Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1 INDIVIDU AGENDA 3

PELATIHAN DASAR CPNS TAHUN 2021


Angkatan XXXIX Kelompok 4

OLEH :

NAMA : MARTA EVIWATY HARIANJA, S.Pd


NIP : 198901092019032010

PENGAMPU MATERI : Drs. HOLLER SINAMO, MM

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SUMATERA UTARA
VIDEO TENTANG “ RAZIA APARATUR SIPIL NEGARA YANG KELUYURAN
SAAT JAM KERJA”

1. CERMATI VIDEO DIATAS, link video :


https://drive.google.com/file/d/1geaTEoIdKWVqewSVr0Y5Vbr6I1xPhpu-
/view?usp=sharing

2. JELASKAN APA YANG TERJADI DAN MENGAPA INI SERING DILAKUKAN


OLEH PNS ? KAITKAN DENGAN MANAJEMEN ASN DAN PELAYANAN
PUBLIK .

Video tersebut menunjukkan adanya upaya pendisiplinan dalam bentuk razia oleh Satuan
Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Banjarmasin kepada Aparatur Sipil Negara yang berada di
luar kantor saat jam kerja. Razia ini dimaksudkan untuk meningkatkan kedisiplinan para
Aparatur Sipil Negara. Banyak ASN yang terjaring pada kegiatan pendisipinan ini. Dari 70
orang ASN yang dirazia, hanya ada 10 orang ASN yang memiliki surat tugas. Sedangkan
sisanya terdata berada di luar kantor tanpa dibekali surat tugas dengan alasan lupa membawa
dan ketinggalan karena terburu-buru. Hal ini terjadi karena rendahnya kedisiplinan yang
dimiliki oleh para ASN. ASN yang terdata tidak memiliki surat tugas ini nantinya akan
dilaporkan ke Badan Kepegawaian Daerah serta instansi masing-masing untuk dilakukan
tindakan lebih lanjut.

Mengapa keluyuran di saat jam kerja sering dilakukan oleh ASN? Menurut pendapat saya
hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Kurangnya kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang ASN
2. Rendahnya kedisiplinan yang dimiliki oleh para ASN tersebut sehingga terjadi
pelanggaran
3. Situasi lingkungan kerja yang tidak kondusif
4. Kurang tegasnya sanksi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang
A. Keterkaitan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam pasal
1 angka 3 menyebutkan bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah “warga Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintah”. Dengan demikian ASN memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan nasional sebab kelancaran
penyelenggaraan dan pembangunan nasional terletak di tangan aparatur negara.
Dalam video tersebut telah terjadi pelanggaran disiplin dalam bekerja yang dilakukan oleh
ASN. Padahal di dalam UU No 5 Tahun 2014 telah jelas ditegaskan tentang kewajiban ASN,
diantaranya sebagai berikut :
✓ Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
✓ Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran,
dan tanggung jawab
✓ Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
Tindakan kepada setiap orang baik di dalam maupun di luar kedinasan
Dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 pasal 55 tentang Manajemen
ASN, isu ASN yang keluyuran saat jam kerja berkaitan dengan disiplin ASN , penyusunan
dan penetapan kebutuhan ASN serta Penilaian Kinerja. Adapun penjelasannya sebagai
berikut :

