Anda di halaman 1dari 10

Angkatan LIV

Golongan III
Kelompok 1

TUGAS LATSAR AGENDA III


ANALISIS TERHADAP VIDEO
(Digitalisasi Desa Punggul & Video tentang Smart ASN)

Pengampu Materi : Drs. Muhammad Kahfi, M.Si

KELOMPOK I

Bayu Eka Purwanto, S.E

Arrahmil Hasanah, S.Pd

Astria, S.Pd

Aulia Al Fahmi, S.T.

Ayu Wulan Sari, S.Sos

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SUMATERA UTARA
MEDAN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

Desa merupakan ujung tombak pembangunan dan peningkatan kesejahteraan


masyarakat. Karenanya, pemerintah terus memberikan perhatian lebih terhadap kemajuan
desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Desa diberikan kewenangan dan sumber dana yang
memadai agar dapat mengelola potensi yang dimilikinya guna meningkatkan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat. Setiap tahun, pemerintah pusat telah menganggarkan dana desa
yang cukup besar untuk diberikan kepada desa, termasuk untuk memberdayakan BUMDes.
Program Inovasi Desa (PID) dapat diartikan sebagai salah satu upaya pemerintahan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan kapasitas desa dalam
mengembangkan rencana dan pelaksanaan pembangunan desa yang terfokus dalam 3 sasaran
program diantaranya pengembangan wirausaha, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM),
serta pengadaan infrastruktur desa.
Tujuan utama Program Inovasi Desa Menurut Kepmen Desa PDTT No. 48 Tahun
2018 adalah untuk mendorong pembangunan Desa yang lebih berkualitas, efektif dan efisien
melalui berbagai kegiatan pembangunan & pemberdayaan masyarakat desa yang lebih
inovatif & peka terhadap kebutuhan masyarakat desa sehingga dalam hal ini, upaya ini dapat
mendorong produktivitas & pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan secara berkelanjutan
untuk dapat meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat dan kemandirian desa.
Perubahan adalah keniscayaan. Kalimat ini tentu sering terdengar di telinga kita
semua. Kalimat tersebut dapat pula dipahami sebagai bentuk ‘paksaan’ bagi kita untuk selalu
berubah. Berubah dalam hal ini adalah kita harus selalu dapat beradaptasi.
Demikian pula bagi birokrasi pemerintahan, yang seiring perkembangan zaman, harus
dapat bertransformasi dan selalu berubah ke arah yang lebih baik. Transformasi pada birokrasi
pemerintahan dipandang sebagai suatu keharusan untuk dilakukan, dalam berbagai skala
ruang lingkup, dan kompleksitasnya. Terlebih bila kita menghubungkan transformasi ini
dengan perkembangan teknologi dan informasi, dengan lahirnya era revolusi industri generasi
keempat.
Setiap ASN harus dapat merespon perkembangan teknologi dan informasi dengan
positif. Setiap ASN harus dapat bersikap adaptif terhadap teknologi agar kinerja pelayanan
lebih cepat, akurat, dan efisien. Untuk menjawab hal tersebut, Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kementerian
PAN dan RB) telah mencanangkan Kebijakan Manajemen ASN Menuju Smart ASN 2024.
Melalui kebijakan tersebut, diharapkan akan dapat terbentuk Birokrasi berkelas Dunia.
Dalam upaya membentuk Birokrasi berkelas Dunia tersebut, diharapkan setiap
pegawai dapat memiliki profil sebagai Smart ASN, yang terdiri dari nasionalisme, integritas,
wawasan global, hospitality, networking, penguasaan teknologi informasi, bahasa asing
dan entrepreneurship. Seorang ASN yang ‘Smart’ juga diharapkan dapat berperan sebagai
digital talent dan digital leader yang mendukung transformasi birokrasi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

Di Indonesia ada sebuah desa yang terbaik yang mempunyai kemajuan dalam konteks
desa digitalisasi yaitu desa punggul yang berada di bali. Desa ini merupakan desa terbaik
ditingkat nasional dalam hal pelayanan masayarakat secara digital. Proses digitalisasi di desa
ini dirintis sejak tahun 2015 dibawah kepemimpinan Perbekel Kadek Sukarma. Desa ini
memiliki luas 250 Ha. Desa ini juga membangun infrastruktur jaringan internet secara gratis
di 7 banjar dan juga memasang kamera pemantau di 30 titik di desa Punggul. Pada tahun 2019
Bupati setempat menjadikan desa punggul ini sebagai percontohan di bali bahkan di tingkat
nasional.
Proses digitalisasi di desa punggul ini bertujuan untuk mempermudah dan
mempercepat pelayanan kepada masyarakat. Contoh inovasi pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat dibidang kependudukan adalah dengan membuat program sistem informasi SIA.
Kemudian ditingkat kelurahan dan desa dibuat sebuah sistem informasi dengan SIADEK.
Sistem ini dibangun untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat.
Mayarakat yang ingin mengurus administrasi dapat dengan mudah dan cepat hanya
membutuhkan 5 menit. Tujuan berbagai inovasi di desa Punggul ini adalah untuk
mempermudah dan mempercepat pelayanan kepada masyarakat dan juga untuk
mempermudah mendapatkan data-data yang akurat untuk kemajuan desa Punggul. Desa
Punggul juga membuat aplikasi KLIK TANAHKU dan aplikasi PASAR RAKYAT. Aplikasi
KLIK TANAHKU adalah aplikasi khusus pendataan tahan yang bertujuan agar berkurangnya
masalah sengketa tanah di desa Punggul. Sedangkan aplikasi PASAR RAKYAT adalah aplikasi
yang digunakan sebagai tempat penjualan hasil panen masyarakat yang dikelola oleh
Bumdes Punggul.
Selain sistem pelayanan kepada masyarakat, didesa Punggul juga menyediakan
ruangan khusus di Kantor Desa untuk pelatihan IT yang dapat diikuti oleh 10 orang pemuda
dari desa tersebut. Ini bertujuan agar masyarakat mengetahui dan belajar dalam kemajuan
perkembangan teknologi saat ini.
Dari video diatas kita sebagai ASN kita diwajibkan untuk terus berdedikasi dalam
mengikuti perkembangan zaman terutama dalam era teknologi sehingga SDM yang
diharapkan oleh pemerintah dapat berkembang dengan adanya pelatihan dan pengajaran yang
memberikan kemudahan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai pelayan
masyarakat.
Selain itu dengan era digitalasasi ini dapat memberikan kemudahan juga kepada
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dengan baik tanpa dengan tidak menunggu lama.
Pemerintah saat ini memberikan kesempatan untuk berkompetensi, berinovasi, dan memiliki
kinerja yang bermutu dalam penyelenggaraan program pemerintah, khususnya program
literasi digital, pilar literasi digital, sampai implementasi dan implikasi literasi digital dalam
kehidupan bersosial dan dunia kerja.
A. Smart ASN
Sebagai Aparatur Sipil Negara harus memahami dan mengetahui peran, tugas,
kedudukan, kewajiban dan kode etik dalam menjalankan tugas. Hal ini dapat memicu dengan
eradigitalasasi yang semakin berkembang seluruh penjuru dunia. Sebagai makhluk yang
bersosial kita selalu berinteraksi dengan orang lain baik secara individu maupun kelompok.
Komunikasi yang terjadi saat ini tidak akan lepas yang namanya digitalisasi baik dalam
bentuk elektronik maupun dengan secara langsung.
Dalam kondisi saat ini pemerintah dalam hal iniSesuai dengan 5 arahan presiden
dalam upaya percepatan transformasi digital, pengembangan SDM merupakan salah satu
fokus Presiden. Berdasarkan petunjuk khusus dari Presiden pada Rapat Terbatas Perencanaan
Transformasi Digital, bahwa transformasi digital di masa pandemi maupun pandemi yang
akan datang akan mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi, belajar,
bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke daring
yang akan dihadapi oleh semua lapisan masyarakat termasuk ASN. Dengan mengembangkan
kompetensi diri dalam transformasi digitalisasi yang semakin berkembang.
Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu ASN dengan Kompetensi, kinerja serta
profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin responsif terhadap
perubahandan pencapaian tujuan organisasi. Smart ASN atau ASN yang pintar adalah ASN
yang memahami kedudukan, peran, Hak dan kewajiban serat kode etik dan perilaku ASN,
1. Kedudukan ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh
danintervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai
politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN,
serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebanka
kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di
daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi. Kedudukan ASN
berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan satu
kesatuan.
Kesatuan bagi ASN ini sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan
otonomi daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-
manasehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan didaerah-daerah. Kondisi tersebut
merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan public;
b. Pelayan public; dan
c. Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuanperaturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan public yang professional danberkualitas, dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu
kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan
bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima.Agar dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak PNS dan PPPK
yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 ASN
4. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ini menjadi acuan bagi para ASN
dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Fungsi kode etik dan kode perilaku ini
sangat penting dalam birokrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan. Fungsi tersebut,
antara lain:
a. Sebagai pedoman, panduan birokrasi public/aparatur sipilnegara dalam menjalankan
tugas dan kewanangan agar tindakannya dinilai baik.
b. Sebagai standar penilaian sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi publik/aparatur
sipil negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.
B. Literasi Digital ASN
Literasi Digital merupakan kohesi, pandangan dan keahlian individu yang secara
implisit memakai teknologi digital dan sistem komunikasi untuk menelusur, mengatur,
menghubungkan, menelaah dan menilai informasi, menciptakan sesuatu yang current,
membuat dan berhubungan dengan orang lain supaya bisa berperan secara dinamis. Oleh
sebab itu literasi digital diperlukan oleh ASN, untuk memilih berita yang dipresentasikan di
media sosial. Ada 4 Aspek Literasi Digital yaitu :
1. Cakap bermedia digital (Digital Skill)
Cakap bermedia digital adalah kemampuan secara Afektif, mengevaluasi dan
membuat informasi dengan menggunakan berbagai teknologi digital. Dalam bermedia
digital ASN dituntut untuk mampu secara kognitif, afektif, dan berperilaku. Artinya,
selain mampu menggunakan dan memanfaatkan media digital, ASN juga dituntut untuk
dapat memanfaatkan media digital pada kebaikan yang bermanfaat untuk diri sendiri dan
masyarakat luas. Seperti memberikan informasi-informasi yang bermanfaat, dan
penggunaan media digital yang memudahkan pekerjaan administrasi.
2. Etika bermedia digital (Digital Ethics)
Etika bermedia digital merupakan kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri dan menerapkan etika digital atau etiquet dalam saat
berselancar di dunia digital. Maka dalam menggunakan media digital mestinya diarahkan
pada suatu niat, sikap, dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama, serta demi
meningkatkan kualitas kemanusiaan. Dengan demikian, negara Indonesia yang
multikultur harusnya etika digital sangat relevan dipahami dan dipraktekkan oleh semua
masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, sensitivitas, dan perilaku
masyarakat.
3. Budaya bermedia digital (Digital Culture)
Budaya bermedia digital adalah hasil kreasi dan karya manusia yang berbasis
teknologi internet. Budaya digital juga dapat tercermin lewat cara kita berinteraksi,
berperilaku, berpikir dan berkomunikasi di dunia digital. Salah satu contoh budaya digital
adalah aktivitas menggunakan media sosial.
4. Aman bermedia digital (Digital Safety)
Aman bermedia digital merupakan aktivitas mengamankan kegiatan digital, salah
satunya tercermin lewat penggunaan password hingga pemahaman mengenai OTP dan
istilah cyber security. Artinya sebagai ASN kita menjaga kerahasiaan semua data diri
pribadi dan masyarakat, serta menjaga keamanan agar tidak mudah diretas dan dirusak
oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Seorang ASN dapat mengaktualisasikan varibel diatas dengan menggunakan aplikasi
digitalisasi dengan baik dan benar. Sehingga dalam menjalankan tugas dapat mempermudah
pekerjaan kita sebagai pelayanan masyarakat.
Relevansi antara kedua video tersebut yaitu, setelah kami melakukan analisis atas
kedua video diatas maka terlihat jelas bahwa Pegawai ataupun ASN yang ada di desa Punggul
tersebut dapat disebut sebagai ASN yang Smart atau Smart ASN, karena mereka telah
memahami kedudukannya, peran, kewajiban dan kode etiknya dengan tepat serta dapat
mengaktualisasikannya dengan penuh tanggung jawab. Selain itu mereka memiliki literasi
digital yang baik, hal inilah yang menjadi indikator dari Smart ASN.
BAB III
KESIMPULAN

Sebagai Aparatur Sipil Negara harus memahami dan mengetahui peran, tugas,
kedudukan, kewajiban dan kode etik dalam menjalankan tugas. Hal ini dapat memicu dengan
era digitalasasi yang semakin berkembang seluruh penjuru dunia. Sebagai makhluk yang
bersosial kita selalu berinteraksi dengan orang lain baik secara individu maupun kelompok.
Komunikasi yang terjadi saat ini tidak akan lepas yang namanya digitalisasi baik dalam
bentuk elektronik maupun dengan secara langsung.
Literasi Digital adalah merupakan kohesi, pandangan dan keahlian individu yang secara
implisit memakai teknologi digital dan sistem komunikasi untuk menelusur, mengatur,
menghubungkan, menelaah dan menilai informasi, menciptakan sesuatu yang current,
membuat dan berhubungan dengan orang lain supaya bisa berperan secara dinamis. Oleh
sebab itu literasi digital diperlukan oleh ASN, untuk memilih berita yang dipresentasikan di
media sosial. Ada 4 Aspek Literasi Digital yaitu:
a. Cakap bermedia sosial
b. Etika bermedia digital
c. Budaya bermedia digital
d. Aman bermedia digital
Diharapkan setiap pegawai dapat memiliki profil sebagai Smart ASN, yang terdiri dari
nasionalisme, integritas, wawasan global, hospitality, networking, penguasaan teknologi
informasi, bahasa asing dan entrepreneurship. Seorang ASN yang ‘Smart’ juga diharapkan
dapat berperan sebagai digital talent dan digital leader yang mendukung transformasi
birokrasi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai