Anda di halaman 1dari 12

NEGARA DAN PEMERINTAH SEBAGAI SASARAN AKUNTANSI

SEKTOR PUBLIK

“AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK”

OLEH :

KRESENSIA FATIMA (01117020)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NAROTAMA

SURABAYA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat Indonesia akan
transparansi akan lembaga pemerintah atau sektor publik mendorong
pemerintah melakukan berbagai upaya dalam memenuhi tuntutan
tersebut. Salah satu caranya yaitu dengan cara mengembangkan dan
meningkatkan perkembangan akuntansi sektor publik.

UU tersebut mengatur tentang prinsip-prinsip pengelolaan


keuangan negara sebagai dasar pelaksanaan reformasi manajemen
keuangan pemerintahan. Prinsip-prinsip tersebut sekaligus
memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi
daerah yang telah dimuat dalam UU 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah,, yang kemudian disempurnakan dalam UU Nomor
32 Tahun 2004 dan UU Nomor 25 Tahun 1999 yang telah
disempurnakan dalam UU Nomor 33 Tahun 33 Tahun 2004 , yang
mengatur kewenangan dan proses perimbangan keuangan pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.

Dengan dikeluarkannya tiga UU tersebut diharapkan tuntutan


transparansi dan akuntabilitas kepada pemerintah, baik pusat maupun
daerah oleh publik dapat dipenuhi dengan didukung oleh rencana dan
program kerja yang jelas sesuai dengan kondisi dan prioritas masing-
masing.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa pengertian dan makna serta ruang lingkup keuangan negara


2) Apa yang dimaksud dengan anggaran
3) Bagaimana negara menjadi sasaran akuntansi sektor publik
4) Bagaimana standar akuntansi dalam akuntansi sektor publlik yang
berlaku di Indonesia
5) Bagaimana PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah
6) Bagaimana perbandingan antara Akuntansi Sektor Publik Indonesia
dengan Amerika
7) Bagaimana perkembangan StandarAkuntansi Internasional
1.3 Tujuan Pembahasan
1) Memahami pengertian dan makna serta ruang lingkup keuangan
negara
2) Memahami secara mendalam tentang anggaran
3) Memahami bagaimana negara menjadi sasaran akuntansi sektor
publik
4) Memahami standar akuntansi dalam akuntansi sektor publlik yang
berlaku di Indonesia
5) Memahami PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah
6) Memahami perbandingan antara Akuntansi Sektor Publik Indonesia
dengan Amerika
7) Memahami perkembangan StandarAkuntansi Internasional
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN NEGARA DAN PEMERINTAH

Menurut KBBI, kata “Negara” didefinisikan sebagai organisasi dalam


suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan
ditaati oleh rakyat atau kelompok social yang menduduki wilayah atau
daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan
pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat
sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. Sedangkan kata
“pemerintah” didefinisikan sebagai system menjalankan wewenang
dan kekuasaan mengatur kehidupan social, ekonomi, dan politik suatu
Negara atau bagian – bagiannya atau sekelompok orang yang secara
bersama – sama memikul tanggung jawab terbatas untuk
menggunakan kekuasaan. Sehingga dari definisi tersebut jelas bahwa
pemerintahan Negara Indonesia dibentuk dalam rangka pencapaian
tujuan bernegara sebagaimana tercantum dalam alinea IV Pembukaan
Undang – Undang Dasar 1945 dan menjalankan berbagai fungsi
pemerintahan dalam berbagai bidang. Pembentukan pemerintahan
Negara tersebut menimbulkan hak dan kewajiban Negara yang dapat
dinilai dengan uang yang perlu dikelola dalam suatu system
pengelolaan keuangan Negara

2.3 RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA

Salah satu ruang lingkup dari keuangan Negara adalah


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di samping barang
– barang inventaris kekayaan Negara dan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Hal – hal baru dan atau perubahan mendasar dalam
ketentuan pengelolaan keuangan Negara yang diatur dalam UU
Nomor 17 Tahun 2003. Menurut UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, pendekatan yang digunakan dalam merumuskan
keuangan Negara adalah :

