Anda di halaman 1dari 15

PENINGKATAN IMPLEMENTASI DISIPLIN

APARATUR SIPIL NEGARA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN


PENATAAN RUANG KABUPATEN BINTAN

KARYA TULIS
SEBAGAI PERSYARATAN MENGIKUTI UJIAN DINAS

Oleh
Arifin Zulfan, S.Si.
NIP. 19671210 199803 1 011

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


KABUPATEN BINTAN

2019
PENINGKATAN IMPLEMENTASI DISIPLIN APARATUR SIPIL NEGARA DI
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN BINTAN

Oleh
Arifin Zulfan, S.Si.
NIP. 19671210 199803 1 011

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


KABUPATEN BINTAN
Jalan Tanjungpinang – Tanjung Uban Km.42 Bandar Seri Bentan
Bintan Buyu - Kabupaten Bintan

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana kita ketahui kedudukan dan peran Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk
menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dalam rangka usaha mencapai tujuan
Nasional. Kelancaran penyelenggaraan tugas dan pembangunan nasional sangat tergantung
pada kesempurnaan aparatur Negara khususnya ASN. Karena itu, dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan nasional yakni mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum,
demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi, diperlukan Pegawai Negeri yang merupakan
unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang harus menyelenggarakan
pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan kepada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 adalah peraturan


pemerintah yang mengatur tentang kedisiplinan ASN yang memuat tentang kewajiban,
larangan, dan hukuman disiplin ASN serta mengenai tata cara pelaksanaan pemanggilan,
pemeriksaan, penjatuhan, dan penyampaian keputusan hukuman disiplin.

Dalam rangka menuju good governance, pemerintah harus memberikan pelayanan


yang sebaik mungkin terhadap masyarakat. Untuk itu sebagai unsur aparatur negara harus
konsisten dan menjunjung tinggi kedisiplinan agar dalam memberikan pelayanan dapat
dilakukan secara maksimal sehingga good governance dapat tercapai.

Pada peraturan pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil pasal 1 ayat (1) adalah kesanggupan ASN untuk mentaati kewajiban dan menghindari
larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan atau peraturan kedinasan yang

1
apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Pegawai yang tidak mematuhi
disiplin akan mendapatkan sanksi sesuai dengan tindakan indisipliner yang dilakukan pegawai,
mulai dengan teguran secara lisan, peringatan tertulis sampai dengan pemberhentian.

Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, disebutkan bahwa
Pegawai Negeri adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat
yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
negeri, atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang
undangan yang berlaku.

ASN sebagai unsur utama sumber daya manusia yang mempunyai peranan terhadap
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Hal ini menegaskan bahwa
ASN menjadi tumpuan dalam pelaksanaan pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsinya
masing-masing.

Pengertian Aparatur Sipil Negara sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1 ayat 1
dan ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 selanjutnya di singkat ASN, yaitu sebagai
berikut: Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Aparatur Sipil
Negara adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan.Hal ini menegaskan bahwa ASN menjadi tumpuan dalam pelaksanaan pemerintah
sesuai dengan tugas, dan fungsi masing-masing. Berdasarkan Pengamatan, kualitas kerja dan
disiplin kerja ASN di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR) Kabupaten
Bintan secara umum masih tergolong rendah, yaitu kurangnya tingkat kedisiplinan ASN dalam
menjalankan tugasnya sebagai ASN. Sosok ASN yang mampu memainkan peranan tersebut
adalah ASN yang mempunyai kompetensi yang diindikasikan dari sikap disiplin yang tinggi,
kinerja yang baik serta sikap dan perilakunya yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan
kepada Negara, bermoral dan bermental baik, profesional, sadar akan tanggung jawabnya
sebagai pelayan publik serta mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sadar akan tanggung jawabnya adalah mereka yang
taat akan kewajiban dan tidak melakukan apa yang dilarang untuk dilakukan. Dengan maksud

2
untuk mendidik dan membina Pegawai Negeri Sipil, bagi mereka yang melakukan pelanggaran
atas kewajiban dan larangan akan dikenakan sanksi, berupa hukuman disiplin.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil dalam pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan Disiplin Aparatur Sipil Negara adalah
Kesanggupan Aparatur Sipil Negara untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam Peraturan Perundang-undangan atau Peraturan Kedinasan yang apabila tidak
ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin ini merupakan pengaturan kewajiban, larangan,
dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh ASN.

Permasalahan yang sedang dihadapi adalah menurunnya tingkat kedisiplinan dalam


melaksanakan tugasnya sebagai ASN di Dinas PUPR Kabupaten Bintan, sehingga dapat
menghambat kelancaran dalam bekerja. Seharusnya Aparatur Sipil Negara menjadi teladan
bagi masyarakat agar masyarakat dapat percaya terhadap peran ASN.

Upaya meningkatkan kedisiplinan tersebut ASN sebagai aparatur pemerintahan dan


abdi masyarakat diharapkan selalu siap sedia menjalankan tugas yang telah menjadi tanggung
jawabnya dengan baik, namun kenyataan yang terjadi dalam suatu instansi pemerintah di Dinas
PUPR Kabupaten Bintan masih melakukan pelanggaran disiplin yang menimbulkan ketidak
efektifan kinerja pegawai yang bersangkutan.

Berdasarkan hal ini kemudiaan penulis tertarik unntuk melakukan penelitian dengan
judul Peningkatan Implementasi Disiplin Aparatur Sipil Negara di Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kabupaten Bintan.

2. Tinjauan Pustaka

Nilai dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a Undang-Undang Nomor 5


Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yaitu:

a. Memegang teguh ideologi Pancasila.


b. Setia mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
serta pemerintahan yang sah.
c. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia.
d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.

3
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secaraa jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan dan Meningkatkan efektivitas sistem
pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier.
1) Kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf b Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yaitu bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan Aparatur Sipil Negara.
2) Kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi pengaturan
perilaku agar Pegawai Aparatur Sipil Negara:
a) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegrasi tinggi.
b) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c) Melayani sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
e) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengnan ketentuan peraturan Perundang-undangan dan
etika pemerintahan.
f) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
g) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab, efektif
dan efisien.
h) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
i) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j) Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain.
k) Memegang teguh nilai dasar Aparatur Sipil Negara dan selalu menjaga reputasi dan
integrasi Aparatur Sipil Negara ;
l) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin Pegawai
Aparatur Sipil Negara.

4
1) Kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sadar akan tanggung jawabnya adalah mereka yang
taat akan kewajiban dan tidak melakukan apa yang dilarang untuk dilakukan. Dengan maksud
untuk mendidik dan membina Pegawai Negeri Sipil, bagi mereka yang melakukan pelanggaran
atas kewajiban dan larangan akan dikenakan sanksi, berupa hukuman disiplin.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil dalam pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan Disiplin Aparatur Sipil Negara adalah
Kesanggupan Aparatur Sipil Negara untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam Peraturan Perundang-undangan atau Peraturan Kedinasan yang apabila tidak
ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin ini merupakan pengaturan kewajiban, larangan,
dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh ASN.

Hukuman disiplin dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum, atas hasil
penelitian yang saksama terhadap Pegawai Negeri Sipil yang disangka melanggar kewajiban
dan larangan yang ditentukan, harus setimpal dengan pelanggaran disiplin sehingga dapat
diterima oleh rasa keadilan. Apabila hukuman disiplin dirasakan oleh Pegawai Negeri Sipil
yang dijatuhi hukuman sebagai tindakan yang tidak adil, maka ia dapat mengajukan keberatan
kepada pejabat atasan, dan dalam hal-hal tertentu dapat disampaikan kepada Badan
Pertimbangan Kepegawaian.

Hukuman disiplin diberikan tidak lain adalah untuk memperbaiki serta mendidik ASN
itu sendiri, serta untuk melancarkan aktifitas penyelenggaraan tugas-tugas kedinasan secara
baik. Hukuman disiplin dapat dibagi menurut tingkat dan jenis, masing-masing sesuai dengan
sifat dan berat atau ringannya pelanggaran yang diperbuat, serta akibat yang ditimbulkannya
atas pelanggaran yang dibuat oleh ASN yang bersangkutan.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan
diteliti adalah sebagai berikut:

a. Bagaimanakah tingkat Disiplin Aparatur Sipil Negara di Dinas PUPR Kabupaten


Bintan?
b. Bagaimana solusi yang harus diterapkan dalam meningkatkan implementasi Disiplin
Aparatur Negara.

