Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

LANGKAH AWAL PENERAPAN DIGITALISASI ARSIP DI BIDANG


PERBENDAHARAAN BADAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN
KAYONG UTARA

Untuk Memenuhi Persyaratan

Ujian Dinas

Tingkat II

Yang Dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan


Sumberdaya Manusia Kabupaten Kayong Utara

Oleh

HENDRIANA NIKEN AMBARWATI, S.E.


NIP. 19850802 200902 2 013

KABUPATEN KAYONG UTARA


TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah dengan Judul:

LANGKAH AWAL PENERAPAN DIGITALISASI ARSIP DI BIDANG


PERBENDAHARAAN BADAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN
KAYONG UTARA

Sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Dinas Tingkat Dua, seluruhnya merupakan
hasil karya penulis sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan makalah yang
penulis kutip merupakan hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Dalam kerangka pengembangan pegawai, makalah ini telah disetujui dan disahkan
oleh Atasan Langsung pada tanggal: 12 Juni 2023.

Mengetahui:

Kepala Badan Keuangan Daerah


Kabupaten Kayong Utara Penulis

(Tengku Rosihan Anwar, S.E.,M.Si.) (Hendriana Niken Ambarwati, S.E.)


NIP: 19750724 200902 1 004 NIP. 19850802 200902 2 013

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah
senantiasa memberikan hidayah-Nya sehingga saat ini penulis diberikan kesehatan jasmiani
dan rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “LANGKAH
AWAL PENERAPAN DIGITALISASI ARSIP DI BIDANG PERBENDAHARAAN
BADAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA”. Makalah ini
diharapkan dapat menjadi masukan dalam melaksanakan pengelolaan arsip menuju ke era
digital agar kedepannya lebih memudahkan dalam pengelolaan keuangan dilingkungan badan
keuangan daerah khususnya pada bidang perbendaharaan dalam usaha memberikan
pelayanan yang semaksimal mungkin.

Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik walaupun dalam


penyelesaiannya masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karenanya penulis menyadari
sepenuhnya makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis selalu mengharapkan
saran dan masukan agar kedepannya dalam pembuatan makalah berikutnya dapat dijadikan
karya ilmiah yang benar-benar mampu dijadikan pedoman bagi pembaca khususnya yang
ingin menambahn khazanah wawasan terkait bagaimana usaha kami dalam mentransformasi
arsip dari arsip analog/ dokumen menuju arsip digital khusunya dibidang perbedaharan badan
keuangan daerah.

Akhirnya penulis berharap agar karya tulis ini kedepannya dapat bermanfaat bagi para
pembaca sebagai bahan referensi dalam melaksanakan tugas-tugas dan tak lupa penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini.

Sukadana, 12 Juni 2023


Penulis

Hendriana Niken Ambarwati, S.E.


Nip. 19850802 200902 2 013

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHANAi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
DAFTAR GAMBARiv

BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1. Pembahasan Singkat Pendigitalisasi Arsip/ Dokumen..............................6
2.2. Gambaran Proses Pendigitalisasi Arsip/ Dokumen...................................8
2.3. Kesimpulan dan Saran.................................................................................9
BAB III.......................................................................................................................12
PENUTUP..................................................................................................................12
3.1. Hasil dan Pembahasan...............................................................................12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13

iii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1...............................................................................................................3
GAMBAR 1.2...............................................................................................................4
GAMBAR 1.5...............................................................................................................5
GAMBAR 2.1...............................................................................................................7
GAMBAR 2.2...............................................................................................................7

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan peraturan arsip nasional republik indonesia nomor 6 tahun 2021 tentang
pengelolaan arsip elektronik bahwa sistem pemerintahan berbasis elektronik sangat
diperlukan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan dan
akuntabel serta pelayanan publik yang berkualitas dan terpercaya. untuk mendukung sistem
pemerintahan berbasis elektronik terselenggara dengan baik diperlukan pengelolaan arsip
elektronik oleh kementerian, lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri,
badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah.

Pada pasal satu point peraturan arsip nasional republik indonesia nomor 6 tahun 2021
mendefinisikan bahwas arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk
dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan
diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan,
organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan perseorangan dalam pelaksanaan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. pada point tiga dijelaskan bahwa arsip
elektronik adalah arsip yang diciptakan yaitu dibuat dan diterima dalam format elektronik
atau arsip hasil alih media. kemudian pada point empat dijelaskan pula bahwa arsip dinamis
adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan
selama jangka waktu tertentu. sedangkan pada point dua belas dijelaskan bahwa preservasi
digital adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memastikan keberlanjutan terhadap
akses arsip elektronik.

Memasuki era moderen dewasa ini, pengetahuan dan teknologi informasi berkembang
dengan pesat, sehingga sangat mempengaruhi berbagai bidang seperti bidang pendidikan,
pemerintahan dan tentunya ekonomi. Dalam hal ini, utamanya di sektor pemerintahan,
teknologi informasi merupakan suatu alat yang dapat menyediakan sumber informasi secara
relevan, tepat, akurat dan lengkap telah menjadi kebutuhan setiap entitas, utamanya pada
entitas sektor publik. Inovasi teknologi menandai momentum transformasi disegala bidang
termasuk bidang keuangan. Era digitalisasi dibidang keuangan memicu penggunaan teknologi

1
2

internet, telepon pintar dan big data yang mampu menyentuh sampai ke konsumen atau
pengguna akhir.

1
2

Era digitalisasi keuangan mampu menciptakan kegiatan menjadi lebih efisien, baik
dari segi waktu, akses maupun biaya. perkembangan ekonomi dan teknologi
menuntut adanya perubahan pada penyelenggaran pemerintahan, termasuk
didalamnya pengelolaan keuangan daerah. pengelolaan keuangan yang selama ini sering
dianggap bertele-tele harus dilakukan penyederhanaan tanpa mengesampingkan transparansi
dan akuntabilitas.

Badan keuangan daerah kabupaten kayong utara merupakan salah satu satuan kerja
perangkat daerah (SKPD) yang sekaligus selaku satuan kerja pengelola keuangan daerah
(SKPKD) fungsi SKPKD dilaksanakan oleh pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD).
adapun pejabat pengelola keuangan daerah mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
APBD dan bertindak selaku bendahara umum daerah (BUD). didalam menjalankan tugas dan
fungsinya bendahara umum daerah menguasakan serta menunjuk kuasa bendahara umum
daerah (Kuasa BUD) sedangkan kuasa BUD sendiri adalah pejabat yang diangkat oleh
bendahara umum daerah untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran dalam wilayah kerja yang telah ditetapkan yang dalam hal ini kepala
bidang perbendaharaanlah yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas dan fungsi kuasa BUD.

Menurut Permendagri nomor 77 Tahun 2020 tentang pedoman teknis pengelolaan


keuangan daerah, pengelolaan keuangan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang dilakukan
secara tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan
manfaat untuk masyarakat.

Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan suatu rangkaian proses pengelolaan


keuangan daerah yang dimulai dari penganggaran yang ditandai dengan ditetapkannya
APBD, pelaksanaan dan penatausahaan atas APBD, serta pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD. pelaksanaan dan penatausahaan keuangan daerah mencakup proses-proses sebagai
berikut:

1. Pelaksanaan dan Penatausahaan Kas Umum Daerah


2. Pelaksanaan dan Penatausahaan Kas Transitoris
3. Penyiapan DPA-SKPD
4. Anggaran Kas dan SPD
5. Pelaksanaan dan Penatausahaan Pendapatan Daerah
3

6. Pelaksanaan dan Penatausahaan Belanja Daerah


7. Pelaksanaan dan Penatausahaan Pembiayaan Daerah

Penatausahaan Keuangan Daerah Menurut Djanegara (2017) merujuk pada


tiga komponen utama yaitu pembukuan, inventarisasi serta pelaporan. ketiga hal
tersebut menjadi serangkaian aktivitas dalam mengelola keuangan daerah. didalam
penatausahaan keuangan daerah, kepala bidang perbendaharaan dalam hal ini ditunjuk
sebagai kuasa bendahara umum daerah yang bertugas untuk menerbitkan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D) atas dasar pengajuan Surat Permintaan Membayar
(SPM) dari Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Pada era digitalisasi saat ini dalam hal penatausahaan masih dilakukan secara
konvensional sehingga pencatatan tidak dilakukan secara real time. dimana selama ini
pengajuan SPM tersebut selalu disertai bukti dukung dalam bentuk hardcopy yang
mengakibatkan gudang arsip pada Badan Keuangan Daerah sudah tidak mampu lagi
untuk menampung bukti dukung tersebut.