 Dari sisi objek, yang dimaksud dengan keuangan Negara meliputi


semua hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiscal, moneter, dan
pengelolaan kekayaan Negara yang dipisahkan, serta segala
sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat
dijadikanmilik Negara berkaitan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.
 Dari sisi subjek, yang dimaksud dengan keuangan Negara meliputi
seluruh objek yang dimiliki Negara, dan atau dikuasai oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan Negara /
daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan
Negara.
 Dari sisi proses, keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian
kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan objek sebagaimana
tersebut di atas, mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan
keputusan sampai dengan pertanggungjawaban.
 Dari sisi tujuan, keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan,
kegiatan, dan hubungan hokum yang berkaitan dengan kepemilikan
dan atau penguasaan objek dalam rangka penyelenggaraan
pemerintah Negara

2.4 ASAS – ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Untuk mendukung terwujudnya good governance dalam


penyelenggaraan Negara, pengelolaan keuangan Negara perlu
diselenggarakan sesuai dengan asas – asas umum pengelolaan
keuangan Negara, yaitu asas tahunan, asas univeralitas, asas
kesatuan, asas spesialitas, akuntabilitas berorientasi pada hasil,
profesionalitas, proporsionalitas, keterbukaan dalam pengelolaan
keuangan Negara, pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang
bebas dan mandiri

2.5 KEKUASAAN ATAS KEUANGAN NEGARA


Pengelolaan keuangan Negara sebagai bagian dari kekuasaan
pemerintah dipegang oleh presiden selaku kepala pemerintahan.
Pengaturan secara jelas kekuasaan atas pengelolaan keuangan
merupakan prinsip pokok dalam pengelolaan keuangan Negara yang
transparan dan akuntabel. Penerapan prinsip ini diyakini berpengaruh
besar bagi upaya pencapaian tujuan bernegara mengingat manifestasi
pengelolaan keuangan Negara dalam menyelenggaraan fungsi
pemerintah adalah disusun dan dilaksanakannya APBN dan APBD
setiap tahun.

2.6 APBN

Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan


ekonomi. Sebagai instrument kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi
untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta
pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
APBN merupakan inti pengurusan umum dan anggaran Negara.
Anggaran Negara adalah rencana pengeluaran / belanja dan
penerimaan/pembiayaan belanja suatu Negara selama periode
tertentu. Anggaran Negara memiliki beberapa fungsi, yaitu :

 Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam mengelola Negara


selama periode mendatang
 Sebagai alat pengawas bagi masyarakat terhadap
kebijaksanaan yang telah dipilih pemerintah karena sebelum
anggaran Negara dijalankan harus mendapat persetujuan DPR
terlebih dahulu
 Sebagai alat pengawas bagi masyarakat terhadap kemampuan
pemerintah dalam melaksanakan kebijaksanaan yang telah
dipilihnya .

2.7 APBD

APBD dapat didefinisikan sebagai rencana operasional keuangan


pemda, dimana pada satu pihak menggambarkan perkiraan
pengeluran setinggi – tingginya guna membiayai kegiatan – kegiatan
dan proyek – proyek daerah selama satu tahun anggaran tertentu, dan
di pihak lain menggambarkan perkiraan dan sumber – sumber
penerimaan daerah guna menutupi pengeluaran – pengeluaran.

Unsur – unsur APBD adalah sebagai berikut :

 Rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara


terperinci
 Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal
untuk menutupi biaya terkait aktivitas tersebut, dan adanya
biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran yang akan
dilaksanakan
 Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk
angka
 Periode anggaran, biasanya satu tahun

2.8 PELAKSANAAN APBN DAN APBD

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyampaikan laporan


realisasi semester pertama kepada DPR/DPRD pada akhir juli tahun
anggaran yang bersangkutan untuk memberikan informasi mengenai
perkembangan pelaksanaan APBN/APBD. Laporan realisasi tersebut
menjadi bahan evaluasi pelaksanaan APBN/APBD semester pertama
dan penyesuaian / perubahan APBN / APBD pada semester
berikutnya. Ketentuan mengenai pengelolaan keuangan Negara dalam
rangka pelaksanaan APBN / APBD ditetapkan tersendiri dalam undag
– undang yang mengatur perbendaharaan Negara mengingat lebih
banyak menyangkut hubungan administrative antar kementerian
Negara / lembaga di lingkungan pemerintah.

2.9 PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan ppemerintah


yang memenuhi prinsipp – prinsip tepat waktu dan disusun dengan
mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang diterima secara umum
merupakan upaya konkret untuk mewujudkan transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara. Dalam UU Nomor 17
Tahun 2003 ditetapkan bahwa laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD disampaikan berupa laporan keuangan yang
setidak-tidaknya dibagi menjadi laporan pelaksanaan anggaran.

2.10 KONDISI PERENCANAAN PENGANGGARAN DI INDONESIA


PADA SAAT INI

Proses perencanaan pengangggaran di Indonesia hingga saat ini


masih memiliki dua kelemahan yang sangat mendasar, adalah sebagai
berikut :

1. Control yang sangat ketat terhadap harga input hingga ke


level yang sangat mikro dalam rencana pengeluaran
pemerintah
2. Proses perencanaan penganggaran yang selama ini
dilaksanakan hanya berorientasi kepada satu tahun
anggaran semata sehingga sulit untuk menciptakan kondisi
yang berorientasi kepada hasil kebijakan yang menjadi
target pemerintah dalam jangka waktu beberapa tahun ke
depan.

2.11 REVOLUSI SISTEM PERENCANAAN PENGANGGARAN DI


INDONESIA

UU PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang penyusunan rencana kerja


anggaran kementerian Negara / lembaga mengamanatkan tiga
pendekatan yang harus menjadi referensi pemerintah dalam
memformulasikan perencanaan dan mengimplementasikan kebijakan
anggarannya, yaitu sebagai berikut :

1. Pendekatan penganggaran terpadu. Semua kegiatan instansi


pemerintahan dalam APBN yang disusun secara terpadu, termasuk
mengintegrasikan anggaran belanja rutin dan anggaran belanja
pembangunan
2. Penganggaran berbasis kinerja. Memperjelas tujuan dan indicator
kinerja sebagai bagian dari pengembangan system penganggaran
berdasarkan kinerja
3. Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah / KPJM.
Pendekatan dengan perspektif jangka menengah memberikan kerangka
yang menyeluruh, meningkatkan keterkaitan antara proses perencanaan
dan penganggaran, mengembangkan disiplin fiscal, mengarahkan
alokasi sumber daya agar lebih rasional dan strategis, dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan
pemberian pelayanan yang optimal dan lebih efisiensi.

2.12 KONDISI FAKTUAL PENERAPAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


(PEMERINTAH) DI INDONESIA

Adanya gerakan reformasi pada tahun 1998 di Indonesia yang berhasil


mengakhiri masa kekuasaan order baru, telah mengubah system politik
di Indonesia yang lebih demokratis dan system pemerintahan yang
didasarkan pada otonomi daerah menuntut adanya transparansi public
dan akuntabilitas keuangan negara yang semakin meningkat. Oleh
karena itu, pada pemerintahan era reformasi telah melakukan koreksi
secara menyeluruh terhadap system keuangan Negara, adalah sebagai
berikut (Dwi Ratna, 2010: 8) :

 Koreksi pertama, adalah menyatukan anggaran Negara yang


tadinya dibagi dalam dua kelompok yaitu anggaran rutin dan
anggaran pembangunan
 Koreksi kedua, adalah meniadakan anggaran non – budgeter
 Koreksi ketiga, adalah diterbitkannya paket ketiga undang – undang
di bidang keuangan Negara antara tahun 2003 – 2004
 Koreksi keempat, adalah diberlakukannya PP Nomor 24 Tahun
2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang
berdampak pada perubahan kebijakan akuntansi yaitu dari yang
berbasis kas menjadi cash basis toward accrual dan double entry.

Kendala yang dihadapi setelah dilakukan koreksi secara menyeluruh


bersumber pada beberapa factor, sebagaimana yang dijelaskan oleh
Dwi Ratna (2010: 12), antara lain :

 Kurangnya rasa saling percaya antara pemerintah pusat dan


pemerintah daerah
 Perubahan yang terlalu drastic dari yang awalnya top-down ke
bottom up
 Perubahan paradigm manajemen keuangan daerah, dari paradigm
penganggaran yang berdasarkan control input menjadi paradigm
penganggaran berdasarkan kinerja, yang memerlukan proses yang
cukup sulit
 Implementasi APBD masih kurang efisiensi dan efektif karena
kurangnya sinergi antara Kebijakan Umum APBD (KUA) dengan
prioritas pembangunan daerah
 Proses perencanaan anggaran yang membutuhkan waktu cukup
panjang

Adanya koreksi dan kendala terhadap implementasi keuangan


Negara, menunjukkan bahwa penerapan akuntansi sector public sangat
dipengaruhi oleh perubahan kebijakan Negara melalui perubahan aturan
perundang – undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan
Negara.

2.13 TANTANGAN PADA MASA MENDATANG

Kebijakan pemerintah tidak seharusnya bersifat sementara, tetapi


sudah direncanakan dengan baik. Hal ini terutama untuk mendesain dua
prinsip utama, adalah :

1. Menciptakan kebijakan anggaran yang berorientasi pada


pencapaian parameter hasil yang terukur melalui indicator
kinerja tertentu, yang secara parallel juga dilaksanakan dengan
menciptakan mekanisme dan lingkungan yang berorientasi
kepada pencapaian hasil
2. Membangun mekanisme yang menjamin akuntabilitas efisiensi
alokasi dan implementasi kebijjakan anggaran sebagai
instrument pelengkap yang harus ada untuk member
fleksibilitas kepada pengguna anggaran untuk fokus kepada
pencapaian hasil yang menjadi tanggung jawab.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Negara pemerintahan sebagai sasaran akuntansi sector public


merupakan konsekuensi dari pembentukan pemerintahan Negara
Indonesia. Pemerintahan Negara Indonesia dibentuk dalam rangka
pencapaian tujuan Negara sebagaimana tercantum dalam alinea IV
Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 dan menjalankan berbagai
fungsi pemerintahan dalam berbagai bidang.

Pengaturan secara jelas kekuasaan atas pengelolaan keuangan


Negara merupakan prinsip pokok dalam pengelolaan keuangan Negara
yang transparan dan akuntabel. Penerapan prinsp ini diyakini
berpengaruh besar bagi upaya pencapaian tujuan bernegara mengingat
manifestasi pengelolaan keuangan Negara dalam penyelenggaraan
fungsi pemerintahan adalah disusun dan dilaksanakannya APBN dan
APBD setiap tahun.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Ratna, S. 2010. “Kondisi Faktual Sistem Akuntansi


Pemerintahan”. Diedit oleh Abdul Halim, Yanuar E. Restianto,
dan I Wayan Karman, di dalam Seri Bunga Rampai Akuntansi
Sektor Publik, Sistem Akuntansi Sektor Publik: Sistem
Akuntansi Pemerintah Pusat – Sistem Akuntansi Pemerintah
Daerah – Kapita Selekta Sistem Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta STIM YKPN

Halim, Abdul dan M. Syam Kusufi, 2012. Akuntansi Sektor


Publik: Akuntansi Keuangan Daerah edisi ke-4. Jakarta:
Salemba Empat.

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai