Oleh:
KELOMPOK 2
Oleh :
1. Indi Sukarman (2020120021)
2. Rendra Andriana (2020120036P)
Dosen Pengampu
Chairani Adelina, S.E, M.Si
Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah- daerah Provinsi. Daerah
provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah provinsi, daerah
kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan
DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan
selaras berdasarkan UU.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan
daerah, Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan
yang berhubungan dengan hak dan kewajiban. Sementara pengelolaan keuangan daerah adalah
keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah tersebut. Pemegang Kekuasaan
Pengelolaan Keuangan Daerah adalah kepala daerah yang karena jabatannya mempunyai
kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan daerah.
Selain itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah menjelaskan bahwa pengawasan atas keuangan daerah dilakukan oleh dewan,
adanya pemeriksaan terhadap pengelolaan keuangan daerah oleh eksternal yaitu BPK. Berdasarkan
penjelasan di atas, jelas bahwa salah satu aspek penting dalam rangka pelaksanaan pembangunan
daerah adalah masalah keuangan dan anggaran daerah (APDB).
Hak dan kewajiban daerah perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah.
Pengelolaan keuangan daerah merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan
merupakan elemen pokok dalam menyelenggaraan pemerintah daerah. Pengelolaan keuangan
daerah juga harus dilakukan dengan cara yang baik dan bijak agar keuangan daerah tersebut bisa
menjadi efesien penggunaannya yang sesuai dengan kebutuhan daerah.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah :
1. Apa pengertian keuangan daerah dan sistem pengelolaan keuangan pemerintah daerah?
2. Bagaimana sistem pengelolaan keuangan pemerintah daerah?
BAB II
PEMBAHASAN
Sementara itu, fungsi pemerintah daerah dalam sistem pengelolaan keuangan daerah
terdiskripsi didalam skema berikut :
Pasal 292 dan pasal 343 UU No 27/2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menyatakan bahwa
DPRD Provinsi/kabupaten/kota mempunyai fungsi legislasi, anggaran, dan penbgawasan.
Ketiga fungsi tersbut dijalankan dalam kerangka
representasi rakyat provinsi/kabupaten/kota. Tugas dan wewenang DPRD menurut pasal 293
dan 344 UU No 27/2009 adalah:
1. membentuk peraturan daerah provinsibersama gubernur/bupati/walikota
2. membahas dan memberikab persetujuan rancangan peraturan daerah mengenai
anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi yang diajukan oleh
gubernur/bupati/walikota.
3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan anggaran
pendapatan dan belanja daerah provinsi/kabupaten/kota.
Tujuan Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan keuangan daerah berarti mengurus dan mengatur keuangan daerah itu
sendiri dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah menurut (Devas,dkk,1987; 279-
280) adalah sebagai berikut :
1. Tangung jawab (Accountability)
Pemerintah daerah harus mempertanggungjawabkan keuangannya kepada lembaga
atau orang yang berkepentingan yang sah, lembaga atau orang itu termasuk pemerintah
pusat, DPRD, Kepala Daerah dan masyarakat umum. Adapun unsur-unsur penting dalam
tanggung jawab adalah mencakup keabsahan yaitu setiap transaksi keuangan harus
berpangkal pada wewenang hukum tertentu dan pengawasan yaitu tata cara yang efektif
untuk menjaga kekayaan uang dan barang serta mencegah terjadinya penghamburan dan
penyelewengan dan memastikan semua pendapatan yang sah benar-benar terpungut jelas
sumbernya dan tepat penggunaanya.
3. Kejujuran
Hal-hal yang menyangkut pengelolaan keuangan daerah pada prinsipnya harus
diserahkan kepada pegawai yang betul-betul jujur dan dapat dipercaya.
5. Pengendalian
Para aparat pengelola keuangan daerah, DPRD dan petugas pengawasan harus
melakukan pengendalian agar semua tujuan tersebut dapat tercapai.
2. Dana Perimbangan merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi
Dana Bagi Hasil, adalah Dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka
persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi
Dana Alokasi Umum, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN,
yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar
daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi
Dana Alokasi Khusus, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai
prioritas nasional
- Belanja Pegawai/Personalia
- Belanja Pemeliharaan
- Belanja Pegawai/Personalia
- Belanja Barang dan Jasa
- Belanja Pemeliharaan
Belanja Modal
1. Penerimaan Pembiayaan:
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu
2. Pengeluaran Pembiayaan:
Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah Kepala
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah.
3.1 Kesimpulan
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban. Sementara
pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan
daerah tersebut. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah kepala daerah
yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan
pengelolaan keuangan daerah.
Berdasarkan UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 31,
Gubernur/Bupati/Walikota harus membuat pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dalam
bentuk laporan keuangan yang telah diaudit oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan).
Laporan keuangan ini terdiri atas Laporan Realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus Kas dan
Catatan atas Laporan Keuangan. Hal ini menuntut kemampuan manajemen pemerintahan
daerah untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien dan efektif.
Keuangan daerah harus bisa dikelola dengan efisien oleh pemerintah daerah masing-
masing. Tetapi kenyataanya antara rencana yang sudah ditetapkan dengan realisasi dalam
pengelolaan keuangan daerah ada perbedaan, hal ini dikarenakan adanya beberapa
permasalahan yang sebagian besar permasalahan-permasalahan tersebut disebabkan keadaan
intern dari pejabat-pejabat daerah itu sendiri. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
sebenarnya hal mendasar yang harus dirubah adalah sikap personal dari pejabat-pejabat
daerah terutama mengenai kebijakan menghambur-hamburkan dana yang secara tidak
langsung akan berpengaruh terhadap pribadi pejabat-pejabat daerah.
Disamping itu, dengan adanya sumber dana keuangan daerah yang salah satunya
berasal dari bantuan pemerintah pusat maka diharapkan pemerintah daerah
memang harus bisa lebih efisien dalam mengelola keuanganya agar anggaran dana dari
pemerintah pusat yang sudah dianggarkan sebelumnya bisa tercukupi dengan baik. Walaupun
pemerintah pusat sudah memberikan instruksi bahwa ketika keuangan daerah mengalami
kekurangan bisa meminta ke pemerintah pusat, tetapi secara langsung hal ini bisa membuat
kondisi keuangan pusat yang semakin berkurang dan secara tidak langsung akan membuat
kemandirian suatu daerah dalam mengelola keuanganya akan menjadi terhambat.
DAFTAR PUSTAKA
http://rajawaligarudapancasila.blogspot.co.id/2011/05/tiga-belas-masalah
keuangan-negara-dan.html