Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU AGENDA 3

NAMA : M.NI’MAL MUTA’AL,A.Md.Ak


ANGKATAN/KELOMPOK : XVII/2
NO. ABSEN : 19
INSTANSI : KELURAHAN NELAYAN INDAH KECAMATAN
MEDAN LABUHAN
PENGAMPU MATERI : Dr.Ir.Hairulsyah, M.Si

TUGAS I
1. JELASKAN APA YANG TERJADI DAN MENGAPA INI SERING DILAKUKAN OLEH
PNS ? KAITKAN DENGAN MANAJEMEN ASN, WOG, DAN PELAYANAN PUBLIK

Video tersebut menjelaskan upaya pendisiplinan dalam bentuk razia yang dilakukan oleh
SatPol PP Banjarmasin kepada ASN yang berada diluar kantor saat jam kerja. Diketahui dari
70 orang ASN yang dirazia, hanya ada 10 orang yang membawa surat izin. Sedangkan
sisanya terdata berada diluar kantor tanpa dibekali surat izin dengan alasan lupa membawa
dan ketinggalan karena terburu-buru. Razia ini diterapkan agar meningkatkan kedisiplinan
bagi ASN. Hal ini dapat terjadi karena situasi lingkungan kerja yang tidak kondusif dan
belum adanya transparansi dalam proses pemberian hukuman disiplin dengan melibatkan
pengawasan dari berbagai unsur yang terkait.

 Keterkaitan Dengan Manajemen ASN


Manajemen ASN diatur dalam undang-undang nomor 5 tahun 2014 pasal 55 tentang
Manajemen ASN, isu ASN yang keluyuran saat jamkerja berkaitan dengan disiplin ASN,
penyusunan dan penetapan kebutuhan ASN, serta penilaian kinerja.

a. Disiplin
Isu ASN yang keluyuran saat jam kerja sangat berkaitan dengan pelanggaran terhadap
ketentuan manajemen ASN khususnya disiplin pegawai. Terbentuknya budaya kerja
disiplin dapat berasal dari karakter diri, budaya etnik yang terdapat dalam lingkungan
pergaulan sehari hari maupun budaya organisasi tempat seseorang melakukan aktifitas.
Penerapan nilai-nilai disiplin dapat berkembang apabila didukung oleh situasi
lingkungan yang kondusif yaitu situasi yang diwarnai perlakuan yang konsisten dari
lingkungan kerja atau pimpinan. Selain itu, lingkungan kerja dan pimpinan yang
berdisiplin tinggi merupakan model peran yang efektif bagi berkembangnya disiplin diri.
Disiplin diri sangat besar perannya dalam mencapai tujuan organisasi. Melalui disiplin
diri seorang pegawai selain menghargai dirinya sendiri juga menghargai orang lain.
Di sisi lain, dengan diterapkannya disiplin diri akan memperlancar pelayanan
masyarakat. Ketidakdisiplinan dalam satu bidang kerja, akan menghambat bidang kerja
lain.

b. Penyusunan dan penetapan kebutuhan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 56 bahwa “Penyusunan


kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS yang dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan” dan Pasal 58
bahwa “Pengadaan PNS di Instansi Pemerintah dilakukan berdasarkan penetapan
kebutuhan.” Maka masalah terkait adanya OPD yang mempunyai kelebihan jumlah
ASN daripada volume pekerjaan yang diperlukan dapat direduksi. Sehingga tidak ada
alasan ASN tidak memiliki pekerjaan yang dapat dikerjakan di kantor, yang membuat
ASN tersebut dapat meninggalkan kantor dengan alasan tertentu pada jam kerja untuk
mengisi waktu.

c. Penilaian kinerja
Penilaian Kinerja bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara menurut Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2014 merupakan kegiatan yang dilakukan oleh atasan/pimpinan instansi baik
secara langsung maupun dengan menggunakan bantuan lembaga-lembaga penyedia
untuk menilai kinerja pegawainya. Tujuan dan fungsi dari penilaian tersebut adalah
untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana kinerja pegawai pada suatu lembaga
dalam rangka mencapai tujuan dari pegawai Aparatur Sipil Negara. Perilaku ASN yang
kurang disiplin yang ditunjukkan dengan tidak membawa surat izin saat berada di luar
kantor merupakan salah satu tindakan yang berdampak pada penilaian kinerja dimana
ASN tidak disiplin.Penilaian kinerja PNS terdiri atas unsur sasaran kerja pegawai (SKP)
dan perilaku kerja. Tujuan dilakukannya penilaian kinerja PNS agar objektivitas
pembinaan PNS dapat terjamin yang didasarkan pada sistem prestasi dan sistem karier.
Selain itu digunakan juga sistem merit dalam manajemen Pegawai ASN yang
didasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tidak
membeda-bedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.

 Keterikatan dengan WOG


Whole of Government (WOG) memiliki pengertian sebagai pengintegrasian upaya-upaya
Lembaga pemerintah atau kementrian demi mencapai tujuan Bersama. Jadi dalam video
tersebut adanya ASN yang tidak memiliki kedisiplinan akan menjadi penghambat dalam
pelaksanaan WOG dikarenakan ASN adalah SDM utama dalam WOG.
 Keterikatan dengan pelayanan publik

Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan publik kepada masyarakat secara prima


terdapat sembilan prinsip yang harus dipenuhi yaitu : partisipatif, transparan, responsif,
tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan
berkeadilan. Dan dasar penerapan dari kesembilan prinsip ini adalah kedisiplinan, sehingga
terkait isu ASN yang keluyuran saat jam kerja menunjukkan masih adanya Aparatur Sipil
Negara yang tidak memiliki kedisiplinan serta tidak melaksanakan tugas dengan baik dan
tidak bertanggung jawab. Sehingga akan menghambat terwujudnya pelayanan yang prima.

2. BAGAIMANA MENURUT SAUDARA LANGKAH-LANGKAH MAUPUN SARAN


YANG PERLU DIAMBIL TERHADAP PNS YANG BERSANGKUTAN

 Membangun motivasi dalam bekerja


a) Motivasi yang bersumber dari dalam diri PNS, berupa kesadaran mengenai
pentingnya atau manfaat dan makna pekerjaan yang dilaksanakan. Dengan kata lain
motivasi ini bersumber dari ketertarikan kepada pekerjaan, keinginan untuk
berkembang, senang dan menikmati pekerjaan.

b) Motivasi yang bersumber dari luar diri PNS, berupa suatu kondisi yang
mengharuskan untuk melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Misalnya
berdedikasi tinggi dalam bekerja karena upah atau gaji yang tinggi, jabatan,
penghargaan, persaingan dan menghindari hukuman dari atasan.

 Situasi lingkungan yang kondusif


Penerapan nilai-nilai disiplin dapat berkembang apabila didukung oleh situasi
lingkungan yang kondusif yaitu situasi yang diwarnai perlakuan yang konsisten dari
lingkungan kerja atau pimpinan. Selain itu, lingkungan kerja dan pimpinan yang
berdisiplin tinggi merupakan model peran yang efektif bagi berkembangnya disiplin
diri. Teladan pimpinan berperan penting untuk membentuk kedisiplinan pegawai
mengingat pimpinan sebagai teladan dan panutan oleh para bawahannya.

 Adanya transparansi dalam proses pemberian hukuman disiplin


Dengan melibatkan pengawasan dari berbagai unsur yang menangani proses
indisipliner pegawai diharapkan tindakan punishment dan reward yang sesuai
dengan peraturan perundangundangan yang berlaku dapat berperan strategis dalam
kedisiplinan pegawai. Dengan punishment yang sepadan, pegawai akan semakin
takut melanggar peraturan-peraturan, sehingga sikap dan perilaku indisipliner
pegawai akan berkurang.
3. KESIMPULAN
Rendahnya kedisiplinan yang tidak diterapkan ASN dapat terjadi karena kurangnya
motivasi bekerja, situasi lingkungan yang tidak kondusif, dan tidak adanya transparansi
dalam pemberian hukuman disiplin . Untuk itu, diperlukan lingkungan kerja dan pimpinan
yang berdisiplin tinggi agar menjadi model dan pemberi motivasi yang efektif bagi
berkembangnya disiplin diri. Penegakkan hukum terhadap budaya kerja disiplin juga harus
diiikuti dengan tindakan hukuman dan reward yang nyata sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku.
TUGAS II
1. JELASKAN APA YANG TERJADI DAN MENGAPA INI SERING DILAKUKAN OLEH
PNS ? KAITKAN DENGAN MANAJEMEN ASN, WOG, DAN PELAYANAN PUBLIK

Video tersebut menjelaskan penangkapan yang dilakukan oleh Satreskrim Polres Sijunjung
terhadap 3 ASN dan 1 Honorer di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sijunjung yang
kedapatan sedang melakukan tindak pidana perjudian dilantai bawah kantor Bupati Sijunjung,
dengan barang bukti yang didapat berupa kartu koa dan sejumlah uang. Hal ini terjadi karena
kurang memahami peraturan perundang-undangan, rendahnya kualitas SDM, atasan yang
tidak tegas, dan kurangnya komitmen di level pimpinan.

 Keterkaitan dengan Manajemen ASN


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 1, Manajemen ASN adalah
pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Sehingga keterkaitannya adalah ASN tersebut melanggar kode etik/etika profesi
dan kode prilaku sehingga tidak menjaga martabat dan kehormatan ASN.
 Keterkaitan dengan WOG
WOG memiliki pengertian sebagai pengintegrasian upaya-upaya Lembaga pemerintah
atau kementrian demi mencapai tujuan Bersama. Jadi dalam video tersebut adanya ASN
yang tidak menjaga dan mengamalkan kode etik akan menjadi tantangan serta
penghambat dalam praktik WOG dikarenakan ASN yang menjadi SDM dalam WOG
merupakan komponen utama dalam pelaksanaanya.

 Keterkaitan dengan pelayanan publik


Pelayanan publik diartikan sebagai pemberi layanan atau melayani keperluan
orang/masyarakat dan/atau organisasi lain sesuai aturan pokok dan tata cara yang
ditentukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima pelayanan. Dengan dilanggarnya
kode etik/kode profesi dan kode prilaku oleh ASN tersebut akan terjadi pelayanan publik
yang tidak berkualitas karena tidak adanya rasa tanggung jawab terhadap pelayanan dalam
rangka mewujudkan kepuasan penerima pelayanan.

2. BAGAIMANA MENURUT SAUDARA LANGKAH LANGKAH MAUPUN SARAN


YANG PERLU DIAMBIL TERHADAP PNS YANG BERSANGKUTAN
 Melakukan sosialisasi untuk memberikan penyegaran tentang peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan disiplin PNS diantaranya PP No. 53 tahun 2010 tentang peraturan
disiplin PNS, undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Sosialisasi bisa melalui Pendidikan dan pelatihan (Diklat), Bimbingan Teknis (Bimtek)
serta bentuk program kerja lainnya yang bertujuan memberikan pemahaman dan
pengaplikasian peraturan yang berkaitan dengan PNS.

 Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sijunjung harus memberikan hukuman disiplin


kepada PNS yang ada di video tersebut sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan juga menyerahkan
kepada pihak kepolisian akan sanksi dari tindak pidana berupa perjudian yang dilakukan.
 Setidaknya setiap SKPD merasa bertanggungjawab mengawasi dan melakukan pembinaan
secara dini dilingkungan kerjanya mengenai kode etik/kode profesi dan kode prilaku serta
kedisiplinan.Sehingga bilamana terdapat stafnya yang melanggar dapat segera dilakukan
pendekatan dan mencari akar permasalahannya.

3. KESIMPULAN

Tertangkapnya PNS di Kab. Sijunjung karena bermain judi saat jam kerja menunjunkkan
bahwa PNS tersebut tidak menjaga dan mengamalkan kode etik ASN. Hal ini menunjukkan
bahwa manajemen ASN di Kabupaten Sijunjung tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Adanya ASN yang melanggar kode etik dan kode prilaku sehingga tidak menjaga martabat
dan kehormatan ASN sehingga terjadi pelayanan publik yang tidak berkualitas karena tidak
adanya rasa tanggung jawab terhadap pelayanan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan dengan adanya ASN yang tidak menjaga dan mengamalkan kode etik
menjadi hambatan dalam pelaksanaan WOG. Untuk itu diperlukan memberikan hukuman
disiplin kepada ASN sesuai PP No.53 tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil,
serta melakukan sosialisasi Kembali kepada ASN yang lain agar turut menjaga dan
mengamalkan kode etik ASN.

Anda mungkin juga menyukai