1. Disiplin

Isu ASN yang keluyuran saat jam kerja sangat berkaitan dengan pelanggaran
terhadap ketentuan manajemen ASN khususnya disiplin pegawai. Disiplin merupakan
suatu budaya kerja yang signifikan bagi kelancaran penyelenggaran administrasi publik,
pelayanan publik maupun peningkatan kinerja ASN. Terbentuknya budaya kerja disiplin
dapat berasal dari karakter diri, budaya etnik yang terdapat dalam lingkungan pergaulan
sehari maupun budaya organisasi tempat seseorang melakukan aktifitas sehari-hari.
Penerapan nilai-nilai disiplin dapat berkembang apabila didukung oleh situasi
lingkungan yang kondusif yaitu situasi yang diwarnai perlakuan yang konsisten dari
lingkungan kerja atau pimpinan. Selain itu, lingkungan kerja dan pimpinan yang berdisiplin
tinggi merupakan model peran yang efektif bagi berkembangnya disiplin diri. Disiplin diri
sangat besar perannya dalam mencapai tujuan organisasi. Melalui disiplin diri, seorang
pegawai selain menghargai dirinya sendiri juga akan menghargai orang lain.
Di sisi lain, dengan diterapkannya disiplin diri akan memperlancar kegiatan pelayanan
masyarakat. Ketidakdisiplinan dalam satu bidang kerja akan menghambat bidang kerja lain.

2. Penyusunan dan penetapan kebutuhan


BerdasarkanUndang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 56 bahwa “Penyusunan
kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS yang dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan” dan Pasal 58 bahwa
“Pengadaan PNS di Instansi Pemerintah dilakukan berdasarkan penetapan kebutuhan.”
Maka masalah terkait adanya OPD yang mempunyai kelebihan jumlah ASN daripada
volume pekerjaan yang diperlukan dapat direduksi. Sehingga tidak ada alasan bagi seorang
ASN menyatakan tidak memiliki pekerjaan yang dapat dikerjakan di kantor dan dapat
membuat ASN tersebut dengan seenaknya meninggalkan kantor pada saat jam kerja.
3. Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara menurut Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 merupakan kegiatan yang dilakukan oleh atasan/pimpinan instansi baik
secara langsung maupun dengan menggunakan bantuan lembaga-lembaga penyedia untuk
menilai kinerja pegawainya. Tujuan dan fungsi dari penilaian tersebut adalah untuk
mengetahui dan mengukur sejauh mana kinerja pegawai pada suatu lembaga dalam rangka
mencapai tujuan dari pegawai aparatur Sipil Negara.
Pada pasal 76 ayat 1 juga dijelaskan bahwa “Penilaian kinerja PNS dilakukan
berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan
memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS”. Perilaku
ASN yang kurang disiplin yang ditunjukkan dengan tidak membawa surat tugas saat berada di
luar kantor merupakan salah satu tindakan yang berdampak pada penilaian kinerja dimana
ASN tidak disiplin.
Penilaian kinerja PNS terdiri atas unsur sasaran kerja pegawai (SKP) dan perilaku
kerja. Tujuan dilakukannya penilaian kinerja PNS agar objektivitas pembinaan PNS dapat
terjamin yang didasarkan pada sistem prestasi dan sistem karier. Selain itu digunakan juga
sistem merit dalam manajemen Pegawai ASN yang didasarkan pada kualifikasi, kompetensi,
dan kinerja secara adil dan wajar dengan tidak membeda-bedakan latar belakang politik, ras,
warna kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.

B. Keterkaitan dengan Pelayanan Publik


Pelayanan publik merupakan bagian yang krusial dalam praktek negara demokrasi, bahkan
banyak ahli mengatakan bahwa pelayanan publik sebagai demokrasi dalam artian yang
sebenarnya karena demokrasi sebagai konsep hanya dapat dirasakan dalam kualitas layanan
yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyatnya.

Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan publik kepada masyarakat secara efektif


dan efisien, diperlukan kinerja andal dari penyelenggara pelayanan publik. Untuk
mencapai kinerja andal, dibutuhkan adanya integritas, profesional, netral dan bebas dari
tekanan apapun serta bersih dari adanya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam
penyelenggaraan pelayanan publik. Dengan demikian penyelenggara pelayanan publik dapat
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang- undang Dasar 1945.