5
B. PEMBAHASAN
1. Tingkat Kedisiplinan ASN di Dinas PUPR Kabupaten Bintan

Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sadar akan tanggung jawabnya adalah mereka yang
taat akan kewajiban dan tidak melakukan apa yang dilarang untuk dilakukan. Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dalam
pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan Disiplin Aparatur Sipil Negara adalah Kesanggupan
Aparatur Sipil Negara untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan
dalam Peraturan Perundang-undangan atau Peraturan Kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin ini merupakan pengaturan kewajiban, larangan, dan sanksi
apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh ASN.

Berdasarkan Pengamatan, kualitas kerja dan disiplin kerja ASN di Dinas PUPR
Kabupaten Bintan secara umum masih tergolong rendah, yaitu kurangnya tingkat kedisiplinan
ASN dalam menjalankan tugasnya sebagai ASN. Permasalahan yang sedang dihadapi adalah
menurunnya tingkat kedisiplinan dalam melaksanakan tugasnya sebagai ASN di Dinas PUPR
Kabupaten Bintan, sehingga dapat menghambat kelancaran dalam bekerja. Seharusnya
Aparatur Sipil Negara menjadi teladan bagi masyarakat agar masyarakat dapat percaya
terhadap peran ASN. Upaya meningkatkan kedisiplinan tersebut Pegawai Negeri Sipil sebagai
aparatur pemerintahan dan abdi masyarakat diharapkan selalu siap sedia menjalankan tugas
yang telah menjadi tanggung jawabnya dengan baik, namun kenyataan yang terjadi dalam suatu
instansi pemerintah di Dinas PUPR Kabupaten Bintan masih melakukan pelanggaran disiplin
yang menimbulkan ketidak efektifan kinerja pegawai yang bersangkutan.

Hal ini dapat dibuktikan dengan laporan Rekap Izin, Cuti, dan Sakit ASN di Dinas
PUPR Kabupaten Bintan periode Januari s.d. Agustus 2019, yang penulis sertakan sebagai
berikut:

6
Tabel 1. Rekap Izin, TK, Cuti dan Sakit ASN di Dinas PUPR Kabupaten Bintan periode Januari – Agustus 2019
No Nama NIP Tanggal Jumlah Hari Keterangan
1 Ida Safitri, ST 19760925 200502 2 005 25 JANUARI 1 Izin
2 Nurwianto, ST 19760811 200502 1 004 14 - 16 JANUARI 3 Sakit
3 Razman 19650712 198901 1 002 18 JANUARI 1 Izin
4 Razman 19650712 198901 1 002 28 - 31 JANUARI 4 Cuti Tahunan
5 Warsito - 11 JANUARI 1 Tanpa Keterangan
6 Febry Hastuti, ST 19800220 200803 2 001 9 - 18 JANUARI 9 Cuti Tahunan
7 Salmiah 19610904 199101 2 001 9 - 10 JANUARI 2 Izin
8 Salmiah 19610904 199101 2 001 30 - 31 JANUARI 2 Cuti Tahunan
9 Agus Saputra, ST 19910804 201503 1 004 8 JANUARI 1 Sakit
10 Novi Sagita, S.Sos 19821130 201001 2 011 9 JANUARI 1 Cuti Tahunan
11 Nenda Simbolon, A.Md 19770612 201406 2 006 2 - 4 JANUARI 3 Cuti Tahunan
12 Dedi Ipiandi 19780802 201406 1 001 14 - 16 JANUARI 3 Cuti Tahunan
13 Eva Andriyani 19840523 201406 2 004 25 JANUARI 1 Izin
14 Aldi Nur Ali 19780505 200903 1 003 2, 11, 21 JANUARI 3 Tanpa Keterangan
15 Salmiah 19610904 199101 2 001 1 - 11 FEBRUARI 7 Cuti Tahunan
6, 13, 14, 22, 26
16 Arpan Sidik 19721222 199303 1 006 5 Tanpa Keterangan
FEBRUARI
17 Mulyadi K 19751111 200701 1 022 1, 18 FEBRUARI 2 Sakit
18 Aldi Nur Ali 19780505 200903 1 003 22 Februari 1 Tanpa Keterangan
19 Edy Normansyah, S.Kom 19701101 199003 1 003 5 Maret 1 Sakit
20 Harjanto 19720612 199403 1 014 28 - 29 Maret 2 Sakit
21 Razman 19650712 198901 1 002 11 - 21 Maret 9 Cuti Tahunan
22 Rony Rachmat Syahputra, ST 19811001 200903 1 005 11 - 21 Maret 9 Cuti Tahunan
23 Arpan Sidik 19721222 199303 1 006 25 - 29 Maret 5 Cuti Tahunan
24 Mulyadi K 19751111 200701 1 022 5 - 6 Maret 2 Sakit
25 Luciana Kartini Simanjuntak, A.Md 19800422 201503 2 001 14 Maret 1 Sakit
26 R. Hariadi 19821109 201503 1 003 5 Maret 1 Tanpa Keterangan
27 Ida Safitri, ST 19760925 200502 2 005 16 April 1 Sakit

