Anda di halaman 1dari 31

Materi-1

PENGERTIAN
KEUANGAN DAERAH

Dr. Haryono, M.Si, Ak, CA


MAGISTER AKUNTANSI UNTAN
KEUANGAN DAERAH
1. PENGERTIAN KEUANGAN DAERAH
 Pengertian keuangan daerah
sebagaimana dimuat dalam Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Pemerintahan Daerah adalah sebagai
berikut :
“Keuangan daerah adalah semua hak
dan kewajiban daerah yang dapat dinilai
dengan uang dan segala sesuatu berupa
uang dan barang yang dapat dijadikan milik
daerah yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut”.
 Pengertian keuangan daerah
sebagaimana dimuat dalam ketentuan umum
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, adalah sebagai berikut :
“Keuangan Daerah adalah semua hak
dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.”
 Sedangkan pengertian keuangan daerah
menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 (yang sekarang berubah menjadi
Permendagri Nomor 59 Tahun 2007) tentang
Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban
dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata
Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) adalah :
“Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat
dinilai dengan uang termaksud didalamnya
segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah, dalam
kerangka anggaran pendapatan dan belanja daerah.”
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut
diatas,
pada prinsipnya keuangan daerah memiliki
unsur pokok, yaitu :

 Hak Daerah;
 Kewajiban Daerah;
 Kekayaan yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban tersebut.
Disamping memiliki unsur-unsur pokok diatas,
pengertian keuangan daerah selalu melekat dengan
pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), yaitu :
Suatu rencana keuangan tahunan daerah yang
ditetapkan berdasarkan peraturan. Selain itu, APBD
merupakan salah satu alat untuk meningkatkan
pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat
sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas, nyata
dan bertanggungjawab.
HUBUNGAN ANTARA
KEUANGAN DAERAH DENGAN KEUANGAN
NEGARA

 Pemerintah Pusat mengalokasikan dana

perimbangan kepada Pemerintah Daerah

berdasarkan undang- undang perimbangan

keuangan pusat dan daerah yaitu Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015.


Ada beberapa cakupan yang terdapat dalam UU
No.9 Tahun 2015 antara lain:

A. Prinsip Kebijakan Perimbangan Keuangan


Prinsip kebijakan perimbangan keuangan terdapat
dalam pasal 2 dan pasal 3. Dalam pelaksanaan
perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah tersebut perlu memperhatikan
kebutuhan pembiayaan bagi pelaksanaan
kewenangan yang menjadi tanggung jawab
Pemerintah Pusat, antara lain pembiayaan bagi
politik luar negeri, pertahanan - keamanan,
peradilan, pengelolaan moneter dan fiskal, agama,
serta kewajiban pengembalian pinjaman Pemerintah
Pusat.
B. Dasar Pendanaan Pemerintah Daerah
Dasar pendanaan pemerintah daerah terdapat dalam
pasal 4. Pendanaan penyelenggaraan pemerintahan
agar terlaksana secara efisien dan efektif serta untuk
mencegah tumpang tindih ataupun tidak tersedianya
pendanaan pada suatu bidang pemerintahan, maka
diatur pendanaan penyelenggaraan pemerintahan.
Penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah dibiayai dari APBD, sedangkan
penyelenggaraan kewenangan pemerintahan yang
menjadi tanggung jawab Pemerintah dibiayai dari
APBN, baik kewenangan Pusat yang didekonsentrasikan
kepada Gubernur atau ditugaskan kepada Pemerintah
Daerah dan/atau Desa atau sebutan lainnya dalam
rangka Tugas Pembantuan.
DASAR HUKUM PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH

• Undang – undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pemerintahan


Daerah;
• Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
• Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
• Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
• Permendagri Nomor 21 tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh
pemegang kekuasaan pengelola keuangan daerah.
Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah
adalah pemegangkekuasaan pengelolaan keuangan
daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam
kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Kepala daerah perlu menetapkan pejabat-pejabat
tertentu dan para bendahara untuk melaksanakan
pengelolaan keuangan daerah.
Para pengelola keuangan daerah tersebut
adalah:
• Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah
(Koordinator PKD).
• Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).
• Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
(PPA/PB).
• Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
• Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD).
• Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran.
Berikut ini adalah uraian tentang tugas-tugas para pejabat pengelola
keuangan daerah antara lain :
1. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
• Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah
daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan daerah mempunyai kewenangan :
• menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja daerah (APBD);
• menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah;
• menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang;
• menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran;
• menetapkan pejabat yang bertugas memungut penerimaan daerah;
• menetapkan pejabat yang bertugas mengelola utang dan piutang
daerah;
• menetapkan pejabat yang bertugas mengelola barang milik daerah; dan
• menetapkan pejabat yang bertugas menguji tagihan dan memerintahkan
pembayaran.
Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah melimpahkan sebagian atau seluruh
kekuasaannya kepada :
• Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelola
Keuangan Daerah (KPKD)
• Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)
selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).
• Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku
pejabat pengguna anggaran/pengguna barang.
• Pelimpahan tersebut ditetapkan dengan keputusan
kepala daerah berdasarkan prinsip pemisahan
kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan
yang menerima atau mengeluarkan uang, yang
merupakan unsur penting dalam sistem pengendalian
intern.
2. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah
• Sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan
daerah membantu kepala daerah menyusun kebijakan dan
mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah termasuk pengelolaan keuangan daerah. Sekretaris
Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah
mempunyai tugas koordinasi di bidang :
• penyusunan dan pelaksanaan kebijakan APBD;
• penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang
daerah;
• penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;
• penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD,
perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
• tugas-tugas pejabat perencana daerah, pejabat pengelola
keuangan daerah, dan pejabat pengawas keuangan daerah; dan
• penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Selain mempunyai tugas koordinasi, sekretaris daerah
mempunyai tugas:
• memimpin TAPD (Tim Anggaran Pemerintah
Daerah),
• menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD,
• menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah,
• memberikan persetujuan pengesahan dokumen
pelaksanaan anggaran (DPA-SKPD)/dokumen
perubahan pelaksanaan anggaran (DPPA), dan
• melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan
keuangan daerah lainnya berdasarkan kuasa yang
dilimpahkan oleh kepala daerah.
• Koordinator pengelolaan keuangan daerah
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugas
Pejabat pengelolaan keuangan daerah
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala satuan


kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya
disebut dengan kepala SKPKD yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak
sebagai bendahara umum daerah.

(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 1 AYAT


15)
• Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan,pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan
daerah.
(PP NO. 58 TAHUN 2005 PASAL 1 AYAT6)
• Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan
daerah.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 1 AYAT 8)
• Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya
disingkat PPKD adalah kepala satuan kerja pengelola keuangan
daerah yang mempunyai tugasmelaksanakan pengelolaan
APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah.
(PP NO. 58 TAHUN 2005 PASAL 1 AYAT 11)
Kepala SKPKD selaku PPKD sebagaimana dimaksud dalam
PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 Pasa l5 ayat (3) huruf b
mempunyai tugas:
• Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan
keuangan daerah;
• Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
• Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah;
• Melaksanakan fungsi BUD;
• Menyusun laporankeuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; dan
• Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang
dilimpahkan oleh kepala daerah.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 7 AYAT 1)
PPKD mempunyai tugas sebagai berikut:
• Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan
keuangan daerah;
• Menyusunrancangan APBD danrancangan
Perubahan APBD
• melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang
telah ditetapkan dengan PeraturanDaerah;
• melaksanakan fungsiBendahara Umum Daerah;
• menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;dan
• melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang
dilimpahkan oleh kepala daerah.
(PP NO. 58 TAHUN 2005 PASAL 7 AYAT 1)
PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang :
• Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;
• Mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD;
• Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
• Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan
dan pengeluaran kas daerah;
• Melaksanakan pemungutan pajak daerah;
• Menetapkan SPD;
• Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman
atas nama pemerintah daerah;
• Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
daerah;
• Menyajikan informasi keuangan daerah; dan
• Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta
penghapusan barang milik daerah.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 7 AYAT 2)
• PPKD selaku BUD menunjuk pejabat diIingkungan
satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku kuasa
BUD.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 7 AYAT 3)
• Penunjukan kuasa BUD ditetapkan dengan keputusan
kepala daerah.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 8 AYAT 1)
• Kuasa BUD bertanggungjawab atas pelaksanaan
tugasnya kepada BUD.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 8 AYAT 3)
• PPKD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya
kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 7 AYAT 4)
KuasaBUDmempunyaitugas:
• Menyiapkan anggaran kas;
• Menyiapkan SPD;
• Menerbitkan SP2D;
• Menyimpkan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;
• Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh
bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk;
• Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam
pelaksanaan APBD;
• Menyimpan uang daerah;
• Melaksanakan penempatan uang daerah dan
mengelola/menatausahakan investasi daerah;
• Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna
anggaran atas beban rekening kas umum daerah;
• Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
• Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah; dan
• Melakukan penagihan piutang daerah.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 8 AYAT 2)
PPKD dapat melimpahkan kepada pejabat lainnya
dilingkungan SKPKD untuk melaksanakan tugas-tugas
sebagai berikut:
• Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan
APBD;
• Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
• Melaksanakan pemungutan pajak daerah;
• Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian
jaminan atas nama pemerintah daerah;
• Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan
keuangan daerah;
• Menyajikan informasi keuangan daerah; dan
• Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan
serta penghapusan barang milik daerah.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 9)
PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN /
PENGGUNA BARANG
• Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang
dipimpinnya.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 1
AYAT 17)
• Pengguna Baranga dalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan barang milik daerah.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 1
AYAT 18)
Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang sebagaimana
dimaksud dalam PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 Pasal 5 ayat (3) huruf c
mempunyai tugas:
• Menyusun RKA-SKPD;
• Menyusun DPA-SKPD;
• Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran
belanja;
• Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
• Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
• Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
• Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran
yang telah ditetapkan;
• Menandatangani SPM;
• Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggungjawab SKPD yang dipimpinnya;
• Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab
SKPD yang dipimpinnya;
• Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;
• Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
• Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya
berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah; dan
• Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui
sekretaris daerah.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 10)
• Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dalam
melaksanakan tugas-tugas dapat melimpahkan sebagian
kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku
kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 11 AYAT 1)
• Pelimpahan sebagian kewenangan berdasarkan pertimbangan
tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang
dikelola, bebankerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentang
kendali dan pertimbangan objektif lainnya.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 11 AYAT 2)
• Pelimpahan sebagian kewenangan ditetapkan oleh kepala
daerah atas usul kepala SKPD.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 11 AYAT 3)
• Kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang
bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
pengguna anggaran/pengguna barang.
(PERMENDAGRI NO. 13 TAHUN 2006 PASAL 11 AYAT 4)
PERMENDAGRI NO. 59 TAHUN 2007 PASAL 1 AYAT 4
berbunyi : Ketentuan Pasal 11 ayat (2) diubah, dan diantara
ayat (3) dan ayat (4) disisipkan 1 (satu) ayat baru, yakni ayat
(3a) sehingga Pasal 11 berbunyi sebagai berikut:
1. Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dalam melaksanakan tugas-tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala unit
kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.
2. Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana tersebut pada ayat (1) berdasarkan
pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban
kerja, lokasi, kompetensi, rentang kendali, dan/atau pertimbangan objektif lainnya.
3. Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
kepala daerah atas usul kepala SKPD.
(3a) Pelimpahan sebagian kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
– melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;
– melaksanakan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;
– melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
– mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah
ditetapkan;
– menandatangani SPM-LS dan SPM-TU;
– mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yang dipimpinnya; dan
– melaksanakan tugas-tugas kuasa pengguna anggaran lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh
pejabat pengguna anggaran.
4. Kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna barang.
Pejabat penatausahaan
keuangan skpd

Pejabat penatausahaan keuangan SKPD adalah adalah pejabat yang


melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD
(Permendagri 13 bab I pasal 1)
PPK-SKPD mempunyai tugas:
a. meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh
bendahara pengeluaran dan diketahui/ disetujui oleh PPTK;
b. meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS
serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;
c. melakukan verifikasi SPP;
d. menyiapkan SPM;
e. melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
f. melaksanakan akuntansi SKPD; dan
g. menyiapkan laporan keuangan SKPD.
(Pemendagri 13 Pasal 13 Ayat 2)
Bendahara penerimaan
Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk
menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah dalam rangka
pelaksanaan APBD pada SKPD (Permendagri 55 tahun 2008 bab I pasal 1)

Kewenangan Bendahara Penerimaan


1) menerima penerimaan yang bersumber dari pendapatan asli
daerah;
2) menyimpan seluruh penerimaan;
3) menyetorkan penerimaan yang diterima yang diterima dari pihak
ketiga ke rekeningkas umumdaerah paling lambat 1 hari kerja;
4) mendapatkan bukti transaksi atas pendapatan yang diterima
melalui Bank.
(Permendagri 55 tahun 2008 bab I pasal 2 Ayat 2)
Bendahara pengeluaran
Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk
menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah
dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
(Permendagri 55 tahun 2008 bab I pasal 4)
1) mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP UP/GU/TU dan
SPP-LS;
2) menerima dan menyimpan uang persediaan;
3) melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya;
4) menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan;
5) meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK;
6) mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK,
apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap.
(Permendagri 55 Tahun 2008 Bab I Pasal 4 Ayat 2)

Anda mungkin juga menyukai