Gambar 1.1
Kondisi rak didalam gudang arsip yang sudah penuh dengan bukti dukung
pengajuan SPP-SPM
4

Dikarenakan gudang arsip yang menampung kurang lebih lima belas tahun
berkas pengajuan SPP-SPM yang selanjutnya untuk diterbitkan SP2D sudah penuh
pada akhirnya berkas-berkas arsip pengajuan tersebut disimpan/diletakkan ditempat
yang tidak seharusnya yang penting masih bisa ditempati berkas. sehingga
mengakibatkan sulit untuk mencari berkas ketika dibutuhkan semisal untuk
pemeriksaan dan kebutuhan lainnya.

Gambar 1.2
Kondisi berkas tiga tahun terakhir yang disimpan didalam ruangan kepala
bidang perbedaharaan
5

Gambar 1.3
Kondisi berkas tiga tahun terakhir yang disimpan didalam ruangan kepala sub
bidang perbendaharaan wilayah I

Melihat dari permasalahan serta data dan fakta yang dipaparkan diataslah yang
membuat kami merasa tertarik untuk menulis makalah dengan judul “Langkah awal
Penerapan digitalisasi arsip di Bidang Perbendaharaan Badan Keuangan Daerah
Kabupaten Kayong Utara” khusus pada penelitian ini penulis membatasi beberapa hal yang
pertama bahwa proses pendigitalisasian arsip/ dokumen yang didigitalisasikan hanya pada
arsip dinamis saja, yang kedua pendigitalisasian arsip/ dokumen dibatasi hanya didalam
lingkup instansi badan keuangan daerah kabupaten kayong utara khususnya pada bidang
perbendaharaan selaku kuasa BUD saja.

1.2. Rumusan Masalah


1. Langkah-langkah apasajakah yang harus dilakukan dalam Penerapan digitalisasi arsip
di Bidang Perbendaharaan Badan Keuangan Daerah Kabupaten Kayong Utara untuk
saat ini dan dimasa yang akan datang ?
2. Sudah sejauh manakah proses transformasi dari arsip konvensional ke arsip digital di
Bidang Perbendaharaan Badan Keuangan Daerah Kabupaten Kayong Utara sampai
dengan saat ini ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pembahasan Singkat Pendigitalisasi Arsip/ Dokumen

Digitalisasi dokumen/arsip adalah salah satu cara proses mengubah dokumen/arsip


konvensional kedalam berbagai bentuk dan media menjadi dokumen/arsip elektronik/ digital.
program digitalisasi dokumen/ arsip dilaksanakan sebagai upaya mempertahankan
aksesibilitas sehingga dapat memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat.
dokumen/arsip digital dapat dicetak, digunakan untuk keperluan dokumentasi, penelitian dan
publikasi yang tertaut secara online sehingga dapat diakses lebih luas oleh masyarakat.
kemudian untuk mengidentifikasi keberadaan dokumen/arsip yang memiliki relevansi
informasi di semua dokumen/arsip organisasi, diperlukan suatu sistem informasi
dokumen/arsip yang menghubungkan kesatuan fail secara keseluruhan.

Informasi tentang fail yang sudah dialihmediakan dalam bentuk digital akan lebih
efektif jika disertai tayangan gambar digital dari dokumen/arsip. keberadaan citra digital dari
sebuah fail sebagai kebutuhan publik dalam sistem akan sangat membantu bagi pengguna
dalam memperoleh dokumen/arsip yang lengkap, cepat, tepat, mudah dan murah.
dokumen/arsip digital dibedakan menjadi dua. pertama, dokumen/ arsip yang disimpan secara
permanen dalam server. Kedua, dokumen lain yang khusus untuk pelayanan, yakni fail
dengan dot per inch (dpi) rendah disimpan dalam server yang terhubung dengan jaringan
yang bisa diakses masyarakat luas.