7
No Nama NIP Tanggal Jumlah Hari Keterangan
28 Nurwianto, ST 19760811 200502 1 004 5 April 1 Sakit
29 Mulyadi K 19751111 200701 1 022 22 April 1 Sakit
30 Arifin Zulfan, S.Si 19671210 199803 1 011 6 - 7 Mei 2 Sakit
31 Akbar Hanafi, S.STP 19920501 201609 1 001 22 Mei 1 Tanpa Keterangan
32 Nurwianto, ST 19760811 200502 1 004 6 - 8 Mei 3 Sakit
33 Nurwianto, ST 19760811 200502 1 004 22 - 24 Mei 3 Sakit
34 Almudasir, BE 19660719 199203 1 009 8 - 9 Mei 2 Sakit
6, 22, 24, 28, 29, 31
35 Arpan Sidik 19721222 199303 1 006 6 Tanpa Keterangan
Mei
6, 10, 15, 17, 21, 24,
36 R. Hariadi 19821109 201503 1 003 7 Tanpa Keterangan
27, 28 Mei
37 Ir. Agung Setyawan 19680212 200003 1 004 10 - 14 Juni 5 Cuti Tahunan
38 Gunawan Feriyanto. P, ST 19760214 200604 1 006 26 - 28 Juni 3 Cuti Tahunan
39 Buyung Heri, SE 19731212 200701 1 021 11 Mei 1 Tanpa Keterangan
40 Nurwianto, ST 19760811 200502 1 004 27 Juni 1 Tanpa Keterangan
41 Raja Ardhyan Saputra, ST 19821210 201001 1 017 19 Juni 1 Tanpa Keterangan
42 Salmiah 19610904 199101 2 001 27 - 28 Juni 2 Sakit
43 Almudasir, BE 19660719 199203 1 009 19, 25 Juni 2 Sakit
44 Arpan Sidik 19721222 199303 1 006 11, 21 Juni 2 Tanpa Keterangan
45 Arpan Sidik 19721222 199303 1 006 25 - 28 Juni 4 Cuti Tahunan
46 Canggih Dwi Wibowo, ST 19891130 201503 1 004 21 Juni 1 Tanpa Keterangan
47 Ahmad Tochza Amal, ST 19910902 201903 1 004 11 Juni 1 Tanpa Keterangan
48 Putri Radiyani Syam, ST 19860220 201903 2 003 11 Juni 1 Tanpa Keterangan
49 Agus Zulfian 19740818 200604 1 019 12, 24 Juni 2 Tanpa Keterangan
50 R. Sabillah 19620820 199010 1 001 12, 24 Juni 2 Tanpa Keterangan
51 Mulyadi K 19751111 200701 1 022 28 Juni 1 Sakit
52 R. Hariadi 19821109 201503 1 003 11, 14, 18 Juni 3 Tanpa Keterangan
53 Aldi Nur Ali 19780505 200903 1 003 20 Juni 1 Tanpa Keterangan
54 Ir. Agung Setyawan 19680212 200003 1 004 23, 26 Juli 2 Tanpa Keterangan
55 Dulfikar Ali Achmad, ST, MT 19771218 200604 1 006 2, 5, 26 Juli 3 Tanpa Keterangan

8
No Nama NIP Tanggal Jumlah Hari Keterangan
56 Ida Safitri, ST 19760925 200502 2 005 8 - 16 Juli 7 Cuti Tahunan
57 Ida Safitri, ST 19760925 200502 2 005 22, 23 Juli 2 Sakit
58 Gunawan Feriyanto. P, ST 19760214 200604 1 006 1 - 9 Juli 7 Cuti Tahunan
59 Gunawan Feriyanto. P, ST 19760214 200604 1 006 31 Juli 1 Tanpa Keterangan
60 Nurwianto, ST 19760811 200502 1 004 5, 22, 24 Juli 3 Tanpa Keterangan
61 Rony Rachmat Syahputra, ST 19811001 200903 1 005 3, 4, 8, 19, 29 Juli 5 Tanpa Keterangan
62 Febry Hastuti, ST 19800220 200803 2 001 11 - 12 Juli 2 Cuti Tahunan
63 Salmiah 19610904 199101 2 001 17 Juli 1 Tanpa Keterangan
64 Salmiah 19610904 199101 2 001 18 - 26 Juli 7 Cuti Tahunan
65 Irwan Sumarna, S.IP 19720831 200701 1 013 9 Juli 1 Sakit
66 Irwan Sumarna, S.IP 19720831 200701 1 013 15 Juli 1 Tanpa Keterangan
67 Arpan Sidik 19721222 199303 1 006 1 - 5 Juli 5 Tanpa Keterangan
68 Arpan Sidik 19721222 199303 1 006 12, 25 Juli 2 Tanpa Keterangan
69 Arpan Sidik 19721222 199303 1 006 29 - 31 Juli 3 Cuti Tahunan
70 Novi Sagita, S.Sos 19821130 201001 2 011 26 Juli 1 Tanpa Keterangan
71 Wan Ahmad Arifin, A.Md 19780616 200003 1 005 5 - 12 Juli 6 Cuti Tahunan
72 Agus Zulfian 19740818 200604 1 019 8, 11 Juli 2 Tanpa Keterangan
73 Mulyadi U 19740726 200604 1 008 8 - 19 Juli 10 Cuti Tahunan
74 R. Sabillah 19620820 199010 1 001 11 Juli 1 Tanpa Keterangan
75 Mulyadi K 19751111 200701 1 022 9 Juli 1 Tanpa Keterangan
76 Said Ariananda 19750518 200701 1 020 1 - 5 Juli 5 Cuti Tahunan
77 Said Ariananda 19750518 200701 1 020 10 - 11 Juli 2 Tanpa Keterangan
78 Luciana Kartini Simanjuntak, A.Md 19800422 201503 2 001 1 - 2 Juli 2 Cuti Tahunan
79 Luciana Kartini Simanjuntak, A.Md 19800422 201503 2 001 9 Juli 1 Tanpa Keterangan
80 Eva Andriyani 19840523 201406 2 004 12 - 19 Juli 6 Cuti Tahunan
81 R. Hariadi 19821109 201503 1 003 15, 16, 24 Juli 3 Tanpa Keterangan
82 Aldi Nur Ali 19780505 200903 1 003 1 - 12 Juli 10 Tanpa Keterangan
83 Aldi Nur Ali 19780505 200903 1 003 15, 17, 19, 24, 26 Juli 5 Tanpa Keterangan
84 Aldi Nur Ali 19780505 200903 1 003 29 - 31 Juli 3 Tanpa Keterangan
85 Muhammad Ali Bazar Marilau, S.Sos 19790227 200604 1 010 22 Agustus 1 Sakit

