OPTIMALISASI PENGELOLAAN
BUKU REGISTER PERKARA PIDANA
DI PENGADILAN NEGERI BINTUHAN KELAS II BENGKULU
Oleh:
Telah Disetujui
Pada hari ....... tanggal…..
Pembimbing Mentor
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena
dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan rancangan aktualisasi sebagai persyaratan menempuh
Pelatihan Dasar CPNS di Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Penyusunan Rancangan Aktualisasi ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Penulis ingin menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak DR. Zarof Ricar, SH., S.Sos., M.Hum., selaku Kepala Badan
Litbang Diklat Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI.
2. Bapak Edward TH. Simarmata, SH., LLM.,MTL., Kepala Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Balitbang
Diklat Kumdil Mahkamah Agung Republik Indonesia.
3. Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Latihan Dasar CPNS Mahkamah
Agung Republik Indonesia;
4. Bapak Purwanta, S.H.,MH selaku Ketua Pengadilan Negeri Bintuhan.
5. Bapak Aris Sugianto S.H selaku Mentor
6. Ibu Dr (cand) M. Retno Daru Dewi, AMK, S.Psi, M.Si, selaku
Pembimbing/Coach.
7. Seluruh widyaiswara Pelatihan Dasar CPNS MA RI 2021.
8. Rekan-rekan Latsar CPNS MA RI Tahun 2021 Gelombang I.
9. Seluruh pegawai Pengadilan Negeri Bintuhan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penyusunan
rancangan aktualisasi yang masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
penulis sangat menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak yang dapat ditujukan ke email ucidiana1212@gmail.com.
ii
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat ............................................................................. 3
C. Nilai-Nilai Dasar ASN, Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ........ 4
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
kekuasaan kehakiman karena tidak hanya membawahi 4 (empat)
lingkungan peradilan tetapi juga manajemen MA dituntut untuk
menunjukkan kemampuannya mewujudkan organisasi lembaga yang
profesional, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Oleh
karenanya, Mahkamah Agung memiliki visi untuk mewujudkan
peradilan Indonesia yang Agung pada tahun 2035. Untuk
mendukung visi ini, Mahkamah mengeluarkan Perma Nomor 7
Tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja kepaniteraan, dan
kesekretariatan agar tata organisasi yang terdapat di lembaga
peradilan dibawahnya dapat melakukan kinerjanya dengan baik.
ASN mempunyai andil yang amat penting dalam
menyelenggarakan pelayanan yang profesional dan berkualitas
kepada masyarakat sesuai dengan tugasnya yang diatur dalam
peraturan dan perundang-undangan. Selain itu, ASN juga berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan yang dirumuskan oleh pejabat
pemerintah yang berwenang serta menjadi sarana perekat persatuan
dan kesatuan NKRI.
Pada era globalisasi saat ini, masyarakat semakin kritis
terhadap segala aspek, termasuk terhadap pelayanan di bidang
hukum. Sejalan dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kemudahan akses oleh masyarakat khususnya bagi
penerima layanan di bidang hukum. Sebagai bagian dari aparatur
sipil negara sebagai bagian yang sangat penting dalam pendukung
tujuan pencapaikan peradilan di Indonesia yang agung perlu
memiliki karakter berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA, memahami
dengan benar peran PNS dalam NKRI, ataupun kepatuhan
terhadap kode etik Hakim itu sendiri. Harus diakui dalam pandangan
masyarakat bahwa kinerja dari ASN, terutama di bidang peradilan
dinilai masih belum merata dengan baik. Dalam bidang pelayanan,
masih terdapat beberapa pengadilan yang belum menerapkan dan
menjalankan standar prima pelayanan. Kenyataan ini membuat
2
masyarakat menganggap bahwa ASN belum dapat menerapkan
nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu,
dan anti korupsi sebagai pelayan masyarakat. Tak hanya yang secara
langsung berkaitan dengan pelayanan publik ada kalanya ASN itu sendiri
dalam melakukan pelayanan justru mengalami hambatan-hambatan yang
disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya seperti yang terjadi pada
Bagian Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bintuhan khususnya pada
pencatatan buku register.
Pencatatan setiap perkara pidana masih belum maksimal hal ini
dapat dilihat dari kondisi buku yang menumpuk dan belum sempat terisi,
posisi buku register yang hanya diletakan dilantai diakibatkan oleh tempat
khusus yang belum tersedia. Selain itu masih banyak point-point dari
perkara yang masuk ke PN BINTUHAN yang belum tercatat di buku
register, padahal buku register perkara pidana sangat penting sebagai
back up dan sebagai pedoman dalam menentukan nomor penahanan
yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan. Oleh sebab itu beberapa gagasan
dibutuhkan untuk meningkatkan proses penyusunan dan pencatatan
perkara pada buku register, dengan pencatatan yang maksimal berarti kita
telah berusaha untuk mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan yang ada di Pengadilan Negeri Bintuhan karena setiap
informasi yang berkaitan dengan perkara pidana dapat dilihat dengan
mudah pada buku register yang terisi dan tertata rapi. Berdasarkan uraian
tersebut di atas maka penulis mencoba untuk mengangkat isu tentang
“Optimalisasi Pengelolaan Buku Register Perkara Pidana Di
Pengadilan Negeri Bintuhan Kelas II Bengkulu”
B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi
a. Tujuan
1. Dengan membuat laporan aktualisasi CPNS diharapkan mampu
melakukan internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi (ANEKA) sebagai Aparatur Sipil Negara di instansi
3
tempat bekerja agar mampu melaksanakan tugas sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Apartur Sipil
Negara;
2. Ikut serta meningkatkan komitmen mutu dan pelayanan publik
dalam rangka melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai ASN di
Pengadilan Negeri Bintuhan
3. Ikut dan berperan serta dalam rangka penyusunan dan
pencatatan buku register demi mendorong kelancaran dan
kenyamanan pelayanan publik di Pengadilan Negeri Bintuhan.
b. Manfaat
4
atau pun PNS. Oleh sebab itu, pola pikir PNS yang bekerja
lambat, berdampak pada pemborosan sumber daya dan
memberikan citra PNS berkinerja buruk. Dalam kondisi
tersebut, PNS perlu merubah citranya menjadi pelayan
masyarakat dengan mengenalkan nilai-nilai akuntabilitas untuk
membentuk sikap, dan prilaku PNS dengan mengedepankan
kepentingan publik, imparsial, dan berintegritas. Akuntabilitas
publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
a) Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran
demokrasi); dengan membangun suatu sistem yang
melibatkan stakeholders dan users yang lebih luas
(termasuk masyarakat, pihak swasta, legislatif, yudikatif
dan di lingkungan pemerintah itu sendiri baik di tingkat
kementrian, lembaga maupun daerah);
b) Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (peran konstitusional);
c) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran
belajar).
b. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai
ASN. Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan
dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa dan negara. Pegawai ASN akan berpikir tidak lagi
sektoral dangan mental blocknya, tetapi akan senantiasa
mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan
negara. Nilai-nilai yang senantiasa berorientasi pada
kepentingan publik (kepublikan) mejadi nilai dasar yang harus
dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
5
c. Etika Publik
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
d. Komitmen Mutu
6
masyarakat yang menerima layanan (customer satisfaction).
Apalagi dikaitkan dengan tiga fungsi utama pegawai ASN (pasal
10), yaitu sebagai: (1) pelaksana kebijakan publik, (2) pelayan
publik, dan (3) perekat dan pemersatu bangsa, maka dalam
implementasi fungsi tersebut pegawai ASN harus menunjukkan
perilaku yang komitmen terhadap mutu, bukan sekedar
menggugurkan kewajiban formal atau menjalankan rutinitas
pelayanan. Dengan demikian, pegawai ASN harus mampu
menjadi pelayanan publik yang handal dan profesional, menjadi
pendengar yang baik atas berbagai keluhan dan pengaduan
masyarakat, sekaligus mampu menindaklanjutinya dengan
memberikan solusi yang tepat melalui langkah perbaikan secara
nyata, bukan sekedar janji-janji muluk untuk gejolak masyarakat
e. Anti Korupsi
1. Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian
keuangan negara namun dapat menimbulkan kerusakan
kehidupan yang tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi
dapat pula bersifat jangka panjang
2. Membahas fenomena dampak korupsi sampai pada
kerusakan kehidupan dan dikaitkan dengan tanggungjawab
manusia sebagai yang diberi amanah untuk mengelolanya
dapat menjadi sarana untuk memicu kesadaran diri para
PNS untuk anti korupsi
3. Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui
pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan
keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu
ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk
anti korupsi
4. Tanggung jawab spiritual yang baik pasti akan menghasilkan
niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi
7
yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan
proses atau usaha terbaik.
2. Kedudukan ASN
8
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi
anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan
persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian,
pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh
karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di
daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karier
tertinggi.
3. Peran ASN
9
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik.
10
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI
A. Visi, Misi, Nilai dan Struktur Organisasi
1. Visi
Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan
yang berisikan cita‐cita dan citra yang ingin diwujudkan. Visi
Mahkamah Agung yang berhasil dirumuskan pada 10 September
2009 adalah “TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA
YANG AGUNG”.
Badan Peradilan tersebut di atas, dirumuskan dengan merujuk
pada Pembukaan UUD 1945, terutama alinea kedua dan alinea
keempat sebagai tujuan Negara Republik Indonesia. Melalui visi ini,
ingin menjadikan Mahkamah Agung dan badan peradilan di
bawahnya sebagai lembaga yang dihormati, dimana didalamnya
dikelola oleh hakim dan pegawai yang memiliki kemuliaan dan
kebesaran serta keluhuran sikap dan jiwa dalam melaksanakan
tugas pokoknya. Sehingga Pengadilan Negeri Bintuhan menetapkan
visi sebagai berikut :
2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Negeri Bintuhan
menetapkan misi yang menggambarkan hal yang harus
dilaksanakan, yaitu:
1) Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Bintuhan.
2) Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada
pencari keadilan di Pengadilan Negeri Bintuhan.
3) Meningkatkan kualitas kepemimpinan Pengadilan Negeri
Bintuhan.
11
4) Meningkatkan kredibilitas dan transparansi Pengadilan Negeri
Bintuhan.
3. Nilai Organisasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Pembangunan Zona
Integritas menuju WBK/WBBM yang telah dilaksanakan Mahkamah
Agung dan badan peradilan yang ada dibawahnya bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kinerja organisasi dan membentuk SDM
aparatur peradilan yang profesional. Salah satu area perubahan yang
bertujuan pada Reformasi Birokrasi adalah terwujudnya Pola Pikir
(Mind Set) dan Budaya Kerja (Culture Set) dimana kedua hal tersebut
selaras dengan tata nilai Mahkamah Agung. Implementasi dari hal
tersebut akan terlaksana jika mucul dari dalam internal individu-
individu bukan karena faktor eksternal. Untuk membentuk Birokrat dan
Birokrasi yang efektif, efisien dan produktif serta professional maka
penerapan nilai-nilai organisasi yang diyakini kebenarannya harus
menjadi dasar pelaksanaan tusi sehari-hari di lingkungan Mahkamah
Agung dan badan peradilan yang ada dibawahnya. Oleh karena itu 8
nilai utama Mahkamah Agung harus tertancap kuat dan
diimplementasikan dalam pikiran, ucapan serta tindakan setiap
individu dalam kehidupan berorganisasi dengan pola pikir yang
melayani masyarakat, profesionalitas kinerja yang tinggi dan
berorientasi pada hasil. Adapun 8 Nilai Utama Mahkamah Agung
adalah:
1. Kemandirian
2. Integritas
3. Kejujuran
4. Akuntabilitas
5. Responsibilitas
6. Keterbukaan
7. Ketidakberpihakan
12
8. Perlakuan yang sama di hadapan hukum
4. Struktur Organisasi
Susunan organisasi Pengadilan Negeri Bintuhan berdasarkan
SEMA No. 5 Tahun 1996 tanggal 18 Agustus 1996 dan perubahan
PERMA No. 7 Tahun 2015 tanggal 7 Oktober 2015. Adapun struktur
Organisasi pada Pengadilan Negeri Bintuhan adalah sebagai berikut
:
Gambar 1. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Bintuhan
13
B. Tusi Peserta di Unit Kerja
Tugas dan fungsi peserta sebagai analis perkara peradilan di
Pengadilan Negeri Bintuhan yaitu sebagai berikut:
a. Menerima pelimpahan berkas perkara pidana biasa dari
penuntut umum, perikanan, singkat, ringan dan cepat
/lalu lintas dari penuntut umum
b. Menerima pendaftaran pra peradilan
c. Menerima permohonan perlawanan, banding, kasasi,
peninjauan kembali dan grasi
d. Menerima permohonan pencabutan perlawanan,
banding, kasasi, dan peninjauan kembali.
e. Menerima permohonan izin/persetujuan penggeledahan,
penyitaan, pemusnahan dan atau pelelangan barang
bukti.
f. Menerima permohonan perpanjangan penahanan dari
penyidik dan penuntut umum.
g. Layanan lain yang berhubungan dengan proses dan
informasi penyelesaian perkara pidana
h. Mencatat segala sesuatu yang berkaitan dengan
registrasi berkas perkara pada buku register perkara
14
BAB III
ANALISIS ISU-ISU DAN GAGASAN PEMECAH ISU
A. Indentifikasi Isu
Tabel 1.1. Identifikasi isu
15
petugas harus bolak balik dari ruangan ke PTSP.
3 Penumpukan surat tanda Registrasi perkara dilakukan secara terburu-buru dan Jika tidak segera diselesaikan maka akan terjadi
terima pelimpahan barang tidak efisien. Disebabkan oleh pihak jpu yang melakukan penumpukan surat tanda terima pelimpahan barang bukti
bukti pelimpahan perkara datang pada jam – jam sore dan yang akan menghambat proses pemberkasan, karena
diwakilkan oleh honorer kejaksaan tidak dilipahkan oleh jaksa yang harus menandatangani tidak datang
jaksa yang bersangkutan dengan berkas secara langsung.
4 Monitor penayangan hari Penyebabnya tidak ada pegawai yang rutin Masyarakat sulit mendapat informasi mengenai jadwal
sidang yang tersedia menayangkan jadwal sidang sidang
tidak berfungsi dengan
baik
16
B. Isu Utama, Penyebab dan Gagasan Pemecah Isu
17
1.2. TABEL APKL – MENETAPKAN ISU UTAMA
18
3) Fasilitas sudah ada, tapi belum memadai untuk menyusun buku
register.
Mengenai fasilitas pada kepaniteraan pidana sudah terdapat 3
lemari yang dapat digunakan untuk menyusun buku agar tetap rapi,
akan tetapi lemari tersebut tidak memadai karena terdapat sedikit
kerusakan dan lemari tidak memiliki ruang khusus yang memang
tepat untuk menyusun buku register yang lumayan lebar.
4) Keterbatasan fasilitas membuat buku register harus diletakan di
lantai sehingga buku register menjadi cepat rusak dan kotor.
Meskipun tersedia lemari untuk menyusun buku register tetapi
lemari yang terdapat di kepaniteraan pidana bukan tempat khusus
dan sempit, untuk mempermudah menyusun dan mengambil buku
register maka sebelumnya buku register hanay diletakan di meja
atau di lantai, jika meja digunakan untuk mengerjakan sesuatu
5) Belum ada ceklist mengenai jumlah buku register yang wajib ditulis
sehingga pengecekan harus dilakukan dengan dilihat secara
langsung satu persatu.
6) Belum ada buku pengingat mengenai hal-hal terbaru yang harus
dicatat dibuku register.
19
1. Analisis tata cara penyusunan buku register.
2. Analisis tata cara pencatatan perkara pidana pada buku register
3. Konsultasi dengan pimpinan, mentor, dan rekan yang lebih
berpengalaman
4. Perbaikan lemari yang rusak pada ruang kepaniteraan pidana
5. Penataan ulang berkas, arsip serta Buku Register ke dalam lemari
pidana
6. Pembuatan ceklist daftar nama buku register perkara pidana
7. Penulisan buku register secara sistematis
20
BAB IV
HASIL AKTUALISASI NILAI DASAR
A. RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR
Rancangan aktualisasi yang dimaksud adalah rancangan aktualisasi yang dibuat sebelum pelaksanaan habituasi
yang sebelumnya telah diseminarkan pada tanggal 04 Juni 2021 dan juga rancangan aktualisasi yang dibuat setelah
pelaksanaan habituasi melalui persetujuan mentor dan pembimbing dengan menambahkan kekurangan yang ada
pada rancangan.
1.3 Tabel Matriks Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Output Pemaknaan Keterkaitan Nilai Nilai Kontribusi Penguat Time
Dasar ANEKA Terhadap Visi an Nilai- Schedu
dan Misi Nilai le
Organisasi Organisa
si
1 Analisis tata cara 1. mengecek dan konsep/r AKUNTABILITAS : Merancang konsep Melakukan Transpar Minggu
penyusunan buku mengumpulkan semua ancanga kegiatan agar mendapat gambaran analisis dan a, ke 1
register buku register dan n yang jelas tentang tatalaksana merancang Akuntabili
membuat catatan penyusu kegiatan.
21
tentang daftar nama nan konsep kegiatan tas,integri
serta jenis-jenis buku ETIKA PUBLIK : Mengecek dan secara tas.
register perkara pidana mengumpulkan semua buku register sistematis,
2. merancang konsep perkara pidana dengan hati hati dan
merupakan
penyusunan buku teliti agar dapat
salah satu
register dipertanggungjawabkan kepada
upaya
3. menetapkan dan publik.
mewujudkan
membuat konsep
rancangan kegiatan KOMITMEN MUTU : Merancang
transparansi
22
2 Analisis tata cara 1. membuka semua Konsep AKUNTABILITAS Melakukan Integritas, Minggu
pencatatan buku buku register pencatat Melakukan analisis berarti mempelajari analisis akuntabili ke 1
register 2. memperhatikan an yang dengan sungguh sungguh tentang buku terhadap tas
point-point yang sistemati register agar kegiatan dapat dikerjakan
pencatatan
diminta untuk di catat s dengan baik sebagai bentuk nilai
perkara pidana
dalam buku register keseimbangan.
pada buku
3. membuat rancangan
register secara
tata cara pencatatan NASIONALISME
yang sistematis Bekerja keras dan teliti dalam
sistematis,
23
kegiatan maka dibuat konsep dan perencanaan
rancangan agar hasil kerja menjadi nyang jelas.
efektif
ANTI KORUPSI
24
3 Konsultasi 1. Menghadap pimpinan Ide/gag AKUNTABILITAS : saya akan meminta Dengan Keterbuk Minggu
dengan pimpinan, dan mentor. asan izin dengan pimpinan untuk melakukan aan dan ke 2
mentor, dan 2. Menyampaikan gagasan dan izin melaksanakan rancangan kegiatan konsultasi akuntabili
rekan yang lebih dan konsep/rancangan Pimpin yang telah saya buat dengan penuh
dengan tas
berpengalaman kegiatan secara sopan an rasa komitmen dan tanggung jawab
pimpinan maka
santun santun. dengan demikian saya telah
saya
3. Mendengarkan dan melaksanakan nilai akuntabilitas agar
berkontrubusi
mencatat setiap apa yang akan saya lakukan dapat
masukan dan saran dipertanggungjawabkan.
dalam
25
hal pencatatan perkara ETIKA PUBLIK : Saya akan
pidana menyampaikan gagasan dan
rancangan kepada pimpinan dengan
sopan dan santun, dengan itu saya
telah melaksanakan nilai dasar etika
publik agar pimpinan merasa nyaman
menyampaikan arahan.
26
4 Perbaikan lemari 1. Menurunkan berkas Perbaik AKUNTABILITAS Kegiatan ini Integritas, Minggu
yang rusak pada yang ada dalam lemari an Dengan memperbaiki lemari yang ada merupakan kemandiri ke 3
kepaniteraan 2. Menggeser lemari ke lemari di kepaniteraan pidana maka saya telah wujud untuk an
pidana tempat yang lebih luas menerapkan nilai kepemimpinan yaitu
memberikan
3. Melakukan perbaikan memiliki komitmen tinggi dalam
pelayanan yang
dengan memaku melakukan pekerjaan.
sederhana dan
kembali triplek lemari
cepat kepada
yang terbuka NASIONALISME
Dengan memperbaiki lemari yang rusak
masyarakat.
KOMITMEN MUTU
Nilai komitmen mutu dalam kegiatan ini
yaitu melakukan perbaikan terhadap
apa yang telah ada sebelumnya.
27
5 Penataan ulang 1. Menyusun ulang berkas- Penggu AKUNTABILITAS : Dengan Kegiatan ini Integritas, Minggu
berkas, arsip berkas yang ada pada naan menggunakan secara optimal lemari merupakan kemandiri ke 4
serta Buku lemari lemari yang ada di kepaniteraan pidana maka wujud untuk an
Register ke 2. Mengatur semaksimal berkas saya telah menerapkan nilai
memberikan
dalam lemari mungkin dan secara kepemimpinan yaitu memiliki
pelayanan yang
pidana mengeluarkan buku-buku optimal komitmen tinggi dalam melakukan
sederhana dan
yang tidak begitu penting pekerjaan.
cepat kepada
dari lemari
3. Menyisakan ruangan
masyarakat.
28
buku register perkara pidana, dengan
demikian saya telah menerapkan nilai
etika publik yaitu
mempertanggungjawabkan tindakan
dan kinerja
kepada publik dengan bekerja tidak
asal-asalan.
29
6 Pembuatan 1. Membuat ceklist daftar Ceklist AKUNTABILITAS : Saya akan Kegiatan ini Integritas, Minggu
ceklist daftar nama buku register daftar membuat membuat ceklist daftar nama berkontribusi Akuntabili ke 5
nama buku perkara pidana yang nama buku register agar nma-nama buku bagi misi tas
register perkara ada pada kepaniteraan buku yang tersedia menjadi jelas, dengan
Pengadilan
pidana pidana dengan register demikian saya telah menerapkan nilai
Negeri Bintuhan
menggunakan perkara dasar akuntabilitas.
yaitu
komputer. pidana
memberikan
2. Setiap nama buku NASIONALISME : Saya akan
register pada ceklist membuat ceklist daftar nama buku
pelayanan yang
30
print out ceklist daftar menerapkan nilai etika publik yaitu
nama buku register mendorong kinerja pegawai dan
pada lemari sehingga mempermudah bagi siapapun untuk
mencari daftar buku mencari informasi tentang buku
register menjadi register.
mudah.
KOMITMEN MUTU : Saya akan
memberikan tanda pada ceklist daftar
nama buku register sebagai bentuk
penerapan nilai dasar komitmen mutu
yaitu melakukan inovasi.
.
31
7 Penulisan buku 1. Memisahkan letak Buku AKUNTABILITAS : Saya akan Dengan Kemandir Minggu
register secara buku register yang register mengecek secara berkala setiap buku melakukan ian, ke 5
sistematis telah selesai diisi lengkap register secara rinci dan konsisten penulisan buku Akuntabili
dengan yang belum dan untuk mencegah terjadi kekosongan
register dengan tas
selesai diisi rapi buku register yang seharusnya terisi.
maksimal maka
2. Menulis buku register
saya
secara sitematis sesuai NASIONALISME : Saya akan
berpartisipasi
dengan urutan nomor meletakan buku register yang telah
perkara selesai diisi dengan yang belum selesai
dalam
32
berarti saya telah menerapkan nilai
etika publik yaitu melaksanakan tugas
dengan cermat dan disiplin.
33
B. Pelaksanaan Kegiatan dan Aktualisasi Nilai Dasar
34
memahami apa yang diminta pada poin-poin yang terdapat
pada buku register sebagai bentuk saya bekerja dengan
cermat dan bekerja keras.
35
Gambar 1: analisis penyusunan buku register.
36
Kegiatan 2 Analisis Tata Cara Pencatatan Buku Register
Tanggal 10-12 Juni 2021
Daftar Lampiran Foto Kegiatan
1. Tahapan Kegiatan
a) membuka semua buku register
b) memperhatikan point-point yang diminta untuk di catat dalam
buku register
c) membuat rancangan tata cara pencatatan yang sistematis
38
39
Kegiatan 3 Konsultasi dengan pimpinan, dan mentor
Tanggal 14-16 Juni
Daftar Lampiran Foto Kegiatan
1. Tahapan Kegiatan
a. Menghadap pimpinan dan mentor.
b. Menyampaikan gagasan dan konsep/rancangan kegiatan secara
sopan santun santun.
c. Mendengarkan dan mencatat setiap masukan dan saran yang
diberikan oleh pimpinan dan mentor.
d. Meminta izin kepada pimpinan dan mentor untuk melaksanakan
kegiatan.
e. Berdiskusi dengan rekan kerja yang lebih berpengalaman dalam
hal pencatatan perkara pidana
41
42
Kegiatan 4 Perbaikan lemari yang rusak
pada kepaniteraan pidana
Tanggal 17-18 Juni 2021
Lampiran Foto Kegiatan
1. Tahapan Kegiatan
a) Menurunkan berkas yang ada dalam lemari
b) Menggeser lemari ke tempat yang lebih luas
c) Melakukan perbaikan dengan memaku kembali triplek lemari
yang terbuka Menurunkan berkas yang ada dalam lemari
d) Menggeser lemari ke tempat yang lebih luas dan Melakukan
perbaikan dengan memaku kembali triplek lemari yang terbuka
44
45
Penggunaan lemari berkas pada kepaniteraan pidana
Kegiatan 5
secara optimal
Tanggal 28 Juni 2021
Lampiran Foto kegiatan
1. Tahapan Kegiatan
a) Menyusun ulang berkas-berkas yang ada pada lemari
b) Mengatur semaksimal mungkin dan mengeluarkan buku-buku yang
tidak begitu penting dari lemari
c) Menyisakan ruangan kusus pada lemari untuk menyusun buku
register perkara pidana
d) Memindahkan buku register yang bertumpuk di lantai ke dalam
lemari dan menyusun dengan rapi
2. Penerapan Nilai-Nilai Dasar ASN
AKUNTABILITAS :
Dengan menggunakan secara optimal lemari yang ada di
kepaniteraan pidana maka saya telah menerapkan nilai
kepemimpinan yaitu memiliki komitmen tinggi dalam
melakukan pekerjaan.
NASIONALISME :
Saya akan menyelesaikan proses penyusunan buku register
perkara pidana pada lemari yang tersedia dengan kerja keras
dan sungguh-sungguh agar penyusunan buku register dapat
selesai tepat waktu, kegiatan ini merupakan bentuk penerapan
sila ke 5.
ETIKA PUBLIK :
saya akan menyusun dan mengatur tata letak penempatan
buku register perkara pidana, dengan demikian saya telah
menerapkan nilai etika publik yaitu
mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja
kepada publik dengan bekerja tidak asal-asalan.
KOMITMEN MUTU :
Saya akan mencari lokasi yang tepat untuk meletakan buku
46
register, sebagai bentuk inovasi saya terhadap penyusunan
buku pada ruang kepaniteraan pidana.
47
48
Kegiatan 6 Pembuatan Buku Pengingat Dan Ceklist Daftar
Nama Buku Register Perkara Pidana
Tanggal Kegiatan 1 Juli 2021
Daftar Lampiran Foto Kegiatan
1. Tahapan Kegiatan
a. Membuat ceklist daftar nama buku register perkara pidana yang
ada pada kepaniteraan pidana dengan menggunakan komputer.
b. Setiap nama buku register pada ceklist ditandai dengan warna
yang berbeda-beda atau kombinasi berfungsi sebagai kode bagi
setiap buku register.
c. Mengeprint ceklist daftar nama buku register pada kertas legal
d. Menempelkan hasil print out ceklist daftar nama buku register pada
lemari sehingga mencari daftar buku register menjadi mudah.
e. Menyiapkan dan membuat Buku Catatan atau reminder mengenai
Hal-hal yang wajib di catat di Buku Register
Nasionalisme :
Saya akan membuat ceklist daftar nama buku register untuk
membantu mempermudah rekan kerja yang akan mencari informasi
seputar perkara hal ini sesuai dengan SILA ke-5 yaitu suka
memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
Saya akan menempelkan daftar ceklist pada lemari khusus buku
register perkara
49
Etika Publik :
pidana, dengan demikian saya telah menerapkan nilai etika publik
yaitu mendorong kinerja pegawai dan mempermudah bagi
siapapun untuk mencari informasi tentang buku register.
Komitmen Mutu :
Saya akan memberikan tanda pada ceklist daftar nama buku
register sebagai bentuk penerapan nilai dasar komitmen mutu yaitu
melakukan inovasi.
50
51
52
C. Kendala Dan Solusi
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran beberapa kegiatan di atas dapat
disimpulkan bahwa penulis telah selesai menyelesaikan rancangan
aktualisasi sesuai dengan yang diagendakan. Terdapat perubahan
terhadap jumlah kegiatan yang dilebur menjadi satu kegiatan. Adapun
semua tahapan dalam laporan aktualisasi ini dilaksanakan dengan
sebenar-benarnya sesuai dengan keadaan yang ada dan diharapkan
dapat membawa perubahan yang lebih baik bagi peforma
kepaniteraan pidana khususnya tentang pengelolaan buku register.
B. Saran
54
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
55
56