Penyelenggara pelayanan publik, menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014


tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), adalah pelayan masyarakat/abdi negara yang
memiliki tanggung jawab terhadap pelayanan publik dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Terkait isu ASN yang keluyuran saat jam kerja menunjukkan
masih adanya Aparatur Sipil Negara yang tidak melaksanakan tugas dengan baik dan tidak
bertanggung jawab.
3. BAGAIMANA MENURUT SAUDARA LANGKAH-LANGKAH MAUPUN
SARAN YANG PERLU DIAMBIL TERHADAP PNS YANG BERSANGKUTAN

Langkah-langkah yang perlu diambil PNS agar dapat disiplin yaitu :


1) Membangun motivasi dalam bekerja
a) Motivasi yang bersumber dari dalam diri PNS, berupa kesadaran mengenai
pentingnya atau manfaat dan makna pekerjaan yang dilaksanakan. Dengan
kata lain motivasi ini bersumber dari ketertarikan kepada pekerjaan, keinginan
untuk berkembang, senang dan menikmati pekerjaan.
b) Motivasi yang bersumber dari luar diri PNS, berupa suatu kondisi yang
mengharuskan untuk melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Misalnya
berdedikasi tinggi dalam bekerja karena upah atau gaji yang tinggi, jabatan,
penghargaan, persaingan dan menghindari hukuman dari atasan.

2) Situasi lingkungan yang kondusif


Penerapan nilai-nilai disiplin dapat berkembang apabila didukung oleh situasi
lingkungan yang kondusif yaitu situasi yang diwarnai perlakuan yang konsisten dari
lingkungan kerja atau pimpinan. Selain itu, lingkungan kerja dan pimpinan yang
berdisiplin tinggi merupakan model peran yang efektif bagi berkembangnya
disiplin diri. Teladan pimpinan berperan penting untuk membentuk kedisiplinan
pegawai mengingat pimpinan sebagai teladan dan panutan oleh para bawahannya.

3) Adanya Waskat
Waskat (pengawas melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam
mewujudkan kedisiplinan pegawai. Dengan waksat berarti atasan harus aktif dan
langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja
bawahannya. Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja pegawai.
Pegawai merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dan
pengawasan dari atasan.

4) Adanya transparansi dalam proses pemberian hukuman disiplin


Dengan melibatkan pengawasan dari berbagai unsur yang menangani proses
indisipliner pegawai diharapkan tindakan punishment dan reward yang sesuai dengan
peraturan perundangundangan yang berlaku dapat berperan strategis dalam
kedisiplinan pegawai. Dengan punishment yang sepadan, pegawai akan semakin takut
melanggar peraturan-peraturan, sehingga sikap dan perilaku indisipliner pegawai akan
berkurang.

5) Adanya hubungan kemanusiaan (Human Relationship)


Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana
kerja yang nyaman. Hal ini jelas akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada suatu
instansi karena suasana hubungan kemanusiaan yang serasi akan mengikat semua
pegawainya
4. KESIMPULAN

Disiplin merupakan salah satu kunci keberhasilan yang dapat mengantarkan individu,
kelompok maupun bangsa untuk meraih tujuan dan cita-cita. Disiplin sebagai langkah awal
untuk menciptakan kinerja yang baik. Disiplin juga mencerminkan kepribadian seseorang
sesuai dengan tanggung jawab akan tugas -tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini akan
mendorong semangat seorang ASN untuk bekerja dengan baik sehingga akan terwujud apa
yang menjadi tujuan organisasi.
Rendahnya kedisiplinan yang dimiliki para ASN dapat terjadi karena situasi lingkungan
kerja yang tidak kondusif, kurangnya kesadaran akan tugas dan tanggung jawab sebagai
seorang ASN serta belum adanya transparansi dalam proses pemberian hukuman pegawai
dengan melibatkan pengawasan dari berbagai unsur yang menangani proses disiplin pegawai.
Untuk itu, diperlukan lingkungan kerja dan pimpinan yang berdisiplin tinggi sebagai model
peran yang efektif bagi berkembangnya disiplin diri seorang ASN. Penegakan hukum terhadap
budaya kerja disiplin juga harus diiikuti dengan tindakan punishment dan reward yang nyata
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai