pelimpahan barang bukti

4 Monitor penayangan hari sidang 3 3 5 4 15 IV


yang tersedia tidak berfungsi
dengan baik.

Skala Likert 1 (Rangking Tingkat permasalahan)1=Tidak,2=Kurang, 3=Cukup, 4=baik, 5=Sangat

2. Penyebab Isu Utama


1) Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) di kepaniteraan pidana.
Yang menjadi salah satu sebab pada isu utama ini yaitu kurangnya
staff pada kepaniteraan pidana. Setiap staff yang ada pada
kepaniteraan pidana tidak hanya mengerjakan satu tugas
melainkan melakukan tugas yang lain yang berbeda-beda
tergantung dengan mana yang harus lebih dahulu dilaksanakan.
2) Belum ada staff khusus untuk mengisi buku register
Kekurangan sumber daya manusia yang ada pada kepaniteraan
pidana mengakibatkan setiap staff tidak dapat fokus untuk hanya
mengisi buku register, karena harus saling berbagi tugas untuk
mengerjakan yang penting untuk di dahulukan. Hal ini
menyebabkan tugas pengisian buku register menjadi tertinggal dan
banyak yang kurang lengkap.

18
3) Fasilitas sudah ada, tapi belum memadai untuk menyusun buku
register.
Mengenai fasilitas pada kepaniteraan pidana sudah terdapat 3
lemari yang dapat digunakan untuk menyusun buku agar tetap rapi,
akan tetapi lemari tersebut tidak memadai karena terdapat sedikit
kerusakan dan lemari tidak memiliki ruang khusus yang memang
tepat untuk menyusun buku register yang lumayan lebar.
4) Keterbatasan fasilitas membuat buku register harus diletakan di
lantai sehingga buku register menjadi cepat rusak dan kotor.
Meskipun tersedia lemari untuk menyusun buku register tetapi
lemari yang terdapat di kepaniteraan pidana bukan tempat khusus
dan sempit, untuk mempermudah menyusun dan mengambil buku
register maka sebelumnya buku register hanay diletakan di meja
atau di lantai, jika meja digunakan untuk mengerjakan sesuatu
5) Belum ada ceklist mengenai jumlah buku register yang wajib ditulis
sehingga pengecekan harus dilakukan dengan dilihat secara
langsung satu persatu.
6) Belum ada buku pengingat mengenai hal-hal terbaru yang harus
dicatat dibuku register.

Seharusnya terdapat buku khusus yang dapat digunakan untuk


menceklist jika ada data-data terbaru yang harus dicatatat sebagai
pengingat jika belum dapat mengerjakan atau menulis semua data
dalam satu waktu. Karena data-data yang harus ditulis dibuku
register sangat banyak dan rinci dan tidak mungkin bisa
diselesaikan atau diingat jika tidak memiliki catatan khusus.
3. Kegiatan-kegiatan kreatif Pemecah Isu
Berdasarkan beberapa isu diatas dan penyebab terjadinya isu maka
penulis menemukan beberapa gagasan kreatif untuk memecahkan isu
agar pengelolaan buku register di kepaniteraan pidana Pengadilan
Negeri Bintuhan dapat berjalan dengan optimal.

19
1. Analisis tata cara penyusunan buku register.
2. Analisis tata cara pencatatan perkara pidana pada buku register
3. Konsultasi dengan pimpinan, mentor, dan rekan yang lebih
berpengalaman
4. Perbaikan lemari yang rusak pada ruang kepaniteraan pidana
5. Penataan ulang berkas, arsip serta Buku Register ke dalam lemari
pidana
6. Pembuatan ceklist daftar nama buku register perkara pidana
7. Penulisan buku register secara sistematis

20
BAB IV
HASIL AKTUALISASI NILAI DASAR
A. RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR

Rancangan aktualisasi yang dimaksud adalah rancangan aktualisasi yang dibuat sebelum pelaksanaan habituasi
yang sebelumnya telah diseminarkan pada tanggal 04 Juni 2021 dan juga rancangan aktualisasi yang dibuat setelah
pelaksanaan habituasi melalui persetujuan mentor dan pembimbing dengan menambahkan kekurangan yang ada
pada rancangan.
1.3 Tabel Matriks Rancangan Aktualisasi

No Kegiatan Tahapan Output Pemaknaan Keterkaitan Nilai Nilai Kontribusi Penguat Time
Dasar ANEKA Terhadap Visi an Nilai- Schedu
dan Misi Nilai le
Organisasi Organisa
si
1 Analisis tata cara 1. mengecek dan konsep/r AKUNTABILITAS : Merancang konsep Melakukan Transpar Minggu
penyusunan buku mengumpulkan semua ancanga kegiatan agar mendapat gambaran analisis dan a, ke 1
register buku register dan n yang jelas tentang tatalaksana merancang Akuntabili
membuat catatan penyusu kegiatan.

21
tentang daftar nama nan konsep kegiatan tas,integri
serta jenis-jenis buku ETIKA PUBLIK : Mengecek dan secara tas.
register perkara pidana mengumpulkan semua buku register sistematis,
2. merancang konsep perkara pidana dengan hati hati dan
merupakan
penyusunan buku teliti agar dapat
salah satu
register dipertanggungjawabkan kepada
upaya
3. menetapkan dan publik.
mewujudkan
membuat konsep
rancangan kegiatan KOMITMEN MUTU : Merancang
transparansi

konsep dan penyusunan buku register Pengadilan


agar pencatatan buku register perkara Negeri Bintuhan,
pidana kedepannya menjadi lebih karena dengan
bermutu. analisis maka
setiap kegiatan
ANTI KORUPSI : Saya menetapkan memiliki
konsep rancangan berdasarkan hasil
perencanaan
analisis teliti mencerminkan nillai kerja
nyang jelas.
keras yaitu bersungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas

22
2 Analisis tata cara 1. membuka semua Konsep AKUNTABILITAS Melakukan Integritas, Minggu
pencatatan buku buku register pencatat Melakukan analisis berarti mempelajari analisis akuntabili ke 1
register 2. memperhatikan an yang dengan sungguh sungguh tentang buku terhadap tas
point-point yang sistemati register agar kegiatan dapat dikerjakan
pencatatan
diminta untuk di catat s dengan baik sebagai bentuk nilai
perkara pidana
dalam buku register keseimbangan.
pada buku
3. membuat rancangan
register secara
tata cara pencatatan NASIONALISME
yang sistematis Bekerja keras dan teliti dalam
sistematis,

menganalisis merupakan bentuk merupakan


penerapan sila ke 5 salah satu
upaya
ETIKA PUBLIK mewujudkan
Melakukan analisis dan membuat transparansi
rancangan dan konsep merupakan Pengadilan
bentuk penulis menjalankan tugas
Negeri Bintuhan,
dengan cermat dan disiplin
karena dengan
analisis maka
KOMITMEN MUTU
setiap kegiatan
Untuk mengejar ketercapaian target
memiliki

23
kegiatan maka dibuat konsep dan perencanaan
rancangan agar hasil kerja menjadi nyang jelas.
efektif

ANTI KORUPSI

Membuat konsep dan menganalisis tata


cara pencatatan buku register
merupakan bentuk upaya menjalankan
tugas dengan jujur dan hati hati

24
3 Konsultasi 1. Menghadap pimpinan Ide/gag AKUNTABILITAS : saya akan meminta Dengan Keterbuk Minggu
dengan pimpinan, dan mentor. asan izin dengan pimpinan untuk melakukan aan dan ke 2
mentor, dan 2. Menyampaikan gagasan dan izin melaksanakan rancangan kegiatan konsultasi akuntabili
rekan yang lebih dan konsep/rancangan Pimpin yang telah saya buat dengan penuh
dengan tas
berpengalaman kegiatan secara sopan an rasa komitmen dan tanggung jawab
pimpinan maka
santun santun. dengan demikian saya telah
saya
3. Mendengarkan dan melaksanakan nilai akuntabilitas agar
berkontrubusi
mencatat setiap apa yang akan saya lakukan dapat
masukan dan saran dipertanggungjawabkan.
dalam

yang diberikan oleh mewujudkan


pimpinan dan mentor. NASIONALISME: Saya akan misi pengadilan
melakukan konsultasi dengan pimpinan negeri bintuhan
4. Meminta izin kepada mngenai gagasan dan rancangan yaitu
pimpinan dan mentor kegiatan, dnegan demikian saya telah meningkatkan
untuk melaksanakan menerapkan nilai dasar nasionalisme kualitas
kegiatan. yaitu mengutamakan musyawarah
kepemimpinan
dalam mengambil keputusan
Pengadilan
5. Berdiskusi dengan rekan untukkepentingan bersama sesuai
Negeri Bintuhan
kerja yang lebih bunyi sila ke 4 pancasila.
berpengalaman dalam

25
hal pencatatan perkara ETIKA PUBLIK : Saya akan
pidana menyampaikan gagasan dan
rancangan kepada pimpinan dengan
sopan dan santun, dengan itu saya
telah melaksanakan nilai dasar etika
publik agar pimpinan merasa nyaman
menyampaikan arahan.

KOMITMEN MUTU : Saya akan


melakukan konsultasi dengan
pimpinan, mentor dan rekan kerja yang
lebih berpengalaman agar rancangan
kegiatan saya menjadi lebih matang
dan bermutu.

26
4 Perbaikan lemari 1. Menurunkan berkas Perbaik AKUNTABILITAS Kegiatan ini Integritas, Minggu
yang rusak pada yang ada dalam lemari an Dengan memperbaiki lemari yang ada merupakan kemandiri ke 3
kepaniteraan 2. Menggeser lemari ke lemari di kepaniteraan pidana maka saya telah wujud untuk an
pidana tempat yang lebih luas menerapkan nilai kepemimpinan yaitu
memberikan
3. Melakukan perbaikan memiliki komitmen tinggi dalam
pelayanan yang
dengan memaku melakukan pekerjaan.
sederhana dan
kembali triplek lemari
cepat kepada
yang terbuka NASIONALISME
Dengan memperbaiki lemari yang rusak
masyarakat.

agar dapat dimanfaatkan berarti saya


telah menerapkan nilai kerja keras
sebagaimana terdapat pada sila ke 5

KOMITMEN MUTU
Nilai komitmen mutu dalam kegiatan ini
yaitu melakukan perbaikan terhadap
apa yang telah ada sebelumnya.

27
5 Penataan ulang 1. Menyusun ulang berkas- Penggu AKUNTABILITAS : Dengan Kegiatan ini Integritas, Minggu
berkas, arsip berkas yang ada pada naan menggunakan secara optimal lemari merupakan kemandiri ke 4
serta Buku lemari lemari yang ada di kepaniteraan pidana maka wujud untuk an
Register ke 2. Mengatur semaksimal berkas saya telah menerapkan nilai
memberikan
dalam lemari mungkin dan secara kepemimpinan yaitu memiliki
pelayanan yang
pidana mengeluarkan buku-buku optimal komitmen tinggi dalam melakukan
sederhana dan
yang tidak begitu penting pekerjaan.
cepat kepada
dari lemari
3. Menyisakan ruangan
masyarakat.

kusus pada lemari untuk NASIONALISME : Saya akan


menyusun buku register menyelesaikan proses penyusunan
perkara pidana buku register perkara pidana pada
4. Memindahkan buku lemari yang tersedia dengan kerja
register yang bertumpuk keras dan sungguh-sungguh agar
di lantai ke dalam lemari penyusunan buku register dapat selesai
dan menyusun dengan tepat waktu, kegiatan ini merupakan
rapi bentuk penerapan sila ke 5.

ETIKA PUBLIK : saya akan menyusun


dan mengatur tata letak penempatan

28
buku register perkara pidana, dengan
demikian saya telah menerapkan nilai
etika publik yaitu
mempertanggungjawabkan tindakan
dan kinerja
kepada publik dengan bekerja tidak
asal-asalan.

KOMITMEN MUTU : Saya akan


mencari lokasi yang tepat untuk
meletakan buku register, sebagai
bentuk inovasi saya terhadap
penyusunan buku pada ruang
kepaniteraan pidana.

29
6 Pembuatan 1. Membuat ceklist daftar Ceklist AKUNTABILITAS : Saya akan Kegiatan ini Integritas, Minggu
ceklist daftar nama buku register daftar membuat membuat ceklist daftar nama berkontribusi Akuntabili ke 5
nama buku perkara pidana yang nama buku register agar nma-nama buku bagi misi tas
register perkara ada pada kepaniteraan buku yang tersedia menjadi jelas, dengan
Pengadilan
pidana pidana dengan register demikian saya telah menerapkan nilai
Negeri Bintuhan
menggunakan perkara dasar akuntabilitas.
yaitu
komputer. pidana
memberikan
2. Setiap nama buku NASIONALISME : Saya akan
register pada ceklist membuat ceklist daftar nama buku
pelayanan yang

ditandai dengan warna register untuk membantu sederhana dan


yang berbeda-beda mempermudah rekan kerja yang akan cepat kepada
atau kombinasi mencari informasi seputar perkara hal masyarakat.
berfungsi sebagai kode ini sesuai dengan SILA ke-5 yaitu
bagi setiap buku suka memberi pertolongan kepada
register. orang lain agar dapat berdiri sendiri.
3. Mengeprint ceklist
daftar nama buku ETIKA PUBLIK : Saya akan
register pada kertas menempelkan daftar ceklist pada lemari
legal khusus buku register perkara pidana,
4. Menempelkan hasil dengan demikian saya telah

30
print out ceklist daftar menerapkan nilai etika publik yaitu
nama buku register mendorong kinerja pegawai dan
pada lemari sehingga mempermudah bagi siapapun untuk
mencari daftar buku mencari informasi tentang buku
register menjadi register.
mudah.
KOMITMEN MUTU : Saya akan
memberikan tanda pada ceklist daftar
nama buku register sebagai bentuk
penerapan nilai dasar komitmen mutu
yaitu melakukan inovasi.
.

31
7 Penulisan buku 1. Memisahkan letak Buku AKUNTABILITAS : Saya akan Dengan Kemandir Minggu
register secara buku register yang register mengecek secara berkala setiap buku melakukan ian, ke 5
sistematis telah selesai diisi lengkap register secara rinci dan konsisten penulisan buku Akuntabili
dengan yang belum dan untuk mencegah terjadi kekosongan
register dengan tas
selesai diisi rapi buku register yang seharusnya terisi.
maksimal maka
2. Menulis buku register
saya
secara sitematis sesuai NASIONALISME : Saya akan
berpartisipasi
dengan urutan nomor meletakan buku register yang telah
perkara selesai diisi dengan yang belum selesai
dalam

3. konsisten mengecek diisi utuk mempermudah bagi pihak mewujudkan


ulang buku register yang embutuhkan informasi mengenai misi pengadilan
perkara pidana agar buku register, dengan demikian berarti negeri bintuhan
pencatatan tetap saya telah menerapkan nilai dasar yaitu pelayanan
maksimal nasionalisme yaitu wujud dari SILA ke yang sederhana
5 yaitu suka memberi pertolongan dan cepat
kepada orang lain.
kepada
masyarakat.
ETIKA PUBLIK : saya akan menulis
buku register perkara pidana secara
urut dan sitematis dengan demikian

32
berarti saya telah menerapkan nilai
etika publik yaitu melaksanakan tugas
dengan cermat dan disiplin.

KOMITMEN MUTU : Saya akan


menulis, menyusun dan mengecek
secara berkala penulisan perkara
pidana pada buku register agar
terwujudnya pelayanan publik yang
efisien, efektif, dan bermutu.
ANTI KORUPSI : Saya akan bekerja
keras, disiplin, dan tanggung jawab
dalam menulis buku register perkara
pidana sebagai bentuk penerapan nilai
dasar anti korupsi.

33
B. Pelaksanaan Kegiatan dan Aktualisasi Nilai Dasar

Kegiatan 1 Analisis tata cara penyusunan buku register


Tanggal 07-09 Juni
Kegiatan
Daftar Lampiran Foto Kegiatan
1. TAHAPAN KEGIATAN
a. membuka semua buku register
b. memperhatikan point-point yang diminta untuk di catat dalam buku
register
c. membuat rancangan tata cara penyusunan yang sistematis

2. KETERKAITAN NILAI-NILAI DASAR ASN


 Akuntabilitas
nilai akuntabilitas pada kegiatan ini yaitu nilai kejelasan,
kejelasan mengenai apa yang sebenarnya menjadi
permasalahan sehingga dengan melakukan analisa dapat
terlihat cara-cara yang tepat untuk dapat mengatasimasalah
dengan cepat.
 Etika Publik
Tjuan analisis dalam kegiatan ini yaitu agar kedepannya apa
yang dikerjakan penulis dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik sesuai dengan apa yang ada.
 Komitmen Mutu
Melakukan analisis dan menyusun konsep tentang bagaimana
menyusun buku register dengan benar dan rapi merupakan
perwujudan dari nilai meningkatkan Mutu dalam suatu
pekerjaan dan tidak bekerja dengan asal-asalan.
 Anti Korupsi
Dengan memperhatikan poin-poin penting yang terdapat pada
buku register dan tidak hanya melihat melainkan mencatat dan

34
memahami apa yang diminta pada poin-poin yang terdapat
pada buku register sebagai bentuk saya bekerja dengan
cermat dan bekerja keras.

3. Kontribusi Kegiatan Terhadap Capaian Visi dan Misi Organisai dan


Penguatan Nilai-nilai organisasi
 Berkontribusi dalam mewujudkan transparansi Pengadilan
Negeri Bintuhan yaitu memiliki perencanaan dan pelayanan
yang jelas.
 Dengan terbentuknya konsep mengenai tata cara penyusunan
yang jelas maka hal ini dapat berkontribusi terhadap visi misi
organisasi yaitu transparan dan akuntabilitas.
4. Output
Keluaran atau output kegiatan analisis penyusunan buku register ini
yaitu terdapat konsep mengenai tata cara penyusunan buku
register yang rapi dan benar. Sehingga konsep ini dapat dijadikan
sebagai pedoman agar tata letak dan tata cara menyusun menjadi
lebih sitematis.

35
Gambar 1: analisis penyusunan buku register.

36
Kegiatan 2 Analisis Tata Cara Pencatatan Buku Register
Tanggal 10-12 Juni 2021
Daftar Lampiran Foto Kegiatan
1. Tahapan Kegiatan
a) membuka semua buku register
b) memperhatikan point-point yang diminta untuk di catat dalam
buku register
c) membuat rancangan tata cara pencatatan yang sistematis

2. Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar ASN


 Akuntabilitas
Melakukan analisis berarti mempelajari dengan sungguh
sungguh tentang buku register agar kegiatan dapat dikerjakan
dengan baik sebagai bentuk nilai keseimbangan dalam
bekerja.
 Nasionalisme
Bekerja keras dan teliti dalam menganalisis merupakan
bentuk penerapan sila ke 5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia dengan cara “bekerja keras dan teliti”.
 Etika Publik
Melakukan analisis dan membuat rancangan dan konsep
merupakan bentuk penulis menjalankan tugas dengan cermat
dan disiplin
 Komitmen Mutu
Untuk mengejar ketercapaian target kegiatan maka dibuat
konsep dan rancangan agar hasil kerja menjadi efektif.
 Anti Korupsi
Membuat konsep dan menganalisis tata cara pencatatan buku
register merupakan bentuk upaya menjalankan tugas dengan
jujur dan hati hati.
3. Kontribusi Kegiatan Terhadap Capaian Visi dan Misi Organisai
37
dan Penguatan Nilai-nilai organisasi
 Berkontribusi dalam mewujudkan transparansi Pengadilan
Negeri Bintuhan yaitu memiliki perencanaan dan pelayanan
yang jelas.
 Dengan terbentuknya konsep mengenai tata cara pencatatan
yang jelas maka hal ini dapat berkontribusi terhadap visi misi
organisasi yaitu transparan dan akuntabilitas.
4. Output
Keluaran atau output kegiatan analisis pencatatan buku register ini
yaitu terdapat konsep mengenai tata cara pencatatan buku register
yang sesuai dengan aturan. Sehingga konsep ini dapat dijadikan
sebagai pedoman agar dalam melakukan pencatatan maka dapat
dilakukan secara teratur dan sistematis dan tidak hanya asal
mencatat.

Gambar 3: kegiatan analisis pencatatan dan pembuatan konsep


pencatatan

38
39
Kegiatan 3 Konsultasi dengan pimpinan, dan mentor
Tanggal 14-16 Juni
Daftar Lampiran Foto Kegiatan
1. Tahapan Kegiatan
a. Menghadap pimpinan dan mentor.
b. Menyampaikan gagasan dan konsep/rancangan kegiatan secara
sopan santun santun.
c. Mendengarkan dan mencatat setiap masukan dan saran yang
diberikan oleh pimpinan dan mentor.
d. Meminta izin kepada pimpinan dan mentor untuk melaksanakan
kegiatan.
e. Berdiskusi dengan rekan kerja yang lebih berpengalaman dalam
hal pencatatan perkara pidana

2. Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar ASN


 Akuntabilitas
saya akan meminta izin dengan pimpinan untuk melaksanakan
rancangan kegiatan yang telah saya buat dengan penuh rasa
komitmen dan tanggung jawab dengan demikian saya telah
melaksanakan nilai akuntabilitas agar apa yang akan saya
lakukan dapat dipertanggungjawabkan.
 Nasionalisme
Saya akan melakukan konsultasi dengan pimpinan mngenai
gagasan dan rancangan kegiatan, dnegan demikian saya telah
menerapkan nilai dasar nasionalisme yaitu mengutamakan
musyawarah dalam mengambil keputusan untukkepentingan
bersama sesuai bunyi sila ke 4 pancasila.
 Etika Publik
Saya akan menyampaikan gagasan dan rancangan kepada
pimpinan dengan sopan dan santun, dengan itu saya telah
melaksanakan nilai dasar etika publik agar pimpinan merasa
40
nyaman menyampaikan arahan.
 Komitmen Mutu
Saya akan melakukan konsultasi dengan pimpinan, mentor dan
rekan kerja yang lebih berpengalaman agar rancangan kegiatan
saya menjadi lebih matang dan bermutu.

3. Kontribusi Kegiatan Terhadap Capaian Visi dan Misi Organisai


dan Penguatan Nilai-nilai organisasi
 Dengan melakukan konsultasi dengan pimpinan maka saya
berkontrubusi dalam mewujudkan misi pengadilan negeri bintuhan
yaitu meningkatkan kualitas kepemimpinan Pengadilan Negeri
Bintuhan
 Kontribusi terhadap penguatan nilai-nilai organisasi yaitu
Keterbukaan dan akuntabilitas
4. Output
Keluaran atau output kegiatan analisis penyusunan buku register ini
yaitu berupa ide dan masukan yang berguna bagi kelanjutan
pelaksanaan rancangan aktualisasi.

41
42
Kegiatan 4 Perbaikan lemari yang rusak
pada kepaniteraan pidana
Tanggal 17-18 Juni 2021
Lampiran Foto Kegiatan

1. Tahapan Kegiatan
a) Menurunkan berkas yang ada dalam lemari
b) Menggeser lemari ke tempat yang lebih luas
c) Melakukan perbaikan dengan memaku kembali triplek lemari
yang terbuka Menurunkan berkas yang ada dalam lemari
d) Menggeser lemari ke tempat yang lebih luas dan Melakukan
perbaikan dengan memaku kembali triplek lemari yang terbuka

2. Penerapan Nilai-Nilai Dasar ASN


 Akuntabilitas
Dengan memperbaiki lemari yang ada di kepaniteraan pidana
maka saya telah menerapkan nilai kepemimpinan yaitu
memiliki komitmen tinggi dalam melakukan pekerjaan.
 Nasionalisme
Dengan memperbaiki lemari yang rusak agar dapat
dimanfaatkan berarti saya telah menerapkan nilai kerja keras
sebagaimana terdapat pada sila ke 5
 Komitmen Mutu
Nilai komitmen mutu dalam kegiatan ini yaitu melakukan
perbaikan terhadap apa yang telah ada sebelumnya.

3. Kontribusi Kegiatan Terhadap Capaian Visi dan Misi


Organisai dan Penguatan Nilai-nilai organisasi
 Kegiatan ini merupakan wujud untuk memberikan
pelayanan yang sederhana dan cepat kepada masyarakat.
 Berkontribusi dalam Penguatan Nilai-nilai organisasi
Integritas dan kemandirian
43
4. Output
Keluaran atau output dari kegiatan ini yaitu lemari penyimpanan
berkas menjadi bagus kembali sehingga bisa dioptimalkan
pengunaannya.

44
45
Penggunaan lemari berkas pada kepaniteraan pidana
Kegiatan 5
secara optimal
Tanggal 28 Juni 2021
Lampiran Foto kegiatan
1. Tahapan Kegiatan
a) Menyusun ulang berkas-berkas yang ada pada lemari
b) Mengatur semaksimal mungkin dan mengeluarkan buku-buku yang
tidak begitu penting dari lemari
c) Menyisakan ruangan kusus pada lemari untuk menyusun buku
register perkara pidana
d) Memindahkan buku register yang bertumpuk di lantai ke dalam
lemari dan menyusun dengan rapi
2. Penerapan Nilai-Nilai Dasar ASN
 AKUNTABILITAS :
Dengan menggunakan secara optimal lemari yang ada di
kepaniteraan pidana maka saya telah menerapkan nilai
kepemimpinan yaitu memiliki komitmen tinggi dalam
melakukan pekerjaan.
 NASIONALISME :
Saya akan menyelesaikan proses penyusunan buku register
perkara pidana pada lemari yang tersedia dengan kerja keras
dan sungguh-sungguh agar penyusunan buku register dapat
selesai tepat waktu, kegiatan ini merupakan bentuk penerapan
sila ke 5.
 ETIKA PUBLIK :
saya akan menyusun dan mengatur tata letak penempatan
buku register perkara pidana, dengan demikian saya telah
menerapkan nilai etika publik yaitu
mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja
kepada publik dengan bekerja tidak asal-asalan.
 KOMITMEN MUTU :
Saya akan mencari lokasi yang tepat untuk meletakan buku

46
register, sebagai bentuk inovasi saya terhadap penyusunan
buku pada ruang kepaniteraan pidana.

3. Kontribusi Kegiatan Terhadap Capaian Visi dan Misi Organisai


dan Penguatan Nilai-nilai organisasi
 Kegiatan ini merupakan wujud untuk memberikan pelayanan
yang sederhana dan cepat kepada masyarakat.
 Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-nilai organisasi yaitu
Integritas dan kemandirian
4. Output
Keluaran atau Output dari kegiatan ini yaitu lemari berguna secara
optimal tidak ada lagi buku register yang terletak di Meja atau di lantai
kecuali memang sedang diisi.

47
48
Kegiatan 6 Pembuatan Buku Pengingat Dan Ceklist Daftar
Nama Buku Register Perkara Pidana
Tanggal Kegiatan 1 Juli 2021
Daftar Lampiran Foto Kegiatan
1. Tahapan Kegiatan
a. Membuat ceklist daftar nama buku register perkara pidana yang
ada pada kepaniteraan pidana dengan menggunakan komputer.
b. Setiap nama buku register pada ceklist ditandai dengan warna
yang berbeda-beda atau kombinasi berfungsi sebagai kode bagi
setiap buku register.
c. Mengeprint ceklist daftar nama buku register pada kertas legal
d. Menempelkan hasil print out ceklist daftar nama buku register pada
lemari sehingga mencari daftar buku register menjadi mudah.
e. Menyiapkan dan membuat Buku Catatan atau reminder mengenai
Hal-hal yang wajib di catat di Buku Register

2. Penerapan Nilai-Nilai Dasar ASN


 Akuntabilitas :
Saya akan membuat membuat ceklist daftar nama buku register
agar nma-nama buku yang tersedia menjadi jelas, dengan
demikian saya telah menerapkan nilai dasar akuntabilitas.

 Nasionalisme :
Saya akan membuat ceklist daftar nama buku register untuk
membantu mempermudah rekan kerja yang akan mencari informasi
seputar perkara hal ini sesuai dengan SILA ke-5 yaitu suka
memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Saya akan menempelkan daftar ceklist pada lemari khusus buku
register perkara

49
 Etika Publik :
pidana, dengan demikian saya telah menerapkan nilai etika publik
yaitu mendorong kinerja pegawai dan mempermudah bagi
siapapun untuk mencari informasi tentang buku register.

 Komitmen Mutu :
Saya akan memberikan tanda pada ceklist daftar nama buku
register sebagai bentuk penerapan nilai dasar komitmen mutu yaitu
melakukan inovasi.

3. Kontribusi Kegiatan Terhadap Capaian Visi dan Misi Organisai


dan Penguatan Nilai-nilai organisasi
 Kegiatan ini berkontribusi bagi misi Pengadilan Negeri
Bintuhan yaitu memberikan pelayanan yang sederhana dan
cepat kepada masyarakat
 Kegiatan ini berkontribusi bagi penguatan nilai-nilai
organisasi akuntabilitas dan integritas
4. Output
Keluaran atau output dari kegiatan ini yaitu berupa daftar nama buku
register lengkap dengan nomor serta buku catatan atau reminder
pencatatan buku register. Dengan adanya buku catatan maka
penulisan buku register menjadi lebih dapat dilakukan secara
sistematis dan teliti. Sedangkan dengan adanya ceklist daftar nama
maka setiap yang membutuhkan informasi yang terdapat pada buku
register dapat mengambil dengan mudah tanpa membongkar buku
register.

50
51
52
C. Kendala Dan Solusi

Dalam pelaksanaan latsar ini, sama halnya dengan peserta latsar


yang lain penulis mengalami beberapa kendala dalam melaksanakan
aktualisasi hal yang paling utama yaitu bahwa penulis belum
sepenuhnya memahami bagaimana kondisi sesungguhnya lingkungan
satuan kerja yang akan dirumuskan dalam rancangan kegiatan
sehingga penulis harus lebih hati-hati dan lebih rinci dalam
mengangkat permasalahan maupun hal-hal yang sangat penting untuk
dicari solusinya. Ada beberapa yang telah penulis tulis yang akhirnya
dihapus dan ditambahkan oleh mentor karna dianggap kurang relevan
untuk diangkat. Beberapa masalah yang lain juga karena keterbatasan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada pada satuan kerja sehingga
penulis harus melaksanakan rancangan aktualisasi di luar jam kerja.
Untuk mengantisipasi kendala yang dihadapi di atas, maka penulis
mengoptimalkan proses diskusi dan bimbingan baik dengan mentor
maupun pembimbing. Dan sebisa mungkin memanfaatkan waktu
luang dengan tidak mengganggu jam kerja untuk dapat digunakan
untuk melaksanakan rancangan aktualisasi dan menyicil sedikit demi
sedikit laporan.
D. Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan beberapa penjabaran pelaksanaan aktualisasi di


atas penulis berharap kedepannya dapat menjalankan semua
kreatifitas yang telah dibuat dengan konsisten. Dapat mempercepat
kinerja dalam melakukan pengisisan buku register perkara pidana
secara lengkap dan detail sehingga dapat mempermudah bagi
siapapun yang membutuhkan informasi mengenai data-data yang
berkaitan dengan perkara pidana.

53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran beberapa kegiatan di atas dapat
disimpulkan bahwa penulis telah selesai menyelesaikan rancangan
aktualisasi sesuai dengan yang diagendakan. Terdapat perubahan
terhadap jumlah kegiatan yang dilebur menjadi satu kegiatan. Adapun
semua tahapan dalam laporan aktualisasi ini dilaksanakan dengan
sebenar-benarnya sesuai dengan keadaan yang ada dan diharapkan
dapat membawa perubahan yang lebih baik bagi peforma
kepaniteraan pidana khususnya tentang pengelolaan buku register.
B. Saran

Berdasarkan permasalahan yang ada penulis berharap kedepan


Pengadilan Negeri Bintuhan memenuhi syarat untuk tidak diwajibkan
mengisi buku register perkara secara manual dan dapat
mengoptimalkan register elektronik sehingga pekerjaan di
kepaniteraan pidana dapat dilakukan secara efisien.

54
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Kusumasari, M. Si, Dr. Bevaola dkk. (2015). Akuntabilitas Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. LAN: Jakarta.
Latief, MA, Ph. D, Yudi dkk. (2015). Nasionalisme Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. LAN: Jakarta.
Kumorotomo, MPP, Prof. Dr. Wahyudi dkk. (2015). Etika Publik Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. LAN: Jakarta.
Yuniarsih, SE. M. Pd, Prof. Dr. Tjutju dkk. (2015). Komitmen Mutu Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. LAN: Jakarta.
Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. (2015). Anti Korupsi Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. LAN: Jakarta.
Agus Purwanto, Dr. Erwan dkk. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Pelayanan Publik. LAN: Jakarta.
Suryanto, M. Si, Dr. Adi dkk. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Manajemen ASN. LAN: Jakarta.
Suwarno, SIP, MA, Ph. D, Yogi. (2017). Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS Whole of Government. LAN: Jakarta.
Peraturan Mahkamah Agung RI nomor 7 tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan.
Indonesia, L. N. (2014). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. Jakarta.
Website Pengadilan Negeri Bintuhan https://www.pn-bintuhan.go.id/.

55
56

Anda mungkin juga menyukai