Dalam melaksanakan digitalisasi harus mempertimbangkan medianya yaitu gambar


tetap (still image) dan gambar bergerak (moving image) sehingga tujuan akhirnya dimasa
yang akan datang kita akan sampai pada masa arsip/berkas yang paperless khususnya dalam
pengelolaan keuangan daerah.

6
7

Gambar 2.1
Proses digitalisasi dokumen pada bidang perbendaharaan dan peralatan yang
digunakan

Gambar 2.2
Alat yang digunakan dalam proses pendigitalisasian arsip/ dokumen
8

2.2. Gambaran Proses Pendigitalisasi Arsip/ Dokumen

Dalam proses digitalisasi dokumen/ arsip, hal pertama yang harus diperhatikan
adalah keaslian dokumen/ arsip harus dijaga keutuhannya, kelengkapan informasi dan
juga metadata yang menyertainya. dalam proses ini diperlukan perencanaan yang
matang salah satunya memastikan kebijakan digitalisasi harus membuat keputusan
tentang program pelaksanaan digitalisasi untuk semua dokumen/arsip dinamis dengan
perencanaan jangka panjang, mengingat keseluruhan koleksi dokumen/arsip sangat
besar yang harus dibagi dalam periode beberapa tahun. Adapun kebijakan proses
digitalisasi dokumen/arsip dimulai dari:

1. Membuat efisiensi dokumen/arsip untuk tersedianya sumber/bahan dalam bentuk


digital (seperti gambar, audio dan teks) dan metadata yang mendeskripsikannya.
2. Sesuai konsep open archival information system (oais), setiap dokumen/arsip yang
tercipta harus disertakan informasi yang terkandung, yaitu metadata
dokumen/arsipnya, yang menerangkan tentang kapan tercipta, pencipta, peralatan
yang digunakan dalam menciptakannya dan lain sebagainya.
3. Mengimplementasikan infrastruktur untuk menentukan bahwa data elektronik telah
diatur dan diselamatkan.
4. Mengimplementasikan fasilitas pencarian dalam sebuah perangkat lunak aplikasi yang
memungkinkan pengguna dapat mengidentifikasi, mendapatkan dan menemukan
kembali dokumen/ arsip digital.

Adapun tahapan dalam penataan dan digitalisasi arsip dibagi beberapa tahap
seperti berikut ini :

 Tahap Pertama
Pemilahan Arsip yang yaitu dengan cara masing-masing dokumen akan diseleksi
sesuai dengan jenis dan tahun arsipnya.
 Tahap Kedua
Pra-Scaning
 Tahap Ketiga
Scaning, Proses Scanning akan dilakukan per-berkas dokumen, setelah discan masing-
masing berkas akan dirapikan
8
9

 Tahap Keempat
Data Entry, setiap dokumen akan didata Penempatan di Rak, Masing-masing boks
akan disusun dan diberikan kode khusus untuk memudahkan pencarian

Atas dasar hal tersebut meskipun belum bisa dikatakan paperless namun
dengan terbitnya perbup no 77 tahun 2022 tentang mekanisme penyampaian surat
perintah membayar dan penerbitan surat perintah pencairan dana atas beban anggaran
pendapatan dan belanja daerah kabupaten kayong utara dalam pengajuan SPM-LS
yang selama ini selalu disertai dengan kontrak saat ini cukup dengan menggunakan
ringkasan kontrak yang dimana sudah memuat rincian dari pekerjaan tersebut. ketika
berbicara mengenai arsip tentu saja banyak kendala yang dihadapi antara lain :

1. Ruang/tempat penyimpanan yang terbatas


2. Rentan mengalami kerusakan, dan
3. Resiko kehilangan
4. Ruang penyimpanan pada Hard Disc yang terbatas

Untuk mengurangi kendala tersebut digitalisasi dirasa langkah yang tepat


untuk diterapkan. dengan digitalisasi pencarian berkas akan lebih mudah dan
meminimalisir resiko kehilangan maupun kerusakan. memang pada saat ini hal ini
masih kami bahas, namun untuk posisi sekarang pencatatan yang selama ini kami
lakukan secara manual sudah kami rubah menjadi digitalisasi. adapun inovasi yang di
ambil adalah dengan menggunakan aplikasi berbasis web yaitu aplikasi KASDAKU
yang memuat data yang dibutuhkan dalam pelaporan secara real time.

2.3. Kesimpulan dan Saran

Dari paparan singkat diatas serta tindak lanjut yang telah kami ambil sejauh ini
yaitu sebagai langkah awal dalam rangka usaha-usaha kami untuk perlahan
mentransformasikan dari sistem arsip konvensional/ analog menuju ke arsip digital
dapat kami simpulkan bahwa akan sangat sulit jika hanya dari kami sendiri yang
berusaha mentransformasikan dari sistem arsip konvensional/ analog menuju ke arsip
digital tanpa bantuan serta dukungan dari semua pihak terutama satuan kerja
perangkat daerah yang bersentuhan langsung dengan SKPKD/ BUD. oleh karena itu
kami berusaha meminta kepada setiap satuan kerja perangkat daerah yang
mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada kami untuk dapat menyertakan
10

juga softcopy dari semua file hardcopy yang diajukan kepada kami agar selanjutnya bisa
kami klasifikasikan dan kami simpan sesuai dengan urutan masing-masing SKPD.
Dari kesimpulan yang telah kami paparkan diatas selanjutnya kami ingin
memberikan masukan dan saran agar proses mentransformasikan dari sistem arsip
konvensional/ analog menuju ke arsip digital dapat berjalan lebih baik lagi, adapun
beberapa saran dari kami adalah sebagai berikut :

1. Untuk mentransformasikan dari sistem arsip konvensional/ analog menuju ke


arsip digital yang lebih terkoordinir lagi harus dibutuhkan bantuan serta dukungan
banyak pihak serta diperlukan kajian mendalam dari instansi terkait seperti Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan salah satunya agar instansi terkait bisa menyediakan
hosting berbayar untuk tempat penyimpanan data dokumen/arsip digital yang
telah didigitalisasi oleh setiap satuan kerja perangkat daerah.
2. Jika syarat tersebut masih belum bisa terpenuhi instansi terkait untuk sementara
masing-masing instansi atau disini kita khususkan bidang perbendaharaan harus
menyiapkan penyewaan tempat penyimpanan digitalisasi yang bersifat berbayar
seperti Drive atau Cloud yang memungkin bisa menyimpan data sampai dengan
dua tera byte.

Dari semua kesimpulan yang kami telah paparkan maka selanjutnya kami
mencoba memberikan jawaban atas pertanyaan penelitian yaitu yang pertama adalah :

“Langkah-langkah apasajakah yang harus dilakukan dalam Penerapan digitalisasi


arsip di Bidang Perbendaharaan Badan Keuangan Daerah Kabupaten Kayong Utara
untuk saat ini dan dimasa yang akan datang ?”

Maka jawaban kami adalah, yang pertama yaitu dengan membuat regulasi salahsatunya
ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Bupati Nomor 77 tahun 2022 tentang mekanisme
penyampaian surat perintah membayar dan penerbitan surat perintah pencairan dana atas
beban anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten kayong utara yang tujuan akhirnya
adalah membuat semua dokumen pendukung yang diperlukan untuk proses pencairan
diringkas semaksimal mungkin serta mewajibkan semua SKPD untuk dapat menyerahkan
softcopy file dari hardcopy semua dokumen pendukung untuk syarat pencairan dan
selanjutnya softcopy yang sudah diserahkan kepada kami tersebut akan kami simpan ke
harddisc sembari menunggu untuk langkah selanjutnya agar semua file-file tersbut bisa di
upload kedalam internet yang bersifat berbayar baik itu kedalam hosting, drive ataupun
11

cloud. Yang kedua adalah dengan cara kami menscan dokumen Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) yang telah kami terbitkan tersebut untuk kemudian menkonversi dokumen
tersebut menjadi softcopy dikarenakan tidak mungkin SKPD menyerahkan softcopy SP2D
nya karena hanya kami yang bisa menerbitkanya.

“Sudah sejauh manakah proses transformasi dari arsip konvensional ke arsip digital
di Bidang Perbendaharaan Badan Keuangan Daerah Kabupaten Kayong Utara
sampai dengan saat ini ?”

Adapun untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua adalah seperti yang telah kami
singgung sedikit diatas bahwa sejauh ini kami sudah berusaha membuat regulasi serta
melakukan digitalisasi dengan cara yang masih sangat sederhana namun untuk kedepannya
kami sudah memikirkan suatu rencana yaitu dengan cara mengaplikasikan sebuah sistem
SP2D-Online yang paperless dan sudah pasti arsip yang dihasilkan sistem tersebut sudah
berbentuk digital. sejauh ini sudah ada beberapa kabupaten yang mengaplikasikan sistem
tersebut.
BAB III
PENUTUP

3.1. Hasil dan Pembahasan

Dari semua paparan yang telah kami jelaskan pada dua bab sebelumnya kami menarik
satu kesimpulan secara keseluruhan bahwa pemerintah daerah kabupaten kayong utara dalam
usaha mentransformasikan dokumen/ arsip analog ke arsip digital dalam hal ini seperti
membuat regulasi serta memfasilitasi tentang proses tersebut kami nilai sangat lamban hal
tersebut bisa terlihat setiap kali ada pemeriksaan dari instansi pengawas seperti badan
pemeriksaan keuangan (BPK), Badan Pemeriksaan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Kejaksaan Negeri (KN) meminta sediakan berkas kepada satuan kerja perangkat daerah,
selalu saja SKPD tersebut terlihat kelabakan untuk menemukan berkas yang diminta bahkan
tidak mengherankan lagi bagi kami selaku SKPKD didatangi SKPD untuk mencari berkas
mereka di gudang arsip kami.

Dari hasil temuan yang kami temukan berkaitan bagaimana lambannya pemerintah
kabupaten kayong utara dalam mentransformasikan dokumen/ arsip analog ke arsip digital
kami rasa sangat penting untuk menindak lanjuti masalah ini agar kedepannya kabupaten
kayong utara bisa membuat program satu big data yang mana didalamnya semua data satuan
kerja perangkat daerah baik data yang untuk dipublikasikan maupun data yang bersifat
rahasia bisa diakses dengan memperhatikan keamanan serta parameter dari siapa-siapa saja
yang bisa mengakses data tersebut agar ketika dari pihak manapun terutama instansi
pengawasan memerlukan data dalam kurun waktu tertentu kita semua tidak lagi kelabakan
untuk mencari dan menemukan arsip tersebut.

Demikianlah makalah dengan judul “Langkah awal Penerapan digitalisasi arsip di


Bidang Perbendaharaan Badan Keuangan Daerah Kabupaten Kayong Utara” yang
saya buat dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti ujian dinas
tingkat dua, semoga makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Dan
tidak lupa pula kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan
kalimat yang kurang jelas. kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah saya ini. sekian penutup dari kami atas perhatiannya
saya ucapkan terima kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Bella. 2021. Penatausahaan Keuangan Daerah dalam meningkatkan efektivitas


pertanggungjawaban bendahara di Badan Pengelolaan Keuangan Kota Banda Aceh,
Skripsi
Djanegara, Moermahadi S. 2017. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah: Teori, praktik dan
Permasalahan. Bogor: Kesatuan Press
Kayong Utara, Peraturan Bupati Nomor 77 tahun 2022 tentang mekanisme penyampaian
surat perintah membayar dan penerbitan surat perintah pencairan dana atas beban
anggaran pendapatan dan belanja daerah
kabupaten kayong utara
Republik Indonesia, Peraturan Arsip Nasional Nomor 6 Tahun 2021 tentang Pengelolaan
Arsip Elektronik
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang
Negara/ Daerah
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
Sugiharto, Dhani. 2012, Penyelamatan Informasi Dokumen/Arsip di Era Teknologi Dtigital,
PDII-LIPI: Arsiparis, Arsip Nasional Republik
Indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai