Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“SEKILAS MANAJEMEN STRATEGI DAN IMPLEMENTASI STRATEGI DI


PEMERINTAH”

OLEH KELOMPOK V:

EKA DAMAI YANTI (01116048)

IKHA HENY NURSANTI (01117028)

KRESENSIA FATIMA (01117020)

UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

AKUNTANSI

2020
PENDAHULUAN

Manajemen strategi diperlukan oleh semua organisasi, termasuk organisasi


privat atau bisnis dan organisasi sektor publikuntuk mencapai tujuan
organisasionalnya. Manajemen strategi berfungsi sebagai sistem pengendalian
manajemen organisasi. Pengendalian organisasi dapat dilakukan melalui sistem
pengendalian berupa aturan dan prosedur birokrasi atau melalui manajemen
informasi dan komunikasi yang dirancang secara formal.

Penerapan manajemen strategis pada kedua jenis organisasi , yaitu sektor publik
dan privat jauh berbeda, karena manajer pada organisasi sektor publik dan
sektor privat beroperasi dalam konteks yang berbedasehingga menciptakan
kendala pada perilaku dan pilihan yang berbeda, perbedaan mendasar yang
terjadi pada kedua jenis organisasi tersebut karena pada organisasi sektor publik
terdapat pemisahan antara penyusun dan pelaksana kebijakan, adanya
reformasi pelayanan, pengaruh yang lebih terbuka pada lingkungan eksternal
dan adanya ekspektasi publik pada organisasi sektor publik. Perbedaan konteks
pada kedua organisasi tersebut (privat dan publik) berhubungan dengan
ketidakpastian lingkungan yang diciptakan oleh oversight body (lembaga
pengawasan), banyak dan bervariasinya pihak yang berkepentingan dan
samarnya sasaran organisasi.

Ketergantungan pada oversight body menyebabkan lingkungan pada organisasi


sektor publik penuh dengan nuansa politik, termasuk dalam proses
penganggaran, sehingga organisasi sektor publik memiliki ketidak pastian
lingkungan yang lebih tinggi dibanding organisasi sektor privat.

2
PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEGI

Manajemen strategi terdiri atas dua suku kata yang dapay dipilah menjadi kata
“manajemen” dan “strategi”. Definisi manajemen diambilkan dari definisi yang
diungkapkan oleh nawawi (2000:52) yaitu sebagai berikut:

“Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan


(planning), Pengorganisasian (organizing), Pelaksanaan (actuating),
Pengawasan (controlling), dan penganggaran (budgeting)”.

Dari definisi diatas diketahui bahwa unsur-unsur yang ada dalam manajemen
tersebut apabila dijabarkan dalam penjelasan adalah sebagai berikut.

1) Perencanaan (planning)

Suatu organisasi dapat terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja sama
dengan cara yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Perencanaan
sebagai salah satu fungsi manajemen mempunyai beberapa pengertian sebagai
berikut :

a. Pemilihan dan penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi,


langkah, kebijaksanaan, program,proyek, metode, dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
b. Pemilihan sejumlah kegiatan untuk diterapkan sebagai keputusan tentang
apa yang harus dilakukan, kapan, dan bagaimana akan dilakukan serta
siapa yang akan melaksanakan.
c. Penerapan secara sistematis pengetahuan tepat guna untuk mengontrol
dan mengarahkan kecenderungan perubahan menuju kepada tujuan
yang telah ditetapkan.
d. Kegiatan persiapan yang dilakukan melalui perumusan dan penetapan
keputusan, yang berisi langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau
pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan
tertentu.

3
2) Pengorganisasian (organizing)

Merupakan sistem kerja sama sekelompok orang, yang dilakukan dengan


pembidangan dan pembagian seluruh pekerjaan atau tugas dengan membentuk
sejumlah satuan atau unit kerja.kemudian dilanjutkan dengan menetapkan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing diikuti dengan mengatur
hubungan kerja baik secara vertikal maupun horizontal.

3) Pelaksanaan (actuating)

Pelaksanaan atau penggerakan dilakukan organisasi setelah sebuah organisasi


memiliki perencanaan dan melakukan pengorganisasian dengan memiliki struktur
organisasi termasuk tersedianya personel sebagai pelaksana sesuai dengan
kebutuhan unit atau satuan kerja yang dibentuk.

4) Penganggaran (budgeting)

Merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting peranannya.


Karena fungsi ini berkaitan tidak saja penerimaan, pengeluaran, penyimpanan,
penggunaan, dan pertanggung jawaban, namun lebih luas lagi berhubungan
dengan kegiatan tata laksana keuangan. Kegiatatn fungsi anggaran dalam
organisais sektor publik menekankan pada pertanggung jawaban dan
penggunaan sejumlah dana secara efektif dan efisien. Hal ini disebabkan karena
dana yang dikelola tersebut merupakan dana masyarakat yang dipercayakan
kepada organisasi sektor publik.

5) Pengawasan (control)

Pengawasan atau control harus selalu dilaksanakan pada organisasi sektor


publik. Fungsi ini dilakukan oleh manajer sektor publik terhadap pekerjaan yang
dilakukan dalam satuan atau unit kerjanya. Kontrol diartikan sebagai proses
mengukur (measurement) dan menilai (evaluation) tingkat efektivitas kerja
personel dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam memberikan
kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.

4
Sedangkan kata yang kedua adalah “strategi” yang berasal dari bahasa yunani
strategos atau strategeus yang merupakan kata jamak strategi. Strategos berarti
jenderal, namun dalam yunani kuno sering berarti perwira negara (state officer).
Pendapat yang lain mendefinisikan “strategi” sebagai kerangka kerja(frame
work), teknik dan rencana yangbersifat spesifik atau khusus (rabin dkk., 2000).

Pendapat yang dikemukakan oleh thompson (2003) dalam bawono (2010)


sebagai berikut.

Manajemen strategi merujuk pada proses manajerial untuk membentuk visi


strategi, penyusunan objektif, penciptaan strategi mewujudkan dan
melaksanakan strategi dan kemudian sepanjang waktu melakukan penyesuaian
dan koreksi terhadap visi, objektif strategi dan pelaksanaan tersebut.

Sedangkan siagian (2004) mendefinisikan manajemen strategi sebagai berikut:

Serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen


puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi adalah
proses manajerial yang berisi serangkaian keputusan dan tindakan mendasar
yang ditetapkan oleh manajemen puncak yang berisi visi, misi, sasaran, dan
target organisasi yang dilaksanakan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam
rangka mencapai tujuan organisasi tersebut.

KONSEP MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIK

Konteks antara organisasi sektor privat dan sektor publik berhubungan dengan
ketidakpastian lingkungan yang dipengaruhi oleh besarnya peranan oversight
body, banyak dan bervariasinya pihak yang berkepentingan, dan samarnya
organisasi. organisasi sektor publik beroperasi pada kondisi ketidakpastian
lingkungan yang lebih tinggi dibandingkan organisasi sektor privat. Penerapan

5
manajemen strategi sektor privat padasektor publik perlu berhati-hati dan
harusmemperhatikan konteks organisasional diatas.

Menurut untoro (2010) lingkungan organisasi sektor publik dipengaruhi oleh tiga
faktor: pasar, kendala yang dihadapi, dan pengaruh politik. Faktor pasar
berkaitan dengan faktor pendanaan. Pasar pada organisasi sektor privat
ditentukan oleh organisasi yang bersangkutan dengan mendasarkan pada
perilaku pembelian konsumen, sedangkan pasar pada organisasi sektor publik
memiliki motif tidak mencari keuntungan, namun lebih berorientasi pada
pelayanan publik sehingga organisasi sektor publik lebih banyak tidak
menggantungkan diri pada konsumennya (kliennya) untuk mendapatkan bantuan
keuangan. Sumber pendanaan pada organisasi sektor publik adalah lebih
banyak dari pajak yang merupakan bentuk dari subsidi publik.

Tingginya tekanan dan pengaruh politik karena ketergantungan yang tinggi pada
oversight body, menyebabkan organisasi sektor publik menghadapi banyak
kendala. Kendala ini muncul dari ketergantungan organisasi sektor publik
terhadap satu sponsor yaitu oversight body, sehingga otonomi dan fleksibilitas
terbatasi. Otonomi dan fleksibilitas yang terbatas disebabkan etiap program dan
kegiatan (yang berdampak pada dana publik yang dikelola atau anggaran) harus
mendapat persetujuan dari oversight body. Untuk mengatasi hal tersebut agar
kontinuitas organisasi dapat berjalan maka manajemen organisasi menyiapkan
skenario pengelolaan organisasi yang fleksibel (Ring dan Perry, 1985; dalam
untoro, 2010).

Pertimbangan atas konteks , sifat dan karakteristik serta faktor-faktor dalam


lingkungan organisasi sektor publik akan memengaruhi penerapan manajemen
strateginya. Dari penjelasan diatas memungkinkan untuk memperhatikan
penyusunan strategi dari aspek formalitas, fleksibilitas, dan partisipasi di dalam
proses pengendalian manajemen organisasi sektor publik. Beberapa penelitian
di amerika serikat menunjukan pentingnya manajemen strategi pada sektor
publik dan perlunya inovasi dalam penerapan manajemen strategi dalam
organisasi sektor publik berkaitan dengan beberapa apek yang perlu menjadi
pertimbangan.

6
Penelitian lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Kilimurray dkk,
dalam Rabin dkk. (2000), yang dikutip oleh Bawono (2010). Penelitian tersebut
dilakukan untuk mengetahui perencanaan yang strategis dalam Dinas
Pertolongan Anak di Ameriks Serikat. Hasilnya Dinas Pertolongan Anak
melakukan perencanaan strategis dengan mengembangkan 5 (lima) hal utama,
adalah sebagai berikut:

I. Implementasi Rencana
Tahapan ini merupakan dasar dari orientasi manajemen yang
ditetapkan, pada implementase rencana tujuan dan objektif yang
disusun untuk mengevaluasi kinerja dari Dinas Pertolongan Anak.
II. Indikator Kinerja
Indikator kinerja sepakat untuk disusun dalam rangka menilai
kesulitan dalam mengumpulkan data memprogram ulang sistem
otomatisasi.
III. Reformasi Kesejahteraan
IV. Kesepakatan Kinerja
V. Pemeriksaan (audit)

Dalam mengelola organisasi sektor publik tidak bisa hanya melalui satu
pendekatan saja yaitu pendekatan top down (yang lebih bersifat formal ) atau
bottom up (yang lebih fleksibel dan partisipatif) saja, melainkan harus
mengombinasikan keduanya dalam melakukan perencanaan strategis.

Proses pengendalian manajemen sektor publik dapat dilakukan melalui


komunikasi formal dan informal mardiasmo (2009: 50) menjelaskan bahwa
komunikasi formal terdiri atas aktivitas formal organisasi, yang meliputi:

1. Perumusan strategi;
2. Perencanaan strategis
3. Penganggaran;
4. Operasionalisasi anggaran;
5. Evaluasi kerja;

7
Sedangkan,komunikasi informal melalui komunikasi langsung , pertemuan
informal, diskusi, atau melalui metode management by walking around.

PERUMUSAN STRATEGI

Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung jawab manajemen puncak di


dalam proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target (outcome), arah dan
kebijakan, serta strategi organisasi. Hasil perumusan strategi bersifat permanen
dan berjangka panjang, dari 4 tahunan bahkan sampai 25 tahun.

Perumusan strategi menghasilkan strategi global/makro yang disebut corporate


level strategy. Kemudian diturunkan menjadi strategi yang lebih mikro dalam
bentuk program, kegiatan, atau proyek yang dikenal dengan unit business level
strategy. Untuk melaksanakan program tersebut diperlukan anggaran dan pusat
pertanggung jawaban dalam bentuk unit-unit kerja sebagai alat perencanaan dan
pengendalian anggaran.

Salah satu metode untuk menentukan strategi adalah dengan analisis SWOT
yang menganalisis faktor internal organisasi yang menjadi kekuatan dan
kelemahan (core comperetence) dan memperhitungkan faktor eksternal berupa
ancaman dan peluang. Analisis SWOT merupakan salah satu alat dalam
manaemen strategis untuk menentukan kekuatan (strenght), kelemahan
(weakness), kesempatan (opportunity), dan ancaman (threat) dalam organisasi.
Analisis SWOT diperlukan untuk menentukan strategi terbaik bagi organisasi
agar dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.

Kadangkala manajer menghadapi masalah dalam menerapkan analisis SWOT


seperti:

1. The missing link problem, masalah ini timbul karena hilangnya unsur
keterikatan, yaitu gagalnya menghubungkan evaluasi terhadap fatktor
internal dan evaluasi terhadap faktor eksternal.
2. The blue sky Problem, masalah ini identik dengan langit biru dimana
langit yang biru selalu membawa kegembiraan karena cuaca yang cerah.
Hal ini menyebabkan pengambil keputusan terkadang teralu cepat dalam

8
menetapkan suatu keputusan tanpa mempertimbangkan ketidakcocokan
antara faktor internal dan faktor eksternal sehingga meremehkan
kelemahan organisasi yang ada dan membesar-besarkan kekuatan
dalam organisasi.
3. The Silver Lining Problem. Masalah yang berkaitan dengan timbulnya
suatu harapan dalam kondisi yang kurang menggembirakan.

4. The All Thing To All People Problem, suatu falsafah dimana pengambil
keputusan cenderung untuk memusatkan perhatian pada kelemahan
organisasinya.

Tahap paling awal dalam manajemen strategis sektorpublik adalah


perencanaan. Perencanaan dimulai dari perumusan strategi. Komponen dasar
perumusan strategi adalah sebagai berikut;

1. Misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen


eksekutif dan memberikan kerangka pengembangan strategi serta target
yan akan dicapai.
2. Analisis atau scanning lingkungan, terdiri atas pengidentifikasian dan

pengukuran faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi; serta

9
kondisi yang harus dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi
organisasi.
3. Profil internal dan audit sumber daya yang mengidentifikasi dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan strategis
4. Perumusan,evaluasi, dan pemilihan strategi.
5. Implementasi dan pengendalian rencana strategis.

Terdapat model langkah milik Bryson (1995), dalam Mardiasmo (2009) untuk
memfasilitasi proses perumusan strategi, yaitu:

1. Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategis;


2. Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi;
3. Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi;
4. Menilai lingkungan eksternal (peluang dan ancaman);
5. Menilai lingkungan eksternal (kekuatan dan kelemahan);
6. Identifikasi isu strategis yang sedang dihadapi organisasi;
7. Perumusan strategi untuk mengelola isu-isu tersebut;
8. Menetapkan visi organisasi untuk msa kedepan.

PERENCANAAN STRATEGI

Perencanaan strategis adalah proses penentuan program, aktivitas, atau proyek


yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi
sumber daya yang akan dibutuhkan. Jika pada tahap perumusan strategi adalah
tahapan (fase) untuk proses menentukan strategi, sedangkan pada tahap
perencanaan strategis lebih pada proses menentukna bagaimana menerapkan
strategi tersebut. Hail pada perencanaan strategis berupa rencana-rencana
strategis dalam bentuk program-program. Organisasi yang tidak memiliki atau
tidak melakukan perencanaan strategis akan mengalami masalah dalam
penganggaran. Misalnya beban kerja anggaran yang tidak seimbang (overload),
tidak tepat sasaran, dan sebagainya.

Perencanaan strategis mensyaratkan pengumpulan informasi secara luas,


eksploratif, alternatif, dan menekankan implikasi masa depan dari keputusan
yang diambil sekarang. Tujuan utama perencanaan strategis adalah untuk

10
meningkatkan komunikasi dan partisipasi, mengakomodasi kepentingan dan nilai
yang berbeda antara manajer puncak dan manajer di level bawah sehingga
memungkinkan tercapainya persetujuan antara kedua pihak tentang strategi
terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini mendorong terwujudnya goal
congruence. Manfaat perencanaan strategis bagi organisasi,antara lain

1. Sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif


2. Sarana memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang
ditetapkan
3. Sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang
optimal
4. Rerangka pelaksanaan short term action
5. Sarana manajemen untuk memahami strategi organisasi secara lebih
jelas
6. Alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi

Perencanaan strategis perlu diterjemahkan dalam bentuk tindakan konkret,


karena itu perlu didukung dengan hal:

1. Struktur pendukung (manajerial maupun political will).


Restrukturisasi dan reorganisasi (institusional reform) didasarkan pada
prinsip:
a. Perubahan struktur organisasi hendaknya dapat meningkatkan
kepastian untuk mencapai strategi yang efektif.
b. Pimpinan eksekutif bertanggung jawab atas pelaksanaan strategis
sampai dengan level yang paling bawah.
c. Lembaga legislator bertanggung jawab secara kolektif untuk
merencanakan strategi.
2. Proses dan Praktik implementasi di Lapangan
Proses dan praktik implementasi di lapangan berkaitan terkait dengan
sistem dan prosedur pengendalian.

3. Kultur organisasi
Kultur organisasi terkait dengan perilaku dan sikap anggota organisasi.

PENGANGGARAN

11
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik
merupakan tahap yang paling dominan. Proses penganggaran di sektor publik
berbeda dengan sektor swasta, terutama adanya pengaruh politik.

PENILAIAN KINERJA

Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja dilakukan dengan cara


menciptakan mekanisme penghargaan (reward) dan sanksi (punishment)
sebagai pendorong pencapaian strategi, tercapainya tujuan organisasi, dan
menciptakan kepuasan setiap individu. Reward dan punishment harus didukung
dengan manajemen kompensasi yang memadai. Manajemen kompensasi
merupakan mekanisme yang penting untuk mendorong dan memotivasi menejer
untuk mencapai tujuan organisasi. Sebaiknya orientasi penilaian kinerja lebih
diarahkan pada pemberian reward. Bentuk reward dapat berupa :

a. Finansial, berupa kenaikan gaji, bonus, dan tunjangan


b. Nonfinansial, berupa pshycological reward. Misalnya promosi jabatan,
penambahan tanggung jawab dan kepercayaan, otonomi yang lebih
besar, penempatan kerja ditempat yang lebih baik, dan pengakuan.
c. Mekanisme sanksi dan hukuman diperlukan untuk kondisi tertentu,
namun orientasi penilaian kinerja hendaknya lebih diarahkan padareward
oriented.

IMPLEMENTASI STRATEGI PADA SEKTOR PUBLIK

Implementasi strategi pada sektor publik tidak bisa lepas dari proses manajemen
strategi. Proses manajemen strategi yang ada pada organisasi perusahaan
(bisnis) antara lain;

1. Menetapkan arah dan misi organisasi

Setiap organisasi mempunyai visi, misi, dan tujuan ini akan menentukan arah
yang akan dituju oleh organisasi. Tanpa adanya visi, misi, dan tujuan maka
kinerja organisai akan mudah dipengaruhi oleh situasi eksternal.

2. Memahami lingkungan internal dan eksternal

12
Tujuan analisis lingkungan adlah untuk dapat mengerti dan memahami
lingkungan organisasi sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara
tepat terhadap setiap perubahan, Selain itu agar manajemen mempunyai
kemampuan merespons berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang
mempunyai pengaruh cukup kuat terhadap organisasi:

a. Lingkungan eksternal
1) Memiliki dua variabel yakni peluan (opportunity) dan ancaman (threats)
2) Terdiri atas dua bagian yaitu lingkungan tugas dan lingkungan umum

b. Lingkungan internal
1) Memiliki dua variabel yakni kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness)
2) Mencakup semua unsur organisasional yang ada di dalam suatu
organisasi seperti struktur organisasi, budaya organisasi, dan sumber
daya.

3. Memformulasikan strategi

Formulasi strategi melibatkan penetapan serangkaian tindakan yang tepat guna


mencapai tujuan organisasi

4. Mengimplementasikan strategi

Mengimplementasikan berarti menggerakan para karyawan dan manajer untuk


menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi tindakan nyata.
Implementasi strategi memerlukan kinerja dan disiplin yang tinggi tetapi juga
diimbangi dengan imbalan yang memadai

5. Mengevaluasi dan mengawasi strategi

Selama organisasi melaksanakan strateginya, organisasi perlu mengamati


hasilnya dan memantau perkembangan baru di lingkungan internal dan
eksternalnya. Pada dasarnya evaluasi strategi mencakup tiga hal, yaitu:

13
a. Me-review faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar bagi strategi
yang sedang berlangsung, menentukan apa yang dikendalikan dan
menetapkan standar.
b. Mengukur kinerja yang telah dilakukan dan membandingkan dengan
standar.
c. Mengambil berbagai tindakan perbaikan evaluasi strategi sangat
diperlukan sebab keberhasilan organisasi dewasa ini tidak menjadi
jaminan keberhasilan organisasi di masa yang akan datang.

Proses manajemen strategis pada organisasi pemerintahan diatur dan tertuang


dalam UU nomor 25 Tahun 2014 tentang sistem perencanaan pembangunan
nasional. Tahapan perencanaan pembangunan nasional, meliputi sebagai
berikut :

1. Tahap penyusunan rencana

Pemerintah merumuskan arah organisasi, sekaligus juga melakukan analisis


SWOT untuk memahami lingkungan internal dan eksternal, pemerintah juga
sekaligus melakukan formulasi strategi.

2. Tahap penetapan rencana

Pada tahap ini lebih pada bagaimana dokumen perencanaan seperti


RPJP,RPJM, dan RKP (daerah) ditetapkan. Sesuai dengan UU nomor 25 tahun
2004, RPJP nasional ditetapkan dengan undang-undang dan RPJP daerah
ditetapkan dengan peraturan daerah.

3. Tahap pelaksanaan rencana

Tahap pelaksanaan rencana merupakan tahap implementasi strategi.


Berdasarkan proses manajemen strategi, tahapan ini disebutkan bahwa
organisasi diharapkan menetapkan atau merumuskan tujuan organisasi tahunan.

4. Tahap evaluasi pelaksanaan rencana

Evaluasi yang dilakukan pada tahap ini adalah berupa evaluasi kinerja dan
evaluasi strategi. Evaluasi kinerja dilakukan untuk membandingkan antara target

14
dengan hasil yang dicapai. Sedangkan evaluasi strategi lebih pada evaluasi
secara keseluruhan dengan memperhatikan perubahan faktor internal dan
eksternal.

Hasil dari evaluasi merupakan bahan untuk penyusunan rencana pembangunan


nasional daerah periode berikutnya. Keempat tahapan perencanaan
pembangunan diatas tentunya perlu didukung dengan data dan informasi yang
akurat dan tepat. Oleh karena itu jika data dan informasi yang dimiliki pemerintah
tidak akurat dan tepat mengakibatkan rencana strategi yang disusun dan
ditetapkan akan salah dan visi, misi, dan tujuan organisasi tidak akan tercapai.

TANTANGAN DI MASA MENDATANG

Tantangan dimasa mendatang dapat diketahui jika kelemahan terhadap


implementasi manajemen strategis pada organisasi sektor publik bisa
diidentifikasi. Kelemahan yang ada selama ini (terutama untuk pemeritah
daerah), adalah lemahnya kualitas perencanaan anggaran daerah (ritonga
2010). Pemerintah daerah cenderung masih menggunakan paradigma lama,
yaitu penusunan program dan kegiatan hanya berdasarkan kebiasn tahun-tahun
sebelumnya dengan penentuan anggaran ang bersifat inkremental. Penentuan
anggaran secara inkremental adalah penentuan besaran anggaran dengan
menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang telah
ada sebelumnya dengan menggunakan data-data tahun sebelumnya sebagai
dasar dan tidak ada kajian yang mendalam erhadap data tersebut.

Masih rendahnya kualitas SDM yang ada dalam organisasi pemerintah serta
belum adanya kesadaran pentingnya pengelolaan data base yang memadai
terutama pada pemerintah daerah, mengakibatkan memperburuk kondisi
lemahnya kualitas perencanaan pembangunan di daerah. Oleh karena itu,
pemerintah daerah perlu menusun ASB untuk membantu memperbaiki kualitas
perencanaan anggaran, serta meningkatkan kualitas SDM dengan pelatihan dan
pembinaan serta sosialisasi kepada aparatur pemerintah dan masyarakat.

15
KESIMPULAN

Manajemen strategi sektor publik merupakan salah satu jalan yang


terbaik untuk mencapai tata kelola yang baik (good governance). Manajeman
strategi sektor publik mengarahkan organisasi sektor publik untuk melakukan
perencanaan manajemen dengan mempertimbangkan dengan baik faktor-faktor
pendukung dan penghambat dalam organisasi melalui salah satu alat
menajemen strategi yaitu ANALISIS SWOT.

16
DAFTAR PUSTAKA

Halim,abdul dan m.syam kusufi. 2017. Teori,Konsep dan Aplikasi Akuntansi


Sektor Publik. Yogyakarta edisi ke 2. Jakarta: Salema Empat

Mardiasmo.2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : CV Andi

Nawawi, Hadari. 2000. Manajemen Stratejik Organisasi Non Profit Di Bidang


Pemerintahan Dengan Ilustrasi Dibidang Pendidikan. Gadjah Mada University
Press : Yogyakarta

17

Anda mungkin juga menyukai