OLEH KELOMPOK V:
AKUNTANSI
2020
PENDAHULUAN
Penerapan manajemen strategis pada kedua jenis organisasi , yaitu sektor publik
dan privat jauh berbeda, karena manajer pada organisasi sektor publik dan
sektor privat beroperasi dalam konteks yang berbedasehingga menciptakan
kendala pada perilaku dan pilihan yang berbeda, perbedaan mendasar yang
terjadi pada kedua jenis organisasi tersebut karena pada organisasi sektor publik
terdapat pemisahan antara penyusun dan pelaksana kebijakan, adanya
reformasi pelayanan, pengaruh yang lebih terbuka pada lingkungan eksternal
dan adanya ekspektasi publik pada organisasi sektor publik. Perbedaan konteks
pada kedua organisasi tersebut (privat dan publik) berhubungan dengan
ketidakpastian lingkungan yang diciptakan oleh oversight body (lembaga
pengawasan), banyak dan bervariasinya pihak yang berkepentingan dan
samarnya sasaran organisasi.
2
PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEGI
Manajemen strategi terdiri atas dua suku kata yang dapay dipilah menjadi kata
“manajemen” dan “strategi”. Definisi manajemen diambilkan dari definisi yang
diungkapkan oleh nawawi (2000:52) yaitu sebagai berikut:
Dari definisi diatas diketahui bahwa unsur-unsur yang ada dalam manajemen
tersebut apabila dijabarkan dalam penjelasan adalah sebagai berikut.
1) Perencanaan (planning)
Suatu organisasi dapat terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja sama
dengan cara yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Perencanaan
sebagai salah satu fungsi manajemen mempunyai beberapa pengertian sebagai
berikut :
3
2) Pengorganisasian (organizing)
3) Pelaksanaan (actuating)
4) Penganggaran (budgeting)
5) Pengawasan (control)
4
Sedangkan kata yang kedua adalah “strategi” yang berasal dari bahasa yunani
strategos atau strategeus yang merupakan kata jamak strategi. Strategos berarti
jenderal, namun dalam yunani kuno sering berarti perwira negara (state officer).
Pendapat yang lain mendefinisikan “strategi” sebagai kerangka kerja(frame
work), teknik dan rencana yangbersifat spesifik atau khusus (rabin dkk., 2000).
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi adalah
proses manajerial yang berisi serangkaian keputusan dan tindakan mendasar
yang ditetapkan oleh manajemen puncak yang berisi visi, misi, sasaran, dan
target organisasi yang dilaksanakan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam
rangka mencapai tujuan organisasi tersebut.
Konteks antara organisasi sektor privat dan sektor publik berhubungan dengan
ketidakpastian lingkungan yang dipengaruhi oleh besarnya peranan oversight
body, banyak dan bervariasinya pihak yang berkepentingan, dan samarnya
organisasi. organisasi sektor publik beroperasi pada kondisi ketidakpastian
lingkungan yang lebih tinggi dibandingkan organisasi sektor privat. Penerapan
5
manajemen strategi sektor privat padasektor publik perlu berhati-hati dan
harusmemperhatikan konteks organisasional diatas.
Menurut untoro (2010) lingkungan organisasi sektor publik dipengaruhi oleh tiga
faktor: pasar, kendala yang dihadapi, dan pengaruh politik. Faktor pasar
berkaitan dengan faktor pendanaan. Pasar pada organisasi sektor privat
ditentukan oleh organisasi yang bersangkutan dengan mendasarkan pada
perilaku pembelian konsumen, sedangkan pasar pada organisasi sektor publik
memiliki motif tidak mencari keuntungan, namun lebih berorientasi pada
pelayanan publik sehingga organisasi sektor publik lebih banyak tidak
menggantungkan diri pada konsumennya (kliennya) untuk mendapatkan bantuan
keuangan. Sumber pendanaan pada organisasi sektor publik adalah lebih
banyak dari pajak yang merupakan bentuk dari subsidi publik.
Tingginya tekanan dan pengaruh politik karena ketergantungan yang tinggi pada
oversight body, menyebabkan organisasi sektor publik menghadapi banyak
kendala. Kendala ini muncul dari ketergantungan organisasi sektor publik
terhadap satu sponsor yaitu oversight body, sehingga otonomi dan fleksibilitas
terbatasi. Otonomi dan fleksibilitas yang terbatas disebabkan etiap program dan
kegiatan (yang berdampak pada dana publik yang dikelola atau anggaran) harus
mendapat persetujuan dari oversight body. Untuk mengatasi hal tersebut agar
kontinuitas organisasi dapat berjalan maka manajemen organisasi menyiapkan
skenario pengelolaan organisasi yang fleksibel (Ring dan Perry, 1985; dalam
untoro, 2010).
6
Penelitian lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Kilimurray dkk,
dalam Rabin dkk. (2000), yang dikutip oleh Bawono (2010). Penelitian tersebut
dilakukan untuk mengetahui perencanaan yang strategis dalam Dinas
Pertolongan Anak di Ameriks Serikat. Hasilnya Dinas Pertolongan Anak
melakukan perencanaan strategis dengan mengembangkan 5 (lima) hal utama,
adalah sebagai berikut:
I. Implementasi Rencana
Tahapan ini merupakan dasar dari orientasi manajemen yang
ditetapkan, pada implementase rencana tujuan dan objektif yang
disusun untuk mengevaluasi kinerja dari Dinas Pertolongan Anak.
II. Indikator Kinerja
Indikator kinerja sepakat untuk disusun dalam rangka menilai
kesulitan dalam mengumpulkan data memprogram ulang sistem
otomatisasi.
III. Reformasi Kesejahteraan
IV. Kesepakatan Kinerja
V. Pemeriksaan (audit)
Dalam mengelola organisasi sektor publik tidak bisa hanya melalui satu
pendekatan saja yaitu pendekatan top down (yang lebih bersifat formal ) atau
bottom up (yang lebih fleksibel dan partisipatif) saja, melainkan harus
mengombinasikan keduanya dalam melakukan perencanaan strategis.
1. Perumusan strategi;
2. Perencanaan strategis
3. Penganggaran;
4. Operasionalisasi anggaran;
5. Evaluasi kerja;
7
Sedangkan,komunikasi informal melalui komunikasi langsung , pertemuan
informal, diskusi, atau melalui metode management by walking around.
PERUMUSAN STRATEGI
Salah satu metode untuk menentukan strategi adalah dengan analisis SWOT
yang menganalisis faktor internal organisasi yang menjadi kekuatan dan
kelemahan (core comperetence) dan memperhitungkan faktor eksternal berupa
ancaman dan peluang. Analisis SWOT merupakan salah satu alat dalam
manaemen strategis untuk menentukan kekuatan (strenght), kelemahan
(weakness), kesempatan (opportunity), dan ancaman (threat) dalam organisasi.
Analisis SWOT diperlukan untuk menentukan strategi terbaik bagi organisasi
agar dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
1. The missing link problem, masalah ini timbul karena hilangnya unsur
keterikatan, yaitu gagalnya menghubungkan evaluasi terhadap fatktor
internal dan evaluasi terhadap faktor eksternal.
2. The blue sky Problem, masalah ini identik dengan langit biru dimana
langit yang biru selalu membawa kegembiraan karena cuaca yang cerah.
Hal ini menyebabkan pengambil keputusan terkadang teralu cepat dalam
8
menetapkan suatu keputusan tanpa mempertimbangkan ketidakcocokan
antara faktor internal dan faktor eksternal sehingga meremehkan
kelemahan organisasi yang ada dan membesar-besarkan kekuatan
dalam organisasi.
3. The Silver Lining Problem. Masalah yang berkaitan dengan timbulnya
suatu harapan dalam kondisi yang kurang menggembirakan.
4. The All Thing To All People Problem, suatu falsafah dimana pengambil
keputusan cenderung untuk memusatkan perhatian pada kelemahan
organisasinya.
9
kondisi yang harus dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi
organisasi.
3. Profil internal dan audit sumber daya yang mengidentifikasi dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan strategis
4. Perumusan,evaluasi, dan pemilihan strategi.
5. Implementasi dan pengendalian rencana strategis.
Terdapat model langkah milik Bryson (1995), dalam Mardiasmo (2009) untuk
memfasilitasi proses perumusan strategi, yaitu:
PERENCANAAN STRATEGI
10
meningkatkan komunikasi dan partisipasi, mengakomodasi kepentingan dan nilai
yang berbeda antara manajer puncak dan manajer di level bawah sehingga
memungkinkan tercapainya persetujuan antara kedua pihak tentang strategi
terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini mendorong terwujudnya goal
congruence. Manfaat perencanaan strategis bagi organisasi,antara lain
3. Kultur organisasi
Kultur organisasi terkait dengan perilaku dan sikap anggota organisasi.
PENGANGGARAN
11
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik
merupakan tahap yang paling dominan. Proses penganggaran di sektor publik
berbeda dengan sektor swasta, terutama adanya pengaruh politik.
PENILAIAN KINERJA
Implementasi strategi pada sektor publik tidak bisa lepas dari proses manajemen
strategi. Proses manajemen strategi yang ada pada organisasi perusahaan
(bisnis) antara lain;
Setiap organisasi mempunyai visi, misi, dan tujuan ini akan menentukan arah
yang akan dituju oleh organisasi. Tanpa adanya visi, misi, dan tujuan maka
kinerja organisai akan mudah dipengaruhi oleh situasi eksternal.
12
Tujuan analisis lingkungan adlah untuk dapat mengerti dan memahami
lingkungan organisasi sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara
tepat terhadap setiap perubahan, Selain itu agar manajemen mempunyai
kemampuan merespons berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang
mempunyai pengaruh cukup kuat terhadap organisasi:
a. Lingkungan eksternal
1) Memiliki dua variabel yakni peluan (opportunity) dan ancaman (threats)
2) Terdiri atas dua bagian yaitu lingkungan tugas dan lingkungan umum
b. Lingkungan internal
1) Memiliki dua variabel yakni kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness)
2) Mencakup semua unsur organisasional yang ada di dalam suatu
organisasi seperti struktur organisasi, budaya organisasi, dan sumber
daya.
3. Memformulasikan strategi
4. Mengimplementasikan strategi
13
a. Me-review faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar bagi strategi
yang sedang berlangsung, menentukan apa yang dikendalikan dan
menetapkan standar.
b. Mengukur kinerja yang telah dilakukan dan membandingkan dengan
standar.
c. Mengambil berbagai tindakan perbaikan evaluasi strategi sangat
diperlukan sebab keberhasilan organisasi dewasa ini tidak menjadi
jaminan keberhasilan organisasi di masa yang akan datang.
Evaluasi yang dilakukan pada tahap ini adalah berupa evaluasi kinerja dan
evaluasi strategi. Evaluasi kinerja dilakukan untuk membandingkan antara target
14
dengan hasil yang dicapai. Sedangkan evaluasi strategi lebih pada evaluasi
secara keseluruhan dengan memperhatikan perubahan faktor internal dan
eksternal.
Masih rendahnya kualitas SDM yang ada dalam organisasi pemerintah serta
belum adanya kesadaran pentingnya pengelolaan data base yang memadai
terutama pada pemerintah daerah, mengakibatkan memperburuk kondisi
lemahnya kualitas perencanaan pembangunan di daerah. Oleh karena itu,
pemerintah daerah perlu menusun ASB untuk membantu memperbaiki kualitas
perencanaan anggaran, serta meningkatkan kualitas SDM dengan pelatihan dan
pembinaan serta sosialisasi kepada aparatur pemerintah dan masyarakat.
15
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17