9
No Nama NIP Tanggal Jumlah Hari Keterangan
86 Martyana Sitorus, ST 19800311 200502 2 009 2 - 12 Agustus 7 Cuti Tahunan
87 Djoko Moeljono Diarto, BE 19610928 199005 1 001 15 - 30 Agustus 12 Cuti Tahunan
88 Suroso, S.Sos 19700727 199403 1 018 21 - 27 Agustus 5 Cuti Tahunan
89 Nurwianto, ST 19760811 200502 1 004 20, 22 Agustus 2 Tanpa Keterangan
90 Ginda 19650105 198811 1 002 15 - 16 Agustus 2 Sakit
91 Arpan Sidik 19721222 199303 1 006 1 - 30 Agustus 22 Cuti Haji
92 Almudasir, BE 19660719 199203 1 009 5 Agustus 1 Sakit
93 Rika Efriani, ST 19820819 201503 2 001 6 - 16 Agustus 9 Cuti Tahunan
94 Mulyadi K 19751111 200701 1 022 5 Agustus 1 Sakit
95 R. Hariadi 19821109 201503 1 003 1 - 2 Agustus 2 Sakit
96 R. Hariadi 19821109 201503 1 003 8, 23, 29 Agustus 3 Tanpa Keterangan
1, 5, 9, 12, 19, 23, 28,
97 Aldi Nur Ali 19780505 200903 1 003 8 Tanpa Keterangan
30 Agustus

10
Berdasarkan laporan tersebut, dapat diuraikan tingkat ketidak hadiran berdasarkan
keterangan masing-masing. Pertama, ASN yang tidak hadir dengan keterangan izin terjadi
sebanyak 5 kali. Kedua, ASN yang tidak hadir dengan keterangan sakit terjadi sebanyak 39
kali. Ketiga, ASN yang tidak hadir dengan keterangan Cuti Tahunan, sebanyak 152 kali.
Keempat, ASN yang tidak hadir dengan keterangan Cuti Haji, sebanyak 22 kali. Dan yang
terakhir, ASN yang tidak hadir Tanpa Keterangan atau tidak menyertakan alasan ketidak
hadiran, terjadi sebanyak 106 kali. Catatan ini melibatkan sebanyak 97 orang ASN di Dinas
PUPR Kabupaten Bintan.

2. Solusi Meningkatkan Implementasi Kedisiplinan ASN

Salah satu alternatif sebagai upaya yang perlu ditempuh dalam rangka mengurangi
jumlah pelanggaran disiplin antara lain:

a. Melakukan sosialisasi untuk memberikan penyegaran tentang peraturan-peraturan yang


berkaitan dengan disiplin PNS diantaranya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil dalam pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan Disiplin Aparatur Sipil Negara adalah
Kesanggupan Aparatur Sipil Negara untuk menaati kewajiban dan menghindari
larangan yang ditentukan dalam Peraturan Perundang-undangan atau Peraturan
Kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin ini
merupakan pengaturan kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati
atau larangan dilanggar oleh ASN.
b. Kegiatan sosialisasi yang dapat dipraktikan secara langsung, melalui pendidikan dan
latihan (Diklat), Bimbingan Teknis (Bimtek) serta bentuk program kerja lainnya yang
bertujuan memberikan pemahaman dan mengaplikasikan peraturan yang berkaitan
disiplin PNS.
c. Memberikan sanksi/ tindakan secara tegas berupa hukuman kepada seorang ASN
terbukti melakukan pelanggaran disiplin yang tujuan untuk memberikan efek jera dan
shock therapy agar ASN yang lain tidak meniru atau melakukannya.dan juga agar tidak
melakukan pelanggaran yang hukumannya lebih berat lagi.

12
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil,
hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil karena
melanggar Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Ada beberapa tingkat dan jenis
hukuman disiplin menurut pasal 7, yaitu :
1) Hukuman disiplin ringan terdiri dari :
a) Teguran lisan
b) Teguran tertulis
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis
2) Hukuman disiplin sedang terdiri dari:
a) Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama satu Tahun
b) Penurunan gaji sebesar satukali kenaikan gaji berkala paling lama satu Tahun.
c) Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama satu Tahun. Hukuman disiplin
yang berupa penundaan kenaikan pangkat ditetapkan untuk masa sekurang-
kurangnya enam bulan dan untuk paling lama satu Tahun, terhitung mulai tanggal
kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dapat
dipertimbangkan.
3) Hukuman Disiplin Berat
a) Penurunan pangkat pada pangkat setingkat lebih rendah untuk paling lama satu
Tahun.
b) Pembebasan dari jabatan.
c) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai ASN.
d. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai ASN. Pengawasan Melekat

Pengawasan melekat adalah kegiatan yang bersifat pengendalian yang terus-


menerus dilakukan oleh pimpinan langsung kepada bawahannya agar pelaksanaan tugas
bawahan tersebut dapat berjalan efektif dan efisien. Pengawasan yang dilakukan oleh
pimpinan merupakan pengawasan yang menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiata yang
dilakukan oleh bawahannya dengan maksud pimpinan mengetahui kegiatan nyata dari
setiap aspek pelaksanaan tugas serta sasaran yang telah ditetapkan.

13
C. KESIMPULAN
1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan oleh peneliti, maka ada beberapa hal
yang dapat disimpulkan, sebagai berikut:

a. Permasalahan yang sedang dihadapi adalah menurunnya tingkat kedisiplinan dalam


melaksanakan tugasnya sebagai ASN di Dinas PUPR Kabupaten Bintan, sehingga dapat
menghambat kelancaran dalam bekerja. Hal ini dapat dibuktikan dengan laporan Rekap
Izin, Cuti, dan Sakit ASN di Dinas PUPR Kabupaten Bintan periode Januari s.d. Agustus
2019.
b. Solusi atau upaya yang perlu ditempuh dalam rangka mengurangi jumlah pelanggaran
disiplin, yaitu:
1) Melakukan sosialisasi untuk memberikan penyegaran tentang peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan disiplin ASN diantaranya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
2) Kegiatan sosialisasi yang bisa dipraktikkan secara langsung, melalui pendidikan dan
latihan (Diklat), Bimbingan Teknis (Bimtek) serta bentuk program kerja lainnya yang
bertujuan memberikan pemahaman dan mengaplikasikan peraturan yang berkaitan
disiplin ASN.
3) Memberikan sanksi/ tindakan secara tegas berupa hukuman kepada seorang ASN
terbukti melakukan pelanggaran disiplin yang tujuan untuk memberikan efek jera dan
shock therapy agar ASN yang lain tidak meniru atau melakukannya.dan juga agar tidak
melakukan pelanggaran yang hukumannya lebih berat lagi.
4) Pelaksanaan Pengawasan melekat dari setiap pimpinan terhadap bawahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Hanitijo,Ronny. 1999. Metodologi Penelitian Hukum. Bandung: Balai Pustaka.

Marsono. 1974. Pembahasan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok – Pokok Kepegawaian. Jakarta: Ikhtiar Baru.

Nainggolan. 1987. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Pertja.

Soekanto Soerjono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum, (cetakan ketiga). Jakarta: UI Press,
1986.

14
Teguh. 2004. Memahami Good Governance Dalam Perspektif Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Penerbit Gaya Media.

Widya Wicaksono Kristian. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah. Yogyakarta:


Penerbit Graha Ilmu.

Gary, Dessler. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Prenhallindo

Jackson, Charles.2014. Hukum Kepegawaian Di Indonesia.Bandar Lampung: Justice Publisher

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum Dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti

Nainggolan. 1997. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: PT. Pertja

Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. Jakarta: Balai Pustaka

Soekanto, Soerjono. 2012. Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sofyan, Effendi. 1997. Manajemen Pelayanan Umum. Surabaya: Usaha Nasional

Suparno.1992. Rekayasa Pembangunan Watak Dan Moral Bangsa. Jakarta: PT Purel Mundial.

Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: Grasindo

Peraturan Perundang- undangan

Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Peraturan pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok


Kepegawaian Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.

15

Anda mungkin juga menyukai