Ujian Dinas
Tingkat II
Oleh
Sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Dinas Tingkat Dua, seluruhnya merupakan
hasil karya penulis sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan makalah yang
penulis kutip merupakan hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Dalam kerangka pengembangan pegawai, makalah ini telah disetujui dan disahkan
oleh Atasan Langsung pada tanggal: 12 Juni 2023.
Mengetahui:
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah
senantiasa memberikan hidayah-Nya sehingga saat ini penulis diberikan kesehatan jasmiani
dan rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “LANGKAH
AWAL PENERAPAN DIGITALISASI ARSIP DI BIDANG PERBENDAHARAAN
BADAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA”. Makalah ini
diharapkan dapat menjadi masukan dalam melaksanakan pengelolaan arsip menuju ke era
digital agar kedepannya lebih memudahkan dalam pengelolaan keuangan dilingkungan badan
keuangan daerah khususnya pada bidang perbendaharaan dalam usaha memberikan
pelayanan yang semaksimal mungkin.
Akhirnya penulis berharap agar karya tulis ini kedepannya dapat bermanfaat bagi para
pembaca sebagai bahan referensi dalam melaksanakan tugas-tugas dan tak lupa penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHANAi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
DAFTAR GAMBARiv
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1. Pembahasan Singkat Pendigitalisasi Arsip/ Dokumen..............................6
2.2. Gambaran Proses Pendigitalisasi Arsip/ Dokumen...................................8
2.3. Kesimpulan dan Saran.................................................................................9
BAB III.......................................................................................................................12
PENUTUP..................................................................................................................12
3.1. Hasil dan Pembahasan...............................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13
iii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1.1...............................................................................................................3
GAMBAR 1.2...............................................................................................................4
GAMBAR 1.5...............................................................................................................5
GAMBAR 2.1...............................................................................................................7
GAMBAR 2.2...............................................................................................................7
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan peraturan arsip nasional republik indonesia nomor 6 tahun 2021 tentang
pengelolaan arsip elektronik bahwa sistem pemerintahan berbasis elektronik sangat
diperlukan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan dan
akuntabel serta pelayanan publik yang berkualitas dan terpercaya. untuk mendukung sistem
pemerintahan berbasis elektronik terselenggara dengan baik diperlukan pengelolaan arsip
elektronik oleh kementerian, lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri,
badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah.
Pada pasal satu point peraturan arsip nasional republik indonesia nomor 6 tahun 2021
mendefinisikan bahwas arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk
dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan
diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan,
organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan perseorangan dalam pelaksanaan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. pada point tiga dijelaskan bahwa arsip
elektronik adalah arsip yang diciptakan yaitu dibuat dan diterima dalam format elektronik
atau arsip hasil alih media. kemudian pada point empat dijelaskan pula bahwa arsip dinamis
adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip dan disimpan
selama jangka waktu tertentu. sedangkan pada point dua belas dijelaskan bahwa preservasi
digital adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memastikan keberlanjutan terhadap
akses arsip elektronik.
Memasuki era moderen dewasa ini, pengetahuan dan teknologi informasi berkembang
dengan pesat, sehingga sangat mempengaruhi berbagai bidang seperti bidang pendidikan,
pemerintahan dan tentunya ekonomi. Dalam hal ini, utamanya di sektor pemerintahan,
teknologi informasi merupakan suatu alat yang dapat menyediakan sumber informasi secara
relevan, tepat, akurat dan lengkap telah menjadi kebutuhan setiap entitas, utamanya pada
entitas sektor publik. Inovasi teknologi menandai momentum transformasi disegala bidang
termasuk bidang keuangan. Era digitalisasi dibidang keuangan memicu penggunaan teknologi
1
2
internet, telepon pintar dan big data yang mampu menyentuh sampai ke konsumen atau
pengguna akhir.
1
2
Era digitalisasi keuangan mampu menciptakan kegiatan menjadi lebih efisien, baik
dari segi waktu, akses maupun biaya. perkembangan ekonomi dan teknologi
menuntut adanya perubahan pada penyelenggaran pemerintahan, termasuk
didalamnya pengelolaan keuangan daerah. pengelolaan keuangan yang selama ini sering
dianggap bertele-tele harus dilakukan penyederhanaan tanpa mengesampingkan transparansi
dan akuntabilitas.
Badan keuangan daerah kabupaten kayong utara merupakan salah satu satuan kerja
perangkat daerah (SKPD) yang sekaligus selaku satuan kerja pengelola keuangan daerah
(SKPKD) fungsi SKPKD dilaksanakan oleh pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD).
adapun pejabat pengelola keuangan daerah mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
APBD dan bertindak selaku bendahara umum daerah (BUD). didalam menjalankan tugas dan
fungsinya bendahara umum daerah menguasakan serta menunjuk kuasa bendahara umum
daerah (Kuasa BUD) sedangkan kuasa BUD sendiri adalah pejabat yang diangkat oleh
bendahara umum daerah untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran dalam wilayah kerja yang telah ditetapkan yang dalam hal ini kepala
bidang perbendaharaanlah yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas dan fungsi kuasa BUD.
Gambar 1.1
Kondisi rak didalam gudang arsip yang sudah penuh dengan bukti dukung
pengajuan SPP-SPM
4
Dikarenakan gudang arsip yang menampung kurang lebih lima belas tahun
berkas pengajuan SPP-SPM yang selanjutnya untuk diterbitkan SP2D sudah penuh
pada akhirnya berkas-berkas arsip pengajuan tersebut disimpan/diletakkan ditempat
yang tidak seharusnya yang penting masih bisa ditempati berkas. sehingga
mengakibatkan sulit untuk mencari berkas ketika dibutuhkan semisal untuk
pemeriksaan dan kebutuhan lainnya.
Gambar 1.2
Kondisi berkas tiga tahun terakhir yang disimpan didalam ruangan kepala
bidang perbedaharaan
5
Gambar 1.3
Kondisi berkas tiga tahun terakhir yang disimpan didalam ruangan kepala sub
bidang perbendaharaan wilayah I
Melihat dari permasalahan serta data dan fakta yang dipaparkan diataslah yang
membuat kami merasa tertarik untuk menulis makalah dengan judul “Langkah awal
Penerapan digitalisasi arsip di Bidang Perbendaharaan Badan Keuangan Daerah
Kabupaten Kayong Utara” khusus pada penelitian ini penulis membatasi beberapa hal yang
pertama bahwa proses pendigitalisasian arsip/ dokumen yang didigitalisasikan hanya pada
arsip dinamis saja, yang kedua pendigitalisasian arsip/ dokumen dibatasi hanya didalam
lingkup instansi badan keuangan daerah kabupaten kayong utara khususnya pada bidang
perbendaharaan selaku kuasa BUD saja.
PEMBAHASAN
Informasi tentang fail yang sudah dialihmediakan dalam bentuk digital akan lebih
efektif jika disertai tayangan gambar digital dari dokumen/arsip. keberadaan citra digital dari
sebuah fail sebagai kebutuhan publik dalam sistem akan sangat membantu bagi pengguna
dalam memperoleh dokumen/arsip yang lengkap, cepat, tepat, mudah dan murah.
dokumen/arsip digital dibedakan menjadi dua. pertama, dokumen/ arsip yang disimpan secara
permanen dalam server. Kedua, dokumen lain yang khusus untuk pelayanan, yakni fail
dengan dot per inch (dpi) rendah disimpan dalam server yang terhubung dengan jaringan
yang bisa diakses masyarakat luas.
6
7
Gambar 2.1
Proses digitalisasi dokumen pada bidang perbendaharaan dan peralatan yang
digunakan
Gambar 2.2
Alat yang digunakan dalam proses pendigitalisasian arsip/ dokumen
8
Dalam proses digitalisasi dokumen/ arsip, hal pertama yang harus diperhatikan
adalah keaslian dokumen/ arsip harus dijaga keutuhannya, kelengkapan informasi dan
juga metadata yang menyertainya. dalam proses ini diperlukan perencanaan yang
matang salah satunya memastikan kebijakan digitalisasi harus membuat keputusan
tentang program pelaksanaan digitalisasi untuk semua dokumen/arsip dinamis dengan
perencanaan jangka panjang, mengingat keseluruhan koleksi dokumen/arsip sangat
besar yang harus dibagi dalam periode beberapa tahun. Adapun kebijakan proses
digitalisasi dokumen/arsip dimulai dari:
Adapun tahapan dalam penataan dan digitalisasi arsip dibagi beberapa tahap
seperti berikut ini :
Tahap Pertama
Pemilahan Arsip yang yaitu dengan cara masing-masing dokumen akan diseleksi
sesuai dengan jenis dan tahun arsipnya.
Tahap Kedua
Pra-Scaning
Tahap Ketiga
Scaning, Proses Scanning akan dilakukan per-berkas dokumen, setelah discan masing-
masing berkas akan dirapikan
8
9
Tahap Keempat
Data Entry, setiap dokumen akan didata Penempatan di Rak, Masing-masing boks
akan disusun dan diberikan kode khusus untuk memudahkan pencarian
Atas dasar hal tersebut meskipun belum bisa dikatakan paperless namun
dengan terbitnya perbup no 77 tahun 2022 tentang mekanisme penyampaian surat
perintah membayar dan penerbitan surat perintah pencairan dana atas beban anggaran
pendapatan dan belanja daerah kabupaten kayong utara dalam pengajuan SPM-LS
yang selama ini selalu disertai dengan kontrak saat ini cukup dengan menggunakan
ringkasan kontrak yang dimana sudah memuat rincian dari pekerjaan tersebut. ketika
berbicara mengenai arsip tentu saja banyak kendala yang dihadapi antara lain :
Dari paparan singkat diatas serta tindak lanjut yang telah kami ambil sejauh ini
yaitu sebagai langkah awal dalam rangka usaha-usaha kami untuk perlahan
mentransformasikan dari sistem arsip konvensional/ analog menuju ke arsip digital
dapat kami simpulkan bahwa akan sangat sulit jika hanya dari kami sendiri yang
berusaha mentransformasikan dari sistem arsip konvensional/ analog menuju ke arsip
digital tanpa bantuan serta dukungan dari semua pihak terutama satuan kerja
perangkat daerah yang bersentuhan langsung dengan SKPKD/ BUD. oleh karena itu
kami berusaha meminta kepada setiap satuan kerja perangkat daerah yang
mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada kami untuk dapat menyertakan
10
juga softcopy dari semua file hardcopy yang diajukan kepada kami agar selanjutnya bisa
kami klasifikasikan dan kami simpan sesuai dengan urutan masing-masing SKPD.
Dari kesimpulan yang telah kami paparkan diatas selanjutnya kami ingin
memberikan masukan dan saran agar proses mentransformasikan dari sistem arsip
konvensional/ analog menuju ke arsip digital dapat berjalan lebih baik lagi, adapun
beberapa saran dari kami adalah sebagai berikut :
Dari semua kesimpulan yang kami telah paparkan maka selanjutnya kami
mencoba memberikan jawaban atas pertanyaan penelitian yaitu yang pertama adalah :
Maka jawaban kami adalah, yang pertama yaitu dengan membuat regulasi salahsatunya
ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Bupati Nomor 77 tahun 2022 tentang mekanisme
penyampaian surat perintah membayar dan penerbitan surat perintah pencairan dana atas
beban anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten kayong utara yang tujuan akhirnya
adalah membuat semua dokumen pendukung yang diperlukan untuk proses pencairan
diringkas semaksimal mungkin serta mewajibkan semua SKPD untuk dapat menyerahkan
softcopy file dari hardcopy semua dokumen pendukung untuk syarat pencairan dan
selanjutnya softcopy yang sudah diserahkan kepada kami tersebut akan kami simpan ke
harddisc sembari menunggu untuk langkah selanjutnya agar semua file-file tersbut bisa di
upload kedalam internet yang bersifat berbayar baik itu kedalam hosting, drive ataupun
11
cloud. Yang kedua adalah dengan cara kami menscan dokumen Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) yang telah kami terbitkan tersebut untuk kemudian menkonversi dokumen
tersebut menjadi softcopy dikarenakan tidak mungkin SKPD menyerahkan softcopy SP2D
nya karena hanya kami yang bisa menerbitkanya.
“Sudah sejauh manakah proses transformasi dari arsip konvensional ke arsip digital
di Bidang Perbendaharaan Badan Keuangan Daerah Kabupaten Kayong Utara
sampai dengan saat ini ?”
Adapun untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua adalah seperti yang telah kami
singgung sedikit diatas bahwa sejauh ini kami sudah berusaha membuat regulasi serta
melakukan digitalisasi dengan cara yang masih sangat sederhana namun untuk kedepannya
kami sudah memikirkan suatu rencana yaitu dengan cara mengaplikasikan sebuah sistem
SP2D-Online yang paperless dan sudah pasti arsip yang dihasilkan sistem tersebut sudah
berbentuk digital. sejauh ini sudah ada beberapa kabupaten yang mengaplikasikan sistem
tersebut.
BAB III
PENUTUP
Dari semua paparan yang telah kami jelaskan pada dua bab sebelumnya kami menarik
satu kesimpulan secara keseluruhan bahwa pemerintah daerah kabupaten kayong utara dalam
usaha mentransformasikan dokumen/ arsip analog ke arsip digital dalam hal ini seperti
membuat regulasi serta memfasilitasi tentang proses tersebut kami nilai sangat lamban hal
tersebut bisa terlihat setiap kali ada pemeriksaan dari instansi pengawas seperti badan
pemeriksaan keuangan (BPK), Badan Pemeriksaan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Kejaksaan Negeri (KN) meminta sediakan berkas kepada satuan kerja perangkat daerah,
selalu saja SKPD tersebut terlihat kelabakan untuk menemukan berkas yang diminta bahkan
tidak mengherankan lagi bagi kami selaku SKPKD didatangi SKPD untuk mencari berkas
mereka di gudang arsip kami.
Dari hasil temuan yang kami temukan berkaitan bagaimana lambannya pemerintah
kabupaten kayong utara dalam mentransformasikan dokumen/ arsip analog ke arsip digital
kami rasa sangat penting untuk menindak lanjuti masalah ini agar kedepannya kabupaten
kayong utara bisa membuat program satu big data yang mana didalamnya semua data satuan
kerja perangkat daerah baik data yang untuk dipublikasikan maupun data yang bersifat
rahasia bisa diakses dengan memperhatikan keamanan serta parameter dari siapa-siapa saja
yang bisa mengakses data tersebut agar ketika dari pihak manapun terutama instansi
pengawasan memerlukan data dalam kurun waktu tertentu kita semua tidak lagi kelabakan
untuk mencari dan menemukan arsip tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
13