Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HASIL ANALISIS

ISU AKTUAL INSTANSI


PELATIHAN DASAR (LATSAR)
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
TAHUN 2021

NAMA : TIARA ANGGUN PUSPITA, A.Md


NIP : 19890722 202012 2 005
JABATAN : VERIFIKATOR KEUANGAN
GOL/RUANG : II/c

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SDM
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BOGOR, 25 APRIL 2021


A. Pemaparan Hasil Identifikasi dan Deskripsi Isu Aktual yang Terjadi
di KLHK

1. Keterlambatan Penyampaian SPJ


Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran merupakan dokumen yang
menjelaskan penggunaan uang yang dikelola oleh bendahara pengeluaran dan
dilengkapi dengan bukti-bukti transaksi yang berupa nota, kuitansi, dan bukti
transaksi lainnya. Hal ini sesuai dengan prinsip penggunaan dana, dimana setiap
pengeluaran atau belanja harus disertai bukti yang lengkap dan sah.
Terkait dengan pelaksanaan tugas penyusunan Surat Pertanggungjawaban
(SPJ) Pengeluaran, Pusdiklat masih mengalami hambatan dalam menyusun SPJ
Pengeluaran tersebut. Oleh karena itu, tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui
dan menganalisis faktor penghambat penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
Pengeluaran pada Pusdiklat SDM LHK.

B. Faktor Yang Menghambat Penyusunan SPJ Pengeluaran


- Pembagian Kerja
Masalah yang timbul dalam penyusunan SPJ ini disebabkan karena semua
pegawai merangkap jabatan. Hal ini mengakibatkan pegawai melakukan tugas
pokok ataupun fungsi yang lebih dari seharusnya. Sehingga pegawai yang ada di
Pusdiklat SDM LHK mendapatkan banyak tugas di lain fungsi.
- Dokumen Pelengkap SPJ
Dalam proses penyusunan SPJ pengeluaran, bendahara pengeluaran
membutuhkan bukti-bukti transaksi yang berupa nota, kuitansi, dan bukti
transaksi lainnya. Bukti tersebut menjelaskan dana-dana yang dikelola
olehbendahara pengeluaran yang telah digunakan untuk belanja operasional
kantor. Selain itu, bendahara pengeluaran juga membutuhkan dokumen
pelengkap lainnya seperti undangan kegiatan atau rapat, laporan kegiatan,
notulensi, daftar hadir, nota dinas dan lain-lain. Banyaknya dokumen pelengkap
yang dibutuhkan seringkali menghambat proses penyusunan SPJ yang dilakukan
oleh bendahara pengeluaran pembantu Pusdiklat SDM LHK. Hal itu dikarenakan
dokumen-dokumen tersebut harus ditandatangani oleh atasan dan diperlukan
waktu menunggu sangat lama.
- Aspek Perencanaan APBN
Perencanaan APBN yang belum tersusun secara optimal dalam menjalankan
pengawasan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang dilakukan.

C. Dampak dari Keterlambatan Penyampaian SPJ


- Apabila laporan pertanggungjawaban tersebut tidak dilaporkan tepat waktu maka
akibatnya nanti akan berdampak pada saat KPPN menyajikan laporan keuangan.
Laporan keuangan yang disusun oleh KPPN tidak mementingkan laba atau rugi,
melainkan memperhatikan pengeluaran dan penerimaan negara pada periode
tersebut. Diperlukannya membandingkan saldo rekening kas bendahara yang ada
pada laporan pertanggungjawaban dan saldo rekening kas bendahara yang ada
pada laporan keuangan disisi neraca untuk mengetahui apakah telah sesuai atau
ada perbedaan. Apabila saldo di kas di rekening bendahara pada laporan
pertanggungjawaban bernilai Rp.0 dan di laporan keuangan neraca juga bernilai
Rp.0 berarti satuan kerja telah mempertanggungjawabkannya keseluruhan atas
dana UP dan TUP tersebut. Apabila terjadi adanya selisih atau masih
menunjukkan angka Rp.XXX berarti masih ada dana yang tersimpan atau
tertimbun pada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Apabila hal tersebut terjadi
maka, pihak bendahara pengeluaran satuan kerja diharuskan untuk menghitung
kembali atas perbedaan tersebut dan menyampaikan pada KPPN sesuai dengan
waktu yang ditentukan. Hal tersebut bisa saja terjadi karena tidak sesuainya
bendahara melakukan pertanggungjawaban atas bukti yang ada, dikarenakan
jadwal penyampaian pertanggungjawaban yang sudah didepan mata. Maka dari
itu pihak bendahara pengeluaran diharapkan menyusun Laporan
Pertanggungjawaban sesuai dengan Buku Kas Umum maupun Buku Kas
Pembantu lainnya agar nantinya tidak ada kekeliruan.
Menurut Permendagri No. 55 Tahun 2008, bendahara pengeluaran membuat
laporan pertaggungjawaban atas penggunaan Uang Persediaan (UP) dan
penggunaan tambahan Uang Persediaan (TUP). UP merupakan uang muka yang
diberikan kepada bendahara satuan kerja dengan jumlah yang tertentu yang
bersifat revolving hanya untuk membiayai kegiatan operasioanal kantor yang
tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. TUP merupakan uang yang
diberikan kepada bendahara satuan kerja untuk kebutuhan yang sangat
mendesak dalam satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan. Dalam Sistem UP
dimaksudkan untuk menghindari penumpukan dana pada rekening bendahara,
menghindari keterlambatan pelaksanaan kegiatan dan yang terpenting adalah
sistem UP memaksa setiap bendahara untuk mempertanggungjawabkan
penggunaan dana. karena tanpa pertanggungjawaban (penyampaian LPJ) tidak
diperkenankan pengajuan dana berikutnya.

D. Rekomendasi Penyelesaian Isu


- Satuan Kerja terkait dengan penatausahaan atas dana UP/TUP yang dikelolanya
sehingga bendahara satuan kerja dapat menyampaiakan LPJ secara tepat waktu,
memberikan sanksi atau teguran kepada satuan kerja atas keterlambatan
penyampaian laporan pertanggungjawaban.
- Segera memberitahukan kepada bendahara satuan kerja apabila LPJ tersebut
masih ada kesalahan, dan adanya komunikasi antara KPPN dengan satuan kerja
apabila bendahara satker memiliki kendala atas aplikasi untuk menyusun LPJ
sehingga KPPN dapat segera membantu.
- Diperlukan pembagian kerja yang tepat, dan evaluasi kinerja pegawai agar
memberikan hasil kinerja yang optimal dalam organisasi tersebut.

E. Teknik Analisis Fishborn Diagram


Penyebab Akibat

Surroundings System

Tanda tangan
dokumen SPJ Perencanaan APBN
menunggu atasan yang blm optimal
Keterlambatan
Penyampaian SPJ

Keterlambatan
dokumen dari Jumlah SDM yang
rekanan tdk memadai

Skill Suppliers

Anda mungkin juga menyukai