Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AGENDA 3

ANALISIS KASUS DAN RELEVANSINYA DENGAN MANAJEMEN ASN

Oleh:

ARRAHMIL HASANAH, S.Pd


Kelompok 2 No. Absen 11

Pengampu Materi:

Drs. MUHAMMAD KAHFI, M.Si

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL ANGKATAN LIV


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SUMATERA UTARA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang amat penting dalam rangka
menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur,
adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan
merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan pebuh kesetiaan kepada Pancasila dan
Undang Undang Dasar Tahun 1945. Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-
citakan oleh bangsa Indonesia.
Akan tetapi masih ditemukan beberapa oknum ASN yang mengabaikan peran dan
tanggung jawabnya. Sebagaimana yang terdapat pada Video yang beredar bahwa wakil wali kota
Banjarmasin yaitu Bapak Hermansyah melakukan sidak hari pertama kerja setelah libur lebaran
di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, dan di Dinas Pariwisata kota Banjarmasin. Pada sidak
tersebut, diketahui Bapak Hermansyah memarahi salah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di
kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang ketahuan asik main handphone saat jam
kerja padahal banyak masyarakat yang mengantri untuk mendapatkan pelayanan.
Selanjutnya, sidak juga dilakukan di Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin. Berdasarkan
hasil sidak tersebut, diketahui bahwa ada seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mangkir
kerja atau tidak pernah masuk kerja selama 3 bulan. Wakil wali kota Banjarmasin meminta
kepala dinas untuk menindak lanjuti ASN tersebut.
Berdasarkan dua kasus ASN tersebut, dapat disimpulkan bahwa ASN tersebut tidak
menjalankan perannya dengan baik, yaitu:
1. Tidak melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dalam UU No. 5 tahun
2014, ataupun peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat.
2. Tidak memberikan pelayanan yang professional dan berkualitas, terbukti ASN mengabaikan
masyarakat yang sudah mengantri dengan kesibukan pribadi (bermain handphone).
3. Tidak melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian dan tanggung jawab
4. Tidak menunjukkan ASN yang berintegritas
BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan latar belakang, terdapat dua kasus ASN yang ditemukan pada saat sidak hari
pertama kerja di kota Banjarmasin. Kasus-kasus tersebut akan di analisis relevansinya dengan
manajemen ASN yang memuat: kedudukan dan peran ASN, hak dan kewajiban ASN, dan Kode
Etik ASN.

A. Kedudukan dan Peran ASN


Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai
ASN berfungsi sebagai berikut (Modul LATSAR CPNS, 2017):
1. Pelaksana kebijakan public
ASN sebagai pelaksana kebijakan public artinya ASN menjalankan aturan-aturan atau
keputusan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, baik dalam bentuk UU, peraturan
pemerintah daerah, maupun surat edaran oleh pemerintah.
2. Pelayan public
ASN berperan untuk memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas.
Dalam memberikan pelayanan, ASN harus mementingkan keperluan dan kepuasan
masyakat.
3. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN harus senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa
Berdasarkan kasus ASN yang ketahuan main handphone saat jam kerja dan ASN yang
tidak masuk kerja selama 3 bulan, artinya ASN tersebut tidak paham kedudukan dan tidak
menjalankan perannya sebagai ASN. ASN mengabaikan perannya sebagai pelaksana kebijakan
public, yang semestinya menjalankan kewajibannya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh UU
dan juga telah disahkan oleh pemerintah. Selain itu, ASN tersebut juga mengabaikan tanggung
jawabnya, tidak menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pelayanan public yang semestinya
harus memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional.
ASN yang paham akan kedudukan dan perannya, akan selalu bekerja dengan baik,
memberikan pelayanan yang professional, serta memberikan kepuasan kepada masyarakat yang
dilayani. Berdasarkan kasus ASN tersebut tidak memberikan keteladanan yang baik bagi
instansi, hal tersebut juga dapat merusak nama baik ASN.

B. Hak dan Kewajiban ASN


Setiap ASN berhak mendapatkan imbalan atas kerjanya. PNS memiliki hak yaitu: (1) gaji,
tunjangan, dan fasilitas; (2) cuti; (3) jaminan pension dan hari tua; (4) perlindungan; dan (5)
pengembangan kompetensi. Sedangkan PPPK memiliki hak yaitu: 1) gaji, tunjangan, dan
fasilitas; (2) cuti; (3) perlindungan; dan (4) pengembangan kompetensi (Modul LATSAR CPNS,
2017). Akan tetapi berdasarkan kasus yang terjadi di Banjarmasin, terdapat ASN yang mangkir
kerja selama tiga bulan. Seharusnya ia tidak berhak mendapatkan gaji bulanan serta
tunjangannya. Hal ini dikarenakan ASN tersebut, sama sekali tidak menjalankan kewajibannya.
Selain hak, ASN juga memiliki kewajiban yang harus dijalankan (Modul LATSAR CPNS,
2017), yaitu:
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada
setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
Berdasarkan kasus ASN yang main Handphone saat jam kerja dan ASN yang mangkir
kerja selama tiga bulan di Banjarmasin, banyak sekali kewajiban-kewajiban yang tidak
dijalankan oleh ASN tersebut. Diantaranya yaitu ASN tidak melaksanakan tugas kedinasan
dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan tanggung jawab, dan tidak menunjukkan
integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku dan tindakan.
ASN tersebut dengan sadar dan sengaja melalaikan tugas dan kewajibannya, bermalas-
malasan dalam melaksanakan tugas dinas dan tidak bertanggung jawab, padahal mereka sudah
mendapatkan gaji dan tunjangan dari pemerintah.

C. Kode Etik ASN


Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan
kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Berikut ini kode etik ASN (Modul LATSAR CPNS, 2017).
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
4. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan
6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan
efisien
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya
untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang
lain
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin Pegawai ASN
Dapat diartikan bahwa ASN yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik dan
professional, berarti tidak memahami kode etik ASN. Kode etik ASN merupakan pedoman atau
panduan dalam menjalankan tugas dan kewenangan. Apabila ASN memahami kode etik tersebut,
maka ASN akan berperilaku dan bertindak baik dan sesuai peraturan dalam menjalankan tugas
dan kewenangan
BAB III
KESIMPULAN / PENUTUP
Berdasarkan Analisa kasus ASN yang terdapat di Kota Banjarmasin, yaitu ASN yang
ketahuan asik bermain handphone saat jam kerja, dan ASN yang tidak pernah masuk kerja
selama tiga bulan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. ASN tersebut tidak paham akan kedudukan dan fungsinya serta kewajibannya
2. ASN tidak melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
3. ASN tidak menjalankan tugas dan kewajibannya dengan jujur, disiplin, bertanggung
jawab, dan berintegritas tinggi
4. ASN tidak memberikan pelayanan yang profesioanl dan berkualitas, serta mengabaikan
kepuasan masyarakat
5. ASN tidak memiliki dan memegang teguh nilai dasar ASN BerAKHLAK
Perilaku ASN tersebut sangat tidak patut dan tidak layak untuk ditiru. Sebagai ASN kita
harus benaar-benar paham kedudukan dan peran kita sebagai ASN, harus benar-benar
menjalankan kewajiban kita dengan penuh tanggung jawab. Kita harus menjadikan Kode etik
dank kode perilaku ASN sebagai acuan dan panduan dalam bertugas.

Anda mungkin juga menyukai